cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsps@unisba.ac.id
Phone
+6285211144661
Journal Mail Official
bcsps@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp: +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series: Psychology Science
ISSN : -     EISSN : 28282191     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsps.v2i3
Bandung Conference Series: Psychology Science (BCSPS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Psikologi dengan ruang lingkup sbb: Broken Home, Budaya Organisasi, Celebrity Worship, Delinkuensi, Dewasa Awal, Disiplin Kerja, Dukungan Sosial, Health belief, Interaksi Parasosial, Kemandirian Anak Usia Dini, Kematangan Karir, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Obesitas, Parasocial Relationship, Peak Performance, Pendidikan Karakter, Penyesuaian diri, Penyesuaian pernikahan, Pola Asuh, Prestasi Belajar, Psychological Well-Being, Religiusitas, Remaja Akhir, Self Esteem, Self regulation, Ta’aruf. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 29 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 3 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science" : 29 Documents clear
Pengaruh Kesabaran terhadap Kecemasan Bertanding pada Atlet Esport Klub UNFAEDAH Nadhira Faza Putri Kosasih; Umar Yusuf Supriatna
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 3 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.712 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2803

Abstract

Abstract. When approaching a match, UNFAEDAH's esports athletes often feel worried about their performance. These concerns lead to competition anxiety, which will affect the athlete's performance. It was found that achieving success in esports requires mental abilities. Patience is a mental strength, which is the ability to regulate, control, and direct thoughts, feelings, and actions. Based on this phenomenon, the problems in this study are formulated as follows: (1) What is the level of patience in the UNFAEDAH’s athletes? (2) What is the level of competitive anxiety in UNFAEDAH’s athletes? (3) Is there an effect between patience and competitive anxiety in UNFAEDAH’s athletes? (4) Which aspect of patience has a major influence on competitive anxiety in UNFAEDAH’s athletes?. The researcher used a non-experimental causality research design with a quantitative approach. The population selected in this study were esports athletes from the UNFAEDAH club with the characteristics of participating in matches. The research is a population study with a total of 34 athletes. The data collection technique used in this study was an online questionnaire via Google Form. The data analysis technique used in this research is the technical analysis of simple regression and multiple regression. The results of this study are: There is a negative effect between patience on competitive anxiety with the acquisition of an R Square value of 0.643. Then it was also found that based on the aspects of patience that most affect the competitive anxiety, namely the aspect of perseverance. Abstrak. Saat menjelang suatu pertandingan, atlet esport klub UNFAEDAH seringkali merasakan kekhawatiran mengenai performanya. Kekhawatiran tersebut menimbulkan kecemasan bertanding, dimana akan mempengaruhi performa atlet tersebut. Ditemukan bahwa dalam mencapai keberhasilan dalam pertandingan esport diperlukan kemampuan mental yang perlu dimiliki oleh atlet. Kesabaran menurut merupakan suatu kekuatan mental, dimana memiliki pengertian sebagai kemampuan untuk mengatur, mengendalikan, dan mengarahkan pikiran, perasaan, serta Tindakan. Berdasarkan fenomena tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana tingkat kesabaran pada atlet esport klub UNFAEDAH? (2) Bagaimana tingkat kecemasan bertanding pada atlet esport klub UNFAEDAH? (3) Apakah terdapat pengaruh antara kesabaran terhadap kecemasan bertanding pada atlet esport klub UNFAEDAH? (4) Aspek kesabaran manakah yang memiliki pengaruh besar terhadap kecemasan bertanding pada atlet esport klub UNFAEDAH?. Peneliti menggunakan desain penelitian kausalitas non eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah atlet esport klub UNFAEDAH dengan karakteristik akan mengikuti pertandingan. Penelitian merupakan studi populasi dengan jumlah 34 atlet. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner secara daring melalui Google Form. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis analisis regresi sederhana dan regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah: Terdapat pengaruh negatif antara kesabaran terhadap kecemasan bertanding dengan perolehan nilai R Square sebesar 0.643. Kemudian ditemukan pula bahwa berdasarkan aspek-aspek kesabaran yang paling mempengaruhi kecemasan bertanding yaitu aspek tekun.
Pengaruh Psychological Capital terhadap Work Engagement pada Barista di Kota Bandung Yasyfa Camilla Pudjiadi; Sita Rositawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 3 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.236 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2834

Abstract

Abstract. Challenges in the workplace will constantly be there, so that for employees to be engaged at work, needs to be balanced with high resources (Bakker & Demerouti, 2008). Suggestions from the research of Erum et al. (2020) and Chinelato et al. (2019), work engagement can be increased with personal resources, namely psychological capital, because it can be more flexible and adaptive when overcoming challenges and provides a competitive advantage. This research was conducted in the hospitality sector in which this research is still limited (Karatepe & Karadas, 2015), whereas work engagement can provide business benefits and excellent service quality such as customer satisfaction and loyalty, profitability, productivity, and security (Paek et al., 2015). This study aims to empirically examine the effect of psychological capital towards work engagement in the business and service sectors. The subjects of this study is 153 baristas who works at informal coffee shops in Bandung city. Samples are collected using convenience sampling technique. The research method used is quantitative with causality research design using multiple regression technique. Measurement scale using the Psychological Capital Questionnaire (PCQ) from Luthans et al. (2007) and the Utrecht Work Engagement Scale (UWES) from Schaufeli & Bakker (2003). The results of this research shows that there is a positive effect of psychological capital towards work engagement by 33.4% (R Square = .334). The dimension of psychological capital that has the biggest influence on work engagement is optimism (12.4%) and the dimension that has no significant effect is self-efficacy (2%). Abstrak. Tantangan di tempat kerja akan selalu ada, maka agar karyawan dapat engaged terhadap pekerjaannya, perlu diimbangi dengan sumber daya yang tinggi (Bakker & Demerouti, 2008). Saran dari penelitian Erum et al. (2020) dan Chinelato et al. (2019), work engagement dapat ditingkatkan dengan sumber daya pribadi yaitu psychological capital, karena dapat lebih fleksibel dan adaptif ketika mengatasi tantangan, sehingga memberikan keunggulan yang kompetitif. Penelitian ini dilakukan pada bidang pelayanan yang penelitiannya masih terbatas (Karatepe & Karadas, 2015), padahal work engagement dapat memberikan keuntungan bisnis dan kualitas pelayanan yang unggul seperti kepuasan dan loyalitas pelanggan, profitabilitas, produktivitas, dan keamanan (Paek et al., 2015). Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh psychological capital terhadap work engagement pada bidang bisnis dan pelayanan. Subjek dalam penelitian ini adalah 153 barista yang bekerja di Coffee Shop informal di Kota Bandung. Sampel dikumpulkan menggunakan teknik sampling convenience. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian kausalitas menggunakan teknik multiple regression. Skala pengukuran menggunakan alat ukur Psychological Capital Questionnaire (PCQ) dari Luthans et al. (2007) dan Utrecht Work Engagement Scale (UWES) dari Schaufeli & Bakker (2003). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif psychological capital terhadap work engagement sebesar 33.4% (R Square = .334). Dimensi psychological capital yang paling besar pengaruhnya terhadap work engagement adalah optimism (12.4%) dan dimensi yang tidak signifikan pengaruhnya adalah self efficacy (2%).
Pengaruh Mindful Parenting terhadap Stres Pengasuhan Orang Tua yang Memiliki Anak Usia Dini Ayu Puspa Kinanti; Andhita Nurul Khasanah
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 3 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.725 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2859

Abstract

Abstract. Parenting for early childhood-age children is the challenges and pressures tasks of the parents so that if the parents is unable to handle these challenges and pressures, the parents will be vulnerable to parenting stress. Therefore, parents need a parenting concept that can regulate parenting stress. Mindful parenting is a conscious parenting concept by enjoying the moment with the child, accepting the child's condition as it is, and not giving judgment. Mindful parenting is considered to reduce parenting stress and parents can build more positive parenting. This study aims to examine the effect of mindful parenting on parenting stress in parents who have early childhood. This study used a quantitative approach with a total of 136 research participants, which were divided into 122 mothers and 14 fathers aged 21-60 years. Single stage stratified random sampling was used to the collected the data. Mindful parenting was measured using the Mindfulness in Parenting Questionnaire (MIPQ) with a reliability of .920, while parenting stress was measured using the Parental Stress Scale (PSS) with a reliability of .718. The result of the hypothesis using simple linear regression analysis showed that there’s a negative role of mindful parenting towards parenting stress in parent of early childhood-age children (R2 = .059 ; p =.005 < .05). When parents implement mindful parenting, it can make the parenting stress experienced low. There are also differences in mindful parenting and parenting stress on fathers and mothers who have early childhood-age children based on sociodemography. Abstrak. Mengasuh anak usia dini merupakan tugas orang tua yang penuh dengan tantangan dan tekanan sehingga jika orang tua tidak mampu menangani tantangan dan tekanan ini, maka orang tua akan rentan untuk mengalami stres pengasuhan. Maka dari itu, diperlukan sebuah konsep pengasuhan yang dapat meregulasi stres pengasuhan. Mindful parenting adalah sebuah konsep pengasuhan yang berkesadaran dengan menikmati momen bersama anak, menerima kondisi anak apa adanya, dan tidak memberi penghakiman. Mindful parenting dianggap dapat membuat stres pengasuhan menjadi lebih rendah dan orang tua dapat membangun pengasuhan yang lebih positif. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh mindful parenting terhadap stres pengasuhan pada orang tua yang memiliki anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah partisipan penelitian sebanyak 136 orang, yang terbagi atas 122 ibu dan 14 ayah yang berusia 21-60 tahun. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah single stage stratified random sampling. Mindful parenting diukur menggunakan Mindfulness in Parenting Questionnaire (MIPQ) dengan reabilitas .920, sementara stres pengasuhan diukur menggunakan Parental Stress Scale (PSS) dengan reabilitas .718. Hasil hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa terdapat peran negatif pada mindful parenting terhadap stres pengasuhan pada orang tua (R2 = .059 ; p = .005 < .05). Ketika orang tua mengimplementasikan mindful parenting maka dapat membuat stres pengasuhan yang dialami menjadi rendah. Terdapat juga perbedaan mindful parenting dan stres pengasuhan pada ayah dan ibu yang memiliki anak usia dini berdasarkan sosiodemografis.
Pengaruh Perceived Organizational Support terhadap Work Engagement Guru Sekolah Dasar Swasta X Rafly Nurhuda; Agus Budiman
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 3 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.387 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2875

Abstract

Abstract. Work engagement is a study concept that explains an employee engagement in a positive, fulfilling, and state of mind related to the work they do. In predicting work engagement, there are job demands and job resources. One that can act as a job resource to balance job demands is perceived organizational support which is a common belief formed by each employee regarding their assessment which is formed based on their experience of organizational policies and procedures, acceptance of resources, interaction with supervisors, and about the organization's concern for their well-being. The study aims to determine the effect of perceived organizational support on work engagement in private elementary school teachers X. The study method used is quantitative approach with causality design. The number of subjects in this study was 49 private elementary school teachers X. The measuring instruments used SPOS to measure perceived organizational support and UWES-9 to measure work engagement. The results of this study show that 56% of teachers have a high level of perceived organizational support and 58% teachers have a high level of work engagement. This study used multiple regression data analysis with the result of R2 = 0,949 and partial coeffitient of determination test with the result of the Evaluative Judgements component had the highest influence with a value of β = 0,966. Concluded that the Evaluative Judgements component has the higher influence in bringing up the work engagement of private elementary school teachers X. Abstrak. Work engagement merupakan konsep kajian yang menjelaskan sebuah keterlibatan karyawan secara positif, fulfilling, dan keadaan pikiran yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukannya. Dalam memprediksi work engagement terdapat job demands dan job resources. Salah satu yang dapat berperan sebagai job resources untuk menyeimbangi job demands terdapat perceived organizational support yang merupakan keyakinan umum yang dibentuk oleh tiap karyawan mengenai penilaian mereka yang dibentuk berdasarkan pada pengalaman mereka terhadap kebijakan dan prosedur organisasi, penerimaan sumber daya, interaksi dengan atasan, dan mengenai kepedulian organisasi terhadap kesejahteraannya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived organizational support terhadap work engagement pada guru SD swasta X. Metode penelitian yaitu kuantitatif kausalitas. Subjek dalam penelitian ini yaitu 49 guru. Alat ukur menggunakan SPOS untuk mengukur perceived organizational support dan UWES-9 untuk mengukur work engagement Scale. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 56% guru memiliki tingkat perceived organizational support yang tinggi dan 58% guru memiliki tingkat work engagement yang tinggi. Penelitian ini menggunakan analisis data regresi berganda dengan hasil R2 = 0,949 dan uji koefisien determinasi parsial dengan hasil komponen evaluative judgements memiliki pengaruh paling besar yaitu dengan nilai β = 0,966. Maka dapat disimpulkan bahwa komponen evaluative judgements memiliki pengaruh paling besar dalam memunculkan work engagement guru SD swasta X.
Pengaruh Kepribadian Dark Triad terhadap Perilaku Cyberbullying pada Pengguna Media Sosial Annisa Tri Banowati; Suci Nugraha
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 3 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.294 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2879

Abstract

Abstract. Cyberbullying is the activity of people who persistently attack on the internet toward certain parties with various actions such as flaming, harassment, cyberstalking, denigration, impersonation, outing/trickery and exclution. Internet users in Indonesia are already in severe category in cyberbullying by being ranked as the fourth country with the most disrespectful internet users in Southeast Asia. This study intends to look at one of the factors that play a role in cyberbullying, namely personality. The personality that will be discussed in this research is the Dark Triad Personality. This research included 200 respondents of social media users on Instagram, Twitter and TikTok. The data was taken using Quota Sampling. The Dark Triad personality was measured using the Short Dark Triad 3 (Jones and Paulhus, 2014). Cyberbullying was measured using the Cyberbullying Scale (Safaria, 2020). In this study, there is a significant influence of the Dark Triad's personality on cyberbullying on social media users. (R-squared = 0.582) Abstrak. Cyberbullying adalah tindakan menyerang orang lain di internet secara terus-menerus secara sengaja dengan maksud menyudutkan pihak tertentu dengan terdapat beberapa aktivitas didalamnya seperti flaming, harassment, denigration, cyberstalking, impersonation, outing/trickery dan exclution.. Pengguna internet di Indonesia sudah termasuk kategori yang cukup parah dalam perilaku cyberbullying dengan menduduki peringkat ke-empat sebagai negara dengan pengguna internet paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Penelitian ini bermaksud melihat salah satu faktor yang berperan pada perilaku cyberbullying yaitu kepribadian. Kepribadian yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Kepribadian Dark Triad. Responden penelitian ini berjumlah 200 pengguna media sosial Instagram, Twitter dan TikTok. Data diambil menggunakan Quota Sampling. Kepribadian Dark Triad diukur menggunakan Short Dark Triad 3 (Jones and Paulhus, 2014). Perilaku cyberbullying diukur menggunakan Cyberbullying Scale (Safaria, 2020). Pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan antara kepribadian Dark Triad terhadap perilaku cyberbullying pada pengguna media sosial. (R-square= 0.582).
Studi Kontribusi Workplace Spirituality terhadap Counterproductive Work Behavior pada Satpol-PP Kota A Muhamad Reza; Ali Mubarak
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 3 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.661 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2897

Abstract

Abstract. Workplace spirituality is an important study of industrial and organizational psychology, a workplace spirituality that according to Ashmos & Duchon (2000) can act as an agent to reinforce the social control of the workplace. Ahmad & Omar (2014) states that counterproductive work behavior is a common problem that occurs in organizations carried out by employees, in this behavioral psychology could cost a company or an organization. The purpose of this research is to find out how much the spirituality in the workplace will contribute to counterproductive work behavior on a satpol-pp city a. the method used on this research is quantitative with linear regression tests. The responders on this study are satpol-pp city a employees with a number of samples of 73 employees. The work surveyors used in this study are measuring instruments from Ashmos and Duchon (2000) and counterproductive work behavior measures of Spector, P. E., Fox, S., Penney, L. M., Bruursema, K., Goh, A., & Kessler, S (2006) that have been adapted by (Cucuani et al., 2020). Research has found that 94.52% of satpol-pp city a employees have the high workplace spirituality, and the entire sample in this study has low counterproductive behavior. Simultaneously, workplace spirituality provides 75.8% of the contribution to counterproductive work behavior. Meanwhile, partially, the factor that gives the biggest contribution is the positive work unit value factor of 31.54% and the lowest contributing factor is blocks to spirituality of 0.70%. Abstrak Workplace spirituality merupakan kajian penting dalam dunia psikologi industri dan organisasi, workplace spirituality yang menurut Ashmos & Duchon (2000) dapat bertindak sebagai agen untuk memperkuat kontrol sosial ditempat kerja. Ahmad & Omar (2014) menyatakan bahwa counterproductive work behavior ditempat kerja adalah masalah umum yang terjadi pada organisasi yang dilakukan oleh karyawan, dalam psikologi perilaku ini dapat merugikan perusahaan atau organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi workplace spirituality terhadap counterproductive work behavior pada Pegawai Satpol-PP Kota A. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan uji regresi linear berganda. Responden pada penelitian ini adalah Pegawai Satpol-PP Kota A dengan jumlah sampel 73 pegawai. Alat ukur workplace spirituality yang digunakan pada penelitian ini adalah alat ukur dari Ashmos dan Duchon (2000) dan alat ukur counterproductive work behavior dari Spector, P. E., Fox, S., Penney, L. M., Bruursema, K., Goh, A., & Kessler, S. (2006) yang telah diadaptasi oleh (Cucuani et al., 2020). Hasil penelitian ditemukan 94,52% pegawai Satpol-PP Kota A memiliki workplace spirituality yang tinggi, dan keseluruhan sampel pada penelitian ini memiliki counterproductive work behavior yang rendah. Secara simultan, workplace spirituality memberikan 75,8% kontribusi pada counterproductive work behavior. Sedangkan secara parsial, faktor yang memberikan kontribusi paling besar ialah factor positive work unit value sebesar 31,54% dan faktor yang paling rendah berkontribusi adalah blocks to spirituality sebesar 0,70%..
Hubungan Basic Psychological Needs dengan Student Engagement dalam Belajar Shally Ardhina; Endang Supraptiningsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 3 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.06 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2946

Abstract

Abstract. High academic demands during high school are aimed at enabling students to achieve good academic achievements to continue their education to the next level. Student Engagement is important to gain knowledge and skills provided by the school. Phenomena in students of SMA Alfa Centauri class XI describe student involvement in class such as your presence, attention, asking questions, and showing positive reactions during the learning process, but the researchers also found that some students did their own activities, such as being late at school, not paying attention to the teacher when teaching, is not active in the learning process and does not understand the material, causing his academic achievement to decline. The lack of student involvement is due to several factors, one of which is basic psychological needs. The purpose of this study is to obtain empirical data on how closely the relationship between Basic Psychological Needs and Student Engagement of class XI students of SMA Alfa Centauri Bandung is. The research data was obtained from the Student Engagement theory measuring instrument (Fredricks et al., 2004) which was distributed to 151 class XI students of SMA Alfa Centauri. This research uses correlational quantitative method and uses simple random sampling technique. Data analysis using Spearman rank correlation test. The results showed that there was a positive correlation between Basic Psychological Needs and Student Engagement with a correlation coefficient of 0.665. This means that the higher the Basic Psychological Needs, the higher the Student Engagement. Abstrak. Tuntutan akademik yang tinggi pada masa SMA bertujuan agar siswa mampu mencapai prestasi akademik yang baik untuk melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya. Student Engagement adalah hal yang penting untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diberikan oleh sekolah. Fenomena pada siswa SMA Alfa Centauri kelas XI menggambarkan student engagement di kelas seperti kehadiran, perhatian, bertanya, dan menunjukkan reaksi positif pada saat proses pembelajaran, namun peneliti menemukan juga sebagian siswa melakukan kegiatannya sendiri, seperti terlambat hadir sekolah, tidak memperhatikan guru saat mengajar, tidak aktif dalam proses pembelajaran dan tidak memahami materi sehingga menyebabkan prestasi akademiknya menurun. Kurangnya engagement siswa dikarenakan beberapa faktor salah satunya adalah basic psychological needs. Tujuan dari penelitian ini memperoleh data empiris mengenai seberapa erat hubungan Basic Psychological Needs dengan Student Engagement siswa kelas XI SMA Alfa Centauri Bandung. Data penelitian diperoleh dari alat ukur teori Student Engagement (Fredricks et al., 2004) yang disebarkan kepada 151 siswa kelas XI SMA Alfa Centauri. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dan menggunakan teknik simple random sampling. Data analisis menggunakan uji korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara Basic Psychological Needs dengan Student Engagement dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,665. Artinya semakin tinggi Basic Psychological Needs maka semakin tinggi pula Student Engagement.
Pengaruh Illness Perception terhadap Suicidal Behavior pada Orang dengan Gangguan Bipolar (ODB) di Komunitas Rumah Kita Nadya Rahma Andjani Putri; Farida Coralia
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 3 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.061 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3005

Abstract

Abstract. Bipolar disorder is a chronic mood disorder characterized by the alternation of manic or hypomanic episodes with depression. Bipolar disorder is one of the mental disorders with the highest risk of suicide, around 4-19% of people with bipolar disorder (ODB) eventually end their life by suicide, while 20-60% had committed suicidal behavior at least once in their life. The high number of suicidal behavior is the result of un-adaptive coping pattern. One of the factors related to coping patterns is the ODB's perception of the disorder. The purpose of this study is to obtain empirical data on how the influence of illness perception on suicidal behavior on ODB in Komunitas Rumah Kita. The measuring instrument used are The Brief Illness Perception Questionnaire (B-IPQ) and The Suicidal Behaviors Questionnaire-Revised (SBQ-R) that have been adapted. The method used in this research is simple linear regression. The research subjects are 69 ODB who are the active members in Komunitas Rumah Kita. The results showed that illness perception had a significant negative effect on suicidal behavior. Abstrak. Bipolar disorder merupakan gangguan mood kronis yang ditandai dengan episode manik atau hipomanik yang berselang-seling atau bercampur dengan episode depresi. Bipolar disorder menjadi salah satu gangguan mental dengan resiko bunuh diri tertingi dibandingkan gangguan mental lainnya, sekitar 4-19% dari Orang Dengan Gangguan Bipolar (ODB) akhirnya mengakhiri hidup dengan bunuh diri, sementara 20-60% pernah melakukan suicidal behavior setidaknya sekali dalam hidupnya. Tingginya angka suicidal behavior ini merupakan akibat dari pola koping ODB yang tidak adaptif. Salah satu faktor yang berkaitan dengan pola koping adalah persepsi ODB terhadap gangguannya. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh data empiris mengenai bagaimana pengaruh illness perception terhadap suicidal behavior pada ODB di Komunitas Rumah Kita. Pengumpulan data dilakukan menggunakan adaptasi dari alat ukur The Brief Illness Perception Questionnaire (B-IPQ) dan The Suicidal Behaviors Questionnaire-Revised (SBQ-R). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana. Subjek penelitian adalah ODB yang menjadi anggota aktif di Komunitas Rumah Kita yang berjumlah 69 orang. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil illness perception berpengaruh terhadap suicidal behavior dengan arah pengaruh negatif.
Pengaruh Character Strength terhadap Penyesuaian Diri pada Santri Aisyiyah Boarding School Nadifa Sabira Rahadita; Yuli Aslamawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 3 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.014 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3043

Abstract

Abstract. Students who studied in Islamic boarding schools come from various regions that have different backgrounds such as culture that makes students have to deal with various situations related to the adjustment process. The students of Aisyiyah Boarding School show the ability to adapt to the conditions of the boarding school by showing positive behaviors when carrying out activities at the boarding school. According to Schneiders, personality is one of the factors influencing the adjustment process in adolescents, one of which forms the personality of the characters that exist in adolescents. The purpose of this study is to determine the effect of Character Strength on self-adjustment in Aisyiyah Boarding School students. This study is study population with 47 students of Aisyiyah Boarding School. The method used is causality with multiple linear regression analysis techniques. The instrument used is the Values ​​in Action Inventory Strength of Youth (VIA-Youth) with 88 items adapted by Marlina (2011) and the adjustment scale made by Laely (2017) based on aspects of adjustment according to Haber and Runyon (1984). The data obtained from this study were tested using the t-test (t-test) and the result is that there is an effect of Character Strength on Self-Adjustment. The characters of open mindedness, kindness, spirituality and humor are the dominant characters that influence the good adjustment of students. Abstrak. Santri yang menjalankan pendidikan di pondok pesantren datang dari beragam wilayah yang memiliki perbedaan latar belakang seperti budaya dan tempat tinggal. Hal tersebut memungkinkan santri untuk berhadapan dengan berbagai situasi yang berkaitan dengan proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menyoroti penyesuaian diri para santri yang sulit bahkan penyesuaian diri yang di kategorikan buruk. Pada santri Aisyiyah Boarding School menunjukkan kemampuan menyesuaikan diri dalam menghadapi keadaan pesantren dengan menampilkan perilaku-perilaku positif saat menjalankan kegiatan di pesantren. Menurut Schneiders kepribadian adalah salah satu faktor mempengaruhi proses penyesuaian diri pada remaja, yang membentuk kepribadian salah satunya adalah karakter-karakter yang ada pada diri remaja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Character Strength terhadap penyesuaian diri pada santri Aisyiyah Boarding School. Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan jumlah responden 47 orang santri Aisyiyah Boarding School. Metode yang digunakan adalah kausalitas dengan teknik analisis regresi linier berganda. Instrumen yang digunakan adalah Values in Action Inventory Strength of Youth (VIA-Youth) sejumlah 88 item yang diadaptasi oleh Marlina (2011) dan skala penyesuaian diri disusun oleh Laely (2017) berdasarkan aspek dari penyesuaian diri menurut Haber dan Runyon (1984). Data yang didapat dari penelitian ini diuji menggunakan uji-t (t-test) dan hasilnya adalah ada pengaruh Character Strength terhadap Penyesuaian Diri. Karakter open mindedness, kindness, spirituality dan humor adalah karakter yang dominan yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri santri yang baik.
Pengaruh Resiliensi dan Perceived Organizational Support terhadap Work Engagement pada Tenaga Kerja Lapangan LSM AOD Annisa Rachmadheanty Elmawan; Hendro Prakoso; Vici Sofianna Putera
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 3 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.81 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3672

Abstract

Abstract. Currently, companies not only recruit high abilities employees, but also looking for employees who have work engagement. According to Schaufeli et al., work engagement is a positive motivational affective condition related to work with characteristics of vigor, dedication, and absorption. The aims of this study to determine how much influence the variables of resilience and perceived organizational support (POS) on work engagement in AOD NGO field workers in Bandung. The number of samples in this study is 41 AOD NGO field workers. This study using resilience measurement tool from Smith et al., the perceived organizational support measurement tool from Eisenberger et al., and the work engagement measurement tool from Schaufeli & Bakker. Multiple regression were used for analysis the data. The results showed that 63% of AOD NGO field workers had moderate levels of resilience, 61% had high levels of POS, and 80% had moderate levels of work engagement. Based on the regression results, it found that the perceived resilience and organizational support had a significant effect on work engagement by 14.9%. Abstrak. Saat ini perusahaan tidak hanya mencari calon karyawan yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, tetapi juga mencari calon karyawan yang memiliki work engagement. Menurut Schaufeli et al. work engangement adalah suatu kondisi afektif motivasional positif terkait dengan pekerjaan dengan karakteristik vigor, dedication dan absorption. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel resiliensi dan perceived organizational support (POS) terhadap work engagement pada tenaga kerja lapangan LSM AOD di Bandung. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 tenaga kerja lapangan LSM AOD. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur resiliensi dari Smith et.al, alat ukur perceived organizational support dari Eisenberger et.al, serta alat ukur work engagement dari Schaufeli & Bakker. Analisis data yang digunakan adalah multiple regression. Hasil penelitian menunjukan bahwa 63% tenaga kerja lapangan LSM AOD memiliki tingkat resiliensi sedang, 61% memiliki tingkat POS tinggi, dan 80% memiliki tingkat work engagement sedang. Berdasarkan hasil regresi ditemukan bahwa resiliensi dan perceived organizational support berpengaruh signifikan terhadap work engagement sebesar 14,9%.

Page 1 of 3 | Total Record : 29