cover
Contact Name
Imam Sujono
Contact Email
imamsujono.shi@gmail.com
Phone
+6281330629291
Journal Mail Official
journalkeislaman@gmail.com
Editorial Address
STAI Taruna Surabaya Alamat : Jl. Mejoyo I No.2, Kali Rungkut, Kec. Rungkut, Kota SBY, Jawa Timur 60293 journalkeislaman@gmail.com
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
JURNAL KEISLAMAN
ISSN : 20897413     EISSN : 27227804     DOI : https://doi.org/10.54298/jk
Jurnal Keislaman: adalah Jurnal STAI Taruna Surabaya yang diterbitkan dua kali, bulan maret dan september, berisi kajian-kajian keislaman baik dalam bidang pendidikan, hukum, politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.
Articles 130 Documents
MENGEMBANGKAN KAPASITAS GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (PENDAMPINGAN DI MI AL HIDAYAH MARGOREJO SURABAYA) Lailatu Zahroh; Lailatul Choiriyah
Jurnal Keislaman Vol. 4 No. 2 (2021): Jurnal Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54298/jk.v4i2.3335

Abstract

Capacity building is a process that occurs within the community itself.Outsiders cannot develop people, organizations, or communities, but it is the people,organizations or communities themselves who can develop themselves. Outsiders canonly support by facilitating the process to accelerate their development, and help findaccess to the resources and inputs needed .Currently, improving the quality of learning isthe dream of all teachers. The existence of an active role from all components willrealize learning that is truly quality and also of high quality. The quality of learning canbe realized and achieved when teachers are able to, among others, boost students'learning motivation. Motivation is a psychological condition that encourages someone todo something. Ibtidaiyah madrasas in the city of Surabaya, the majority of their learningquality is still far from expectations; and this is due to the low capacity of teachers.Thus,mentoring at MI Al Hidayah Margorejo Surabaya to develop teacher capacity inincreasing students' learning motivation is urgent and significant in order to equip themto be later applied in learning activities for the convenience of achieving competence forstudents. This assistance can contribute in the form of developing teacher capacity inincreasing student learning motivation at MI Al Hidayah Margorejo Surabaya.
POTENSI ZAKAT SEBAGAI FILANTROPI ISLAM DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI Lia Istifhamah
Jurnal Keislaman Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54298/jk.v1i1.3343

Abstract

Pengelolaan zakat yang selama ini telah dilakukan oleh badan amil zakatsecara keseluruhan belum maksimal sehingga syiar Islamnya pun belum mampumelakukan perubahan paradigma masyarakat khususnya umat Islam. Yang perludilakukan lebih intens oleh BAZ/ LAZ adalah klasifikasi dan pengelompokan sasaranpenerima zakat, yaitu kelompok mustahiq yang sesuai untuk menerima zakat produktifdan mustahiq yang hanya bisa diberi zakat konsumtif (untuk memenuhi kebutuhan seharihari).Sehingga implementasi dari dakwah Islam melalui zakat sebagai pemberdayaanekonomi masyarakat bisa optimal. Pemerintah harus sesegera mungkin untuk melakukanrevisi UU tentang Zakat yang mencakup prosedur pengelolaan Zakat, regulasi zakatsebagai pengurang pajak, pembentukkan departemen/ direktorat zakat yang bersinergidengan lembaga keuangan/ Ditjen Pajak.
PENDIDIKAN KELUARGA BERBASIS GENDER PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Akhmad Fadli
Jurnal Keislaman Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54298/jk.v1i1.3345

Abstract

Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia dimana pendidikan memiliki cakupan yang luas. Pendidikan mencakup semua pengalaman yang ada setiap fikiran manusia. Pendidikan lebih menekan dalam hal praktek yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar, selain itu Pendidikan juga terfokus pada pemikiran mengenai pendidikan. Mengingat pentingnya pendidikan peranan orang tua dalam pendidikan keluarga juga sangat penting, dimana semua pengetahuan dan pengalaman anak, baik melalui penglihatan, pendengaran, ataupun tingkah laku yang berasal dari orang tua akan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak, untuk itu diharapkan orang tua harus mampu mendidik anak- anaknya, dan keberhasilan anak dalam masa depannya tergantung dari bagaimana cara orang tua memberikan pendidikan. Demikian pula dengan Bias Gender yang ada dalam keluarga sangat berdampak bagi psikologis anak dalam kehidupannya di masa yang akan datang. Dengan demikian untuk keberhasilan pendidikan dalam keluarga harus didukung oleh pendidikan agama Islam sebagai modal pembentukan karakter yang menghargai peedaan gender, dan orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik dan mengarahkan anak-anaknya, karena apabila dalam satu keluarga tersebut terjadi bias gender maka hal ini akan sangat berpengaruh pada pola pikir anak-anaknya dimasa yang akan datang.
PEMBANGUNAN KESATUAN DOGMA DAN POLITIK DALAM PIAGAM MADINAH A. Miftahul Amin
Jurnal Keislaman Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54298/jk.v1i1.3347

Abstract

Perkembangan suatu masyarakat tidak terlepas dari sistem norma dalammasyarakat itu, seperti Islam, Kristen, ataupun Yahudi, dari awal perjalanannyatidak terlepas dari sistem norma dalam instrumen wahyu dan instrumen kerasulanyang didalamnya terdapat prinsip-prinsip ajaran agama, sistem sosial, budaya danpolitik yang terimplementasi dalam interaksi sosial yang melekat dalam suatuwilayah, dari sistem sosial inilah maka akan melahirkan sistem prilaku. Dengandemikian perbedaan dogma yang menjadi norma dalam suatu masyarakat akanmelahirkan prilaku politik dan sosial yang berbeda-beda.Berangkat dari pemikiran diatas memunculkan suatu asumsi baru, bahwaperbedaan suatu dogma akan melahirkan perbedaan dalam sistem sosial dansistem politik seperti yang disaksikan dalam perkembangan sosial dan politik dariberbagai negara. penelitian ini ingin menunjukkan bahwa perbedaan dogma dalamsistem sosial dan sistem politik mampu melahirkan kesatuan dalam praktek politikdalam suatu negara. Hal ini yang mengispirasi penulis untuk mengkaji PiagamMadinah sebagai suatu konstitusi bagi masyarakat yang berbeda-beda dalamdogma, tetapi mampu membangun suatu sistem politik (negara) dalam kesatuanpraktek-praktek politik. Bagaimana perbedaan dogma melahirkan kesatuan dalamPiagam Madinah ?, Nilai-nilai apa saja yang menjadi pijakan masyarakat dalamPiagam Madinah ?, Bagaimana proses pembangunan wawasan kebangsaan dalamPiagam Madinah ?.Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research). Datadikumpulkan dari berbagai literatur, baik yang bersumber dari perpustakaanmaupun dari internet (website) yang berhubungan dengan Dogma dan Politikdalam Piagam Madinah. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yakni data dogma dan politikdalam Piagam Madinah, disusun sesuai dengan fokus penelitian dan dianalisadengan teori yang memiliki korelasi. Pendekatan dalam penelitian ini adalahnormatif-filosofis yakni data di relevansikan dengan teks teori motif dan teoriMaqasid Syariah.Hasil penelitian ini adalah, Pertama, Proses Pembangunan Kesatuandalam perbedaan dogma dan politik dalam Piagam Madinah diawali dariMuhammad Rasulullah untuk pertama kali mendapat pengakuan sebagaipemimpin dan kelompok penduduk Madinah pada Baiat 'Aqabat Pertama (621 M)dan Baiat 'Aqaba/ Kedua (622 M). Dalam ikrar baiat itu, selain pengakuantersebut dan keimanan kepada beliau sebagai Rasul Allah serta penerimaan Islamsebagai. agama mereka, terdapat juga pernyataan kesetiaan, ketaatan, danpenyerahan kekuasaan kepada beliau. Posisinya ini kemudian menjadi kuatsetelah di Madinah. Ini tampak dalam langkah beliau yang mampu mengendalikanorang-orang Islam Muhajirin dan Ansar secara nyata dan efektif denganmempersaudarakan mereka dan membuat kesepatakan dengan suku, agama yangada di dalam Masyarakat Madinah yang disebut Piagam Madinah. Langkah inilahsejalan dalam teori motif bahwa Mihammad Rasulullah bergabung dalam suatumasyarakat, kostruk pemikiran sejalan dengan Rasulullah yang sesuai denganprinsip-prinsip Islam untuk masa depan masarakat yang mempunyai satu kesatuandengan pencapaian Piagam madinah, maka dari situlah lahir prilaku yang sejalandengan konstruk pemikiran yang dibawa oleh Muhammad SAW.Kedua, Nilai-nilai yang menjadi pijakan masyarakat dalam pembentukanPiagam Madinah yang paling mendasar adalah hak atas kebebasan beragama, hakatas persamaan di depan hukum. hak untuk hidup, dan hak memperoleh keadilan.Sedangkan secara keseluruhan nilai-nilai dalam Piagam Madinah dalampembangunan politik pemerintahan adalah pembentukan umat, hak asasi manusia,persatuan seagama, persatuan segenap warga negara, melindungi golonganminoritas, mengatur warga negara, melindungi negara, pimpinan negara, politikperdamaian, dan kesepakatan bersama. Hal ini sejalan dengan teori MaqasidSyariah yang bersifat daruriyat (keniscayaan) yaitu perlindungan agama, perlindungan jiwa, perlindungan harta, perlindungan akal, perlindunganketurunan.Ketiga, Masyarakat Madinah merupakan komunitas heterogen yang terdiriatas berbagai suku, kepercayaan dan agama. Perselisihan dan perang saudara sertaperang antarsuku menjadi pemandangan biasa dalam kehidupan sehari-hari. Padaintinya, saat itu kota Madinah tengah dilanda kekacauan sosial-politik. Dalamkonteks demikianlah, Piagam Madinah dibuat dan lahir dari tangan MuhammadSAW yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama. Piagam ini menjadi naskahbersama suku-suku yang ada dalam kota Madinah yang memuat berbagaiperjanjian untuk hidup bersama, berdampingan, saling menghormati dan jugasaling menjaga. Dengan naskah Piagam Madinah tersebut, realitas sejarahmenunjukkan bahwa Muhammad SAW berhasil secara gemilang menyatukanberbagai perbedaan dalam masyarakat Madinah sehingga terbentuklah wawasankebangsaan dalam keberagaman agama.
ANTARA BUNGA BANK DENGAN RIBA DALAM PERSPEKTIF PANDANGAN AL-QUR’AN Nasiri Nasiri
Jurnal Keislaman Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54298/jk.v1i1.3348

Abstract

Bunga bank sangat erat dengan konsep riba. Riba dibicarakan oleh al-Qur’an melalui empat tahapan, mirip dengan pertahapan pengharaman khamr (minuman keras). Tahap pertama sekedar menggambarkan adanya unsur negatif, yaitu surat al-Rum ayat 39. Kemudian disusul dengan isyarat tentang keharamannya (QS. Al-Nisa’: 161). Selanjutnya pada tahap ketiga, secara tegas dinyatakan keharaman salah satu bentuknya, yaitu yang berlipat ganda (QS. Ali 'Imran: 130). Terakhir, pengharaman total dan dalam berbagai bentuknya yaitu pada QS. Al-Baqarah 275-279. Islam melarang bunga bank (riba) dengan beberapa alasan, antara lain: pertama, karena Allah dan Rasul-Nya melarang atau mengharamkannya. Kedua, karena bunga bank menghendaki pengambilan harta orang lain dengan tidak ada imbalannya (batil). Ketiga, dengan melakukan praktik ‘membungakan” uang, orang menjadi malas berusaha yang sah menurut shara'. Keempat, bila praktik ini sudah mendarahdaging pada seseorang, maka orang tersebut lebih suka beternak uang, karena ternak uang akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pada dagang dan dikerjakan dengan tidak susah payah. Kelima, membungakan uang menyebabkan putusnya perbuatan baik terhadap sesama manusia dengan cara hutang-piutang atau menghilangkan faidah hutang-piutang, maka riba lebih cenderung memeras orang miskin daripada menolong orang miskin.
KONSEP MASLAHAH MENURUT IMAM MALIK DAN ALTUFI (STUDI KOMPARATIF TENTANG MASLAHAH IMAM MALIK DAN NAJM AL-DIN AL-TUFI) Imas Setiyawan
Jurnal Keislaman Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54298/jk.v3i1.3350

Abstract

Among the sources of Islamic law which is still disputed by scholars’ argumentis maslahah. Some scholars reject it, but most agree make maslahah as one of the sources of Islamiclaw in matters of ijtihad. Imam Malik considered as a pioneer scholar who makes maslahah as onesource of law ijtihadnya. His view was followed by the scholars 'other, one of whom is Najm al-Din al-Tufi, a cleric' Hambali. However, the twoleaders of thought are not the same, even in certaincases the difference is very sharp, although in certain parts have in common. In the view of Malik,maslahah serve as asource of Islamic law in matters which are not discussed formallyby nas and ijma ', butmust not conflict with the spirit of the passage as a whole. In contrast, al-Tufi maslahahgood use in the problem discussed by nat/ijma ', or not. As for the area applicationsmaslahah, both agree that that maslahah only be used in matters mu'amalah.
STRATEGI PENDAMPINGAN IBU DALAM MASA PENDIDIKAN ANAK Achmad Acmad
Jurnal Keislaman Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54298/jk.v1i1.3353

Abstract

Strategi yang dipakai oleh ibu-ibu di Sekolah Al-Mu’tadil di DesanTenggun Dejeh Kecamatan Kelampis dalam masa pendidikan anak khususnyaanak pada masa sekolah dasar adalah meluangkan waktu bersama anak, menjaditeman belajar anak, menerapkan peraturan keluarga, memberikan hadiah danmembiarkan anak bermain. Manfaat dari dalam implementasi pendampingan yangmereka lakukan adalah menambah rasa percaya diri, tidak malu bertanya, mandiri,dan semangat dalam pada anak. Kendala-kendala yang sering mereka temukandalam proses pendampingan adalah keterbatasan pengetahuan ibu akan pelajarananak mereka dan kesibukan ibu yang menyita waktu untuk selalu mendampingianak.
KARAKTERISTIK PEMIKIRAN USUL AL-FIQH IMAM AL-GHAZALI DALAM KITAB AL-MUSTASFA MIN ‘ILM AL-USUL Ihasan Ihasan
Jurnal Keislaman Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54298/jk.v1i1.3355

Abstract

Imam al-Ghazali is a writer and thinker encyclopedic. The work of al-Ghazali covers a wide range of scientific branches of Islam. Theology, philosophy,tasawwuf and jurisprudence (fiqh). Al-Ghazali describes the scientific conception ofusulal-fiqh, including definition of usul al-fiqh. Its position in the structure andscope os Islamic scholarship. Al-Ghazali defines the usul al-fiqh as a science thatexamines the sources (orgins) law, the terms of validity and model, structure andmethod of oppointment to the law. Usul al-fiqh as defined is a noble thought is ascience because it has the potential of combining reason and revelation. Disciplineis explicitly different from the science of kalam (theology) which is “kulli” anIslamic science that is particular, because it is concerted is a discussion on the legalarguments of personality. It’s as tafsir, hadith, and tasawwuf. In hierarchic usulalfiqhunder the umbrella of theology.
SEJARAH HADITS MAWDU’ DALAM MUSTALAHUL HADITS Abdullah Abdullah
Jurnal Keislaman Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54298/jk.v1i1.3356

Abstract

Para ulama’ berbeda pendapat tentang kapan mulai terjadinya pemalsuanhadis, orang telah memalsukan berbagai hadis dengan motif dan tujuan yang berbedabeda,Terlebih untuk kepentingan-kepentingan tertentu orang bisa dan berani untukmembuat hadis palsu. Pengertian hadis secara istilah adalah Hadis yang disandarkankepada rasulullah SAW Secara dibuat-buat dan dusta, padahal beliau tidakmengatakan berbuat ataupun menetapkannya. Mempergunakan hadis maudu’ itu batal,dan haram meriwayatkannya kecuali terpaksa atau mengerjakan hadis itu kepada ahliilmu pengetahuan untuk diteliti. Berdasarkan data sejarah yang ada, pemalsuan hadistidak hanya dilakukan oleh orang-orang islam tetapi juga dilakukan oleh orang-orangnon islam dengan berbagai macam motif dan kepentingan anatara lain Pertentanganpolitik, usaha kaum zindik, fanatic terhadap bangsa dan suku, mempengaruhi kaumawam dan lain sebagainya.
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PERSPEKTIF KH. ABDURRAHMAN WAHID Achmad Acmad
Jurnal Keislaman Vol. 1 No. 2 (2018): Jurnal Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54298/jk.v1i2.3361

Abstract

Pendidikan Islam merupakan sistem yang diselenggarakan dengan hasrat untuk mengajarkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kegiatan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan Islam menurut KH. Abdurrahman Wahid. Dalam penelitian kepustakaan ini digunakan metode teknik analisa data kualitatif yaitu analisa data reflektif thinking, yaitu teknik analisa data dengan dengan proses pemikiran hilir mudik. dan sebagai hasil dari penelitian ini sebagai beikut, Gus Durberpendapatbahwapendidikan Islam adalah proses penanaman nilai-nilai Islam pada diri seseorang dengan cara dan sistem tertentu, sehingga terus berkembang sesuai tuntunan zaman tanpa meninggalkan tradisi umat yang telah dilakukan sejak dahulu. Salah satu metode yang digunakan beliau adalah keberagaman atau variasi, mengingat penduduk Indonesia yang majemuk secara geografis, sehingga selalu berbeda dalam menggunakan metode pendidikan Islam. Pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur bertujuan untuk memanusiakan manusia, karena sebagai wahana dalam memerdekakan dan pembebasan manusia, sedangan kurikulum pendidikan Islam menurut Gus Dur sebagai berikut : Pertama, orientasi pendidikan harus lebih ditekankan pada afektif dan psikomotorik, kedua, dalam proses mengajar, guru harus mengembangkan proses pembentukan karakter kemandirian, tanggungjawab, kreatif, dan inovatif pada peserta didik, ketiga, guru harusbenar-benar memahami makna pendidikan dalam arti luas, tidak hanya transfer of knowledge saja, melainkan juga harus mengikuti transfer of value and skill dan pembentukan karakter. Gus Dur menilai proses lebih penting dari pada hasil.

Page 4 of 13 | Total Record : 130