Wacana : Majalah Ilmiah Tentang Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya
WACANA : Majalah Ilmiah tentang Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya publishes manuscripts on research in language teaching, literature, and linguistics. This journal accepts submissions of manuscripts that will be published within the scope: Linguistics; phonology, morphology, syntax, discourse analysis, psycholinguistics, sociolinguistics, and critical discourse analysis. Literature: local literature studies, Indonesian literature, foreign literature studies, children literature, popular literature, comparative literature, and postcolonial literature. Indonesian Language and Literature Learning: curriculum development, learning methods, learning materials, learning media, assessment, Indonesian language learning across curricula, information and communications technology in Indonesian language learning, language skills, and other Indonesian language learning analyses.
Articles
43 Documents
The Consecutive Interpreting Process Done by Students of English Education Department of IKIP Saraswati in Academic Year 2017/2018
Ni Putu Meri Dewi Pendit
WACANA : MAJALAH ILMIAH TENTANG BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 19 No 1 (2019): WACANA SARASWATI
Publisher : FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP SARASWATI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (153.446 KB)
|
DOI: 10.46444/wacanasaraswati.v19i1.32
Translation and Interpretation is one of the subject taught in English Education Department of IKIP Saraswati. Students were taught to be able to do both translating and interpreting. They were practicing them on the sixth semester. Observation was conducted during the practice of consecutive interpreting. It is an activity which involves the interpreter converting the words of the first language into the other, directly after the first language is spoken. This paper discuses the strength and the weaknesses of consecutive interpreting conducted by the students of English Education Department.
PEMAKNAAN MITOS BHUTA KALA DALAM TRADISI OGOH-OGOH SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN: SUATU KAJIAN PUSTAKA
Desak Nyoman Alit Sudiarhti
WACANA : MAJALAH ILMIAH TENTANG BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 19 No 2 (2019): Wacana Saraswati
Publisher : FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP SARASWATI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (235.202 KB)
|
DOI: 10.46444/wacanasaraswati.v19i1.33
Cerita rakyat di Bali yang mengungkap Bhuta Kala tidak lepas dari mitos sebagai salah satu karya sastra. Mitos merupakan kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci oleh empunya cerita. Mitos sebagai aktualisasi dari filsafat melalui pengkisahan atau penggambaran perilaku yang dilakukan oleh berbagai pelaku makhluk supernatural yang bermain dalam mitos. Mitos erat kaitannya dengan perilaku keagamaan. Dengan mengkaji mitos, maka dapat dijadikan pedoman untuk memahami perilaku keagamaan atau sistem budaya suatu komunitas. Kehidupan manusia tidak terlepas dari bumi lingkungan alam atau ekosistem. Penghuni ekosistem terdiri dari makhluk sekala dan niskala. Makhluk sekala berwujud manusia, tumbuhan dan hewan. Sedangkan makhluk niskala berwujud Bhuta Kala. Berdasarkan kajian mitos Bhuta Kala (kisah Ratu Gede Mecaling), menceritakan Ratu Gede Mecaling sebagai penjelmaan Raksasa yang lahir dari Dewa Siwa dan Dewi Uma. Ratu Gede Mecaling memiliki anak buah bernama Bhuta-Bhuti. Tugas Ratu Gede Mecaling adalah mengawasi tingkah laku masyarakat Bali dalam menunaikan kewajiban agamanya. Jika warga lalai, beliau memberikan hukuman berupa wabah penyakit (gerubug). Penanggulangan terhadap gangguan Bhuta Kala maupun Ratu Gede Mecaling beserta anak buahnya, dapat dilakukan dengan mengadakan ritual Bhuta yadnya yaitu pecaruan Tawur kesanga di catus pata dalam rangkaian Hari Nyepi. Ritual tawur kesanga bermaksud untuk penyucian bhuta kala atau nyomia/menenangkan kekuatan negatif bhuta kala agar menjadi bhuta hita. Tampilan ogoh-ogoh sebagai visualisasi Bhuta kala dalam rangkaian hari Nyepi, tepatnya di saat Pengerupukan setelah selesai Tawur kesanga/pecaruan. Kehadiran ogoh-ogoh merupakan media pendidikan dan kreasi seni budaya yang semakin berkembang menjadi tradisi. Tradisi sebagai suatu pola perilaku/kepercayaan dan adat-istiadat menjadi bagian dari suatu budaya yang perlu dilestarikan.
Metode, Model dan Bentuk Model Pembelajaran (Tinjauan Pustaka)
Ni Made Sueni
WACANA : MAJALAH ILMIAH TENTANG BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 19 No 1 (2019): WACANA SARASWATI
Publisher : FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP SARASWATI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (299.638 KB)
|
DOI: 10.46444/wacanasaraswati.v19i1.35
Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah di kombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Dalam pelaksanaanya tidak bisa dilepaskan dengan teori pembelajaran, yang menanyakan metode apakah yang akan digunakan dalam desain pembelajaran? Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal, guru harus memiliki kemampuan dalam memilih metode, model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui metode, model, dan pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Beberapa model pembelajaran yang dapat diguanakan dalam pembelajaran adalah model pembelajaran langsung, model pembelajaran tidak langsung, dan model pembelajaran koopertaif. Semua model pembelajaran memiliki kabaikan dan kelemahan. Demikian juga halnya dengan metode, tidak ada metode yang baik dan metode yang buruk. Semua metode baik, tapi bisa juga buruk. Yang ada adalah guru yang baik dan guru yang buruk. Mampukah guru menggunakan model dan metode yang telah dipilih?
Aspek Onthologis Bahasa dan Filsafat
I Wayan Mawa
WACANA : MAJALAH ILMIAH TENTANG BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 19 No 1 (2019): WACANA SARASWATI
Publisher : FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP SARASWATI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (184.446 KB)
|
DOI: 10.46444/wacanasaraswati.v19i1.36
Lingustics and philosophy are two different disciplines. Although they are two discipline they have very close relationship for instance in case at systematic grammatical analysis. Beside that, other linguistics on philospy both of them are the result at thinking process, linguistics could help us to understand philosophy start from the thinking process of an abstact concept and also linguistics and philosophy have concepts and principles about universal dialing with and culture.
Kebudayaan Pesisir dalam Antologi Cerpen Ziarah Bagi yang Hidup : Kajian Antropologi Sastra
I Nyoman Suaka
WACANA : MAJALAH ILMIAH TENTANG BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 19 No 1 (2019): WACANA SARASWATI
Publisher : FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP SARASWATI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (121.948 KB)
|
DOI: 10.46444/wacanasaraswati.v19i1.37
Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan kebudayaaan pesisir melalui analisis antologi cerpen yang berjudul Ziarah Bagi yang Hidup karya Raudal Tanjung Banua. Permasalahanya adalah, budaya pesisir belum banyak terungkap padahal memiliki kekhasan budaya tersendiri dari segi sosial, individual, lingkungan dan kehidupan. Teori yang digunakan adalah teori antropologi sastra dengan analisis bersifat hermeutika untuk mengungkapkan makna dibalik teks. Hasil kajian menunjukkan bahwa kebudayaan pesisir penuh dinamika dan memiliki pesona. Dinamika kebudayaan pesisir adalah seorang pelaut yang telah pergi melebihi hitungan jari (lebih dari sepuluh hari), maka ia akan ditempatkan pada kata ketiadaan (pasrah karena keceakaan di laut). Lautan menurut adat para pelaut atau nelayan dan masyarakat pesisir penuh dengan kemungkinan. Mungkin tenggelam, terdampar atau memilih tempat tinggal baru. Bisa saja pelaut digulung atau dibuuh oleh komplotannya atau pembajak laut. Kebudayaan yang sangat kuat ini sangat disadari istri pelaut, anak dan sanak keluarganya. Hal ini sangat bertentangan dengan adat dan budaya masyarakat di daratan.
ANALISIS RESPON MAHASISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM LESSON STUDY
Ni Made Sukanadi Sukanadi
WACANA : MAJALAH ILMIAH TENTANG BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 19 No 1 (2019): WACANA SARASWATI
Publisher : FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP SARASWATI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (242.039 KB)
|
DOI: 10.46444/wacanasaraswati.v19i1.40
Proses pembelajaran yang baik perlu didukung dengan model pembelajaran yang tepat, sehingga dapat memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan hasil belajarnya. Model problem based learning bersandar kepada psikologi yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses tingkah laku berkat adanya pengalaman. Pengamatan yang kami lakukan adalah untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap penerapan model problem based learning dalam lesson study. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner, dapat diketahui bahwa respon positif ditunjukkan oleh mahasiswa terhadap dosen dalam penerapan model problem based learning.
Eksistensi Budaya Mageguritan Pada Masyarakat di Kelurahan Ubud
Ni Putu Parmini
WACANA : MAJALAH ILMIAH TENTANG BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 19 No 2 (2019): Wacana Saraswati
Publisher : FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP SARASWATI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (123.126 KB)
|
DOI: 10.46444/wacanasaraswati.v19i2.93
Tujuan tulisan ini, untuk mengetahui eksistensi aktivitas mageguritan pada masyarakat di Kelurahan Ubud. Mageguritan merupakan salah satu apresiasi sastra yang biasanya dilakukan untuk fungsi ritual. Geguritan masih ditulis, diterbitkan, dibaca dan dinyanyikan. Hal itu terbukti dari adanya sekaa santi di desa-desa dan munculnya geguritan-geguritan baru, seperti Geguritan Sidha Yoga Krama oleh I Made Degung. Mageguritan sebagai tradisi masyarakat Bali dilakukan oleh perseorangan maupun kelompok santi (sekaa santi). Geguritan dapat pula dinyanyikan secara langsung dan interaktif di radio maupun televisi. Aktivitas mageguritan masih perlu dibina dan dikembangkan khususnya pada masyarakat di Kelurahan Ubud. Hal itu ditunjukkan dari hasil kuisoner, masih sebagian kecil peminat mageguritan di Kelurahan Ubud. Masyarakat di Kelurahan Ubud sebagian kecil menyadari bahwa geguritan sebagai karya sastra yang penuh dengan muatan nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan. Mageguritan sebagai aktivitas sastra diimbau pengarang agar pembaca benar-benar mampu menunjukkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari ajaran Agama Hindu. Di samping itu diimbau pengarang agar pembaca mampu menyesuaikan fungsi geguritan yang dinyanyikan itu dengan upacara keagamaan. Eksistensi aktivitas mageguritan di Kelurahan Ubud, geguritan yang dinyanyikan sesuai dengan fungsi ritual. Hanya saja masih minimnya peminat masyarakat dalam aktivitas mageguritan dan pemahaman terhadap fungsi geguritan itu. Masyarakat di Kelurahan Ubud masih perlu pembinaan dan pengembangan dalam hal geguritan.
A SURVEY OF SEMANTIC PRIMITIVE ON AUGMENTOR: MORE”
Ni Putu Meri Dewi Pendit
WACANA : MAJALAH ILMIAH TENTANG BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 19 No 2 (2019): Wacana Saraswati
Publisher : FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP SARASWATI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (180.956 KB)
|
DOI: 10.46444/wacanasaraswati.v19i2.94
Some words are innately understood but cannot be expressed in simpler terms. They represent words or phrases that are used through practice but cannot be defined correctly. Those words cannot even be explained by other terms. This is called semantic primitive. The use of the word ‘more’ still has many meaning. Hence, this paper discusses about the semantic primitive on augmentor ‘more’.
IMPLIKATUR MEME “IBUKOTA” DALAM AKUN HUMOR POLITIK
Rai Wisudariani
WACANA : MAJALAH ILMIAH TENTANG BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 19 No 2 (2019): Wacana Saraswati
Publisher : FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP SARASWATI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (444.744 KB)
|
DOI: 10.46444/wacanasaraswati.v19i2.95
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk (1) mengkaji (1) jenis implikatur, (2) fungsi implikatur dan (3) implikasi pragmatis meme ‘ibukota’ dalam akun humor politik Maret-April 2018. Subjek dalam penelitian ini adalah meme ‘ibukota’ yang terdapat dalam akun humor politik pada media sosial facebook. Data yang diperoleh melalui metode dokumentasi dianalisis dengan menggunakan teknik kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis implikatur yang digunakan dalam meme ‘ibukota’ pada akun humor politik adalah nonkonvensional/percakapan, (2) fungsi yang terdapat dalam meme yang dikaji adalah fungsi implikatur untuk menyindir, dan (3) implikasi pragmatis yang terdapat dalam kajian meme ini adalah bahwa dalam menyampaikan sebuah sindiran maupun kritikan bisa melalui sebuah gambar dan juga kata dikemas dalam suatu meme yang lucu dan menghibur.
PENERAPAN METODE KONSTRUKTIVISTIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX E SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 MARGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Nanik Puspadi
WACANA : MAJALAH ILMIAH TENTANG BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 19 No 2 (2019): Wacana Saraswati
Publisher : FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP SARASWATI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (363.046 KB)
|
DOI: 10.46444/wacanasaraswati.v19i2.97
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan menulis teks pidato menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa yang dapat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Menulis teks pidato dapat membantu siswa dalam mengungkapkan ide, gagasan, pendapat dan perasaan tentang suatu permasalahan. Banyak siswa mengatakan keterampilan menulis teks pidato sangatlah sulit. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada saat penelitian awal hanya sebesar 61,78 atau di bawah kriteria ketuntasan minimal. Rendahnya nilai yang diperoleh siswa disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya ketidaktepatan guru menggunakan metode pembelajaran, guru lebih banyak berteori dan kurang memberikan kesempatan yang cukup kepada siswa untuk melatih kemampuannya dalam menulis teks pidato. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode konstruktivistik dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis teks pidato siswa kelas IX E Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Marga Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan metode tes. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa metode pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan kemampuan menulis teks pidato siswa kelas IX E Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Marga Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebelum menggunakan metode konstruktivistik atau pada prasiklus 61,78. Pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 70,00 dengan mengalami peningkatan sebesar 13,30%. Pada siklus II, kemampuan menulis tek pidato juga mengalami peningkatan menjadi 80,35 dengan mengalami peningkatan sebesar 14,78%. Dengan demikian, melalui metode konstruktivistik kemampuan siswa kelas IX E Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Marga Tahun Pelajaran 2018/2019 dapat ditingkatkan.