cover
Contact Name
Putri Retnosari
Contact Email
putriretno92@gmail.com
Phone
+628977367654
Journal Mail Official
jurnalmetalanguge@gmail.com
Editorial Address
http://jurnal.ikipwidyadarmasurabaya.ac.id/index.php/metalanguage/about/editorialTeam
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Metalanguage: Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia
ISSN : 27989542     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Metalanguage adalah jurnal ilmiah yang memuat artikel-artikel bidang bahasa dan sastra Indonesia yang berasal dari hasil penelitian, telaah ilmiah dan kajian pustaka yang ditambah dengan penerapan pemikiran pada kasus-kasus tertentu. Ruang lingkup topik meliputi: 1) Bahasa Indonesia untuk Orang Asing, Bahasa Indonesia, Pengajaran Bahasa Indonesia; (2) Linguistik; (3) Linguistik Terapan, dan; (4) Kajian Filsafat Bahasa (5) Ilmu dan Pengajaran Sastra. Artikel dapat ditulis dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Articles 24 Documents
PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA GRICE NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE moch.hendy bayu p
Metalanguage: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 01 Maret (2021): Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP WIDYA DARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.253 KB) | DOI: 10.56707/jmela.v1i01/2021/03.12

Abstract

Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang kemudian lazim digunakan oleh sekelompok orang untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Bahasa sebagai alat utama untuk berkomunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses berbahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji maksud dan tujuan penutur yang terkandung secara eksplisit di balik dialog antartokoh dalam novel tersebut dari tinjauan ilmu pragmatik. Dalam analisis wacana dari tinjauan pragmatik ini, penulis dapat menelaah hubungan tindak tutur dengan konteks, waktu, keadaan atau hubungan pemakai bahasa (penutur dan mitar tutur), serta hubungan makna dalam wacana dengan situasi ujaran. Sebagai bentuk pemakaian bahasa, dialog-dialog dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye ini selalu terikat dengan konteks dan situasi yang melingkupinya. Pemakaian bahasa tidak pernah terlepas dari fungsi dan tujuan bahasa itu yang digunakan dalam proses komunikasi antar tokoh dalam percakapan maupun untuk berinteraksi dengan pembaca. Setiap ujaran yang diucapkan oleh setiap tokoh pasti memiliki maksud dan tujuan yang mungkin tidak secara eksplisit disampaikan dalam novel tersebut.
TRADISI TEMANTEN KUCING MASYARAKAT DESA PALEM TULUNGAGUNG DALAM PERSPEKTIF AKSIOLOGI MAX SCHELER Putri Retnosari
Metalanguage: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 01 Maret (2021): Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP WIDYA DARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.723 KB) | DOI: 10.56707/jmela.v1i01/2021/03.13

Abstract

Masyarakat Indonesia di setiap daerah memiliki kekayaan pengetahuan lokal yang biasa disebut dengan kearifan lokal. Kearifan lokal sebagai salah satu alat perekat suatu bangsa saat ini sangat diperlukan. Akan tetapi, beberapa kearifan lokal di daerah satu persatu mulai memudar. Hal ini dikarenakan arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang semakin deras kehadirannya membuat kearifan lokal menjadi terlupakan. Penelitian ini penting dilakukan di tengah krisis persatuan bangsa dan krisis nilai ketuhanan setiap individu. Sebab, melalui kearifan lokal di setiap daerah dapat mengeratkan kembali persatuan antar warga dan dapat menumbuhkan jiwa-jiwa Pancasilais kembali. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis makna tradisi temanten kucing masyarakat desa Palem Tulungagung. Menganalisis objektivisme Max Scheler terhadap nilai-nilai tradisi temanten kucing masyarakat desa Palem Tulungagung.
REPRESENTASI HIPEREALITAS DALAM BAHASA IKLAN DITINJAU DARI PEMIKIRAN JOHN LANGSHAW AUSTIN Fadhila Ramadhani
Metalanguage: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 01 Maret (2021): Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP WIDYA DARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.391 KB) | DOI: 10.56707/jmela.v1i01/2021/03.14

Abstract

Iklan merupakan suatu media promosi produk yang kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Iklan menampakkan diri dalam bentuk yang beragam seperti digital, cetak, dan elektronik. Iklan dan bahasa iklan senantiasa berhubungan satu sama lain. Penelitian ini berlatarbelakang fenomena hiperealitas yang dibangun meallui bahasa iklan. Penelitian ini mengangkat permasalahan yang terdapat di dalam bahasa iklan seperti mengungkapkan bentuk-bentuk kalimat iklan yang tidak memenuhi standar kaidah logis serta tidak menimbulkan konsekuensi praktis secara signifikan. Penelitian ini juga bertujuan mengungkapkan filsafat tersembunyi yang terdapat di dalam bahasa iklan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan mengacu pada buku Qualitative and Inquiry Research Design karya John W. Cresswell. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan dengan objek material bahasa iklan dan objek formal teori tindakan bahasa tokoh John Langshaw Austin. Adapun metode pemilihan sampel iklan dalam penelitian ini diakukan dengan teknik purposive sampling yakni melakukan pengambilan serta pemilihan sampel penelitian berdasarkan tujuan dan tema penelitian. Hasil dari penelitian ini terdiri dari tiga poin. Pertama, ditemukan ragam kalimat iklan yang dapat diklasifikasikan ke dalam kategori lokusi, ilokusi, dan perlokusi menurut teori tindak bahasa John Langshaw Austin. Kedua, mengungkapkan makna tersembunyi di balik slogan iklan. Ketiga, mengungkapkan bentuk-bentuk hiperealitas yang dibangun melalui bahasa iklan. Kesimpulan dari penelitian ini, setelah bahasa iklan dalam penelitian ini diklasifikasikan ke dalam tiga kategori teori tindakan bahasa Austin, kemudian dapat diketahui makna tersembunyi yang terkandung di dalam bahasa iklan. Masyarakat hendaknya memahami bentuk bahasa iklan dengan senantiasa menghadirkan kesadaran kritis. Dengan begitu, masyarakat dapat menyaring dan mencerna beragam bentuk iklan yang ada di sekitarnya serta masyarakat diharapkan memiliki kemampuan untuk mengetahui kebenaran yang tertutup oleh hiperealitas bahasa iklan.
FALSE CONSCIOUSNESS IN IMBOLO MBUE’S BEHOL THE DREAMERS Moch. Syaiful Anwar
Metalanguage: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 01 Maret (2021): Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP WIDYA DARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.921 KB) | DOI: 10.56707/jmela.v1i01/2021/03.15

Abstract

ABSTRACT: The research which entitled as False Consciousness in Imbolo Mbue’s Behold the Dreamers reports a study of false consciousness found in two main characters. The data are taken from the characters in the novel who pursue their dreams in America as an immigrant. This research aims to find how the characters’ false consciousness depicted in the novel. The method used in this research is descriptive qualitative. This research finds the false consciousness depicted toward the characters in pursuing American dream. The research shows that false consciousness is experienced by the two immigrants to achieve their dreams in America but they are failed to gain material wealth since their belief appears only to have a power to compete others’ point of view about their class structure.
KAJIAN LINGUISTIK DALAM AL-QUR’AN DAN TASAWUF (Perkembangan Ajarannya di Indonesia) Jamaluddin M. Marki
Metalanguage: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 01 Maret (2021): Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP WIDYA DARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.436 KB) | DOI: 10.56707/jmela.v1i01/2021/03.16

Abstract

Tasawuf (sufisme) adalah suatu falsafah hidup yang tujuan utamanya adalah meningkatkan derajat kesempurnaan jiwa manusia dari sisi moralitas. Tujuan tersebut bisa diraih dengan penyucian jiwa; dengan melakukan amalan-amalan tertentu (ibadah) hingga mencapai kondisi fanā’ sebagai metode memperoleh pengetahuan tentang hakikat tertinggi (Allah). Dalam perkembangannya, tasawuf dibagi ke dalam dua bagian, tasawuf teoritis dan tasawuf praktis. Setiap tipologi tersebut memiliki ajaran masing-masing yang mengarah pada penyucian hati untuk sampai kepada yang Haqq. Ajaran-ajaran yang dipraktikkan oleh para sufi mendapat kecaman dari sebagian kalangan. Karena dianggap tidak memiliki dasar baik dari al-Qur’an ataupun sunnah. Para orientalis beranggapan bahwa tasawuf yang berkembang dalam agama Islam sumbernya dari ajaran Nasrani, Yahudi, Budha, Hindu, Persia bahkan ada yang beranggapan ajaran tersebut bersumber dari Filsafat Yunani. Akan tetapi banyak peneliti yang pro akan tasawuf dan beranggapan bahwa tasawuf bersumber dari al-Qur’an dan sunnah. Di Indonesia sendiri tasawuf memiliki tempat tersendiri di hati penduduknya. Pasalnya, para sufi yang mempraktikkan ajaran tasawuf memiliki sumbangsih besar dalam Islamisasi Indonesia. Di antara tokoh-tokoh pembawa ajaran tasawuf ke Indonesia yaitu, Syaikh Hamzah Fansuri, Syaikh Syamsuddin Al-Sumatrani, Syaikh Nuruddin Ar-Raniri dan Syaikh Abdurrauf Al-Sinkili.
Seni Komunikasi Santri Gontor; Dialek Indonesia yang di-Arabkan Asep Rifqi Abdul Aziz
Metalanguage: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 01 Maret (2021): Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP WIDYA DARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.666 KB) | DOI: 10.56707/jmela.v1i01/2021/03.17

Abstract

Bahasa merupakan faktor penting dalam kehidupan bermasyarakat. Bukan hanya salah satu kelebihan yang dimiliki manusia dari makhluk lainnya, bahasa juga digunakan sebagai alat komunikasi. Meskipu bahasa memiliki berbagai macam bentuk, sepertihalnya bahasa tubuh, bahasa isyarat, bahasa tanda dan lain sebagainya, namun bahasa yang paling mudah difahami adalah bahasa verbal. Mungkin, ketika seorang laki-laki mengungkapkan perasaan cintanya kepada wanita idaman hanya dengan perhatian dan juga simbol-simbol, itu akan sulit dipahami. Tetapi, ketika dia langsung mengucapkan ‘I love you’ secara langsung dia akan mengetahui dan memberi tanggapan atas cintanya. Ini menunjukan bahwa bahasa verbal lebih mudah dipahami daripada bahasa isyarat. Sayangnya, dalam tradisi bahasa verbal, komunikasi akan terhambat jikalau antara komunikator dan komunikan memiliki jenis bahasa yang berbeda. Alhasil, tema yang akan dibicarakan menjadi kabur bahkan menimbulkan kesalah pahaman. Jadi, persamaan jenis bahasa menjadi titik tekan agar komunikasi berjalan dengan lancer.
ANALISIS FOUCAULT DALAM TEKS SULUK SAWUNGGALING Nur Hayati
Metalanguage: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 01 Maret (2021): Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP WIDYA DARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.228 KB) | DOI: 10.56707/jmela.v1i01/2021/03.18

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan teori analisa wacana Foucault. Analisa wacana Foucault menekankan pada wacana yang muncul, genealogi kekuasaan dan arkeologi pengetahuan. Analisa wacana Faucoult digunakan untuk menggali wacana yang muncul dari teks Suluk Sawunggaling serta menelusuri kesejarahan teks Suluk Sawunggaling. Meski bukan berasal dari jaman masa hidup Sawunggaling, namun teks Suluk Sawunggaling memiliki rentetan peristiwa yang melatar belakangi munculnya teks tersebut. Selanjutnya, teks Suluk Sawunggaling memunculkan sebuah keyakinan yang tumbuh di masyarakat di Surabaya tentang pentingnya doa restu. Di sisi lain teks Suluk Sawunggaling mencerminkan pengaruh dari sebuah kekuasaan atas pengetahuan dalam bentuk wacana yang selanjutnya dianggap sebagai suatu kebenaran.
DINAMIKA GENDER DALAM NOVEL PEREMPUAN DI TITIK NOL KARYA EL SADAAWI PRESPEKTIF Prof. Dr. Farida Hanum, M. Si Novita Rully Anggraeni
Metalanguage: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 02 Oktober (2021): Bahasa dan Sastra Indonesia Membaca Pandemi
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP WIDYA DARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.689 KB) | DOI: 10.56707/jmela.v2i02/2021/10.69

Abstract

Dinamika Gender atau Elemen orientasi seksual dalam masalah dan tujuan wanita. Secara garis besar, sudut pandang aktivis perempuan menggambarkan sebuah isu yang muncul, mengingat isu perempuan untuk situasi yang mendasari dalam otoritas publik, isu perempuan dalam keluarga, dan isu perempuan yang menjadi objek dalam komunikasi luas (Farida Hanum, 2018). Sumber informasi yang dimanfaatkan adalah informasi dan perpustakaan. Kata kunci:
Fungsi Gramatis dan Fungsi Semantis dalam Penamaan Barang dan Tempat Ilmatus Sa’diyah
Metalanguage: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 02 Oktober (2021): Bahasa dan Sastra Indonesia Membaca Pandemi
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP WIDYA DARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.569 KB) | DOI: 10.56707/jmela.v2i02/2021/10.71

Abstract

Menilai bahasa Indonesia itu memiliki ciri khas yang lekat pada dialek yang digunakan. Banyak yang beranggapan bahwa bahasa Indonesia mempunyai banyak kekayaan isi dan bentuknya, sehingga banyak pula para pakar yang mengkajinya mulai dari fonologi, sintaktik dan pragmatic. Namun, tak banyak dari orang-orang tersebut yang berusaha meneliti bahasa Indonesia secara morfologi. Sehingga, tak heran apabila timbul anggapan bahwa morfologi bukanlah ranah dalam cabang linguistika. Padahal gejala morfologi bahasa Indonesia yang perlu dikaji sangatlah banyak. Salah satunya yaitu gejala-gejala satuan sebagai akibat fungsi gramatis dan fungsi semantis yang dapat digunakan untuk meneliti dan mengungkap sisi lain dari bahasa Indonesia yang belum terungkap di masyarakat. Oleh karena itu, laporan penelitian ini berusaha menguraikan ciri khas yang lebih mendalam dari bahasa Indonesia dari segi morfologinya. Terutama untuk problema morfologis “satuan akibat fungsi gramatis dan fungsi semantis”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gejala morfologis sebagai akibat fungsi gramatis dan fungsi semantis dalam penamaan tempat dan barang, untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gejala morfologis
Analisis Linguistik Pancasila Berdasarkan Epistemologi, Ontologi, dan Aksiologi Supriyo Wira Ramdhani
Metalanguage: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 02 Oktober (2021): Bahasa dan Sastra Indonesia Membaca Pandemi
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP WIDYA DARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.484 KB) | DOI: 10.56707/jmela.v2i02/2021/10.72

Abstract

Pancasila adalah Dasar Negara Indonesia, dan sudah melampaui proses tahan uji yang panjang, sehingga bangsa kita tidak mudah terpecah belah, seperti negara-negara yang lain. Pancasila, yang sudah menjadi simbol di lambang burung Garuda Indonesia, bisa menggambarkan betapa dahsyatnya kekuatan fondasi Pancasila. Kenapa? Sebab, ibarat rumah yang kokoh dan kuat, Pancasila adalah pancang besi tiang yang menancap dalam ke bawah tanah, sehingga setiap batu bata yang disemen dengan campuran pasir halus akan kokoh, ditambah atap rumah nantinya, dan rumah akan menjadi tahan lama terhadap panasnya matahari dan siraman hujan yang deras. Begitu pula seperti itu peran Pancasila. Hal tersebut dapat kita lihat dari beberapa keruntuhan negara- negara yang mulai rusak akibat tidak stabilnya dasar negara mereka yang mudah sekali diubah, tanpa pemikiran lebih matang lagi. Sebut saja, Republik Arab Mesir, Suriah, Iraq, Libia, dan negara-negara lainnya, padahal kebanyakan dari mereka terdiri dari satu ras bangsa saja, contohnya bangsa Arab. Namun, hal tersebut tidak bisa meredam ketidakstabilan dan kemelut yang terjadi sewaktu-waktu, padahal peran Negara-lah untuk meredam gejolak panas di dalam negeri, sesuai Dasar Negara yang tercantum di dalamnya. Disini, penulis berusaha merefleksikan hakekat setiap sila Pancasila, yang sampai sekarang tetap menjadi Dasar Negara kita, dan tahan uji sejak tahun 1945. Dimulai dari epistemologi, aksiologi, dan ontologi dari setiap sila Pancasila.

Page 1 of 3 | Total Record : 24