cover
Contact Name
fakrurradhi
Contact Email
fakrurradhi@iaialaziziyah.ac.id
Phone
+6285270075934
Journal Mail Official
alfikrah@iaialaziziyah.ac.id
Editorial Address
Jln. Mesjid Raya Km. 1.5 Samalanga Kab. Bireuen Nanggroe Aceh Darussalam 24264 Aceh, Indonesia
Location
Kab. bireuen,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Al-Fikrah
ISSN : 20858523     EISSN : 27462714     DOI : https://doi.org/1054621/jiaf.v7i2
Jurnal al-Fikrah merupakan jurnal ilmiah yang memuat naskah di bidang hukum, pendidikan dan dakwah Islam. Terbit Pertama Volume 1 Nomor 1 Bulan Juni Tahun 2012 secara cetak. Kemudian Tahun 2020 baru diterbitkan dalam versi Online. Ruang lingkup dari Jurnal al-Fikrah berupa hasil penelitian dan kajian analisis -kritis dengan tujuan sebagai wadah yang kredibel bagi akademisi dan peneliti untuk menyebarluaskan karya, studi, makalah, dan bentuk penelitian lainnya. Pembentukannya bertujuan untuk menjadi jurnal ilmiah dengan reputasi nasional serta mempromosikan kemajuan, pemahaman, dan hukum, pendidikan dan dakwah Islam. Pemuatan artikel di jurnal ini dialamatkan ke website https://ejournal.iaialaziziyah.ac.id/index.php/jiaf Informasi lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia di dalam setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi mitra bestari (reviewer) atau editor. Jurnal al-Fikrah diterbitkan oleh institut Agama Islam al-Aziziyah Samalanga, Bireuen, Aceh, Indonesia. al-Fikrah adalah jurnal ilmiah dan referensi yang menyediakan sumber informasi resmi bagi para sarjana, akademisi, dan profesional di bidang hukum, pendidikan dan dakwah Islam. Jurnal ini diterbitkan dalam bentuk cetak dan online yang dapat di unduh secara gratis, yang mana akan diterbitkan secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun.
Articles 135 Documents
Peranan Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kurikulum Ridhwan M Daud
Al-Fikrah Vol 1 No 2 (2012): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.527 KB)

Abstract

Kualitas proses dan hasil pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh kepala sekolah dalam mengembangkan kurikulum di sekolahnya. Oleh karena itu selalu dijumpai sekolah-sekolah yang setelah terjadi pergantian kepalanya sekolah tersebut proses dan hasil pembelajaranya menjadi lebih baik atau sebaliknya ia menjadi lebih buruk . Dengan demikian dapat diketahui bahwa di sekolahnya kepala sekolah harus benar-benar berperan dalam memberikanpetunjukdanpengawasanterhadapteampengembang kuriklum di sekolahnya. Ia juga bertanggungjawab terhadap relevansi antara kondisi dan kebutuhan masyarakat di sekitar sekolah dengan kurikulum sekolahnya . Kepala sekolah sebagai manajer harus mampu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, mengendalikan dan mendayagunakan setiap unsur dalam organisasi sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan sebagai administrator ia harus mampu membuat relevansi antara pengembangan kurikulum dengan administrasi anak didik, personalia, sarana, keuangan, bimbingan dan konseling dan daya dukung lainnya. Kepala sekolah sebagai innovator harus juga mampu membuat hubungan dengan pihak-pihak lain seperti pusat pengembangan kurikulum, lembaga penelitian, perguruan tinggi, lembaga-lembaga ilmu pengetahuan, perusahaan-perusahaan swasta baik dalam negeri maupun luar negeri untuk mencari model-model pembelajaran baru yang memungkinkan untuk dikembangkan di sekolahnya. Kepala sekolah sebagai pendidik harus mampu membina mental, moral dan fisik tenaga kependidikan di sekolahnya sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Kepala sekolah sebagai motivator harus memiliki strategi yang tepat untuk menguatkan komitmen semua pihak untuk menjadikan ide pengembangan itu terwujud. Kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu memberikan bantuan kepada guru dalam membuat program- program pembelajaran bukan hanya memberikan perintah dan sanksi hukum.
Syariat Islam Sebagai Perlembagaan Negara Studi Kasus Indonesia Muntasir
Al-Fikrah Vol 2 No 1 (2013): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena hukum yang berlaku pada masa rasulullah tersebut dan juga pada masa khulafaur setelahnya dibandingkan dengan kenyataan setelahnya, menyebabkan perbezaan para sarjana sama ada sarjana Islam mahupun sarjana barat dalam melihat eksistensi penerapan syariat Islam. Adakah syariat Islam boleh wujud sebagai sebuah perlembagaan negara atau tidak. Lebih-lebih lagi dalam kontek negara moden (negara bangsa), adakah syariat Islam relevan atau tidak. Sedemikian itulah pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada jawapan yang seragam. Syariat Islam adalah sesuatu yang pernah dipraktekkan dalam kehidupan yang mengatur hubungan manusia antar individu dan kelompok. Ia telah membawa kejayaan bagi Rasulullah dan para khalifah selepasnya dalam membina kehidupan politik dan kenegaraan. Sesuatu yang pernah berjaya dilakukan pada masa dahulu, maka tidak akan mustahil ia pun akan dapat diterapkan pada masa ini. Tentunya dengan beberapa penyesuaian selaras dengan perkembangan masa, persekitaran dan budaya. Beberapa contoh negara bukan Arab yang dapat melaksanakan syariat Islam, menjadi contoh bahwa syariat Islam pada hakikatnya adalah ajaran universal yang lintas sempadan. Kaitannya dengan wacana beberapa kelompok untuk memperjuangkan penerapan syariat Islam di Indonesia adalah sesuatu yang wajar dilakukan. Ide rekulturisasi syariat yakni menyelaraskan ruh syariat Islam dalam masyarakat Indonesia adalah hal yang boleh didiskusikan secara berkesinambungan. Dengan begitu kendala apa sahaja yang menghadang formalisasi syariat Islam dapat diberikan solusi yang tidak merugikan siapapun. Tinggal menunggu kemauan politik (political will) dari para elite dan masyarakat untuk merealisasikannya.
Fenomena Madzhab Fikih: (Faktor Kelahiran Madzhab Fikih dan Legalitasnya dalam Ber-taqlid) Helmi
Al-Fikrah Vol 2 No 1 (2013): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.189 KB)

Abstract

Pendapat dan pemikiran para imam madzhab merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab moral mereka atas berbagai persoalan umat yang membutuhkan kejelasan hukum dari fikih. Di samping hasil ijtihad mereka terkadang sama, tidak jarang pula terjadinya perbedaan. Pada dasarnya perbedaan itu hanya sebatas perbedaan pendapat di antara seorang mujtahid dengan mujtahid lainnya. Selanjutnya, setelah pendapat dan jalan pikiran para imam madzhab dijadikan sebagai pegangan dalam fikih oleh para pengikutnya, lantas pendapat dan jalan pikiran tersebut menjadi seperti doktrin dan begitu mengkristal di kalangan para pengikut. Saat itulah berbagai madzhab fikih mulai dikenal dengan menyandarkannya kepada nama daerah tertentu atau nama imam madzhab yang diikuti. Secara lebih spesifik, lahirnya berbagai madzhab fikih tidak terlepas dari faktor teologis, geografis, metodologis, dan sosiologis. Dalam memandang fenomena madzhab fikih yang berkembang untuk dijadikan ikutan, para ulama menetapkan setelah melakukan berbagai penelitian yang mendalam bahwa madzhab yang boleh diikuti terbatas pada empat madzhab saja yakni Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Pada sisi yang lain, dengan memahami asal-usul dan arus pemikiran madzhab-madzhab fikih diharapkan kita mampu bersikap toleransi atas berbagai perbedaan pendapat, selama perbedaan itu berada dalam ruang lingkup madzhab yang mu’tabar, tanpa mengesampingkan aturan-aturan yang berkaitan dengan taqlid.
Tamaddun Islam Pernah Tinggi (Golden Age) Marzuki Abdullah
Al-Fikrah Vol 2 No 1 (2013): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.273 KB)

Abstract

Kejayaan dinasti Abbasiyah telah membawa pengaruh besar dalam dunia Islam, dan telah mengantarkan Islam ke puncak kejayaanya dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, baik bidang pemerintahan, ekonomi dan ilmu pengetahuan. Banyak para ilmuwan yang lahir ketika itu, ilmuwan teknologi misalnya, kontribusi ilmu pengetahuannya banyak sekali yang dapat dirasakan pemerintah dan masyarakat. begitu juga para ilmuwan dalam bidang agama, banyak tokoh-tokoh agama yang muncul, baik dalam bidang hadits, tafsir, aqidah maupun fiqh. Unsur paling penting dari kemajuan peradaban yang dibangun oleh umat Muslim Era Abbasiyah tersebut adalah al-fikrah al- dīniyah, yang dalam konteks ini adalah nilai-nilai dan konsep- konsep yang bermuara kepada sumber agama Islam itu sendiri yaitu wahyu. Unsur ini ditopang oleh unsur-unsur penunjang lainnya yaitu sumberdaya manusia yang direpresentasikan utamanya oleh para khalifah serta tokoh-tokoh ilmuan saat itu, serta ruang dan waktu yang mewujud dalam rentang sejarah yang berlaku. Perjalanan kerajaan Abbasiyah yang cukup panjang ini, telah menamperlihatkan eksistensi umat islam kedalam percaturan politik dunia, dimana umat kristen sedang mengalami kegelapan dalam bidang ilmu pengetahuan pada masa itu. Namun demikian fakta menyatakan bahwa dinasti ini akhirnya menghadapi kemunduran dan kehancuran yang disebabkan oleh beberapa faktor intern dan ekstern, sehingga sangat mudah dikalahkan oleh pihak yang berkepentingan.
Peran dan Kedudukan Ulama Dayah dalam Masyarakat Aceh: (Studi Abu Hasballah Keutapang Nisam Kabupaten Aceh Utara) Abdullah
Al-Fikrah Vol 2 No 1 (2013): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.031 KB)

Abstract

Ulama dalam strata masyarakat Aceh memiliki kedudukan yang tinggi dan memegang kendali dalam ranah kehidupan agama, sosio-kultural. Masalah peran dan kedudukan ulama akhir-akhir ini semakin mendapat perhatian dari kalangan baik masyarakat maupun peneliti. Aceh dikenal dengan julukan serambi Mekkah yang masyarakatnya sangat fanatik terhadap agama yang dianut. Kefanatikan ini dapat dilihat dengan melekatnya masyarakat Aceh dengan elit-elit agama dan menghormati orang-orang yang banyak menguasai ilmu agama Islam seperti ulama, bahkan orang yang sedang menuntut (meudagang) ilmu agama sekalipun (murid/santri). Penghargaan yang diberikan masyarakat Aceh terhadap ulama dapat dilihat dalam catatan historis perkembangan Islam di Aceh dan Raja-raja Aceh. Banyak para ulama yang menduduki jabatan tinggi di kerajaan baik sebagai Qadhi, bahkan penasehat Raja sekalipun. Karena memiliki peran yang sangat strategis dan penting dalam kehidupan sosial maka Masyarakat Aceh telah menempatkan posisi ulama sebagai referensi akhir dalam memecahkan berbagai macam konflik/ pertikaian dalam lingkungannya, keluarga bahkan masalah yang bersifat pribadi sekalipun, penghormatan masyarakat kepada ulama juga dapat kita lihat ketika acara formal maupun non formal berlangsung dimana para elit-elit agama sangat diistimewakan, mulai dari proses penjamuan dalam sebuah acara besar (Serimonial/Protokuler) mulai dari cara mengundangnya, tempat yang disediakan untuk para ulama hingga akhirnya acara, dimana para elit-elit agamanya mendapat tempat yang khusus dan hidangan yang berbeda dengan masyarakat biasa. Didalam masyarakat Aceh tujuan hidup bukan hanya di dunia akan tetapi kebahagian akhirat lebih penting dan lebih kekal, melalui petuah dan nasehat para ulama inilah mereka mengharapkan ada tuntunan kearah kemenangan keduanya yaitu dunia dan akhirat hal ini sesuai dengan ungkapan yang sering keluar dari masyarakat ‚ beumalem beukaya, beubahagia dunia akhirat‛ (alim, kaya, bahagia didunia dan diakhirat). Selanjutnya kenapa dengan ulama dayah? hal ini disebabkan merekalah yang paling dekat dengan masyarakat dan ada kesamaan dalam sosio cultural mereka yang kebanyakan berada di pedesaan (perkampungan) Masyarakat. Mereka melihat, menilai dan meneladani nilai- nilai yang di tanam dan dikembangkan oleh seorang ulama yang hampir saban hari ada bersama mereka. Terlebih khusus arahan tetang cara hidup berdasarkan nilai-nilai syariat Islam yang sudah ada dan yang sudah di terapkan oleh Pemerintah Aceh melalui hukum positif.
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat yang Partisipatif Fauzi
Al-Fikrah Vol 2 No 1 (2013): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.346 KB)

Abstract

Pembangunan masyarakat sebagai bentuk transformasi ekonomi yaitu berupa merubah keadaan masyarakat dari miskin menjadi tidak miskin, sehingga mengakibatkan trasformasi sosial sebagai aspek yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat menjadi terabaikan. pembangunan sebagai usaha untuk membuat masyarakat bisa mandiri, sehingga mereka dapat mengatasi/ memecahkan masalahnya sendiri. Selain pembangunan bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga pembangunan disyaratkan keikutsertaan masyarakat (partisipasi), kreatifitas dan inisiatif dari masyarakatnya. Pemberdayaan masyarakat (empowerment), yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. pendekatan pemberdayaan masyarakat bertitik berat pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri sehingga diharapkan dapat memberi peranan kepada individu bukan sekedar objek, tetapi justru sebagai subjek pelaku pembangunan.
Tindak Pidana Pemberontakan dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam Azmi Yudha Zulfikar
Al-Fikrah Vol 2 No 2 (2013): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1314.909 KB)

Abstract

Salah satu tindak pidana yang diatur dalam hukum Positif dan hukum Islam adalah tindak pidana pemberontakan, dalam penelitian ini penulis menjelaskan pandangan riil dari hukum positif Indonesia serta hukum Islam terhadap tindak pidana pemberontakan dengan menganalisa beberapa dokumen dasar pijakan hukum dari hukum positif serta hukum Islam terhadap tindak pidana pemberontakan. Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan pendangan umum tentang klasisifikasi pemberontakan yang terjadi, hukuman yang diberikan kepada pemberontak serta solusi penyelesaian pemberontakan dengan menganalisa dari hukum positif dan hukum Islam. Dan akhirnya dapat penulis simpulkan bahwa klasifikasi pemberontakan dapat dikategorikan ada 4 dilihat dari sudut pandang maksud dan tujuan pemebrontakan itu sendiri, selanjutnya hukum positif dan hukum Islam memandang bahwa pemberontakan terhadap pemerintah yang sah adalah sebagai suatu tindak kriminal dan juga memberikan solusi dalam penyelesaian pemberontakan.
Implementasi Metode Iqra’dalam Meningkatkan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Murdani
Al-Fikrah Vol 2 No 2 (2013): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.355 KB)

Abstract

Al-Qur’an adalah merupakan pedoman umat Muslim di dunia ini yang mewajibkan kepada kita semua untuk belajar dalam membaca dan menulis Al-Qur’an sejak kecil, karena pada fase awal masa anak sangat penting dalam penanaman pendidikan agama sejak dini melalui pembelajaran membaca dan menulis al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom Action Reserach) dengan jenis kolaboratif partisipatoris, tehnik pengumpulan data dilakukan dengan dengan menggunakan observasi (aktivitas kelas, interview dan test sebagai data tambahan), wawancara dan dokumentasi. Data bersifat kualitatif dan peneliti sebagai instrumen kunci, banyak sekali metode yang digunakan dalam pembelajaran al-Qur’an seperti metode Qiraati, metode Iqra’, metode Tilawati, Metode At-Tartil dan sebagainya. Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu Bagaimana penerapan Metode Iqra’ . Apa kelebihan dan kekurangan Iqra’. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat. Yang bertujuan menjelaskan penerapan metode Iqra’ dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan Metode iqra’ serta faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan metode iqra’ dalam meningkatkan Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dapat disimpulkan bahwa Metode iqra’ dapat meningkatkan pembelajaran baca Tulis al-Qur’an dengan didukung oleh pengelolaan kelas yang bervariatif, penggunaan startegi BCS (bermain, cerita dan selawat) serta harus didukung pula dengan media pembelajaran yang bervariatif.
Pengaruh Profesionalisme Guru PAI Terhadap Motivasi Belajar Siswa Muammar
Al-Fikrah Vol 2 No 2 (2013): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.297 KB)

Abstract

ABSTRAKProfesionalisme guru adalah kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran seorang guru sebagai tugas mata pencaharian. Profesionalisme guru yang dimaksud adalah profesionalisme guru PAI yaitu seorang guru yang memiliki keahlian khusus dalam PAI sehingga ia mampu melaksanakan dan memfungsikan serta bertanggung jawab atas tugasnya sebagai guru. Adapun Kompetensi yang harus dimiliki guru profesional adalah: Pertama, kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kedua, kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang memiliki pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya. Ketiga kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta pengusaan terhadap struktur dan metedologi keilmuannya. Keempat, kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasidan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang timbul dari diri siswa untuk mengikuti suatu pembelajaran karena menganggab sebagai kebutuhan yang harus dicapai secara maksimal oleh siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Dalam pengumpulan data peneliti melakukan observasi di SMA Negeri 1 Muara Tiga, dokumentasi, wawancara dengan kepala sekolah dan guru bidang studi PAI dan pembagian angket kepada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara profesionalisme guru bidang studi PAI terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Muara Tiga sebesar 50% dan pengaruh dari faktor lain dipengaruhi sebesar 50%.
Tingkat Kesadaran Kewajiban Suami Terhadap Isteri: (Kajian Antara Fiqh Syafi`Iyah Dengan Praktek di Gampong Blang Panyang Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen) Yusnadi
Al-Fikrah Vol 2 No 2 (2013): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.314 KB)

Abstract

AbstrakUntuk membolehkan pergaulan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan harus melalui aqad nikah sebagai syarat untuk membentuk keluarga harmonis. Kesadaran suami dalam menunaikan kewajibannya terhadap isteri harus diiringi oleh rasa tanggungjawab terhadap isteri. Karena realita kita lihat, tidak sedikit rumah tangga yang retak disebabkan kurangnya kepedulian seorang suami terhadap isterinya. Namun dari itu, apakah kenyataan yang demikian karena kurang kesadarannya tentang kewajibannya, atau karena ada faktor lain seperti kemiskinan. Beranjak dari uraian inilah, penulis lebih jauh ingin meneliti tentang kewajiban seorang suami terhadap isterinya, yang penulis tuangkan ke dalam sebuah jurnal dengan judul “Tingkat Kesadaran Kewajiban Suami Terhadap Isteri (Kajian Antara Fiqh Syafi`iyah dengan Praktek di Gampong Blang Panyang Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen)”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketentuan fiqh syafi`iyah dan praktek masyarakat Gampong Blang Panyang mengenai kewajiban suami terhadap isteri. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menemukan secara spesifik dan realistis tentang apa yang sedang terjadi pada suatu saat ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Adapun tehnik pengumpulan datanya penulis lakukan dengan cara fiel research (studi lapangan). Teknik pengolahan data (metode analisis) yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah teknik analisis data kualitatif dengan pendekatan induktif, dalam arti peneliti berangkat dari fakta, informasi dan data, kemudian dideskripsikan serta dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian serta diperhitungkan persentasenya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketentuan fiqh syafi`iyah, kalau masalah nafkah itu ditentukan menurut kemampuan atau kesanggupan seorang suami, namun kalau mengenai tempat tinggal (rumah) itu dilihat keadaan seorang isteri semasih bersama orang tuannya. Berdasarkan wawancara dan hasil angket, pengetahuan masyarakat Gampong Blang Panyang tentang kewajiban suami terhadap isteri itu berbeda-beda tergantung ilmu pengetahuan agama yang mereka miliki. Sedangkan prakteknya juga berbeda- beda tergantung jenis kewajiban, kalau mengenai nafkah semua masyarakat memenuhi kewajibannya terhadap isteri, namun dari itu ada juga masyarakat yang menjawab kadang-kadang mencukupi, itu menurut pendapatan mereka perhari. Begitu juga masalah memimpin dan mendidik isteri, sudah bisa dikatakan baik dan ada.

Page 5 of 14 | Total Record : 135