cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 585 Documents
UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR INFUSA DAUN MANGGA BACANG (Mangifera foetida L.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Trichophyton rubrum ., Mario Hedianto Tedjo
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.905 KB)

Abstract

Latar Belakang: Dermatofitosis merupakan infeksi jaringan superfisialberkeratin yang banyak terjadi di daerah hangat dan lembab (tropis), dan penyebab terseringnya adalah jamur Trichophyton rubrum. Manggabacang (Mangifera foetida L.) merupakan salah satu spesies dari buahmangga, famili anacardiachae yang tersebar di wilayah Indonesia.Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dari tanaman mangga bacang(Mangifera foetida L.) mengandung senyawa metabolit sekunder yangmemiliki aktivitas antimikroba. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untukmengetahui aktivitas antijamur infusa daun mangga bacang (Mangiferafoetida L.) terhadap Trichophyton rubrum, mengetahui senyawa metabolitsekunder yang terdapat dalam ekstrak, dan menentukan konsentrasihambat minimum infusa daun mangga bacang (Mangifera foetida L.). Metodologi: Daun mangga bacang (Mangifera foetida L.) diekstraksidengan metode infundasi menggunakan pelarut akuades. Skrining fitokimia dilakukan secara kualitatif dan uji aktivitas antijamur dilakukanmenggunakan metode sumuran dengan berbagai konsentrasi (1,25%;2,5%; 5%; 10%; 20%; 40%; dan 80%). Kontrol positif yang digunakanadalah ketokonazol 20 μg/sumuran dan kontrol negatif yang digunakan  adalah akuades. Hasil: Metabolit sekunder yang terdapat dalam infusadaun mangga bacang (Mangifera foetida L.) antara lain alkaloid, flavonoid, fenol, saponin, tanin, dan triterpenoid. Infusa daun mangga bacang(Mangifera foetida L.) tidak menunjukkan adanya aktivitas antijamur terhadap pertumbuhan Trichophyton rubrum. Kesimpulan: Infusa daunmangga bacang (Mangifera foetida L.) tidak memiliki aktivitas antijamur terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum. Kata Kunci: Antijamur, infusa daun mangga bacang (Mangifera foetidaL.), Trichophyton rubrum.
Daya Antelmintik Ekstrak Metano Daun Kesum (Polygonum minus) terhadap Ascaridia galli secara in vitro ., Fida Alawiyah
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 2, No 4 (2016): Jurnal Cerebellum
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.783 KB)

Abstract

Latar Belakang. Infeksi cacing merupakan salah satu infeksi yang sering terjadi pada sebagian besar populasi dunia dengan prevalensi lebih dari dua miliar manusia. Askariasis merupakan penyakit infeksi cacing usus Ascaris lumbricoides yang paling sering ditemui dengan prevalensi 25% populasi dunia (0,8-1,22 miliar manusia). Daun kesum merupakan tanaman endemik di Kalimantan Barat yang secara tradisional digunakan sebagai obat cacing namun belum ada penelitian yang membuktikannya. Metodologi. Penelitian ini tediri dari lima kelompok yaitu, kelompok kontrol negatif (NaCl 0,9%), kontrol positif (Albendazol) dan tiga kelompok uji ekstrak metanol daun kesum dengan konsentrasi 0,5 mg/mL, 1 mg/mL dan 2 mg/mL. Hewan uji yang digunakan yaitu Ascaridia galli. Waktu kematian cacing diamati setiap jam. Hasil. Waktu kematian cacing pada kelompok ekstrak metanol daun kesum konsentrasi 0,5 mg/mL, 1 mg/mL dan 2 mg/mL berturut-turut yaitu 32,8±5,12 jam, 31,2±5,17 jam dan 23,2±5,11 jam. Konsentrasi ekstrak 2 mg/mL tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol positif (p=0,262). Kesimpulan. Ekstrak metanol daun kesum memiliki daya antelmintik. Senyawasenyawa terkandung di dalam ekstrak metanol daun kesum yaitu fenol, flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid. Konsentrasi efektif ekstrak metanol daun kesum sebagai antelmintik adalah 2 mg/mL.
Pengaruh Penghentian Pajanan Monosodium Glutamat terhadap Kadar Malondialdehid Jantung Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Dewasa ., Andi Wijaya
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 4, No 4 (2018): Jurnal Cerebellum
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.535 KB)

Abstract

Latar Belakang. Monosodium glutamat (MSG) adalah salah satu bahan  tambahan    makanan    yang    apabila    dikonsumsi    berlebihan    dapat  menimbulkan kerusakan pada beberapa bagian tubuh dan memicu stres oksidatif yang dapat mengakibatkan kerusakan sel.  Metode.   Penelitian  ini  merupakan  studi  in  vivo  dengan  pendekatan eksperimental murni. Sebanyak 27 ekor tikus dibagi menjadi 9  kelompokyaitu Kelompok kontrol (aquadest) Kelompok 1 (MSG 4g/kgBB),  Kelompok 2 (MSG 6g/kgBB) masing-masing diberikan pajanan selama 28  hari, tikus dimatikan pada hari  ke 1, ke 29 dan ke 57 pasca penghentian  pajanan).   Data   dianalisis   menggunakan   uji   One-way   ANOVA   yang  dilanjutkan dengan uji Post-Hoc LSD. Hasil. Tidak terdapat perbedaan  bermakna  antara  rerata  kadar  MDA  hari  ke-1,  ke-29,  dan  terdapat  perbedaan bermakna antar kelompok pada hari ke-57 pasca penghentian  pajanan MSG. Kesimpulan. Terjadi peningkatan kadar MDA jantung  tikus  putih  (Rattus  norvegicus)  jantan  dewasa  setelah  penghentian  pajanan MSG. Kata Kunci: MSG, stress oksidatif, kadar MDA, jantung 
HUBUNGAN LAMA DUDUK SAAT JAM KERJA DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA KARYAWAN KANTOR TERPADU PONTIANAK TAHUN 2014 ., Fina Herlinda Nur
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1036.09 KB)

Abstract

Latar Belakang. Nyeri punggung bawah adalah penyebab utamaketerbatasan aktivitas dan alasan untuk tidak masuk kerja di seluruhdunia. Duduk dalam waktu yang lama merupakan salah satu faktor risikoyang paling sering. Aktivitas fisik berhubungan dengan beberapa penyakit,namun hubungan antara aktivitas fisik dengan nyeri punggung bawahmasih belum jelas. Tujuan. Penelitian dilakukan untuk melihat hubunganantara lama duduk dan aktivitas fisik dengan keluhan nyeri punggungbawah. Metodologi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptifanalitik dengan pendekatan potong lintang. Jumlah sampel 68 orangkaryawan Kantor Terpadu Pontianak, pengambilan dengan tehnik randomsampling. Data penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner. Hasil.Ditemukan bahwa lama duduk memiliki hubungan yang bermakna dengankeluhan nyeri punggung bawah (p=0,007), dan duduk selama 4-6 jamberisiko 8,579 kali untuk menderita nyeri punggung bawah dibandingkandengan duduk kurang dari 2 jam. Aktivitas fisik tidak memiliki hubunganyang bermakna dengan keluhan nyeri punggung. Kesimpulan. Orangdengan aktivitas fisik tinggi berisiko menderita nyeri punggung bawah jikabersama dengan duduk lama dan indeks massa tubuh tinggi.Kata kunci: lama duduk, aktivitas fisik, keluhan nyeri punggung bawah
Efek Paparan Formaldehid Oral Akut pada Histologi Hati Tikus Wistar Jantan ., Siti Hani Amiralevi
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 3 (2017): Jurnal Cerebellum
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.976 KB)

Abstract

Latar Belakang. Formalin merupakan bentuk cair dari formaldehid. Pajanan formaldehid yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan stres oksidatif yang menyebabkan kerusakan di sel tubuh, termasuk hepatosit. Metodologi. Penelitian ini merupakan eksperimental murni selama 14 hari perlakuan dengan rancangan acak menggunakan 25 tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol normal (N) dipajan akuades 1,5 ml; kelompok perlakuan 1 (P1) dipajan formaldehid sebanyak 0,01 ml; kelompok perlakuan 2 (P2) diberikan formaldehid sebanyak 0,03 ml; kelompok perlakuan 3 (P3) diberikan formaldehid sebanyak 0,05 ml; dan kelompok perlakuan 4 (P4) diberikan formaldehid sebanyak 0,1 ml. Kemudian organ hati diambil untuk dianalisis secara histopatologis dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) pada perbesaran lensa objektif 40x. Hasil analisis kerusakan hepatosit kemudian dianalisis dengan One-Way ANOVA yang dilanjutkan dengan Post hoc LSD dengan program SPSS v23. Hasil. Pajanan oral formaldehid menunjukkan gambaran kerusakan hepatosit berupa degenerasi parenkimatosa, degenerasi hidropik, dan nekrosis. Nilai kerusakan histopatologis meningkat sesuai dengan peningkatan dosis formaldehid yang dipajankan. Kerusakan hepatosit tertinggi terdapat pada kelompok perlakuan 4 (P4) dengan dosis 200 mg/kgBB. Kesimpulan. Pajanan formaldehid per oral menyebabkan perubahan gambaran histologis hepatosit.
Hubungan antara Glasgow Coma Scale dan Lama Perawatan pada Pasien Cedera Kepala dengan Perdarahan Subdural ., Verra Apriawanti
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.417 KB)

Abstract

Latar Belakang. Cedera kepala merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius dimasyarakat karena berperan sebagai pemicu kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Perdarahan subdural termasuk pada cedera paling mematikan dari semua tipe cedera kepala. Glasgow Coma Scale (GCS) merupakan salah satu alat prediksi yang dapat digunakan dalam menentukan prognosis. Metode. Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan potong lintang. Subjek penelitian berjumlah 30 orang. Data Glasgow Coma Scale (GCS) dan lama perawatan diambil dari rekam medis di RSUD DR Abdul Aziz Kota Singkawang. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil. Analisis data dengan uji Spearman mengindikasikan adanya perbedaan bermakna  antara Glasgow Coma Scale (GCS) dan lama perawatan (p=0,006). Keeratan hubungan yang terjadi diwakili dengan nilai ρ (koefisien korelasi) yaitu 0.486 yang berarti kedua variabel ini memiliki hubungan yang positif atau berbanding lurus. Kesimpulan. Terdapat hubungan antara Glasgow Coma Scale (GCS) dan lama perawatan yaitu peningkatan nilai Glasgow Coma Scale (GCS) dapat meningkatkan lama perawatan pada pasien cedera kepala dengan lesi perdarahan subdural.
PREVALENSI KOINFEKSI HCV (Hepatitis C Virus) PADA PASIEN HIV/AIDS DI KLINIK MELATI RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK ., Gusti Angri Angalan
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.629 KB)

Abstract

Latar belakang: Kemiripan karakteristik HIV (Human ImmunodeficiencyVirus) dan HCV (Hepatitis C Virus) yang merupakan virus RNAmenyebabkan virus tersebut mudah masuk secara bersamaan danmenyebabkan koinfeksi.Pasien positif HIV sering terjadi koinfeksi denganHCV karena berbagai rute transmisi yang sama seperti pemakaian jarumsuntik bersamaan, hubungan seksual, dan transmisi dari ibu ke anak.Tujuan: Untuk mengetahui angka prevalensi koinfeksi HCV pada pasienHIV/AIDS dan karakteristik pasien koinfeksi HIV-HCV di Klinik MelatiRSUD Dr. Soedarso Pontianak. Metode: Penelitian ini merupakanpenelitian analitik observasional menggunakan desain cross sectional.Penelitian dilaksanakan di klinik Melati RSUD Dr. Soedarso Pontianak dan Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas TanjungpuraPontianak. Penilaian koinfeksi HIV-HCV berdasarkan hasil ujipemeriksaan immunokromatografi antiHCV dan penilaian karakteristikberdasarkan rekam medis pasien. Data disajikan dalam bentuk tabel dannarasi Hasil: Dari 98 pasien HIV/AIDS, terdapat 7 pasien (7,1%) koinfeksiHIV-HCV. Sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (85,7%) dan beradapada rentang umur 31-37 (48,8%). Jenis pekerjaan terbanyak adalahswasta (57,1%). Jalur transmisi melalui jarum suntik mendominasi (85,7%)dan jumlah CD4+≥100 sel/ul adalah yang terbanyak (57,1%).Kesimpulan: Angka prevalensi koinfeksi HIV-HCV pada pasien HIV/AIDSdi klinik Melati RSUD dr. Soedarso Pontianak adalah 7,1%. Pasienkoinfeksi HIV-HCV sebagian besar laki-laki dan berada pada rentang umur31-37 tahun, jenis pekerjaan terbanyak adalah swasta, jalur transmisiterbanyak adalah pengguna jarum suntik dan sebagian besar memilikijumlah CD4+ diatas 100 sel/ul. Kata kunci: Koinfeksi, HIV/AIDS, hepatitis C
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KARAMUNTING (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk) TOPIKAL TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI KETEBALAN SERAT KOLAGEN PENYEMBUHAN LUKA INSISI KULIT TIKUS PUTIH GALUR WISTAR ., Gusti Ahmad Faiz Nugraha
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1716.043 KB)

Abstract

Latar Belakang: Luka adalah kerusakan fisik yang disebabkan oleh terbukanya atau hancurnya kulit sehingga keutuhan sel epitel menjadi rusak dan mengakibatkan terganggunya keseimbangan anatomi dan fungsi kulit. Sejumlah studi menunjukkan bahwa tanaman tradisional memiliki potensi sebagai agen penyembuhan luka, salah satunya adalah daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan gambaran histopatologi ketebalan serat kolagen tikus putih galur wistar dengan luka insisi yang diberi salep ekstrak etanol 70% daun karamunting topikal. Metodologi: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design.  Subjek penelitian adalah 25 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi lima kelompok,  yaitu kelompok kontrol negatif (plasebo), kelompok kontrol positif (sanoskin®), kelompok perlakuan 1 (2,5% salep daun karamunting), kelompok perlakuan 2 (5% salep daun karamunting) dan kelompok perlakuan 3 (10% salep daun karamunting).  Masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Pada setiap kelompok dilakukan insisi di punggung sepanjang 2 cm dengan kedalaman 0,2 cm. Pada hari kesepuluh dilakukan pengambilan jaringan luka dan pembuatan preparat histopatologi dengan pewarnaan H&E. Preparat diamati pada perbesaran 400x dan penghitungan dilakukan dengan bantuan aplikasi imageJ. Data dianalisa menggunakan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan post hoc test MannWhitney. Hasil: Pemberian salep ekstrak etanol 70% daun karamunting mengakibatkan meningkatnya ketebalan serat kolagen. Peningkatan tertinggi terdapat pada kelompok perlakuan 3 dengan konsentrasi 10%. Kesimpulan: Salep ekstrak etanol 70% daun karamunting dapat meningkatkan ketebalan serat kolagen tikus putih galur wistar dengan konsentrasi efektif 2,5%.
Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Jeruk Pontianak (Citrus nobilis Lour. var. microcarpa) terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis ., Riyan Wirawan
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Cerebellum
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.079 KB)

Abstract

Latar Belakang. Infeksi merupakan invasi dan multiplikasi mikroorganisme atau parasit dalam jaringan tubuh yang bersifat asimptomatik ataupun simptomatik baik terlokalisasi atau sistemik. Staphylococcus epidermidis merupakan flora normal kulit, tapi bila terjadi perubahan pada kondisi kulit maka bakteri tersebut dapat menjadi invasif. Penelitian menunjukan jeruk Pontianak (Citrus nobilis Lour. var. microcarpa) merupakan tanaman yang mengandung metabolik sekunder bersifat antibakteri. Metode. Skrining fitokimia dilakukan dengan metode uji kualitatif. Penelitian ini menggunakan 6 konsentrasi yaitu 5%, 15%, 25%, 50%, 75% dan 100% dengan kontrol positif berupa vankomisin 30 µg/disk dan kontrol negatif berupa PEG 400 20 µl. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer. Analsis statitik menggunakan uji Kruskall Wallis dan dilajutkan dengan uji Mann Whitney Hasil. Metabolit sekunder yang terkandung dalam minyak atrsiri kulit jeruk Pontianak (Citrus nobilis Lour. var. microcarpa) adalah steroid/triterpenoid dan saponin. Hasil uji aktivitas anti bakteri minyak atrsiri kulit jeruk Pontianak pada konsentrasi 5%, 15%, 25%, 50%, 75% dan 100% yaitu 9 mm, 9.75 mm, 10.75 mm, 12 mm, 15 mm, dan 15.75mm. Uji statistik menunjukan bahwa konsentrasi 75% dan 100% tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan kontrol positif. Hal ini mengindikasikan bahwa konsentrasi 75% efektif menhambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis. Kesimpulan. Minyak atsiri kulit jeruk Pontianak (Citrus nobilis Lour. var. microcarpa) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TERHADAP KOMPLIKASI DIABETES MELITUS DI KOTA PONTIANAK ., Arum Mustika Ningrum
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.045 KB)

Abstract

Latar belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguanmetabolisme yang menyebabkan tingginya kadar gula darah, DM dapatmenimbulkan berbagai komplikasi akut maupun kronis, Pengetahuanmengenai komplikasi DM penting bagi penderita DM untuk guna mencegah terjadinya komplikasi DM. Tujuan: mengetahui gambarantingkat pengetahuan penderita DM terhadap komplikasi DM. Metode:Penelitian ini merupakan studi potong lintang. Data diambil dari kuisionerdan rekam medik penderita DM yang datang berobat di poli klinik penyakitdalam RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak, Hasil: Tingkatpengetahuan baik didapatkan pada komplikasi neuropati diabetikum(83,8%), hiperglikemia (82,9%), komplikasi kardiovaskular (68,6%), kakidiabetes (54,3%), komplikasi pada mata (52,4%), dan hipoglikemia(46,7%). Tingkat pengetahuan cukup paling banyak didapatkan padakomplikasi nefropati diabetikum (33,3%). Tingkat pengetahuan kurangdidapatkan pada ganguan kesehatan gigi dan mulut (20%). dankomplikasi ketoasidosis (9,5%) Kesimpulan: Hasil yang didapatmenunjukan bahwa penderita DM yang berobat di RSUD Sultan SyarifMohamad Alkadrie Pontianak mempunyai tingkat pengetahuan yang baikmengenai Komplikasi DM.Kata Kunci: tingkat pengetahuan, penderita DM, komplikasi DM

Filter by Year

2013 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 5, No 3a (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 3b (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 2b (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 2a (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 4, No 4 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 3 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 3, No 4 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 3 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 2, No 4 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 1, No 4 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 3 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Mahasiswa PSPD FK UNTAN Tahun 2014 Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Publikasi Mahasiswa PSPD FK UNTAN Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura More Issue