cover
Contact Name
M Dian Hikmawan
Contact Email
dian.hikmawan@untirta.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
komunitas@untirta.ac.id
Editorial Address
FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl Raya Palka KM 3 Sindangsari. Kab. Serang Banten
Location
Kab. serang,
Banten
INDONESIA
Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
ISSN : 27980855     EISSN : 27980766     DOI : http://dx.doi.org/10.31506/komunitas:jpkm
Core Subject : Social,
KOMUNITAS: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), contains various activities of the teaching staff in FISIP Universitas Sultan Ageng Titayasa in handling and managing the various potentials, obstacles, challenges, and problems that exist in society. Implementation of service activities also involve the participation of the community and partners. Service activities are organized into an activity aimed at improving the welfare of society.
Articles 50 Documents
Peningkatan Kualitas Pelayanan Melalui Model Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Berbasis Transparansi Dan Partisipasi Warga Pada Kantor Desa Sindangsari Dan Desa Pasir Karag Moh. Rizky Godjali; Wahyu Kartiko Utami; Gilang Ramadhan
Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 1 Issue 1 Juni 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1430.271 KB) | DOI: 10.31506/komunitas:jpkm.v1i1.11665

Abstract

AbstrakUndang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik telah mengamanatkan kewajiban bagi penyelenggara untuk memenuhi komponen-komponen standar layanan. Kepatuhan terhadap standar pelayanan publik akan memberikan kepastian hukum bagi pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan layanan. Standar pelayanan memberikan ketentuan tentang hak dan kewajiban bagi penerima dan pemberi/petugas layanan. Hasil identifikasi pada observasi awal dan diskusi tematik bersama perangkat pemerintah desa pada Desa Sindangsari dan Desa Pasir Karag, ditemukan sejumlah persoalan penting berkaitan dengan pelayanan publik di kantor desa. Pertama, ruang layanan yang belum ideal dan belum terbentuk terdiri dari ruang muka layanan (front office) dan ruang bagian dalam kantor (back office). Kedua, tidak tersedia komponen standar pelayanan publik pada ruang-ruang layanan di kantor kedua desa mitra. Ketiga, pemahaman dan kesadaran rendah bagi aparatur pemerintah desa mengenai standar pelayanan. Keempat, tingkat partisipasi warga yang rendah dalam perbaikan kualitas layanan di kantor desa. Wujud konkret dari program pengabdian pada masyarakat ini ialah membangun Model Kepatuhan Terhadap Standar Pelayanan Publik Berbasis Transparansi dan Partisipasi Warga pada kantor desa-desa mitra. Program nyata akan tertuang pada dua metode pendekatan. Pertama berupa program pembinaan bagi aparatur desa berbasis pelatihan dan praktek langsung. Kedua berupa pendampingan dalam penataan ruang layanan dan pemenuhan komponen standar pelayanan di kantor kedua desa mitra.Katakunci:  Standar Pelayanan Publik, Good Governance, Pemerintahan Desa.   AbstractThe rules number 25 of 2009 concerning Public Services has mandated the obligation for providers to fulfill the components of service standards. Compliance with public service standards will provide legal certainty for parties involved in service delivery. Service standards provide provisions regarding rights and obligations for recipients and service providers/officers. The identification results from initial observations and thematic discussions with village government officials in Sindangsari Village and Pasir Karag Village, found a number of important issues related to public services at the village office. First, the service room that is not yet ideal and has not yet been formed consists of the front office and the back office. Second, there is no standard component of public services in service rooms in the offices of the two partner villages. Third, low understanding and awareness of village government officials regarding service standards. Fourth, the low level of citizen participation in improving the quality of services at the village office. The concrete manifestation of this community service program is to build a Compliance Model with Public Service Standards Based on Transparency and Citizen Participation at the partner village offices. The real program will be contained in two approach methods. The first is in the form of a coaching program for village officials based on direct training and practice. The second is in the form of assistance in the arrangement of service spaces and the fulfillment of service standard components in the offices of the two partner villages.Keywords: Public Service Standard, Good Governance, Local Governance.
Penyuluhan Optimalisasi Peran Organisasi Wanita Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Pemberdayaan Perempuan di Tengah Era Globalisasi di Kelurahan Kalitimbang Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon Titi Stiawati; Ika Arinia Indriyany
Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 2 Issue 1 June 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/komunitas:jpkm.v2i1.15688

Abstract

AbstrakPemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah salah satu organisasi masyarakat yang ada di dalam suatu wilayah Provinsi, Kabupaten, Kotamadya, Kecamatan, Klurahan atau Desa yang memperdayakan perempuan agar dapat menjadi perempuan yang mandiri dan dapat membina keluarganya. PKK merupakan organisasi yang masih bertahan hingga sekarang, dalam kegiatan PKK menerapkan sepuluh program pokok yang diterapkan dalam kegiatanya. Sepuluh program PKK ini sudah mencakup aspek aspek kehidupan di dalam masyarakat. Seluruh anggota PKK ikut dengan sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak apapun sehingga ibu rumah tangga yang hanya setiap hari selalu dirumah melakukan pekerjaan rumah, mengurus anak dan suami diberikan wadah dalam pengembangan dirinya. Pertemuan antar anggota dilaksanakan satu bulan sekali dengan membahas tema bahasan yang sudah di siapkan oleh ketua PKK. Kegiatan PKK yang dilaksanakan bertujuan untuk membentuk pribadi perempuan yang kuat agar perempuan dapat mengembangkan kemampuan yang ia miliki oleh karena itu PKK sangat berperan besar dalam pemberdayaan perempuan. Adapun fungsi dan peran Tim Penggerak PKK di Kelurahan Kalitimbang Kecamatan Cibeber Kota Cilegon dalam menciptakan keluarga yang sehat dan berketahanan sangat besar mengingat kedudukannya yang sangat strategis. Karena Tim Penggerak PKK di Kelurahan Kalitimbang menjadi motor penggerak sekaligus motivator, dinamisator dan fasilitator  kegiatan. Tim Penggerak PKK Kelurahan Kalitimbang  selalu bergerak aktif melakukan pembinaan dan penyuluhan pada masyarakat dengan harapan hasil pembinaan dan penyuluhan tersebut di bawa dan diterapkan oleh ibu-ibu di keluarganya masing-masing. Sehingga ibu sebagai pendamping suami dapat berperan lebih optimal dalam ikut mewujudkan keluarga yang sehat dan berketahanan. Tidak sekedar hanya mengurusi dapur, sumur dan kasur yang notabene hanya sebagai pelayanan suami.Katakunci : pemberdayaan, PKK, perempuan AbstractFamily Empowerment and Welfare (PKK) is one of the community organizations in a province, district, municipality, sub-district, village, or village area that empowers women to become independent women and can nurture their families. PKK is an organization that still survives now. In its activities, PKK implements ten main programs that are implemented in its activities. These ten PKK programs already cover aspects of life in the community. All PKK members participated voluntarily, without coercion, so homemakers who were only at home every day doing housework and taking care of children and husbands were given a place to develop themselves. Meetings between members are held once a month to discuss the topic of discussion that the PKK chairman has prepared. The PKK activities aim to form strong women's personalities so that women can develop their abilities. Therefore, PKK plays a significant role in empowering women. The function and role of the PKK Mobilizing Team in Kaliimbang Village, Cibeber District, and Cilegon City in creating a healthy and resilient family are enormous. It happens considering PKK has a strategic position of  Mobilization Team in Kaliimbang Village is the driving force and the motivator, dynamist, and facilitator of activities. In The Kaliimbang Village, PKK is always actively providing guidance and counseling to the community. They hope the guidance and counseling from PKK will be brought and implemented by mothers in their respective families so that the mother as a husband's companion can play a more optimal role in realizing a healthy and resilient family. Not just taking care of the kitchen, wells and mattresses are only husband services.Keywords : empowerment, PKK. women 
Sosialisasi Stunting dan Upaya Pencegahannya Di Desa Padarincang, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang Yeni Widyastuti; Uus Fanny Nur Rahayu; Tia Mulyana; Amal Maftuh Khoiri
Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 2 Issue 1 June 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/komunitas:jpkm.v2i1.15577

Abstract

AbstrakUsaha untuk menjamin Kesehatan ibu hamil, Kesehatan bayi, balita dan anak usia sekolah termasuk upaya penanganan stunting menjadi Visi Indonesia 2020-2024. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dan kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Permasalahan stunting adalah permasalahan gizi (Rahmadita, 2020) yang dapat menyebabkan tingginya tingkat kematian pada balita di Indonesia bahkan Asia Tenggara (Apriliana &Fikawati,2018). Ragam kebijakan penanggulangan stunting telah dikeluarkan oleh pemerintah melalui 5 (lima) pilar utama yaitu (a) Peningkatan komitmen komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupatenfkota,dan pemerintah desa; (b) Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat; (c) Peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif di kementerian/Lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota dan pemerintah desa; (d) Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat dan (e) Penguatan pengembangan system, data, informasi, riset dan inovasi  serta kebijakan yang bersifat Kerjasama lintas sektor dari pusat sampai dengan pemerintah di tingkat desa (Latifa Suhada Nisa,2018). Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini menjadi penting dalam rangka peningkatan kesadaran dan pemahaman terkait stunting dan upaya pencegahannya di Desa Padarincang, Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang Propinsi Banten.Kata Kunci: Penyebab, Stunting, Upaya Pencegahan AbstractEffort to ensure the health of pregnant women, infant, toddler and school-age children, including effort to dealing with stunting, are Indonesia’s Vision 2020-2024. Stunting is a condition of failure to thrive in children under five due-to chronic malnutrition, especially the First 1,000 Days of Life It causes by a lack of nutritional intake for a long time and the occurrence of repeated infections, and both of these factors are influenced by inadequate parenting. Malnutrition occurs since the baby is in the womb and in the early days after the baby is born, however, stunting only appears after the baby is two years old. Nutritional problem (Rahmadita,2020) which can cause high mortality rates for children under five in Indonesia and even Southeast Asia (Apriliana & Fikawati, 2018). Various prevention policies has been issued by the government through five main pillars, namely (a) Increasing commitment and leadership vision in ministries/agencies, provincial governments, district/city governments and village governments; (b) Improve communication of behavior change and community empowerment; (c) Increasing the convergence of specific and sensitive interventions in ministries/agencies, provincial governments, district/city governments and village governments; (d) Increasing food and nutrition security at the individual, family and community level and (e) Strengthening the development of system, data, information, research and innovation as well as policies that are cross-sectoral collaboration from the center of the government at the village level (Latifa Suhada Nisa, 2018). This community service activity is importance in order to increase awareness and understanding regarding stunting and its prevention efforts in Padarincang Village of Serang Regency of Banten Province.Keywords: Causes, Prevention, Stunting
Peningkatan Keterampilan Pembuatan Pot dari Limbah Plastik Rumah Tangga di Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten Iis Solihat; Any Meilani; Olivia Idrus; Ace Sriati Rachman; Pesi Suryani; Milde Wahyu
Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 2 Issue 1 June 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/komunitas:jpkm.v2i1.15851

Abstract

AbstrakKegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini merupakan bagian dari pendidikan tata kelola sampah yang bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku daur ulang khususnya limbah plastik. Pemilihan mitra di Provinsi Banten didasarkan atas telaah pustaka yang menyatakan bahwa di Provinsi Banten, jumlah limbah plastik yang berhasil dikumpulkan tergolong rendah yakni sebesar 10,24%. Hal ini menunjukkan minimnya kesadaran pemerintah dan masyarakat di Provinsi Banten dalam mengelola limbah plastik. Kreasi pot tanaman hias dipilih karena merupakan produk daur ulang yang tergolong mudah dilakukan dengan teknologi sederhana di tengah suburnya hobi merawat tanaman hias selama pandemi. Warga belajar di Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten yang dilibatkan sejumlah 56 orang. Pelatihan diselenggarakan secara daring dan luring. Pendekatan partisipatif dan eksperimental dipilih agar warga belajar dapat langsung mengimplementasikan ilmu dalam praktik nyata. Selain itu, warga belajar juga dibekali pengetahuan dan teknis memasarkan pot plastik hasil kreasinya di berbagai e-commerce guna meningkatkan taraf hidup sekaligus berkontribusi pada kelestarian lingkungan.Kata kunci:  e-commerce; daur ulang; limbah plastik; pot hias AbstractThis Community Service activity is part of waste management education that is beneficial for increasing knowledge, attitudes and behavior in recycling, especially plastic waste. The selection of partners in Banten Province was based on a literature review which stated that in Banten Province, the amount of plastic waste collected was low at 10.24%. This shows the lack of awareness of the government and society in Banten Province in managing plastic waste. The creation of ornamental plant pots was chosen because it is a recycled product that is relatively easy to do with simple technology in the midst of the fertile hobby of caring for ornamental plants during the pandemic. The residents studied in Pontang District, Serang Regency, Banten Province, which involved 56 people. The training is held online and offline. Participatory and experimental approaches were chosen so that the learning community could directly implement their knowledge in real practice. In addition, learning residents are also equipped with knowledge and technical skills to market their plastic pots in various e-commerce platforms to improve their standard of living while contributing to environmental sustainability.Keywords: e-commerce; recycle; plastic waste; decorative pots
Galinesa (Gerakan Literasi Internet Desa) Dalam Mendorong Pemanfaatan Marketplace Untuk Pengembangan Usaha Bumdes Desa Cilayang Guha M Dian Hikmawan; Bayu Nurrohman
Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 2 Issue 1 June 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/komunitas:jpkm.v2i1.15690

Abstract

AbstrakKegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk Menyediakan akses internet di Desa Cilayang Guha agar bisa diakses oleh masyarakat dalam pemenuhan informasi digital sehingga mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan dan melek internet pada era digital saat ini. Pemanfaatan internet juga didorong oleh perkembangan zaman yang menuntut masyarakat meskipun di Desa untuk lebih kompetitif agar lebih bisa memanfaatkan internet dalam meningkatkan pemahaman dan kreativitas dalam upaya meningkatkan pemberdayaan diri. Pemanfaatan internet juga sebagai sarana untuk melakukan promosi, distribusi, bahkan pemasaran produk untuk bisa menjangkau pasar yang lebih luas, dengan memberikan pelatihan literasi digital dan pendampingan usaha berbasis online. Program pengabdian pada masyarakat akan memiliki luaran yaitu memberikan pelatihan literasi digital yang akan membuat masyarakat melek internet dan mampu menggunakan akses internet sebagai mana mestinya yang diperlukan dalam peningkatan daya saing dan ekonomi kreatif. Pengabdian masyarakat ini dalam jangka panjang juga ingin melakukan pendampingan kepada pelaku usaha dan BUMDes agar bisa memanfaatkan internet sebagai sarana untuk melakukan promosi, distribusi, bahkan pemasaran sehingga ke depan bisa memiliki pasar yang lebih luas dalam pegembangan bisnis ke depannya. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan penentuan permasalahan prioritas mitra, pendekatan dalam menyelesaikan permasalahan mitra, serta melibatkan partisipasi mitra dalam program. Kegiatan ini merupakan manifestasi Tridharma Perguruan Tinggi dan axiologi dari visi misi UNTIRTA untuk berperan sebagai supporting systems bersama-sama dengan masyarakat dalam mendukung secara massif dan efektif dalam pemberdayaan masyarakat desa untuk peningkatan kemandirian mereka dalam ekonomi ke depannya.Kata kunci: Literasi, Digital, Pengabdian Masyarakat   AbstactThis Community Service activity aims to provide internet access in Cilayang Guha Village so that it can be accessed by the community in fulfilling digital information so as to be able to provide understanding to the public about the importance of using and being literate on the internet in the current digital era. The use of the internet is also driven by the development of the era which requires the community even in the village to be more competitive so that they can better use the internet in increasing understanding and creativity in an effort to increase self-empowerment. Utilization of the internet is also a means to promote, distribute, and even market products to reach a wider market, by providing digital literacy training and online-based business assistance. The community service program will have an output, namely providing digital literacy training that will make people internet literate and able to use internet access as appropriate which is needed in increasing competitiveness and the creative economy. This community service in the long term also wants to provide assistance to business actors and BUMDes so that they can use the internet as a means for promotion, distribution, and even marketing so that in the future they can have a wider market in business development in the future. The method used is to determine partner priority problems, approach in solving partner problems, and involve partner participation in the program. This activity is a manifestation of the Tridharma of Higher Education and the axiology of UNTIRTA's vision and mission to act as a supporting system together with the community in supporting massively and effectively in empowering rural communities to increase their independence in the economy in the future.Keyword: literacy, digital, community dedication
Penyuluhan Mitigasi Bencana Kegagalan Teknologi Industri Dan Bencana Tsunami Dengan Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat Kelurahan Randakari Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon Rahmawati Allyreza; Ipah Ema Jumiati; Abdul Apip
Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 2 Issue 1 June 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/komunitas:jpkm.v2i1.15767

Abstract

AbstrakKelurahan Randakari merupakan daerah yang teridentifikasi berada pada situasi rawan bencana yaitu bencana alam dan bencana akibat kegagalan teknologi industri. Beberapa industri kimia besar, semen dan makanan berada di wilayah tersebut serta merupakan akses jalur darat Jalan Lingkar Selatan Kota Cilegon yang banyak dilalui kendaraan besar dan bermuatan hasil industri menuju Pelabuhan bongkar muat Ciwandan. Selain itu, dampak lingkungan dari pembangunan jalan lingkar selatan di daerah Randakari adalah terjadi banjir pada beberapa wilayah Ciwandan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahaya bencana alam dan bencana akibat kegagalan teknologi industri. Metode kegiatan dilakukan dengan pretest dan penyuluhan mitigasi bencana. Sasaran kegiatan tokoh masyarakat, kader posyandu, anggota kampung siaga bencana, anggota linmas (Perlindungan Masyarakat) dan kepada pihak polsek Ciwandan dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan yang ketat. Dari hasil pretest tersebut diketahui bahwa 63,33% peserta memahami definisi bencana dan bentuk bencana kegagalan teknologi industri yang pernah terjadi di sekitar tempat tinggalnya dan 26,67% peserta tidak atau kurang memahami definisi bencana dan bentuk mitigasi bencana. Bentuk bencana kegagalan industri yang pernah terjadi di Kelurahan Randakari berdasarkan jawaban responden antara lain bau kimia bocor, polusi debu, bising suara blower, kebakaran boiler, dan debu batu bara yang sangat menganggu pernapasan dan penglihatan masyarakat. Peserta kegiatan mengharapkan tindak lanjut dari kegiatan penyuluhan ini dengan mendorong pemerintah daerah mengupayakan mengingatkan dan mengawasi secara ketat agar pihak perusahaan/industri selalu berupaya mencegah dan terbuka jika terjadi bencana akibat kegagalan industri. Selanjutnya membangun shelter untuk menampung masyarakat yang mengungsi jika terjadi bencana, peserta juga mengharapkan diadakan pelatihan secara langsung.Kata Kunci: mitigasi bencana; Kesiapsiagaan; bencana akibat kegagalan teknologi industry;  bencana alam  AbstractRandakari Village is an area identified as being in a disaster-prone situation, namely natural disasters and disasters due to the failure of industrial technology. Several large chemical, cement, and food industries are located in the area and are accessed by land to the South Ring Road of Cilegon City, which is used by large vehicles and loaded with industrial products to the Ciwandan port of loading and unloading. In addition, the environmental impact of the construction of the southern ring road in the Randakari area is flooding in several areas of Ciwandan. This activity aims to increase public understanding of the dangers of natural disasters and disasters due to the failure of industrial technology. The targets of the activities are community leaders, integrated health cared (posyandu) cadres, members of Kampung Siaga Bencana, LINMAS, and Police while still implementing strict health protocols. From the results of the pretest, it is known that 63.33% of participants understand the definition of disaster and forms of industrial technology failure disasters that have occurred around their homes and 26.67% of participants do not or do not understand the definition of disaster and forms of disaster mitigation. The types of industrial failure disasters that have occurred in Randakari Village are include chemical leaks, dust pollution, blower noise, boiler fires, and coal dust which greatly disturb people's breathing and eyesight. Activity participants expect follow-up from this outreach activity by encouraging local governments to make efforts to remind and monitor closely so that the company/industry always tries to prevent and is open in the event of a disaster due to industrial failure. Furthermore, building shelters to accommodate people who have fled in the event of a disaster, the participants also expect hands-on training to be held.Keyword : disaster mitigation; preparedness; disasters due to failure of industrial technology;  natural disasters
Pendampingan UMKM dalam Mempromosikan Produk Pangan Lokal Banten melalui Media Sosial Puspita Asri Praceka; Uliviana Restu Handaningtias; Ika Arinia Indriyany
Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 2 Issue 2, Desember 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/komunitas:jpkm.v2i2.16861

Abstract

AbstrakProduk pangan lokal merupakan bagian dari heritage bangsa yang menjadi saksi akan perkembangan peradaban masyarakat dan terikat kuat dengan tradisi budaya bangsa. Pangan lokal tidak hanya perlu untuk dilestarikan tetapi juga ditingkatkan nilainya. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mempromosikan pangan lokal adalah dengan memanfaatkan media sosial. Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil bahwa tagar pangan lokal tidak dimanfaatkan dengan maksimal untuk mempromosikan makanan khas Banten, justru banyak ditemukan kasus promosi untuk makalan di luar makanan lokal dengan menggunakan tagar pangan lokal. Hal ini tentunya tidak meningkatkan awareness masyarakat akan keberadaan pangan lokal Banten sehingga pangan lokal tidak terlalu dikenali keberadaannya dalam jagad raya pangan lokal di Indonesia dan kalah pamor dengan pangan lokal lainnya. Oleh sebab itu, perlu adanya pendampingan kepada UMKM pangan lokal Banten untuk memperkenalkan ragam pangan lokal Banten dengan menggunakan media sosial secara optimal. Upaya ini diharapkan dapat membantu umkm untuk memperkenalkan pangan local kepada masyarakat luas. Dengan menggunakan media sosial diharapkan masyarakat luas mengenali apa saja ragam makanan lokal di provinsi Banten dan sekaligus menyebarluaskan informasi pangan lokal tersebut sehingga informasi mengenai pangan lokal Banten tersebar luas.Katakunci : pangan lokal, promosi, sosial media, UMKM  AbstractLocal food products are part of the nation's heritage which is a witness to the development of community civilization and is firmly bound to the nation's cultural traditions. Therefore, local food needs to be preserved and increased in value. We can utilize social media to promote local food. However, research has shown that local food hashtags are not used optimally to promote Banten specialties. There are many cases of promoting food other than local food using local food hashtags. This way certainly does not increase public awareness of the existence of local Banten food so that local food is not too recognized in the local food universe in Indonesia and loses prestige with other local foods. Therefore, it is necessary to assist local food SMEs in Banten by using social media optimally to introduce a variety of local Banten foods. This effort is expected to help MSMEs to introduce local food to the broader community. By using social media, it is hoped that the wider community will recognize the variety of local foods in the province of Banten and, at the same time, disseminate information on local food so that information about local food in Banten is widely spread.Keywords : local food, promote, social media, micro business
Pelatihan Digitalisasi Badan Usaha Milik Desa di Kabupaten Serang Rahmawati Allyreza; Maulana Yusuf; Agung Satrio W
Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 2 Issue 2, Desember 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/komunitas:jpkm.v2i2.16893

Abstract

AbstrakDigitalisasi merupakan hal yang saat ini gencar dilakukan dalam segala aspek, baik di lingkungan pemerintahan, swasta, Pendidikan dan juga ekonomi. Aktivitas perekonomi tidak lagi menggunakan cara-cara tradisional dalam transaksi perdagangan barang dan jasa dimana penjual dan pembeli bertemu langsung pada sebuah pasar. Digitalisasi dalam dunia perdagangan justru semakin massif dilakukan ditengah terpuruknya perekonomian tradisional berupa penjualan barang dan jasa melalui promosi dan pemasaran langsung. Demikian juga halnya dengan Badan Usaha Milik Desa agar dapat bertahan ditengah pandemic dan dapat bersaing dengan jenis usaha lain, digitalisasi badan usaha milik desa juga mendesak untuk dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada pengelola BUMDES dalam memasarkan produk Bumdes secara digital melalui market place. Kegiatan diikuti oleh perwakilan dua orang pengurus Bumdes yang diundang berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal dimana Bumdes tersebut memiliki kendala dalam hal pemasaran produk yang dihasilkan. Narasumber pelatihan merupakan akademisi Untirta dalam bidang manajemen keuangan daerah, komunikasi digital dan praktisi/penjual melalui market place. Setelah mengikuti pelatihan, Bumdes di Kabupaten Serang dapat langsung menerapkan dan memasarkan produk Bumdes melalui market place.Katakunci: digitalisasi, Badan Usaha Milik Desa (BUMD), market place.  AbstractDigitalization is something that is currently being intensively carried out in all aspects, both in the government, private sector, education, and also the economy. Economic activity no longer uses traditional ways of trading goods and services where sellers and buyers meet directly in a market. Digitalization in the world of trade is increasingly massive amid the decline of the traditional economy in the form of selling goods and services through promotion and direct marketing. Likewise, Village-Owned Enterprises to survive during a pandemic and be able to compete with other types of businesses, the digitalization of village-owned enterprises is also urgent to be carried out. This activity aims to provide training to BUMDES managers in marketing village own company (Bumdes) products digitally through the marketplace. The activity was attended by representatives of two Bumdes administrators who were invited based on the results of observations and initial interviews where the Bumdes had problems in terms of marketing the products produced. The training resource persons are Untirta academics in the field of regional financial management, digital communication, and practitioners/sellers through the marketplace. After participating in the training, Bumdes in Serang Regency can immediately implement and market Bumdes products through the marketplace. Keywords: digitalization, village own company (BUMD), market place.
Gerakan Literasi Internet Desa Dalam Mendorong Pemanfaatan Marketplace Untuk Pengembangan Usaha Bumdes Desa Teluk M Dian Hikmawan; Bayu Nurrohman
Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 2 Issue 2, Desember 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/komunitas:jpkm.v2i2.17839

Abstract

AbstrakPengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan di Desa Teluk ini memiliki tujuan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat desa tentang pentingnya literasi digital di desa.  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sangat penting dilakukan untuk mendorong masyarakat lebih bisa memanfaatkan teknologi yang telah tersedia. Ketika masyarakat sudah memiliki literasi digital yang tinggi, maka akan berdampak kepada banyak hal. Program Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga akan dilihat sebagai salah satu peran perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berkontribusi terhadap pengembangan dan permberdayaan masyarakat untuk mendorong masyarakat yang berdaya saing dengan memanfaatka teknologi informasi. Hal ini juga menunjukan bahwa kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan juga perguruan tinggi bisa dijadikan sebuah. Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan melakukan identifikasi permasalahan yang ada di desa teluk. Observasi dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat langsung ke desa teluk untuk melihat seperti apa potensi yang dimiliki oleh desa teluk. model yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat adalah masyarakat mendapatkan pemahaman dan edukasi yang lebih mendalam terkait dengan pemanfaatan teknologi dan informasi untuk mendorong usaha mikro menengah yang dimiliki oleh masyarakat dengan menggunakan media Pasar Desa yang merupakan Badan Usaha Milik Desa yang dimiliki oleh Desa Teluk.Kata kunci: literasi, digital, pengabdian masyarakat AbstactThis Community Service which was carried out in Teluk Village has the aim of educating the village community about the importance of digital literacy in the village. This community service activity is very important to do to encourage the community to be more able to take advantage of the available technology. When people already have high digital literacy, it will have an impact on many things. This community service activity program will also be seen as one of the roles of universities in this case Sultan Ageng Tirtayasa University which contributes to the development and empowerment of the community to encourage a competitive community by utilizing information technology. This also shows that the collaboration of the government, the community, and also universities can be used as a collaboration. The method used in carrying out this community service activity is to identify the problems that exist in the Teluk Village. Observations were made by the community service team directly to Teluk Village to see what kind of potential the Teluk Village had. a model that is able to encourage the improvement of the welfare of rural communities. The result of community service activities is that the community gets a deeper understanding and education related to the use of technology and information to encourage micro and medium enterprises owned by the community by using the Village Market media which is a Village-Owned Enterprise owned by Teluk Village.Keyword: literacy, digital, community dedication
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengelola Sampah di Desa Kramatwatu Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang Rina Yulianti; Ipah Ema Jumiati
Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 2 Issue 2, Desember 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/komunitas:jpkm.v2i2.18387

Abstract

AbstrakPengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat menjadi salah satu alternative dalam pengurangan sampah. Belum adanya pengelolaan sampah secara mandiri dapat mengakibatkan sampah yang menumpuk. Pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah diharapkan dapat membantu memecahkan masalah dalam pengelolaan sampah, sehingga dapat membentuk kelompok dengan mengajak masyarakat untuk lebih kreatif di dalam memisahkan sampah organic dan nonorganic agar lingkungan menjadi sehat dan bersih selain itu dapat menambah pendapatan ketika sampah tersebut dapat dijual atau ditabung di bank sampah. Permasalahan yang ada pada bank sampah di Desa Kramatwatu seperti mati suri artinya keberadaannya ada tapi sudah tidak aktif lagi dalam membantu masyarakat sekitarnya. Metode yang akan digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan mengadakan workshop dan mengundang kepala desa dan anggota lembaga pemberdayaan masyarakat desa dan anggota lembaga pemberdayaan masyarakat desa agar mereka dapat menarik masyarakat untuk dapat mencintai hidup sehat dan bersih serta dapat memanfaatkan barang bekas (sampah) menjadi barang yang dapat dimanfaatkan kembali dan dapat menambah pendapatan keluarga. Selain itu pengabdian ini juga dapat menghidupkan kembali bank sampah yang ada di Desa Kramatwatu.Kata Kunci: masyarakat, pemberdayaan, pengelolaan sampah AbstractCommunity-based waste management can be an alternative in reducing waste. The absence of independent waste management can result in waste piling up. Community empowerment through waste banks is expected to help solve problems in waste management, so that they can form groups by inviting people to be more creative in separating organic and non-organic waste so that the environment becomes healthy and clean besides that it can increase income when the waste can be sold or saved. in the waste bank. The problems that exist in the waste bank in Kramatwatu Village are like suspended animation, meaning that they exist but are no longer active in helping the surrounding community. The method that will be used in this service is to hold a workshop and invite village heads and members of village community empowerment institutions and members of village community empowerment institutions so that they can attract people to be able to love healthy and clean life and be able to use used goods (garbage) into useful goods. can be reused and can increase family income. In addition, this service can also revive the waste bank in Kramatwatu Village.Keyword: community, empwerment, waste management