cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsps@unisba.ac.id
Phone
+6285211144661
Journal Mail Official
bcsps@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp: +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series: Psychology Science
ISSN : -     EISSN : 28282191     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsps.v2i3
Bandung Conference Series: Psychology Science (BCSPS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Psikologi dengan ruang lingkup sbb: Broken Home, Budaya Organisasi, Celebrity Worship, Delinkuensi, Dewasa Awal, Disiplin Kerja, Dukungan Sosial, Health belief, Interaksi Parasosial, Kemandirian Anak Usia Dini, Kematangan Karir, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Obesitas, Parasocial Relationship, Peak Performance, Pendidikan Karakter, Penyesuaian diri, Penyesuaian pernikahan, Pola Asuh, Prestasi Belajar, Psychological Well-Being, Religiusitas, Remaja Akhir, Self Esteem, Self regulation, Ta’aruf. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 490 Documents
Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Komitmen Organisasi pada Karyawan Hybrid Working Tria Ajeng Andini; Lisa Widawati; Ayu Tuty Utami
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.217 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2926

Abstract

Abstract.Hybrid Working is an adjustment effort made by the company in working due to covid-19 by applying a combination of working in the office and at home or in other places. In carrying out the hybrid working system, several phenomena are felt by employees, but the welfare obtained by employees both physically and mentally while working in a hybrid can have a positive impact on the company, including increasing employee organizational commitment. This study aims to determine how much influence the quality of work life has on the organizational commitment of Hybrid Working at digital startups in DKI Jakarta. The sampling technique used is convenience sampling with a total of 97 Hybrid Working . The measuring instrument used to measure the quality of work life is the Walton model from Timossi et al., (2008) which has been adapted into Indonesian by Wardani and Anwar (2019) and to measure organizational commitment using a measuring tool belonging to Tri Muji Ingarianti (2015). The analysis technique in this study uses multiple linear regression to see how much each dimension of the quality of work life has an influence on organizational commitment. This study results that the quality of work life contributes to the increase in organizational commitment by 41.5% and partially the dimensions that provide the largest contribution are adequate and fair compensation, which is 41.8%. Abstrak. Hybrid Working merupakan suatu upaya penyesuaian yang dilakukan oleh perusahaan dalam bekerja karena covid-19 dengan menerapkan kombinasi bekerja di kantor dan dirumah atau di tempat lainnya. Dalam menjalankan sistem hybrid working memunculkan beberapa fenomena yang dirasakan oleh karyawan, namun dengan adanya kesejahteraan yang diperoleh karyawan baik secara fisik maupun mental selama bekerja secara hybrid dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan termasuk meningkatkan komitmen organisasi karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap komitmen organisasi karyawan hybrid working pada startup digital di DKI Jakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling dengan jumlah 97 karyawan hybrid working .Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas kehidupan kerja yaitu model Walton dari Timossi et al.,(2008) yang sudah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Wardani dan Anwar (2019) dan untuk mengukur komitmen organisasi menggunakan alat ukur milik Tri Muji Ingarianti (2015). Teknik analisis dalam penelitian ini dengan menggunakan regresi linear berganda untuk melihat seberapa besar setiap dimensi kualitas kehidupan kerja dalam memberikan pengaruh pada komitmen organisasi. Penelitian ini menghasilkan bahwa kualitas kehidupan kerja memberikan kontribusi terhadap peningkatan komitmen organisasi sebesar 41,5% dan secara parsial dimensi yang memberikan sumbangan terbesar yaitu kompensasi yang memadai dan adil yakni sebesar 41,8%
Pengaruh Organizational Justice terhadap Komitmen Organisasi pada Karyawan Produksi di PT X Fakhrunnisa Raudatul Rahman; Lisa Widawati; Ayu Tuty Utami
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.99 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2927

Abstract

Abstract. During the pandemic, manufacturing companies experienced a decline in growth which resulted in many employees being laid off. Although at the end of the pandemic manufacturing companies rose again, but there has been no increase in the number of employees, it is important to maintain employee commitment, one of which is by looking at the role of organizational justice in manufacturing companies. The purpose of this study was to determine the effect of organizational justice dimensions on organizational commitment. The research hypothesis is that there is a positive and significant effect of organizational justice on organizational commitment. Participants in the study were employees of the production department at PT X as many as 60 employees. The measuring instrument used is the Organizational Justice Scale (OJS) belonging to Colquitt (2005) which was adapted by Wahyu Anggoro (2020) and the Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) from Mowday, Steers, and Porter (1979) which was adapted by Tri Muji Ingarianti ( 2015). Analysis of the data used in this study is multiple linear regression analysis. The results of the study stated that organizational justice has a positive and significant effect on organizational commitment by 30.4%. All dimensions of organizational justice have a positive influence on organizational commitment with the most significant dimension being distributive justice, which is 70%. Abstrak. Pada masa pandemi perusahaan manufaktur mengalami penurunan pertumbuhan yang mengakibatkan banyak karyawan yang di PHK. Meskipun pada akhir pandemi perusahaan manufaktur kembali bangkit, namun belum ada peningkatan jumlah karyawan maka penting untuk mempertahankan komitmen karyawan tersebut salah satunya dengan melihat peranan organizational justice pada perusahaan manufaktur. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dimensi organizational justice terhadap komitmen organisasi. Hipotesis penelitian adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan dari organizational justice terhadap komitmen organisasi. Partisipan dalam penelitian adalah karyawan departemen produksi di PT X sebanyak 60 karyawan. Alat ukur yang digunakan adalah Organizational Justice Scale (OJS) milik Colquitt (2005) yang diadaptasi oleh Wahyu Anggoro (2020) dan alat ukur Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) dari Mowday, Steers, dan Porter (1979) yang diadaptasi oleh Tri Muji Ingarianti (2015). Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian menyatakan organizational justice berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi sebesar 30,4%. Seluruh dimensi organizational justice memiliki pengaruh positif terhadap komitmen organisasi dengan dimensi yang paling berpengaruh secara signifikan ialah dsitributive justice yakni sebesar 70%.
Studi Kontribusi Workplace Spirituality terhadap Innovative Work Behavior Nur Intan Rizkiah; Ali Mubarak
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.557 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2928

Abstract

Abstract. Work spirituality is a concept that related to aspects of spirituality to work and the work environment (Wulandari, F., 2014). Innovative work behavior is a work behavior that aims to generate, introduce and implement new things that are useful for the company (West & Farr in De Jong & Kemp, 2003). The purpose of this study was to determine the contribution of workplace spirituality and innovative work behavior in the creative division of Television and Radio Stations in Bandung City. The research method used is quantitative approach with multiple regression analysis. The measuring instrument used to measure workplace spirituality is a measuring tool developed by Ashmos & Duchon (2000), to measure innovative work behavior using the innovative Measuring of work behavior developed by De Jong & Den Hartog (2010). The results showed that workplace spirituality had a positive effect on innovative work behavior by 68.8%. Partially, the workplace spirituality factor that has the greatest influence on innovative work behavior is the inner life factor, while the factor that has the lowest influence is blocks to spirituality factor. Abstrak. Spiritualitas kerja merupakan sebuah konsep yang membahas keterkaitan aspek-aspek spiritualitas terhadap pekerjaan dan lingkungan kerja (Wulandari, F., 2014). Innovative work behavior adalah suatu perilaku kerja yang bertujuan untuk menghasilkan, memperkenalkan dan menerapkan hal-hal baru yang bermanfaat bagi perusahaan (West & Farr dalam De Jong & Kemp, 2003). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi workplace spirituality dan innovative work behavior pada divisi kreatif Stasiun Televisi dan Radio di Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur workplace spirituality adalah alat ukur yang dikembangkan oleh Ashmos & Duchon (2000), untuk mengukur innovative work behavior menggunakan Measuring innovative work behaviour yang dikembangkan oleh De Jong & Den Hartog (2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa workplace spirituality berpengaruh positif terhadap innovative work behavior sebesar 68,8%. Secara parsial, faktor workplace spirituality yang memberikan pengaruh paling besar terhadap innovative work behavior adalah factor inner life, sedangkan faktor yang memberikan pengaruh paling rendah adalah factor blocks to spirituality.
Pengaruh Perceived Organizational Support terhadap Work Engagement pada Karyawan Hospitality Industry Deska Suci Avianti; Muhammad Ilmi Hatta
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.844 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2929

Abstract

Abstract. Organizations need employees who are bound to their work so they will give maximum effort in doing work (Jin & McDonald, 2017). Employees who are bound to their work are known as work engagement. Work engagement is a positive and satisfying state of mind that related to work which is characterized by vigor, dedication, and absorption (Schaufeli et al., 2002). Work engagement will be present when job demands and job resources are high. One of the job resources is perceived organizational support which consists of three dimensions, namely fairness, supervisor support, andorganizational rewards and job conditions. This study aims to see how much influence perceived organizational support and its dimensions have on work engagement in 130 employees of the hospitality industry. The measuring instrument that used is UWES-17 (Utrecht Work Engagement Scale-17) which refers to the theory of Schaufeli et al. (2002) and SPOS (Survey Perceived Organizational Support) which refers to the theory of Eisenberger et al. (1986). The sampling technique that used is purposive sampling. The method that used is a quantitative method of causality with multiple linear regression analysis techniques. The results show that perceived organizational support has a significant effect on work engagement by 0.495 or 49.5%. The fairness dimension has an effect of 22.9%, the supervisor support dimension has an influence of 19.2%, and the dimensions of organizational rewards and job conditions have an influence of 7.4%. Abstrak. Organisasi membutuhkan karyawan yang terikat dengan pekerjaannya sehingga akan memberikan usaha yang maksimal dalam melakukan pekerjaan (Jin & McDonald, 2017). Karyawan yang terikat dengan pekerjaannya dikenal dengan istilah work engagement. Work engagement adalah keadaan pikiran yang positif dan memuaskan yang terkait dengan pekerjaan yang dicirikan dengan vigor, dedication, dan absorption (Schaufeli et al., 2002). Work engagement akan hadir ketika job demands dan job resources tinggi. Salah satu job resources adalah perceived organizational support yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu fairness, supervisor support, serta organizational rewards dan job conditions. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh perceived organizational support dan dimensi-dimensinya terhadap work engagement pada 130 karyawan hospitality industry. Alat ukur yang digunakan adalah UWES-17 (Utrecht Work Engagement Scale-17) yang mengacu pada teori Schaufeli et al. (2002) dan SPOS (Survey Perceived Organizational Support) yang mengacu pada teori Eisenberger et al. (1986). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif kausalitas dengan teknik analisis regresi linier berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa perceived organizational support berpengaruh secara signifikan terhadap work engagement sebesar 0.495 atau 49.5%. Dimensi fairness memiliki pengaruh sebesar 22.9%, dimensi supervisor support memiliki pengaruh sebesar 19.2%, serta dimensi organizational rewards dan job conditions memiliki pengaruh sebesar 7.4%.
Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan BPRS X Kab. Bandung Puspa Murti Amudita; Agus Budiman
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.557 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2932

Abstract

Abstract. This research aims to find out the influence of organizational commitment to employee performance in BPRS X Kab. Bandung. The theory uses is the theory of organizational commitment from Mowday et al. (1979) namely employees who have organizational commitment will fully support and believe in the goals and values of the organization or company, and employee performance theory from Koopmans (2014) which is a pattern of behavior and actions reflected by employees who in accordance with organizational goals is employee performance. The research design uses quantitative method with analysis technic is linear regression analysis. The measuring instrument used is the organizational commitment measurement tool developed by Ingarianti (2015) and the employee performance scale adapted by Ramdani, Marliani, & Rahman (2019). In this research, there were 31 employees of BPRS X Kab. Bandung who filled out the questionnaire via googleform. The results of this study are employees of BPRS X Kab. Bandung has organizational commitment in the high category, employees of BPRS X Kab. Bandung has employee performance in the high category, and there is an influence of organizational commitment on employee performance in BPRS X Kab. Bandung. Abstrak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan di BPRS X Kab. Bandung. Teori yang digunakan adalah teori komitmen organisasi dari Mowday dkk. (1979) yaitu karyawan yang memilliki komitmen organisasi akan mendukung dan meyakini secara penuh tujuan (goal) dan nilai-nilai yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan, serta teori kinerja karyawan dari Koopmans (2014) yaitu pola perilaku dan tindakan yang dicerminkan dari para karyawan yang sesuai dengan tujuan organisasi merupakan kinerja karyawan. Desain penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif kausalitas dengan teknik analisis data regresi linear. Alat ukur yang digunakan pada penelitian adalah alat ukur komitmen organisasi yang dikembangkan oleh Ingarianti (2015) dan skala kinerja karyawan yang diadaptasi oleh Ramdani, Marliani, & Rahman (2019). Pada penelitian terdapat 31 karyawan BPRS X Kab. Bandung yang mengisi kuisioner melalui googleform. Hasil dari penelitian adalah karyawan BPRS X Kab. Bandung memiliki komitmen organisasi di kategori tinggi karyawan BPRS X Kab. Bandung memiliki kinerja karyawan di kategori tinggi, dan terdapat pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan di BPRS X Kab. Bandung.
Pengaruh Person-Organization Fit terhadap Komitmen Organisasi pada Karyawan Milenial Rifa Afifah Kultsum; Lisa Widawati; Ayu Tuty Utami
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.616 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2933

Abstract

Abstract. The purpose of this study is to see how much influence person-organization fit has on organizational commitment to millennial employees. The research method used is the causality method with a sampling technique using convenience sampling with 100 respondents as millennial employees at digital startups in DKI Jakarta. This study uses a psychological scale with a person-organization fit measuring instrument developed by Cable & DeRue in Grobler (2016) based on the concept of Kristoff theory and adapted into Indonesian by Supeli & Creed (2013), as well as an organizational commitment measuring instrument by Ingarianti (2015) based on the theoretical concept of Mowday, Steers, & Porter. Data analysis technique used in this research is multiple regression analysis. The results obtained from this study are 96% of employees had a high person-organization fit and 89% of employees had a high organizational commitment. Multiple regression results show that person-organization fit had a positive and significant effect on organizational commitment in this study (R Square = 0.343) or 34.3%. All components of person-organization fit has a positive partial effect on organizational commitment with an effect of 14.75% from the supplementary fit component and 19.53% from the complementary fit component. Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh person-organization fit terhadap komitmen organisasi pada karyawan milenial. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kausalitas dengan teknik sampling menggunakan convenience sampling dengan jumlah subjek 100 responden karyawan milenial pada startup digital di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan skala psikologis dengan alat ukur person-organization fit yang dikembangkan oleh Cable & DeRue dalam Grobler (2016) berdasarkan konsep teori Kristof dan diadaptasi kedalam Bahasa Indonesia oleh Supeli & Creed (2013), serta alat ukur komitmen organisasi yang dikembangkan oleh Ingarianti (2015) berdasarkan konsep teori Mowday, Steers, & Porter. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah 96% karyawan memiliki person-organization fit yang tinggi dan 89% karyawan memiliki komitmen organisasi yang tinggi. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa person-organization fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi pada penelitian ini sebesar (R Square = 0,343) atau sebesar 34,3%. Seluruh komponen person-organization fit memiliki pengaruh parsial positif terhadap komitmen organisasi dengan pengaruh sebesar 14,75% dari komponen supplementary fit dan sebesar 19,53% dari komponen complementary fit.
Pengaruh Job Crafting terhadap Work Engagement pada Pegawai Unit Pelayanan Teknis BPPD Hasmi Havila; Agus Budiman
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.296 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2934

Abstract

Abstract. Job crafting is an effort to change made by employees to balance job demand and job resources to suit their preferences, skills and abilities (Berg, Wezesniewski and Dutton, 2010). This study aims to determine the effect of job crafting on work engagement for BPPD employees in Bandung. The theoretical concept used in this study is the theory of Tims, Bakker and Derks to explain the concept of job crafting and the theory of Schaufeli and Bakker to explain the concept of work engagement. The research method used is causality with regression analysis to explain the effect of job crafting variables on work engagement. Respondents from this study were 65 BPPD employees in the city of Bandung. The measuring instrument used is the job crafting scale based on the theoretical concepts of Tims, Bakker and Derks, and the Utrecht Work Engagement Scale (UWES 17) based on the theoretical concepts of Schaufeli and Bakker. The results of the study indicate that there is an effect of job crafting on work engagement in technical service unit employees by 36.36% (R Square = 0.364). All components of job crafting have a positive influence on work engagement with an effect of 5.75% from the dimensions of increasing structural job resources, 0.21% from the dimensions of increasing social job resources, by 3.18% from the dimensions of decreasing hindering job demands, and by 32.38% from the dimensions of increasing challenging. job demands. Keywords: Job Crafting, Work Engagement, Job Demands, Job Resource Abstrak. Job crafting merupakan upaya perubahan yang dilakukan karyawan untuk menyeimbangkan job demand dan job resources agar sesuai dengan preferensi, keterampilan dan kemampuannya (Berg, Wezesniewski dan Dutton, 2010). Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh job crafting terhadap work engagement pada pegawai BPPD di Kota Bandung. Konsep teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Tims, Bakker dan Derks untuk menjelaskan konsep job crafting dan teori dari Schaufeli dan Bakker untuk menjelaskan konsep work engagement. Metode penelitian yang digunakan adalah kausalitas dengan analisis regresi untuk menjelaskan pengaruh variabel job crafting terhadap work engagement. Responden dari penelitian ini sejumlah 65 pegawai BPPD di Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan yaitu skala job crafting yang berdasarkan dari konsep teori Tims, Bakker dan Derks, serta skala Utrecht Work Engagement Scale (UWES 17) dari konsep teori Schaufeli dan Bakker. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh job crafting terhadap work engagement pada pegawai unit pelayanan teknis sebesar 36.36% (R Square = 0. 364). Seluruh komponen job crafting memiliki pengaruh positif terhadap work engagement dengan pengaruh sebesar 5.75% dari dimensi increasing structural job resources, sebear 0.21% dari dimensi increasing social job resources, sebesar 3.18% dari dimensi decreasing hindering job demands, dan sebesar 32.38% dari dimensi increasing challenging job demands. Kata Kunci: Job Crafting, Work Engagement, Job Demands, Job Resource
Hubungan Basic Psychological Needs dengan Student Engagement dalam Belajar Shally Ardhina; Endang Supraptiningsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 3 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.06 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2946

Abstract

Abstract. High academic demands during high school are aimed at enabling students to achieve good academic achievements to continue their education to the next level. Student Engagement is important to gain knowledge and skills provided by the school. Phenomena in students of SMA Alfa Centauri class XI describe student involvement in class such as your presence, attention, asking questions, and showing positive reactions during the learning process, but the researchers also found that some students did their own activities, such as being late at school, not paying attention to the teacher when teaching, is not active in the learning process and does not understand the material, causing his academic achievement to decline. The lack of student involvement is due to several factors, one of which is basic psychological needs. The purpose of this study is to obtain empirical data on how closely the relationship between Basic Psychological Needs and Student Engagement of class XI students of SMA Alfa Centauri Bandung is. The research data was obtained from the Student Engagement theory measuring instrument (Fredricks et al., 2004) which was distributed to 151 class XI students of SMA Alfa Centauri. This research uses correlational quantitative method and uses simple random sampling technique. Data analysis using Spearman rank correlation test. The results showed that there was a positive correlation between Basic Psychological Needs and Student Engagement with a correlation coefficient of 0.665. This means that the higher the Basic Psychological Needs, the higher the Student Engagement. Abstrak. Tuntutan akademik yang tinggi pada masa SMA bertujuan agar siswa mampu mencapai prestasi akademik yang baik untuk melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya. Student Engagement adalah hal yang penting untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diberikan oleh sekolah. Fenomena pada siswa SMA Alfa Centauri kelas XI menggambarkan student engagement di kelas seperti kehadiran, perhatian, bertanya, dan menunjukkan reaksi positif pada saat proses pembelajaran, namun peneliti menemukan juga sebagian siswa melakukan kegiatannya sendiri, seperti terlambat hadir sekolah, tidak memperhatikan guru saat mengajar, tidak aktif dalam proses pembelajaran dan tidak memahami materi sehingga menyebabkan prestasi akademiknya menurun. Kurangnya engagement siswa dikarenakan beberapa faktor salah satunya adalah basic psychological needs. Tujuan dari penelitian ini memperoleh data empiris mengenai seberapa erat hubungan Basic Psychological Needs dengan Student Engagement siswa kelas XI SMA Alfa Centauri Bandung. Data penelitian diperoleh dari alat ukur teori Student Engagement (Fredricks et al., 2004) yang disebarkan kepada 151 siswa kelas XI SMA Alfa Centauri. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dan menggunakan teknik simple random sampling. Data analisis menggunakan uji korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara Basic Psychological Needs dengan Student Engagement dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,665. Artinya semakin tinggi Basic Psychological Needs maka semakin tinggi pula Student Engagement.
Pengaruh Stres terhadap Adiksi Game Online pada Remaja Akhir Fitri; Muhammad Ilmi Hatta
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.878 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2949

Abstract

Abstract. There are 202.6 million internet users in Indonesia, while 60% of them use game applications. In 2021 Indonesia will be the country with the most game downloads in Southeast Asia. Playing online games is now easily accessible. However, the ease of access can have a negative impact if players cannot control their behavior while playing. Playing online games is often done as a coping mechanism for problems or perceived pressure because games can make individuals rest from everyday life, escape from stress, problems, negative influences, and can foster feelings of relaxation so as to support the recovery of stress and tension in individuals. This study aims to examine the effect of stress on online game addiction in late teens in the city of Bandung. The sample in this study was 115 late teens living in the city of Bandung. The online game addiction measurement tool uses the Game Addiction Scale (GAS) adaptation based on Lemmens (2009) theory, while the Perceived Stress Scale is used to measure stress which has been translated and adapted into Indonesian. This study uses a quantitative approach. Data analysis using simple linear regression test. The test results show that the significance value is smaller than 0.05, namely 0.000 <0.05, which means that there is a significant effect between stress on online game addiction. Abstrak. Pengguna internet di Indonesia tercatat sebanyak 202.6 juta orang, sementara itu 60 % diantaranya menggunakan aplikasi game. Pada 2021 Indonesia menjadi negara dengan unduhan game terbanyak di Asia Tenggara. Bermain game online saat ini dapat diakses dengan mudah. Namun, kemudahan untuk mengakses dapat berdampak buruk apabila pemain tidak dapat mengontrol perilakunya saat bermain. Bermain game online seringkali dilakukan sebagai coping dari masalah atau tekanan yang dirasakan karena game dapat membuat individu beristirahat dari kehidupan sehari-hari, melepaskan diri dari stres, masalah, pengaruh negatif, serta dapat menumbuhkan perasaan rileks sehingga mendukung pemulihan stres dan ketegangan pada individu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh stres terhadap adiksi game online pada remaja akhir di Kota Bandung. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 115 remaja akhir yang tinggal di kota Bandung. Alat ukur adiksi game online menggunakan adaptasi Game Addiction Scale (GAS) berdasarkan teori Lemmens (2009) sedangkan untuk mengukur stres menggunakan Perceived Stres Scale yang telah diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 yang memiliki arti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara stres terhadap adiksi game online.
Pengaruh Person-Job Fit terhadap Komitmen Organisasi pada Karyawan Milenial Dita Hanina Rahma; Lisa Widawati; Ayu Tuty Utami
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.604 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.2951

Abstract

Abstract. Organizational commitment can be a factor that can improve the quality of human resources. One of the factors that can affect organizational commitment is person-job fit. The existence of compatibility between individual characteristics and work can affect work attitudes and behavior such as organizational commitment, and desire to settle. This study aims to analyze the effect of person-job fit on organizational commitment to millennial employees. The research method used is causality research with the subject of 71 millennial employees at PT.X. The person-job fit measuring instrument used in this study is the perceived fit scale from Cable & DeRue (2002) which was adapted by Pramesti et al., (2020). The tool for measuring organizational commitment uses the self-report scale proposed by Mowday et al., (1982) which was adapted by Ingarianti, (2015). The analysis technique used is multiple regression analysis. The results of the study found that as many as 91.5% of millennial employees at PT.X had a high person-job fit and as many as 81.7% had a high organizational commitment. The results of multiple analysis showed that person-job fit had a positive and significant effect on organizational commitment by 45.2% (R Square = 0.452). Each component of person-job fit also has a simultaneous effect on organizational commitment, namely the need supplies component of 41.2% and demand ability of 4.04%. Abstrak. Komitmen organisasi dapat menjadi faktor yang dapat meningkatan kualitas SDM. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi yaitu person-job fit. Adanya kesesuian antara karakteristik individu dengan pekerjaannya dapat mempengaruhi sikap dan perilaku kerja seperti, komitmen organisasi, dan keinginan menetap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh person-job fit terhadap komitmen organisasi pada karyawan milenial. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kausalitas dengan subjek 71 orang karyawan milenial di PT.X. Alat ukur person-job fit yang digunakan pada penelitian ini adalah perceived fit scale dari Cable & DeRue (2002) yang di adaptasi oleh Pramesti et al., (2020). Alat ukur komitmen organisasi menggunakan self report scale yang dikemukakan oleh Mowday et al., (1982) yang diadaptasi oleh Ingarianti, (2015). Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis regresi berganda. Hasil penelitian mendapatkan bahwa sebanyak 91,5% karyawan milenial di PT.X memiliki person-job fit yang tinggi dan sebanyak 81,7% memiliki komitmen organisasi yang tinggi. Pada hasil analisis berganda didapatkan hasil bahwa person-job fit berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi sebesar 45,2% (R Square = 0,452). Setiap komponen person-job fit juga berpengaruh secara simultan terhadap komitmen organisasi, yaitu komponen need supplies sebesar 41,2% dan demand ability sebesar 4,04%.

Page 11 of 49 | Total Record : 490