cover
Contact Name
Mukhibat
Contact Email
edukasiajurnal@gmail.com
Phone
+6289222090123
Journal Mail Official
edukasiajurnal@gmail.com
Editorial Address
Jalan Durian, Janggan, Poncol, Magetan,Indonesia
Location
Kab. magetan,
Jawa timur
INDONESIA
Edukasia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
ISSN : 27211150     EISSN : 27211169     DOI : https://doi.org/10.5281/zenodo
Core Subject : Education,
Edukasia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran has two versions, namely print and online, all of which are registered with the ISSN established by the Indonesian Institute of Sciences (LIPI) e-ISSN 2721-1169 (online) and ISSN 2721-1150 (print). Edukasia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran is a medium for publishing research results related to the thoughts and research of experts, scientists, practitioners and reviewers in the field of education and learning
Articles 1,751 Documents
REPOSISI DAN REAKTUALISASI PENDIDIKAN MADRASAH DALAM MEMPERKUAT EKSISTENSI PENDIDIKAN DI ERA 4.0 Rully Rina Widyasari; Mukhibat Mukhibat
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 (2020): EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.28 KB) | DOI: 10.62775/edukasia.v1i1.1

Abstract

Abstract: This article examines the repositioning and reactualization of madrassas in strengthening the existence of Islamic education in the 4.0 era. This means repositioning the madrasa by making changes and managing it as it is towards more professional management. So it is expected to be able to answer the challenges of the existence of Islamic education in the 4.0 era. Entering the revolutionary era 4.0 with its disruptive innovation, the implementation of Islamic education is free to choose to stay in the old system or try to open up in this era of disruption. The research method in this article is qualitative library research. Therefore, to maintain the existence of Islamic education and to place madrasa with its reactualization, by borrowing the term Rhenald Kasali, there are three steps that must be taken by Islamic education in the 4.0 era, namely disruptive mindset, self-driving, and reshape or create. Artikel ini mengkaji tentang reposisi dan reaktualisasi madrasah dalam memperkuat eksistensi pendidikan Islam di era 4.0. Artinya memposisikan kembali madrasah dengan melakukan perubahan dan pengelolaan yang apa adanya menuju kepengelolaan yang lebih professional. Sehingga diharapkan mampu menjawab tantangan eksistensi pendidikan Islam di era 4.0. Memasuki era revolusi 4.0 dengan disruptive innovation-nya penyelenggaraan pendidikan Islam bebas memilih untuk tetap pada sistem lama atau mencoba membuka diri di era disrupsi ini. Metode penelitian dalam artikel ini adalah kualitatif library research. Oleh sebab itu untuk menjaga eksistensi pendidikan Islam dan menempatkan madrasah dengan reaktualisasinya maka dengan meminjam istilah Rhenald Kasali, ada tiga langkah yang harus dilakukan oleh pendidikan Islam di era 4.0 yaitu disruptive mindset, self-driving, dan reshape or create.
PERAN MADRASAH DALAM MEMBENTUK KEHIDUPAN PENDIDIKAN HUMANIS, INKLUSIF, DAN RELIGIUS Luluk Kurnia Mentari
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 (2020): EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.243 KB) | DOI: 10.62775/edukasia.v1i1.2

Abstract

Abstract: Madrasa is a place or educational institution to study Islamic knowledge, science, and other expertise in a directed, guided, and controlled manner. The approach used in this research is a qualitative approach techniques of using collection data, namely library technique. The results of the analysis show that madrasa have an important role, that is as an educational institution in advancing education and improving the quality of educational organizer that are humanistic, inclusive, and religious. Some things that can be done by the madrasa to achieve the role of madrasa in form the life of humanist, inclusive, and religious education as follows: 1) Madrasa prepares adequate facilities and infrastructure for the teaching and learning process; 2) Madrasas prepares of quality education organizeror human resources in appropriate with competencies; 3) Madrasa prepares curriculum, administration, extracurricular activities, and its management system are formulated and implemented for the benefit of students including ABK; 4) Madrasa must provide the conditions of class that are warm, friendly, accept diversity and respect differences; 5) Madrasa must be prepared to manage heterogeneous classes by applying curriculum and learning that is individualized; 6) The teacher must be implemented interactive learning. Madrasah merupakan tempat atau lembaga pendidikan untuk mempelajari ajaran Islam secara terarah, terpimpin, dan terkendali. Hasil penelitian kualitatif ini menemukan bahwa madrasah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai lembaga pendidikan dalam memajukan pendidikan serta meningkatkan kualitas penyelenggara pendidikan yang bersifat humanis, inklusif, dan religius. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pihak madrasah untuk mencapai peran madrasah dalam membentukkehidupan pendidikan humanis, inklusif, dan religius sebagai berikut : 1) Madrasah mempersiapkan sarana dan prasarana yang memadai untuk proses belajar mengajar; 2)Madrasah menyiapkan penyelenggara pendidikan atau SDM yang berkualitas sesuai dengan kompetensi; 3) Madrasah mempersiapkan kurikulum, administrasi, kegiatan ekstrakurikuler, serta sistem pengelolaannya dirumuskan dan dilaksanakan demi kepentingan peserta didik termasuk ABK; 4) Madrasah harus menyediakan kondisi kelas yang hangat, ramah, menerima keaneka-ragaman dan menghargai perbedaan; 5) Madrasah harus siap mengelola kelas yang heterogen dengan menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individual; 6) Guru harus menerapkan pembelajaran yang interaktif.
INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM WASATHIYYAH DAN NASIONALISME DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 15 MAGETAN Imam Muddin
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 (2020): EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.258 KB) | DOI: 10.62775/edukasia.v1i1.3

Abstract

Abstract: The mainstreaming of Islam that is specifically in the context of Islamic education in Indonesia lately can be seen from the efforts of the Ministry of Religion through the Directorate of Curriculum, facilities, institutions, and students (KSKK) Madrasas in formulating 12 mainstay programs. With this follow-up program it is hoped that an understanding of the concept of Islamic wasathiyah will be created in accordance with the Islamic character of the archipelago. The world of education is a place in shaping the character of the generations of this nation. Moreover, this nation is faced with the threat of radical religious understanding carried out by a group of persons and the disintegration of the nation. Because the process of integrating values ​​in the concept of Islamic wasathiyyah and nationalism with character education in madrasas is very necessary. The process can be done from three sides, namely: through classroom learning, madrasa culture, and extracurricular activities. Similarly, what has been done in MIN 15 Magetan. The integration process is carried out with these three activities. Pengarusutamaan Islam yang wasathan khususnya dalam konteks pendidikan Islam di Indonesia akhir-akhir ini bisa dilihat dari upaya Kemenag melalui Direktorat Kurikulum, sarana, kelembagaan, dan kesiswaan (KSKK) Madrasah dalam merumuskan 12 program andalan. Dengan adanya program tindak lanjut tersebut diharapkan terciptanya pemahaman konsep Islam wasathiyah yang sesuai dengan watak keislaman Nusantara. Dunia pendidikan merupakan wadah dalam membentuk karakter generasi-generasi bangsa ini. Terlebih bangsa ini dihadapkan dengan ancaman pemahaman agama yang radikal yang dilakukan oleh sekelompok oknum dan dis integrasi bangsa. Oleh karena proses integrasi nilai-nilai di dalam konsep Islam wasathiyyah dan nasionalisme dengan pendidikan karakter di madrasah sangatlah diperlukan. Proses tersebut bisa dilakukan dari tiga sisi yaitu: melalui pembelajaran di kelas, budaya madrasah, dan kegiatan ekstrakurikuler. Begitu pula yang telah dilakukan di MIN 15 Magetan. Proses integrasinya dilakukan dengan tiga kegiatan tersebut.
MODEL KEBIJAKAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO Muh Shulthon Rachmandhani; Mukhibat Mukhibat
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 (2020): EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.872 KB) | DOI: 10.62775/edukasia.v1i1.4

Abstract

Abstract: Policy is important in developing the quality of education in schools. The right policy has been able to deliver SD Muhammadiyah 1 Ponorogo to achieve achievements at the international level. The applied policy is very interesting to study so that it can be found a policy model that will become best practice for other schools in developing the quality of education. This study, by using a qualitative research method, has found that the educational policy model implemented by SD Muhammadiyah 1 Ponorogo is a linear model of Islamic-based policy implementation. This linear model, the decision making phase is the most important aspect, while the policy implementation phase does not receive much attention. While the success of policy implementation depends on the ability of the policy implementing unit. If the policy implementation fails then the school management is responsible, the school management must make a better effort to increase the implementing institutional capacity. Kebijakan merupakan hal yang penting dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Kebijakan yang tepat telah mampu mengantarkan SD Muhammadiyah 1 Ponorogo meraih prestasi ditingkat Internasional. Kebijakan yang diterapkan sangatlah menarik untuk diteliti sehingga dapat ditemukan sebuah model kebijakan yang akan menjadi best practice bagi sekolah-sekolah lain dalam mengembangkan mutu pendidikannya. Penelitian ini, dengan menggunakan metode penelitian kualitataif telah menemukan bahwa model kebijakan pendidikan yang diterapkan SD Muhammadiyah 1 Ponorogo adalah model linier implementasi kebijakan berbasis ke-Islaman. Model linier ini, fase pengambilan keputusan merupakan aspek yang terpenting, Sedangkan fase pelaksanaan kebijakan kurang mendapat perhatian. Sedangkan keberhasilan pelaksanaan kebijakan tergantung pada kemampuan unit pelaksana kebijakan. Jika implementasi kebijakan gagal maka yang bertanggung jawab adalah pihak manajemen sekolah, maka manajemen sekolah harus melakukan upaya yang lebih baik untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan pelaksana.
MODERASI BERAGAMA MELALUI KETELADANAN DAKWAH WALISONGO DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 5 MAGETAN Mustakim Mustakim
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 (2020): EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.876 KB) | DOI: 10.62775/edukasia.v1i1.5

Abstract

Abstract: Madrasa is one place for students to gain knowledge. One of the lessons taught at the madrasa is SKI in which there is exemplary walisongo propaganda in the archipelago. As advancements and developments in technology students interact in cyberspace or commonly called social media. This certainly will affect the mindset of students, including in religion. As we know in cyberspace, there is a lot of information and news that shows violence carried out by persons in the name of religion or that we are familiar with the term terrorism. still very low. The problem to be raised in this study is: How is the role of madrasa especially the role of a teacher of Islamic cultural history in building a generation of Islam that is able to carry out religious moderation through the material struggle of Wali Songo propaganda in the archipelago. Madrasah adalah salah satu tempat bagi siswa untuk menimba ilmu. Salah satu pelajaran yang diajarkan di madrasah adalah SKI yang didalamnya terdapat keteladanan dakwah walisongo di bumi nusantara. Seiring kemajuan dan perkembangan teknologi siswa berinteraksi didunia maya atau biasa disebut media sosial. Hal ini tentunya akan mempengaruhi pola fikir siswa termasuk dalam beragama. Seperti kita ketahui di dunia maya banyak informasi serta berita yang menayangkan kekerasan yang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakan agama atau yang biasa kita kenal dengan istilah terorisme.. Berdasarkan hasil observasi awal pra penelitian, pemahaman siswa MIN 5 Magetan Kecamatan Maospati tahun 2019 tentang konsep moderasi beragama masih sangat rendah. Permasalahan yang ingin diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana peran madrasah terutama peran seorang guru sejarah kebudayaan Islam dalam membangun generasi Islam yang mampu melaksanakan moderasi beragama melalui materi perjuangan dakwah wali songo di bumi Nusantara.
IMPLEMENTASI KURIKULUM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Upaya Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah) Afni Ma'rufah
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 (2020): EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.908 KB) | DOI: 10.62775/edukasia.v1i1.6

Abstract

The implementation of Islamic education curriculum has been less than optimal in public schools. This results in a moral decline in the younger generation. Answering this problem, religious culture sought to be realized through the implementation of the Islamic religious education curriculum. This study uses a qualitative approach. Data is collected through observation, interviews and documentation. The validity of the data is measured by extension of observation, perseverance of observation, triangulation, and checking. The results of the study show the religious culture in the Integrated Muhammadiyah Elementary School and the Maarif Ponorogo Elementary School, namely the Dhuha prayer, Smile, Salaam, Greetings, shaking hands, tolerance, Dhuhr prayer, tadarus Al-Qur'an, istighosah and do'a together. The implementation of the Islamic religious education curriculum in realizing religious culture at the Integrated Muhammadiyah Elementary School and the Maarif Ponorogo Elementary School is through the process of teaching and learning activities in the classroom and second through extracurricular activities.
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM KH. ABDURRAHMAN WAHID TENTANG MODERASI ISLAM Bagas Mukti Nasrowi
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 (2020): EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.768 KB) | DOI: 10.62775/edukasia.v1i1.7

Abstract

Abstract: This scientific study describes the strategic steps to moderate Islamic education by de-radicalizing and de-idealizing. One prominent figure who is concerned and concerned with expressing moderate Islam is KH. Abdurrahman Wahid. His ideas and ideas deserve to be interpreted in the perspective of Islamic education. The focus of the problem was emphasized on Gus Dur's thoughts on Islamic education, and then formulated in a model of deradicalization through education. The method used is a literature study with content analysis. The results of the study found that Gus Dur's thinking had implications for Islamic education which in its implementation was characterized by Neo-Modernist, liberation-based, multicultural-based Islamic Education, inclusive Islamic Education, and Humanist Islamic Education. The five approaches have supported the central structure of Islamic education rahmatan lil 'alamin which underlies the model of de-radicalization and de-ideology of Islamic education. Abstrak: Kajian ilmiah ini menjelaskan tentang langkah strategis moderasi pendidikan Islam dengan melakukan deradikalisasi dan deideologisasi. Salah satu tokoh yang inten dan concern dalam mengeksprsikan Islam yang moderat ialah KH. Abdurrahman Wahid. Ide dan gagasan beliau patut untuk diinterpretasikan dalam perspektif pendidikan Islam. Fokus permasalahan ditekankan pada pemikiran Gus Dur mengenai pendidikan Islam, untuk kemudian dirumuskan dalam suatu model deradikalisasi melalui pendidikan. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menemukan bahwa pemikiran Gus Dur berimplikasi terhadap pendidikan Islam yang pada implementasinya bercorak Pendidikan Islam berbasis Neo-Modernis, berbasis pembebasan, berbasis multikultural, Pendidikan Islam yang inklusif, serta Pendidikan Islam humanis. Kelima pendekatan tersebut telah menopang struktur sentral pendidikan Islam rahmatan lil ’alamin yang mendasari model deradikalisasi dan deideologisasi pendidikan Islam.
PENGEMBANGAN HANDOUT MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DI SMA 1 NEGERI ENAM LINGKUNG PADANG PARIAMAN Nelfi Erlinda; Lelfita Lelfita
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 (2020): EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.675 KB) | DOI: 10.62775/edukasia.v1i1.8

Abstract

This study aims to develop teaching materials in the form of high school physics technology handouts in the Science Technology Society (STM) model on straight motion material. This type of research is research and development that uses six steps of research, namely potential problems, information gathering, product design, design validation, design improvement, and product trials. The research instrument used was a questionnaire. Based on the analysis of the validation of the handout by the lecturer, an average value of 79% and an analysis of 88.5% of teachers showed that the handout was valid, and the practicality value of two teachers by 89% showed that the handout was very practical to use. Based on the analysis of the data above, it can be concluded that the handout of the STM model is valid and very practical to be used as teaching material for class X high school semester
MEMPERTEGAS VISI PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Siti Fathonah
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 (2020): EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.917 KB) | DOI: 10.62775/edukasia.v1i1.10

Abstract

Abstract: Indonesia is a compound country. The diversity of the Indonesian nation on the one hand is a treasure that should be maintained and provide dynamics for the nation, but on the other hand can also be a source of disputes and conflicts. This research uses the hermeneutic method with a philosophical approach. The concept of multicultural Islamic religious education is a division of the concept of multicultural, religious education needs to use the multicultural paradigm as the main foundation for teaching and learning. Multicultural Islamic education is very important because it offers a role model of education that specifically introduces multiculturalism that is beneficial for the inculcation of inclusivemulticulturalistic Islamic values in Indonesia. Abstrak: Indonesia adalah negara majemuk. Keragaman bangsa indonesia disatu sisi merupakan suatu khazanah yang patut dipelihara dan memberikan dinamika bagi bangsa, namun disisi lain dapat pula menjadi sumber perselisihan dan konflik. Penelitian ini dengan menggunakan metode hermeneutik dengan pendekatan filosofis. Konsep pendidikan agama Islam multikultural merupakan devisi dari konsepnya tentang pendidikan agama berwawasan multikultural perlu menggunakan paradigma multikultural sebagai landasan utama penyelenggaraan belajar mengajar. Pendidikan islam multikultural keberadaanya sangat penting lantaran menawarkan role model pendidikan yang secara spesifik mengintrodusisasi multikulturalisme yang bermanfaat bagi penanaman nilai-nilai islam yang inklusifmultikulturalistik di Indonesia.
MODERASI ISLAM: Untuk Peradaban dan Kemanusiaan Sudarji Sudarji
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 1 (2020): EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.217 KB) | DOI: 10.62775/edukasia.v1i1.11

Abstract

Abstract: Islam is inseparable from al-Qur'an and al-Hadith as a source of legal resources. But on the other hand, Islam is stigmatized as an extreme religion, in the name of religion originating from the Qur'an and as-Sunnah. This study aims to describe and track the moderation of Islam for civilization and humanity. This research includes qualitative research in the form of library research, which is descriptive through logical analysis. While the technique used in raising the data is by way of research or library research. study that Islam is a religion that wasathan. Moderate Islam that is reflected in the social organization of diversity in Indonesia has made a valuable contribution to the survival of the national level in particular and the world at large. Evidenced by the dialogue between organizations and religious social cooperation able to become a prototype in the public as a community of Muslims who provide fresh air for a harmonious and peaceful survival in reaching a civilized nation under the auspices of an earthly normative concept. Abstrak: Islam tidak terlepas dari al-Qur‟an dan al-Hadits sebagai pijakan sumber hukum. Namun di sisi lain, Islam distigmakan sebagai agama yang ekstrim, dengan mengatasnamakan agama yang bersumber dari al-Qur‟an dan as-Sunnah. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan melacak moderasi Islam untuk peradaban dan kemanusiaan.Penelitian ini termasuk penelitian kualitatifdalam bentukpenelitian kepustakaan (Library Research), yang bersifat deskriptif melalui analisis logis.Sementara teknik yang digunakan dalam mengangkat datanya adalah dengan caraBookResearch atau studi kepustakaan.Berdasarkan pada hasil kajian bahwa Islam adalah agama yang wasathan.Islam moderat yang tercermin dalam organisasi sosial keagaman di Indonesia telah memberikan sumbangsih yang berharga bagi kelangsungan hidup bertolerasi di kancah nasional khususnya dan dunia pada umumnya. Terbukti dengan adanya dialog antar organisasi dan kerjasama sosial keagamaan mampu menjadi prototype di kalayak publik sebagai ummatan wasathan yang memberikan angin segar bagi kelangsungan hidup yang rukun dan damai dalam menggapai bangsa yang beradab di bawah naungan konsep normatif yang membumi.

Page 1 of 176 | Total Record : 1751