cover
Contact Name
Diah Astika
Contact Email
jaf@malahayati.ac.id
Phone
+6285269630720
Journal Mail Official
jurnal.analisfarmasi@gmail.com
Editorial Address
JL. Pramuka No 27 Kemiling Bandar Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
JAF (Jurnal Analis Farmasi)
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 2503233X     EISSN : 26567598     DOI : 10.33024
Core Subject : Health,
Jurnal ini berisikan hasil penelitian di bidang analisa obat, obat tradisional, makanan, minuman, kosmetik. Jurnal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan masyarakat umum yang ingin mengetahui mengenai informasi mengenai keamanan obat, bahan pangan, kosmetik,serta informasi nilai gizi pangan dan informasi terkait lainnya
Articles 214 Documents
UJI POTENSI EKSTRAK LIMBAH KULIT BAWANG MERAH SEBAGAI BIOLARVASIDA NYAMUK DEMAM BERDARAH (Aedes aegypti) Vida Elsyana; Dewi Chusniasih
Jurnal Analis Farmasi Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.319 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v5i1.3975

Abstract

Kulit bawang merah berpotensi sebagai larvasida alami bagi Aedes aegyptikarena kandungan fitokimianya. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas biolarvasida ekstrak etanol kulit bawang merah terhadap larva Aedes aegyptiinstar III. Kulit bawang merah diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Aktivitas biolarvasida dilakukan dengan menentukan konsentrasi terendah dari ekstrak yang mampu mematikan 50% populasi larva Aedes aegypti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit bawang tidak bersifat aktif terhadap larva Aedes aegypti(LC50> 750 μg/mL). Ekstrak etanol kulit bawang merah berpotensi rendah sebagai biolarvasida terhadap Aedesaegypti.Kata Kunci : Kulit bawang merah, biolarvasida, Aedes aegypti
IDENTIFIKASI HIDROKUINON PADA KRIM PEMUTIH RACIKAN YANG BEREDAR DI PASAR TENGAH BANDAR LAMPUNG SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) Annisa Primadiamanti; Niken Feladita; Entin Rositasari
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 2 (2018): Volume 3 Nomor 2
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.816 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i2.2783

Abstract

Kosmetik termasuk sediaan farmasi yang digunakan untuk mempercantikwajah. Kosmetik yang berbahaya mengandung komposisi dari berbagai macamsenyawa kimia misalnya hidrokuinon. Penggunaan hidrokuinon menurut peraturanBPOM termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter, hidrokuinon dilarang digunakan tanpa resep dokter karena memiliki efek samping berbahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapathidrokuinon pada krim pemutih racikan yang beredar di Pasar Tengah BandarLampung. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 7 merk Krim PemutihRacikan yang dijual di Pasar Tengah Bandar Lampung. Teknik pengambilan sampeldilakukan secara populative sampling. Senyawa hidrokuinon ini diidentifikasi dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis. Prinsip Kromatografi Lapis Tipis yaitu pemisahan senyawa multi komponen dengan menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam yang digunakan yaitu Silika Gel GF 254 nm dan fase gerak yang digunakan yaitu toluen dan asam asetat glasial (8:2). Diperoleh hasil dari 7 sampel di dapat 3 sampel teridentifikasi mengandung senyawa hidrokuinon dengan warna bercak ungu untuk sampel, baku pembanding dan sampel ditambah baku serta diperoleh hasil harga Rf untuk masing-masing sampel yaitu sampel D = 0,05, E = 0,05,G = 0,02.Diperoleh kesimpulan pada krim pemutih racikan yang dijual di Pasar TengahBandar Lampung dengan metode Kromatografi Lapis Tipis dalam 7 merk Krim Pemutih Racikan diperoleh hasil 43% dari sampel tersebut mengandung senyawa hidrokuinon.Kata Kunci : Hidrokuinon, Krim Pemutih Racikan, Pasar Tengah Bandar Lampung,Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
FORMULASI ACNE GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) DENGAN HPMC SEBAGAI GELLING AGENT Yulyuswarni Yulyuswarni
Jurnal Analis Farmasi Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.003 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v4i1.1309

Abstract

FORMULATION OF ACNE GEL SAPPAN WOOD EXTRACT (Caesalpinia sappan L) WITH HPMC AS GELLING AGENT Acne (acne vulgaris) is an abnormal condition of the skin due to the production of excess oil glands which causes blockage of the skin pores. These troublesome skin conditions can cause significant physiological problems such as the crisis of self-confidence. Acne develops into inflammation (inflammatory acne) when infected with bacteria, especially the bacteria Propioni bacterium acnes.Secang wood (Caesalpinia Sappan L) is one of the potential plants as anti-bacterial, anti-inflammatory, antihistamine, and anti-oxidant which has been widely used by the people of Indonesia. This study aimed to obtain a formulation of acne gel secang wood extract (Caesalpinia sappan L) at a concentration of 1% and on the basis of HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulosa) as a gelling agent at concentrations of 3%, 4%, and 5% that met organoleptic requirements, homogeneity, pH and spreadability. Acne Gel of Sappan wood (Caesalpinia sappan L) with HPMC as gelling agent have a yellowish-red color, semi-solid texture, homogeneous, pH range 4.6-5.1, spreadability that meets the requirements of 6.3 cm. The formula for acne gel that fulfills the requirements is formula 1 with 3% HPMC concentration.Keywords : Gel, secang wood extract, HPMCJerawat (acne vulgaris) adalah kondisi abnormal kulit akibat produksi kelenjar minyak berlebih yang menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit. Kondisi kulit yang menyusahkan ini dapat menyebabkan masalah fisiologis yang signifikan seperti krisis kepercayaan diri. Jerawat berkembang menjadi inflamasi(inflammatory acne) apabila terinfeksi bakteri, terutama bakteri Propioni bacterium acnes. Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L) merupakan salah satu tanaman yang potensial sebagai anti bakteri, anti inflmasi, antihistamin, dan anti oksidan yang sudah banyak di gunakan oleh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi sediaan acne gel ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L) pada konsentrasi 1% dandengan basis HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulosa) sebagai gelling agent pada konsentrasi 3%, 4%, dan 5% yang memenuhi syarat organoleptik, homogenitas, pH, dan daya sebar. Sediaan acne gel ekstrak kayu Secang (Caesalpinia sappan L) dengan HPMC sebagai gelling agent memiliki warna merah coklat kekuningan, tekstur setengah padat, homogen, range pH 4.6-5.1, daya sebar yang memenuhi syarat 6.3 cm. Formula acne gel yang memenuhi syarat adalah formula 1 dengan konsentrasi HPMC 3%.Kata Kunci : Gel, Ekstrak Kayu Secang, HPMC
PENETAPAN KADAR PROTEIN DALAM TAUCO DENGAN METODE KJELDAHL Tri Maryani
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 4 (2018)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.71 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i4.2819

Abstract

Tauco merupakan produk hasil ferrmentasi. Meskipun kandungan protein taucocukup tinggi, tetapi tauco tidak dapat digunakan sebagai sumber protein dalammakanan karena biasanya hanya dimakan dalam jumlah yang kecil. Akan tetapi tauco dapat digunakan sebagai alternatif penambah sumber gizi, terutama gizi protein..Penetapan kadar protein dalam tauco bertujuan untuk mengetahui apakah kadarprotein yang terdapat pada tauco memenuhi persyaratan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang telah ditetapkan yaitu 6,9 gram/ 100 gram. Uji identifikasi kualitatif yang dilakukan yaitu uji biuret. Hasil dari uji tersebut adalah sampel tauco + NaOH encer + CuSO, encer, larutan berwarna biru violet, kontrol (+) larutan berwarna biru violet, kontrol (-) larutan berwarna biru. Penetapan kadar protein dalam tauco dilakukan dengan menggunakan metode Kjeldahl yang melalui tiga tahap yaitu destruksi, destilasi dan titrasi. Pada analisis tersebut didapat kadar protein sampel A = 11,52% + 0,0608, sampel B = 9,17% + 0,3819, sampel C = 8,96% + 0,2082, sampel D = 7,87% + 0,0387, dan sampel E = 9,68% + 0,0848. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kelima sampel memenuhi persyaratan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang telah ditetapkan yaitu 6,9 gram/100 gram.Kata kunci : Tauco, Protein, Metode Kjeldahl
IDENTIFIKASI VITAMIN B1 PADA JAMU PENGUAT TUBUH YANG BEREDAR DI BANDAR JAYA SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Niken Feladita Santoso; Nofita N; Anita Caroline JN
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.784 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2768

Abstract

Pengobatan tradisional merupakan upaya yang diselenggarakan dengan cara tradisional untuk meningkatkan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitative). Pengobatan tradisional yang masih banyak diminati masyarakat adalah dengan meminum jamu. Salah satunya, jamu penguat tubuh. Jamu penguat tubuh biasanya diindikasikan untuk memelihara stamina kesehatan, atau daya tahan tubuh, serta menyegarkan badan. Agar produk yang dihasilkan dapat laku dengan keras dalam persaingan, perdagangan suatu industri obat tradisional mungkin menambahkan bahan kimia obat vitamin B1 dalam jamu penguat tubuh, karena akan memberikan efek yang lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya vitamin B1 yang terdapat dalam jamu yang beredar di daerah Bandar Jaya. Penelitian dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) karena metode ini memberikan fleksiblitas yang lebih besar dalam pemilihan fase gerak,memerlukan waktu yang relatif singkat, mudah dilakukan dan biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah. KLT merupakan proses pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan kepolarannya, penelitiaan ini menggunakan fase gerak berupa campuran air : piridina : ammonia : methanol : asam asetat glassial (6:6:5:1:1) dan fase diamnya silica gel GF 254nm. Diperoleh hasil denga selisih harga Rf 0,05 Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua sampel jamu penguat tubuh positif mengandung BKO Vitamin B1,dan tidak memenuhi syarat peraturan Menteri Kesehatan nomor 006 Tahun 2012, pada pasal 37 . Kata Kunci : Jamu Penguat, Vitamin B1, KLT
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN UNGU (Graptophyllum pictum (L.) GRIFF) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis DAN BAKTERI Propionibacterium acnesPENYEBAB JERAWAT DENGAN METODE CAKRAM Agustina Retnaningsih; Annisa Primadiamanti; Anisah Febrianti
Jurnal Analis Farmasi Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.987 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v4i1.1300

Abstract

INHIBITORY TEST OF PURPLE LEAF ETHANOL EXTRACT (Graptophyllum pictum (L.) GRIFF) ON Staphylococcus epidermidis BACTERIA AND Propionibacterium acnes BACTERIA CAUSES OF ACNE WITH DISCUSSION METHODSAcne is a condition in which the pores of the skin become blocked causing an inflamed pus sac. One of the factors causing acne is bacteria. The bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis are bacteria that are present in acne. Antibiotics are one way to deal with acne problems. However, improper use of bacteria can cause resistance. The use of medicinal plants is an alternative to avoid resistance. Purple Leaves (Graptophyllum pictum (L.) Griff) is one of the plants that can be useful as a medicine. The purpose of this study was to determine the purple leaf extract can inhibit the growth of Staphylococcus epidermidis and Propionibacterium acnes bacteria causing acne, then the inhibitory test of purple leaf ethanol extract using disc method using distilled water as a negative control and erythromycin discs as positive control.The inhibitory test of purple leaf ethanol extract was carried out using concentrations of 100%, 80%, 60%, 40% and 20%. The results of this study found that the ethanol extract of purple leaves (Graptophyllum pictum (L.) Griff) at each concentration could not inhibit the bacteria Staphylococcus epidermidis and Propionibacterium acnes because there was no inhibition zone or clear zone around the disc. Keywords:   Purple Leaf, Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acnes, Diffusion.Jerawat adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah yang meradang.Salah satu faktor penyebab jerawat adalah bakteri.Bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri yang ada pada jerawat. Antibiotik merupakan salah satu cara dalam mengatasi masalah jerawat. Namun, penggunaan bakteri yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya resistensi.Pemanfaatan tanaman yang berkhasiat obat merupakan alternatif untuk menghindari terjadinya resistensi.Daun Ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff) merupakan salah satu tanaman yang dapatberkhasiat sebagai obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak daun ungu dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidisdan Propionibacterium acnes penyebab jerawat, maka dilakukan uji daya hambat ekstrak etanol daun ungu menggunakan metode cakram dengan menggunakan akuades sebagai kontrol negatif dan cakram eritromisin sebagai kontrol positifnya. Uji daya hambat ekstrak etanol daun ungu dilakukan dengan menggunakan konsentrasi sebesar 100%, 80%, 60%, 40% dan 20%.Hasil dari penelitian ini didapat bahwa ekstrak etanol daun ungu (Graptophyllum pictum (L.)Griff)  pada setiap konsentrasi tidak dapat menghambat bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes karena tidak adanya zona hambat atau zona bening disekitar cakram. Kata kunci:    Daun Ungu, Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acnes, Difusi
PENETAPAN KADAR PEWARNA TARTRAZIN PADA MIE INSTAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV–VIS Yuyun Wulandari
Jurnal Analis Farmasi Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.557 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v6i1.5489

Abstract

Mie instan merupakan salah satu contoh makanan instan atau siap saji. Didalam mie instan terdapat zat pewarna sintetis. Warna merupakan daya tarik terbesar untuk menikmati makanan setelah aroma. Namun penggunaan pewarna sintetis harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku karena dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring pewarna sintetis pada makanan. Metode analisis yang digunakan adalah Spektrofotometri Uv-Vis. Pewarna sintetis yang terkandung dalam sampel tersebut adalah pewarna yang memungkinkan penggunaannya untuk makanan oleh PERMENKES RI seperti Tartrazin. Telah dianalisis bahwa pewarna tartrazin memiliki panjang gelombang maksimum 430 nm dengan kadar Sampel A 11,3 mg/Kg, Sampel B 7,5 mg/Kg, Sampel C 12,3 mg/Kg, Sampel D 6,3 mg/Kg, Sampel E 8,4 mg/Kg, Sampel F 5,4 mg/Kg, Sampel G 8,8 mg/Kg. Berdasarkan BPOM RI Nomor 37 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan BTP Pewarna ditetapkan bahwa pewarna tartrazin diizinkan dalam kategori pangan pada pasta dan mie denganbatas maksimum 70 mg/Kg. Kata kunci: Pewarna Sintetis, Tartrazin, Spektrofotometri Uv-Vis
IDENTIFIKASI HIDROKUINON DALAM SABUN PEMBERSIH WAJAH YANG BEREDAR DI TOKO ONLINE (ONLINE SHOP) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) Destiana Eka Oktaviantari; Niken Feladita; Risna Agustin
Jurnal Analis Farmasi Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.071 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v4i2.2071

Abstract

Kosmetik termasuk sediaan farmasi yang digunakan untuk mempercantik wajah.Kosmetik yang berbahaya mengandung komposisi dari berbagai macam senyawa kimia misalnya hidrokuinon.Penggunaan hidrokuinon menurut peraturan BPOM termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter, hidrokuinon dilarang digunakan tanpa resep dokter karena memiliki efek samping berbahaya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hidrokuinon pada sabun pembersih wajah yang beredar melalui Toko Online (Online shop).Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 12 merk sabun pembersih wajah yang beredar melalui toko online (online shop).Teknik pengambilan sampel dilakukan secara populative sampling.Zat hidrokuinon ini diidentifikasi dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis.Prinsip Kromatografi Lapis Tipis yaitu pemisahan senyawa multi komponen dengan menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak.Fase diam yang digunakan yaitu Silika Gel GF 254 nm dan fase gerak yang digunakan yaitu toluen dan asam asetat glasial (8:2). Diperoleh hasil dari 12 sampel didapat 6 sampel teridentifikasi mengandung zat hidrokuinon dengan warna bercak ungu untuk sampel, baku pembanding dan sampel ditambah baku serta diperoleh hasil harga Rf untuk masing-masing sampel yaitu sampel E = 0,05, F = 0,05, G = 0,03, H = 0,05, J = 0,03, L = 0,01. Diperoleh kesimpulan pada sabun pembersih wajah yang dijual di toko online (online shop) dengan metode Kromatografi Lapis Tipis dalam 12 merk sabun pembersih wajah diperoleh hasil 50 % dari sampel tersebut mengandung zat hidrokuinon. Kata kunci : Hidrokuinon, Sabun Pembersih Wajah, Online Shop, Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
ANALISIS BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN CAPPUCINO CINCAU YANG DIJUAL DI KAWASAN RAJABASA Annisa Primadiamanti; Gusti Ayu Rai Saputri; Afri Asia Nata Nyaman
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.923 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i2.1167

Abstract

Akhir-akhir ini minuman cappucino cincau menjadi sangat digemari oleh masyarakat khususnya anak–anak yang terkadang tidak lagi  memperhatikan kebersihan air yang bisa memicu berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh bakteri . Salah satu bakteri yang  terdapat dalam air yaitu Escherichia coli. Bakteri Escherichia coli merupakan flora normal didalam usus besar. Jika didapatkan kontaminasi bakteri ini pada suatu minuman maka merupakan suatu indikasi bahwa minuman tersebut  tercemar oleh kotoran manusia. Untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri Escherichia coli maka dilakukan pengujian bakteri Escherichia coli dengan menggunakan metode Most Probable Number (MPN) menggunakan uji pendahuluan dan uji penegasan.Uji pendahuluan bakteri coliform dengan media Lactose broth dari ke lima sampel didapatkan hasil positif mengandung coliform kemudian uji penegasan dengan media E.C broth didapatkan hasil negatif Escherichia coli karna tidak terbentuk gas pada masing-masing tabung durham. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari  ke 5 sampel minuman cappucino cincau yang dijual di kawasan Rajabasa Bandar Lampung tersebut ternyata tidak tercemar bakteri Escherichia coli. yaitu Negatif/ 100 ml berdasarkan SNI 7388-2009. Kata kunci : cappucino cincau, Escherichia coli, Most Probable Number (MPN) 
UJI ADSORBEN LIMBAH KULIT SINGKONG TERHADAP ION LOGAM Pb (TIMBAL) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Robby Candra Purnama; Annisa Primadiamanti; Fitri Yanti
Jurnal Analis Farmasi Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.364 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v5i2.4085

Abstract

Permasalahan –permasalahan lingkungan banyak mendapat perhatian akhir –akhir ini, terutama terhadap kehadiran polutan beracun yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan manusia khususnya jenis logam berat salah satunya adalah Pb. Salah satu cara penanganan pencemaran logam berat adalah dengan memanfaatkan prinsip variasi massa adsorben dan waktu kontak dengan menggunakan kulit singkong yang memiliki kandungan protein, sellulosa non-reduksi, serat kasar yang tinggi dan HCN (asam sianida). Komponen –komponen tersebut mengandung gugus –OH, –NH2, –SH dan –CN yang dapat mengikat logam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari kulit singkong dalam menyerap ion logam Timbal (Pb) pada konsentrasi 10 ppm yang di analisis dengan metode Spetrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 283.28 nm, dan menggunakan dua variasi yaitu Variasi 1 (1 g adsorben kulit singkong dalam waktu kontak 30 dan 60 menit), Variasi 2 (1,5 g adsorben kulit singkong dalam waktu kontak 30 dan 60 menit. Setelah dilakukan perhitungan terlihat peningkatan efisiensi penyerapan seiring semakin lamanya waktu kontak antara adsorben dengan ion logam Timbal (Pb). Dengan efisensi penyerapan terbesar pada waktu kontak 60 menit pada variasi kedua dengan nilai efisensi penyerapan pada masing –masing variasi adalah sebesar 95,09 % dan 96,30 %. Dari 2 variasi tersebut didapatkan penyerapan terbaik ion logam Timbal (Pb) yaitu pada variasi 2 dengan massa adsorben 1,5 gr dan waktu kontak 60 menit dengan konsentrasi ion terserap 9,1372 mg/l dan efisiensi penyerapan sebesar 96,30 %. Kata Kunci :Kulit singkong, Logam Pb, Spektrofotometri Serapan Atom.

Page 4 of 22 | Total Record : 214