cover
Contact Name
Mahbub Ghozali
Contact Email
mahbubghozali@gmail.com
Phone
+6281215517805
Journal Mail Official
mukaddimahjsi@gmail.com
Editorial Address
jl. Laksda Adisucipto, Sleman, D. I. Yogyakarta 55281, Indonesia
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam
ISSN : 25794957     EISSN : 23386924     DOI : 10.14421/mjsi
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam is a multidisciplinary academic journal published by Kopertais Region 3 Yogyakarta. The article published include Islamic studies that are reviewed from various perspectives, ranging from communication, anthropology, education, economics, sociology, philology, education, philosophy, ets.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 152 Documents
PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN PERSPEKTIF AL-QURAN DAN HADITS: Pendidikan, Anti Kekerasan, Al-Quran, Hadits Afkarina, Atikotul Izza Afkarina; Ilfi Nur Diana; Mohammad Afandi
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi permasalahan kekerasan yang terus muncul dalam masyarakat global ini. Pendidikan anti kekerasan merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk mengubah budaya perpecahan dan kekerasan dengan budaya damai, toleransi dan empati. Alquran dan Hadits juga mengecam keras adanya kekerasan yang tidak memiliki dasar sah dalam agama Islam. Oleh karena itu, memahami pendidikan anti kekerasan dari sudut pandang Al-Qur'an dan Hadits menjadi penting dalam upaya menjadikan pendidikan sebagai alat yang efektif untuk mendorong perdamaian dan mengurangi kekerasan di masyarakat muslim dan di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk setiap individu, lembaga pendidikan, dan masyarakat agar memahami secara mendalam apa yang diajarkan Al-Quran dan Hadits dan penerapannya mengenai topik kekerasan ini. Artikel ini menggunakan metode kepustakaan (library research). Islam sebagai agama yang luas dan rahmatan lil’alamin memiliki pendekatan yang jelas dan terperinci dalam menyikapi kekerasan. Konsep dalam menanggapi kekerasan dapat ditemukan dalam teks suci Al-Qur'an dan hadits. Konsep Pendidikan anti kekerasan yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran PAI terdapat dalam Q.S Ali Imron 159 sebagai berikut: Bersikap lemah lembut, Pemaaf, Musyawarah (Demokrasi) dan Tawakkal. Juga terdapat pada hadits yang di riwayatkan oleh Imam Muslim.Terdapat empat nilai-nilai pendidikan anti kekerasan perspektif hadits tersebut: Menanamkan nilai Husnudzan (berprasangka baik), Menanamkan nilai silaturahmi, Menanamkan nilai moralitas dan Menanamkan nilai persaudaran.
STUDI BUDAYA PERUSAHAAN: Implementasi Islamic Self Efficacy Khairawati, Salihah; Sugeng Nugroho Hadi; Fadillah Khairunnisa
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkara-perkara kecil yang selalu dikerjakan karyawan akan menjadi habit dan membentuk budaya perusahaan. Self efficacy adalah tingkat keyakinan karyawan terhadap kemampuan dirinya yang selalu merasa mau dan mampu melakukan sesuatu. Penelitian ini bertujuan menganalisis budaya perusahaan yang tercermin dari self efficacy karyawan di PT. Liebherr Indonesia Perkasa. Diteliti menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan pertanyaan tidak terstruktur yang dikembangkan dari delapan indikator self efficacy. Teknik analisis data dengan menggunakan data interaktif dari Miles & Huberman (1992) dengan pendekatan etnografi, serta pendekatan teori Hickman & Silva (1984). Akhirnya penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa (a) nilai komitmen terwujud dalam budaya karyawan yang yakin dirinya mampu berusaha dengan keras, tekun, dan gigih; yakin Allah SwT memberikan pertolongan; yakin Allah SwT tidak membebani dengan sesuatu yang tidak dapat dikerjakannya; (b) nilai kompetensi terwujud dalam budaya karyawan yang senang belajar dari pengalaman orang lain, dan dapat memotivasi diri dalam menyelesaikan tugas; (c) nilai konsistensi terwujud dalam budaya karyawan yang mau belajar dari pengalaman, mampu menyelesaikan tugas tertentu, mempersuasi verbal, memanfaatkan umpan balik psikologis, dan bertahan menghadapi hambatan dan masalah.
MEMBANGUN KEADILAN GENDER MELALUI EPISTEMOLOGI IRFAN Ulya, Fina
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Patriarki, sebuah sistem yang telah mengakar kuat dalam masyarakat. Dampak dari sistem tersebut adalah berbagai bentuk ketidakadilan diantaranya marginalisasi, subordinasi, stereotipe, kekerasan dan beban kerja. Artikel ini membahas tentang kesadaran yang membentuk budaya patriarki, dan menawarkan sebuah epistemolgi dalam menyelesaikan persoalan ketidakadilan gender. Dalam membahas tentang kesadaran menggunakan Filsafat dan Irfan/ Tasawuf. Pada dasarnya budaya patriarki lahir dari kesadaran distingtif dualistik yang melihat others dalam pandangan antagonistik karena menganggap bukan bagian darinya. Untuk menyelesaikan problem tersebut dibutuhkan kesadaran meditatif yang melihat segalanya bagian darinya, yang juga terdapat unsur etis yaitu menolong sesama makhluk, bukan hanya berhenti pada empati tetapi juga bergerak untuk menolong makhluk lain dari problem yang dihadapi. Dan kesadaran meditatif ini merupakan dasar dari epistemologi Irfan
EVALUATING TEACHER-MADE ENGLISH COURSEBOOK FOR EIGHTH GRADE STUDENTS OF A PRIVATE SCHOOL Muhammad Ilmi Safrizal; Syafi’ul Anam; Ahmad Munir
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study evaluates an English coursebook developed by an English teacher for 8th-grade students at a private bilingual school in Sidoarjo, Indonesia. To meet the objectives of the integrated curriculum applied by the school, teachers are responsible for facilitating students by providing appropriate coursebooks for teaching and learning activities. This study uses a qualitative content analysis framework to assess the coursebook's alignment with the curriculum, its suitability for students' and teachers' needs, and its overall quality based on Byrd & Schuemann's (2014) evaluation criteria. The findings indicate that the textbook effectively aligns with the curriculum and is well-structured. However, it lacks a strong emphasis on communicative language teaching and opportunities for authentic language use and the development of communicative competence. While the textbook's content and presentation are generally sufficient for the teacher and students, improvements are necessary, including more varied exercises, supplementary materials, and explicit teacher guidance. The findings highlight the need for further development to enhance the textbook's effectiveness in fostering English language proficiency among students. Keyword: Coursebook; Learning material; ELT, Kurikulum Merdeka
Konsep Jihad dan Militerisme Islam di Masa Kontemporer: Analisis Historis dan Sosiologis Muhammad Hasanaini Haikal; Sujadi
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 10 No. 1 (2025)
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.v10i1.4058

Abstract

Penelitian ini menganalisis konsep jihad dan militerisme Islam dalam konteks era kontemporer dengan pendekatan historis dan sosiologis. Jihad, yang kerap dipersempit menjadi “perang suci,” memiliki makna yang lebih luas mencakup perjuangan spiritual, moral, dan sosial. Sementara itu, militerisme Islam tidak dapat dilepaskan dari dimensi teologis, historis, dan sosiopolitik. Di masa kontemporer, kedua konsep ini mengalami transformasi dan apropriasi, baik oleh kelompok reformis yang menekankan perdamaian, maupun oleh kelompok militan yang memanfaatkan teknologi digital untuk menyebarkan narasi radikal. Penelitian ini menyoroti bagaimana faktor-faktor global, seperti kolonialisme, modernitas, dan globalisasi, memengaruhi perubahan pemahaman tentang jihad, termasuk penggunaan media digital untuk propaganda kekerasan. Namun, di sisi lain, institusi sosial seperti organisasi keagamaan, pendidikan, dan media massa juga memainkan peran penting dalam mempromosikan narasi jihad yang damai dan konstruktif. Melalui eksplorasi hubungan antara dinamika lokal dan global, penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang evolusi konsep jihad dan militerisme Islam serta dampaknya pada komunitas Muslim dan geopolitik global. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih inklusif dalam memahami konsep jihad, yang dapat digunakan sebagai dasar kebijakan untuk mengatasi tantangan radikalisasi dan kekerasan di era kontemporer.
Al-Quran dan Sastra: Bagaimana Bahasa Manusia Berjumpa dengan Dimensi Sastrawi Kitab Suci Surur, Misbahus
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 10 No. 1 (2025)
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.v10i1.4149

Abstract

Peranti-peranti sastra banyak digunakan di dalam al-Quran, seperti keserasian bunyi akhir ayat yang bernada, muatannya yang berisi kisah-kisah, dan cerita-cerita yang dihadirkan menggunakan perumpamaan (tamsil). Di samping itu, ungkapan al-Quran juga banyak menggunakan berbagai gaya bahasa serta makna-makna simbolik ungkapannya yang barangkali bisa teruraikan dengan baik jika ditelaah menggunakan pendekatan sastrawi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bagaimana teks al-Quran untuk pertama kali ditanggapi, dipersepsi dan diidentifikasi oleh masyarakat Arab pra-Islam. Dan bagaimana pula hubungan antara al-Quran dengan puisi, cerita, serta Islam sendiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dan sumber datanya diambil dari berbagai buku, dan sumber pustaka lainnya. Hasil penelitian ini mendedahkan beberapa hal di antaranya: kewajaran identifikasi teks-teks al-Quran sebagai bagian dari teks yang orang-orang Arab telah kenal, yaitu teks sastra. Kendati al-Quran bukan karya sastra, eksistensinya mempengaruhi perkembangan bahasa Arab, puisi, cerita, dan bentuk sastra Arab lainnya, juga bahwa Islam tidak pernah menolak atau melarang karya sastra.
Kajian Semiotika atas Thawb dalam QS. AL-Muddatsir (74): 4: Perspektif Roland Barthes dan Relevansi bagi Santri Milenial Faidi Rasyadi, Ach.
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 10 No. 1 (2025)
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.v10i1.4224

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ulang makna kata thawb dalam QS Al-Muddassir(74):4 dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes dalam menggali makna ayat tersebut. kata thawb seringkali dimaknai hanya sebatas pakaian secara fisik ketika dikaji melalui beberapa penafsiran tradisional makna yang dilahirkan pembersihan diri untuk menjalankan ibadah. namun, dalam kajian semiotika tidak berhenti kata dipahami hanya sebagai objek tekstual, akan tetapi memiliki makna yang lebih mendalam berdasarkan teori semiotika Roland kita akan mengkaji makna kata dari denotatif atau makna literal ataupun secara konotasi (makna yang lebih tersembunyi) dan pada titik yang paling utama yaitu mitos (pemaknaan teks secara luas). Penelitian ini menyingkap beberapa lapisan makna yang terkandung dalam kata thawb. Dan hasil kajian tersebut dapat direlevansikan dengan kehidupan santri di era kontemporer. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kajian pustaka untuk menelaah lebih jauh penggunaan kata thawb dalam Alquran sebagai penggalian makna terdalam dari kata tersebut, Hasil penelitian ini menemukan pada tingkatan denotatif kata thawb menunjukkan bersih secara rohani batin dan hati utamanya kepada seseorang yang hendak melakukan kebaikan berdialog dengan masyarakat bahkan yang paling utama ketika melakukan ibadah kepada Tuhan. dari kaian ini bentuk mitos dalam semiotika Roland Barthes dalam mensucikan diri dengan totalitas baik moral baik pun fisik. Sehingga bisa melahirkan kemapanan spiritual dalam kehidupan umat manusia. makn teks mengajak umat manusia menjaga kebersihan lahir batin untuk menjaminkan kesucian Islam dalam dirinya dengan kajian tersebut maka kita melihat simbol kesatuan antara kebersihan fisik dan spiritual dalam penghambaan kepada Allah. Kata kunci: Santri Milenial, Semiotika, Roland Barthes, QS Al-Muddassir (74): 4
Transformasi Kharisma Kiai Dalam Masyarakat Berbasis Informasi: Studi di Desa Adimulya, Kabupaten Cilacap Anisa Zain Azzahra; Lalu Nauval Ahsan Thofhani
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 10 No. 1 (2025)
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.v10i1.4239

Abstract

Penelitian ini menganalisis pergeseran kharisma kiai di Desa Adimulya, Cilacap, dari ruang sosial ke digital akibat perkembangan teknologi informasi. Masyarakat yang semakin literat digital menunjukkan peningkatan individualisme dalam mencari pengetahuan agama secara daring, mengurangi ketergantungan pada kiai sebagai rujukan primer. Namun, peran kiai tetap signifikan dalam kebutuhan spiritual, seperti doa dan kepuasan ibadah. Studi lapangan ini menggunakan metode observasi dan wawancara terhadap tujuh informan muslim (kiai, jamaah, perangkat desa) serta data sekunder yang relevan dari beberapa literature. Analisis berlandaskan Teori Kepemimpinan Kharismatik Max Weber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individualisme masyarakat dipengaruhi oleh rasionalitas, keterbukaan informasi, dan kemajuan ekonomi. Perkembangan teknologi mendorong pencarian pengetahuan agama secara mandiri melalui platform digital, mengubah relasi kharisma kiai, terutama di ranah daring. Meskipun demikian, kiai tetap dibutuhkan dalam konteks privat dan publik, khususnya dalam aspek spiritual, melengkapi kemandirian masyarakat dalam pengetahuan agama. Kata Kunci : Kiai, Transformasi, Kharisma
Dekonstruksi Tradisi Kudus Membaca Larangan Penyembelihan Sapi dalam Penyembelihan Sapi dalam Perspektif Pemikiran Mohammad Arkoun Rachmayanti, Amalia Cahya; Bissalam, Ummu
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 10 No. 1 (2025)
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.v10i1.4240

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tradisi larangan penyembelihan sapi pada perayaan Idul Adha di Kudus melalui pendekatan dekontruksi pemikiran Mohammed Arkoun. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis terhadap praktik tradisi lokal serta konsep dekontruksi dalam Islam. Data dikumpulkan melalui telaah literatur historis, budaya, dan keagamaan yang berkaitan dengan tradisi Kudus serta pemikiran Mohammed Arkoun. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa larangan penyembelihan sapi di Kudus tidak merupakan bentuk penyimpangan terhadap prinsip-prinsip dasar ajaran Islam, melainkan manifestasi dari adaptasi budaya yang menekankan nilai-nilai toleransi dan humanisme. Tardisi ini merepresentasikan wajah Islam yang dinamis, kontekstual, dan responsif terhadap realitas sosial, tanpa mengabaikan keteguhan terhadap akidah Islam. Berdasarkan hasil tersbut, penelitian menyimpulkan bahwa pendekatan dekontruksi Arkoun memberikan kontribusi penting dalam membuka ruang interpretasi baru terhadap praktik keberagamaan lokal sebagai ekspresi keislamaan yang transedental dan kontekstual.
Analisis Praktik Shopee Paylater dalam Perspektif Pemikiran Zaid bin Ali Putri Rahayu, Alfina; Mugiyati
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 10 No. 1 (2025)
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.v10i1.4242

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik Shopee Paylater melalui perspektif pemikiran ekonomi Islam yang digagas oleh Zaid bin Ali. Shopee Paylater merupakan layanan pembayaran digital yang memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian secara kredit tanpa kartu fisik, dengan pembayaran yang dapat ditunda atau dicicil. Namun, layanan ini menimbulkan pertanyaan terkait kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam, seperti larangan riba dan keadilan dalam transaksi. Dengan pendekatan kualitatif dan metode studi pustaka, penelitian ini mengeksplorasi sejauh mana praktik Shopee Paylater memenuhi syarat dan rukun akad yang sah dalam Islam, serta menganalisisnya dari sudut pandang akad Ba'i Bitsaman Ajil yang diperkenalkan oleh Zaid bin Ali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Shopee Paylater mengandung elemen kemudahan bagi pengguna, terdapat beberapa aspek yang dapat dipertimbangkan sebagai bentuk transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, terutama terkait dengan penetapan bunga. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teori ekonomi Islam kontemporer serta menjadi acuan bagi pengambil kebijakan dalam menyusun regulasi layanan keuangan digital yang sesuai dengan prinsip syariah. Kata kunci: Shopee Paylater, Zaid bin Ali, Ba'i Bitsaman Ajil