cover
Contact Name
Iman Aji Wijoyo
Contact Email
uppm@polbangtanmalang.ac.id
Phone
+6281233393899
Journal Mail Official
ojs@polbangtanmalang.ac.id
Editorial Address
Jl. Dr. Cipto 144 A Bedali Lawang, Malang, Jawa Timur, Indonesia Telp. (0341) 427771-3 Fax. (0341) 427774
Location
Kab. malang,
Jawa timur
INDONESIA
AGRIEKSTENSIA
ISSN : 14124866     EISSN : 26565978     DOI : https://doi.org/10.34145/agriekstensia
Scope of agricultural sciences with priority on agriculture extension, social, economics, and applied research on agriculture (including animal husbandry) in a broad sense based on the needs of farmers.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 19 No 2 (2020): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian" : 10 Documents clear
Identifikasi Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Rengginang Cassava di Landbouw Mart Ketindan Hariyani, Nining; Widyastuti, Belinda
AGRIEKSTENSIA Vol 19 No 2 (2020): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.601 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v19i2.929

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian rengginang cassava di Landbouw Mart Ketindan Malang. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif melalui tes kategorisasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kepada 27 orang responden yang mengikuti pelatihan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden tertarik untuk melakukan pembelian sebesar 85,1%. Keputusan pembelian tersebut dipengaruhi oleh faktor produk 96,3%, harga 81,4%, promosi 96,2%, tempat 100%, orang 100%, proses 100%, dan bukti fisik sebesar 85,1%. Guna meningkatkan jumlah penjualan produk perlu dilakukan tinjauan ulang dan perbaikan terutama harga jual yang dinilai relatif mahal dibandingkan dengan produk sejenis di pasaran dan penambahan varian rasa guna memperluas peluang pasar. Bukti fisik berupa lingkungan/tempat, meskipun dinilai strategis dan nyaman, namun perlu dilakukan penambahan aneka produk lain agar lebih variatif. Selanjutnya untuk menjangkau jaringan pasar yang lebih luas perlu dikembangkan promosi tidak hanya personal selling, tetapi juga menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram dan toko online/marketplace. Kata kunci – Keputusan pembelian, rengginang casava, bauran pemasaran ABSTRACT The purpose of the research is to identify the factors that influenced the decision to buy cassava chips at the Landbouw Mart Ketindan, Malang. This research was included in a qualitative study using descriptive analysis through categorization tests. Data collection was carried out using instruments to 27 people who were training in Ketindan Agricultural Training Center. The results showed that respondents were interested in making purchases by 85.1%. The purchasing decision was obtained by the product factor 96.3%, price 81.4%, promotion 96.2%, place 100%, persons 100%, process 100%, and physical evidence of 85.1%. In order to increase the number of product sales, it is necessary to improve, especially the selling price which is considered relatively expensive between similar products in the markets and the addition of flavor variants in order to expand market opportunities. Physical evidence in the form of environment / place, even though it has been considered strategic and comfortable, but it is necessary to add other types of products to be more varied. Furthermore, in order to reach a wider market network, it is necessary to develop promotions in addition to promotions not only personal selling, but also using social media such as facebook, instagram and the online shop/marketplace. Keywords: purchasing decisions, rengginang cassava, marketing mix
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Tanaman Tebu di Desa Majangtengah Kecamatan Dampit Kabupaten Malang Syathori, Ahmad Dedy; Verona, Lia
AGRIEKSTENSIA Vol 19 No 2 (2020): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.134 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v19i2.932

Abstract

ABSTRAK Tebu merupakan bahan baku gula. Permintaan gula sangat tinggi dan seringkali dipenuhi dari impor yang cukup tinggi pula. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani tanaman tebu. Data penelitian menggunakan data primer dan data sekunder, dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada 36 petani tebu di Desa Majangtengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Pengukuran data penelitian menggunakan skala Likert. Analisis data menggunakan model regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tenaga kerja, luas lahan dan teknologi berpengaruh positif terhadap produksi usahatani tanaman tebu, sedangkan untuk faktor pupuk menunjukan hasil yang negative. Dapat diartikan bahwa faktor penggunaan semua jenis pupuk dapat menurunkan produksi usahatani tanaman tebu apabila digunakan secara berlebihan. Adapun saran dari hasil penelitian ini agar diberikan penyuluhan kepada petani tebu agar memberikan pupuk sesuai anjuran pabrik atau sesuai dengan pedoman teknologi baru untuk tanaman tebu. Kata kunci: produksi, tanaman tebu, usahatani ABSTRACT Sugar cane is a raw material for sugar. Demand for sugar is very high and is often met from imports which are also quite high. This study aims to analyze the factors that influence the production of sugarcane farming. The research data used primary and secondary data, collected through direct interviews with 36 sugar cane farmers in Majangtengah Village, Dampit District, Malang Regency. Measurement of research data using a Likert scale. Data analysis uses multiple linear regression models. The results showed that the labor factor, land area and technology had a positive effect on the production of sugarcane farming, while the fertilizer factor showed negative results. It can be interpreted that the factor of the use of all types of fertilizers can reduce the production of sugarcane farming if overused. The suggestions from the results of this study should be given counseling to sugarcane farmers to provide fertilizer in accordance with factory recommendations or in accordance with new technological guidelines for sugarcane. Keywords : production, sugar cane, farming
Perilaku Pengusaha UMKM Olahan Apel Terhadap resiko Usaha dan Dampaknya terhadap Pertumbuhan UMKM Faizal, Febriananda; Rayesa, Neza Fadia; Retnoningsih, Dwi
AGRIEKSTENSIA Vol 19 No 2 (2020): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.58 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v19i2.934

Abstract

ABSTRAK Permasalahan pada sektor UMKM yaitu lemah dalam perencanaan, lemah dalam bekerja sama dengan individu lain baik pemasok, pemodal, maupun dengan pengusaha lain, serta pengusaha mikro belum dapat memposisikan diri sebagai pengusaha yang berkualitas dan subsisten. Menyikapi dari adanya suatu potensi risiko sebuah usaha, maka perilaku pengambilan risiko sangat penting untuk dilakukan oleh para pengusaha. Potensi risiko tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh seorang pengusaha, dimana setiap pengusaha memiliki perilaku masing-masing yang kemungkinan berbeda antar pengusaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko dan menganalisis tingkat risiko terhadap perilaku pengusaha olahan apel di Kota Batu. Pengambilan data dan penggalian informasi akan dilakukan melalui observasi, wawancara, dan Focus Group Discussion (FGD) dengan pihak-pihak terkait. Data selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan CE (Certainty Equivalent). Hasil dari analisis akan digunakan untuk merumuskan rekomendasi kebijakan bagi stakeholder dan pemerintah daerah setempat yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pengusaha UMKM olahan buah apel di Kota Batu dalam pengambilan keputusan usaha dengan melihat sumber resiko usaha yang ada Kata kunci— risiko usaha, sumber risiko, perilaku pengusaha, Certainty Equivalent ABSTRACT The problems in the MSE sector are weakness in planning, weakness in working with other individuals, both suppliers, investors, and other entrepreneurs, and micro entrepreneurs have not been able to position themselves as qualified and subsistence entrepreneurs. Responding to the existence of a potential risk in a business, it is very important for entrepreneurs to take risk-taking behavior. This potential risk can affect the decision-making to be carried out by an entrepreneur, where each entrepreneur has their own behavior which may differ between entrepreneurs. This study aims to identify sources of risk and analyze the level of risk on the behavior of apple processing entrepreneurs in Batu City. Collecting data and extracting information will be carried out through observation, interviews, and Focus Group Discussions (FGD) with related parties. Further data will be analyzed using the CE (Certainty Equivalent) approach. The results of the analysis will be used to formulate policy recommendations for stakeholders and the local government which aim to increase the motivation of MSME entrepreneurs for processing apples in Batu City in making business decisions by looking at the sources of existing business risks. Keywords— business risk, risk source, entrepreneur behavior, Certainty Equivalent
Deteksi Aeromonas hydrophila pada Ginjal Mencit Mus musculus dengan Teknik Imunohistokimia Bintari, Intan Galuh; Yuliani, M Gandul Atik
AGRIEKSTENSIA Vol 19 No 2 (2020): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.719 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v19i2.935

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Aeromonas hydrophila dapat dideteksi dengan menggunakan teknik imunohistokimia. Imunohistokimia adalah suatu proses untuk mendeteksi antigen (protein, karbohidrat, dll.) Terhadap sel jaringan dengan prinsip reaksi antibodi yang berikatan dengan antigen di dalam jaringan. Parameter penelitian ini adalah interaksi antigen dan antibodi yang divisualisasikan dengan munculnya warna coklat pada ginjal yang diinfeksi Aeromonas hydrophila. Mencit (Mus musculus) umur tiga bulan seberat 30 gram diinfeksi Aeromonas hydrophila dengan dosis 106 CFU / ml. Setelah seminggu, ginjal disiapkan untuk preparat histopatologi dengan pewarnaan imunohistokimia. Antibodi primer yang digunakan adalah antibodi kelinci (New zealand white) dengan dua perlakuan (P1 dan P2). P1 diinfeksi dengan menggunakan protein spesifik Aeromonas hydrophila 30 kDa dan P2 diinfeksi dengan menggunakan protein utuh Aeromonas hydrophila. Hasilnya ditunjukkan dengan membandingkan P1 dan P2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan warna coklat yang lebih banyak melalui P2 dibandingkan dengan P1. Kata kunci—Aeromonas hydrophila, Mencit (Mus musculus), Antigen, Teknik Imunohistokimia. ABSTRACT This research was aimed to determine whether the Aeromonas hydrophila can be detected by using immunohistochemistry technique. Immunohistochemistry was a process to detect antigens (proteins, carbohydrates, etc.) towards the cells of the tissues with antibodies reaction principle that binded to antigen in the tissues. The parameter of this research was an interaction between antigens and antibodies which were visualized by the appearance of brown color in the kidneys which were infected by Aeromonas hydrophila. The three-month old mice (Mus musculus) with 30 grams of weight were infected by Aeromonas hydrophila with 106 CFU/ml of doses. After a week, the kidneys were prepared for histopathology preparation by using immunohistochemistry staining. The primary antibodies used were rabbits’ antibodies (New zealand white) with two treatments (P1 and P2). P1 was infected by using spesific proteins of Aeromonas hydrophila 30 kDa and P2 was infected by using the whole proteins of Aeromonas hydrophila. The results were showed by comparing P1 and P2. The results showed that there was a difference in the brown color which was more through in P2 compared to P1. Keywords—Aeromonas hydrophila, Mice (Mus Musculus), Antigens, Immunohistochemistry Technique.
Blended Learning dan Aplikasinya di Era New Normal Pandemi Covid 19 Nurhadi, Nunung
AGRIEKSTENSIA Vol 19 No 2 (2020): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.274 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v19i2.936

Abstract

ABSTRAK Saat ini indonesia sedang memasuki era “New Normal” dari pandemi Covid-19, dimana protokol kesehatan harus diimplementasikan pada setiap kegiatan termasuk kegiatan pelatihan. Blended learning merupakan salah satu model pelatihan yang didalamnya memadukan antara pembelajaran online dan pembelajaran offline yang dapat mengurangi kegiatan pengumpulan massa sebagai salah satu protokol kesehatan menghindari Covid-19. Blended learning tetap berorientasi pencapaian tujuan pelatihan yaitu peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pembelajaran online dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan, dan pembelajaran offline dapat meningkatkan keterampilan, khususnya pada materi spesifik yang keterampilan tidak otomatis didapatkan dari peningkatan pengetahuan. Kombinasi prosentase online dan offline atau tatap muka dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan. Blended learning dapat membuat biaya lebih efektif, hemat waktu, objek dapat digunakan kembali untuk dipelajari ulang dan fleksibel bagi peserta didik. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menjalankan blended learning diantaranya: penyediaan tenaga fasilitator yang memahami teknologi informasi dan komunikasi, penyediaan Learning Management Sistem (LMS), penyediaan fasilitas internet, perpustakaan digital, modifikasi bahan tayang sehingga lebih mudah dipahami dan membuat enjoy peserta didik dan mengantisipasi hal hal yang menghambat seperti peserta didik yang frustasi karena waktunya habis untuk mempelajari sistem. Kata kunci : Blended Learning, Online, Offline, Tatap Muka, New Normal ABSTRACT Currently, Indonesia is entering the "New Normal" era of the Covid-19 pandemic, where health protocols must be implemented in every activity including training activities. Blended learning is a training model that combines online learning and offline learning that can reduce mass gathering activities as one of the health protocols to avoiding Covid-19. Blended learning remains oriented towards achieving the training objectives of increasing knowledge, skills and attitudes. Online learning can increase insight and knowledge, and offline learning can improve skills, especially on specific material for which skills are not automatically acquired from increased knowledge.The combination of online and offline or face-to-face percentages can be adjusted to the training needs. Blended learning can make it more cost effective, save time, objects can be reused for re-study and flexible for participants.Some things that need to be prepared before running blended learning include: the provision of facilitators who understand information and communication technology, Learning Management Systems (LMS), internet facilities, digital libraries, modification of broadcast material that easier to understand and makes participants enjoy and anticipate inhibiting things such as frustrated participants because time is running out to learn the system. Keyword : Blended Learning, Online, Offline, Face to face, New Normal
PERUBAHAN PENGETAHUAN PETANI TENTANG TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA MELALUI SEKOLAH LAPANG DI KABUPATEN SIGI Risna, Risna; Irmadamayanti, Andi; Rahayu, Heni S.P; Saidah, Saidah
AGRIEKSTENSIA Vol 19 No 2 (2020): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.826 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v19i2.942

Abstract

ABSTRAK Jagung merupakan salah satu komoditas strategis dan bernilai ekonomis tinggi karena selain sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras, jagung merupakan bahan baku industri pakan ternak. Salah satu daerah produsen jagung di Propinsi Sulawesi Tengah adalah Kabupaten Sigi sebagai kawasan Nasional jagung dengan program GP-PTT Seluas 1.500 hektar. Salah satu masalah pengembangan jagung yang dihadapi adalah benih tidak terpenuhi secara tepat waktu, tepat jenis dan tepat harga. Untuk mengatasi ketersediaan benih maka perlu dilakukan produksi benih jagung hibrida. Teknologi produksi jagung hibrida merupakan salah satu teknologi yang dihasilkan yang telah dihasilkan Badan Litbang untuk dapat memenuhi kebutuhan benih nasional. Namun inovasi teknologi ini belum sepenuhnya tersebar kepada pelaku utama (petani). Agar inovasi teknologi pertanian tersebut dapat bermanfaat untuk pelaku utama (petani) maupun pelaku usaha, maka perlu didesiminasikan. Dalam mendiseminasikan inovasi teknologi tersebut, terdapat beberapa metode penyuluhan salah satunya sekolah lapang (SL). Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas peningkatan pengetahuan peserta setelah mengikuti SL, yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2019 di Kabupaten Sigi yakni di Desa Kaleke, Kec. Dolo Barat sebanyak 15 orang responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diambil sebanyak dua kali yaitu tes awal (pre test) sebelum kegiatan dan tes akhir (post test) setelah kegiatan sekolah lapang. Data dianalisis menggunakan Paired T Test (uji T berpasangan). Hasil analisis uji T berpasangan pada taraf 5% menunjukkan bahwa persentase petani signifikan mengalami peningkatan pengetahuan. Peningkatan pengetahuan peserta SL sebesar 93,33%. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis efektivitas maka tingkat efektivitas SL sebesar 46,25% dengan kategori cukup efektif. Kata Kunci : Jagung, Benih, Sekolah Lapang, Perubahan Pengetahuan ABSTRACT Corn is a strategic commodity that has high economic value since corn becomes the main source of carbohydrates and protein after rice. Moreover, corn also has a function as the raw material of the animal feed industry. One of the corn producer regions in Central Sulawesi Province is Sigi Regency as a National Corn Area with a 1,500-hectare However, corn’s development still has some problems, such as seeds are not fulfilled at the right time, in the right type, and also at the right price. To overcome the availability of seeds, it is necessary to produce hybrid corn seed. The technologies have been produced by the R and D Agency to meet the needs of national seeds. However, this technological innovation has not been fully spread to the main actors (farmers) and businessman yet. These technologies need to be disseminated through extension methods, such as a Farmer Field School (FFS) or SL. This study aims to determine the effectiveness of increasing the knowledge of participants after attending Farm Field School (FFS), which was conducted in January to December 2019 in the Sigi Regency namely in the Village of Kaleke, Dolo Barat sub-district with 15 respondents. Data collection using a questionnaire was taken twice, namely the initial test (pre-test) before the activity and the final test (post-test) after the field school activities. Data were analyzed Paired T Test. The results of the analysis at a 5% level showed that FFS significantly increased knowledge of participants, with an increase in grade reach 93.33%. Furthermore, based on the results of the effectiveness analysis, the efectivity of FFS is 46.25% with medium categories. Keywords: Corn, Seed, Field School, Change of Knowledge
PERBANDINGAN KUALITAS BIOGAS DARI BERBAGAI JENIS FESES TERNAK YANG DIPRODUKSI DENGAN DIGESTER PORTABLE Junaidi, Yendri; Hendrawati, Luki Amar; Riyanto, Riyanto
AGRIEKSTENSIA Vol 19 No 2 (2020): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.955 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v19i2.943

Abstract

ABSTRAK Penggunaan energi oleh sektor transportasi yang mencapai lebih dari 30 persen dari total penggunaan energi nasional yang hampir seluruhnya (92%) bersumber dari bahan bakar minyak (BBM) selain masalah pada pasokan BBM juga berdampak buruk bagi lingkungan, sehingga harus ada upaya dalam mencari energi alternatif baru terbarukan, salah satunya adalahbiogas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kualitas biogas dari bebegai feses ternak seperti feses, sapi perah, sapi potong, kambing, domba, ayam broiler, ayam petelur dan feses keclinci. Pengamatan meliputi nilai pH dan temperatur harian, lama waktu pembentukan gas dalam masa fermentasi, lama produktivitas gas dari pembentukan gas pertama kali serta lama nyala api dalam dari hasi pembentukan gas harian. Biogas di produksi menggunakan digester portable dengan total waktu pengamatan selama 30 hari masa fermentasi dan produksi gas. Hasil Penetlitian menunjukan rata-rata nilai pH yang diapatkan dalam waktu 30 hari dari pH 6,2- pH 8. Temperatur rata-rata hasil pengamatan berada di angka 23-36 OC. Hasil uji ANOVA pada pada masing masing pengamatan yaitu pada lama pembentukan gas, lama produktifitas gas dan lama nyala api di dapatkan hasil yang signifikan yaitu f hitung <0,05. Hasil uji lanjut Tukey’S B pada masing-masing pengamatan di dapatkan hasil terbaik pada limbah feses sapi perah dengan data lama pembentukan gas (11,2 ± 1,3) hari, lama produktifitas gas (10,8± 1,9) dan lama nyala api adalah (20,6± 1,9) menit. Kata kunci: Feses, Biogas, alternatif, energi, kulitas ABSTRACT The use of energy by the transportation sector which reaches more than 30 percent of the total national energy use which is almost entirely (92%) comes from fuel oil (BBM) in addition to problems with fuel supply it also has a negative impact on the environment, so efforts must be made to find alternative energy. new renewables, one of which is biogas. This study aims to determine the quality of biogas from various animal feces such as feces, dairy cows, beef cattle, goats, sheep, broilers, laying hens and small animal feces. The observations included daily pH and temperature values, the length of time for gas formation during the fermentation period, the length of gas productivity from the first gas formation and the length of the internal flame from the daily gas formation. Biogas is produced using a portable digester with a total observation time of 30 days during fermentation and gas production. The results showed that the average pH value obtained within 30 days was from pH 6.2 to pH 8. The average temperature observed was 23-36 OC. The results of the ANOVA test on each observation, namely the duration of gas formation, the duration of gas productivity and the duration of the flame, obtained significant results, namely f count <0.05. Tukey'S B continued test results for each observation obtained the best results on dairy cow feces with data on the length of gas formation (11.2 ± 1.3) days, long gas productivity (10.8 ± 1.9) and duration of flame fire was (20.6 ± 1.9) minutes. Keywords: Feces, Biogas, alternatives, energy, quality
STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA AYAM JOPER PADA PROGRAM BEKERJA DI KECAMATAN PLOSOKLATEN KABUPATEN KEDIRI Nugraha, Yoga Prasetya; Windari, Wahyu; Kristanti, Novita Dewi
AGRIEKSTENSIA Vol 19 No 2 (2020): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.836 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v19i2.944

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan merumuskan strategi pemberdayaan kelompok tani melalui usaha peternakan ayam joper pada program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA). Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan model PPE (Planning, Production, evaluation). Populasi dalam penelitian adalah 60 orang anggota kelompok tani “Tani Jaya” dan Tani Maju” Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Sampel penelitian adalah 60 orang yang ditentukan dengan tenik total sampling atau sensus. Hasil penelitian dari aspek planning menggunakan analisis SWOT didapatkan 15 alternatif strategi pemberdayaan. Aspek production menggunakan analisis QSPM diperoleh 15 alternatif strategi yang telah diprioritaskan. Aspek evaluation melalui expert judgment didapatkan 11 strategi pemberdayaan yang telah tervalidasi. Prioritas utama dari 11 strategi pemberdayaan adalah meningkatkan pengetahuan kelompok tani tentang teknis budidaya ayam joper. Kata kunci: ayam joper, planning, production, evaluation, strategi ABSTRACT This research aims to compile and formulate a strategy for empowering farmer groups through chicken Joper Farms' business on the "Bedah Kemskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA)" program. This research uses the Research and Development (R&D) method with PPE (Planning, Production, evaluation) model. The study population was 60 members of "Tani Jaya" and Tani Maju" farmer group in Plosoklaten subdistrict of Kediri Regency. The research sample is 60 persons determined by total sampling techniques or census. The research results from the planning aspect using SWOT analysis gained 15 alternative empowerment strategies. Aspect production using QSPM analysis obtained 15 alternative strategies that have been prioritized. The evaluation aspect through expert judgment acquired 11 validated empowerment strategies. The top priority of 11 empowerment strategies is raising the farmer's knowledge about technical cultivation of Joper Chicken. Keyword: Joper Chicken, planning, production, evaluation, strategy
Produksi Bawang Merah Tumpangsari Dengan Cabai Pada Beberapa Jarak Tanam Despita, rika; Nizar, Achmad; Purnomo, Dwi; Fernanda, Yan
AGRIEKSTENSIA Vol 19 No 2 (2020): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.542 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v19i2.1453

Abstract

ABSTRAK Bawang merah adalah komoditas yang dibutuhkan masyarakat Indonesia setiap hari sebagai bumbu masak. Produksi bawang merah perlu ditingkatkan seiiring dengan meningkatnya kebutuhan bawang merah. Salah satu upaya perluasan penanaman bawang merah adalah intensifikasi seperti tumpangsari. Tanaman bawang merah dapat ditumpangsarikan dengan tanaman cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari produksi bawang merah dengan pola tanam tumpangsari pada beberapa jarak tanam. Metode penelitian adalah rancangan acak kelompok dengan 6 perlakuan yaitu: tumpangsari, jarak tanam 15 x 15 cm; tumpangsari, jarak tanam 20 x 20 cm; tumpangsari jarak tanam 25 x 25 cm; monokultur, jarak tanam 15 x 15 cm; monokultur 20 x 20 cm; monokultur 25 x 25 cm. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Pengamatan dilakukan terhadap berat segar umbi, berat umbi kering konsumsi, produksi per ha, jumlah umbi, diameter umbi. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji F taraf 5% dan DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi bawang merah dalam satuan ha dengan pola tanam monokultur dan tumpangsari jarak tanam 15 x 15 cm memberikan hasil yang sama. oleh karena itu tumpangsari tanaman bawang merah dengan cabai jarak tanam 15 x 15 cm dapat diterapkan di tingkat petani. Kata kunci: Produksi, Bawang merah, cabai, tumpangsari ABSTRACT Shallots are a commodity that Indonesians need every day as a cooking spice. Production needs to be increased in line with the need for shallots. The increase in the planting area of ​​shallots is intensification such as intercropping. Onion plants can be intercropped with chilli plants. This study aims to study the production of shallots with an intercropping cropping pattern at planting distance. The research method was a randomized group with 6 treatments, namely: intercropping, spacing 15 x 15 cm; intercropping, spacing 20 x 20 cm; intercropping with 25 x 25 cm spacing; monoculture, spacing 15 x 15 cm; monoculture 20 x 20 cm; monoculture 25 x 25 cm. Each treatment was repeated 4 times in order to obtain 24 experimental units. Observations were made on tuber fresh weight, dry tuber weight consumption, production per ha, tuber number, tuber diameter. Observation data were analyzed by means of the F test at 5% level and DMRT level 5%. The results showed that the production of ha-1 with a cropping pattern of monoculture and intercropping with a spacing of 15 x 15 cm gave the same results. Therefore, intercropping of shallots with chillies at a spacing of 15 x 15 cm can be applied to farmers. Keywords: Production, shallots, chillies, intercropping
Pemanfaatan Limbah Komunal Sebagai Nutrisi Alternatif Untuk Budidaya Tanaman Sawi Secara Hidroponik Sorani, Een; Purwanti, Eni Wahyuning
AGRIEKSTENSIA Vol 19 No 2 (2020): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.744 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v19i2.1454

Abstract

ABSTRAK Limbah komunal merupakan hasil dari buangan yang berasal dari berbagai aliran air, seperti dapur, toilet, rumah makan, kandang, air cucian, kamar mandi, dan sebagainya yang kemudian menyatu melalui irigasi air sehingga apabila dibiarkan dalam jangka panjang akan menimbulkan pencemaran dan menurunkan tingkat kesuburan tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah komunal menjadi nutrisi alternatif untuk budiaya tanaman secara hidroponik. Penelitian ekperimen yang terdiri dari kedua perlakuan, yakni pemberian nutrisi AB Mix (P1) yang dijadikan sebagai kontrol dan pemberian nutrisi limbah komunal (P2) dengan menggunakan empat parameter pengamatan, meliputi jumlah daun (helai), diameter batang (mm), jumlah serangan hama (ulat) dan bobot segar (gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat parameter pengamatan menghasilkan rerata yang berbeda nyata dengan nila p value lebih kecil daripada nilai alpa pada taraf 5%. Dari keempat pelakuan tersebut, perlakuan yang menggunakan nutrisi AB Mix memiliki persentase yang lebih tinggi, dengan selisih yakni sebesar 14,8% pada jumlah daun, sebesar 38,7% pada diameter batang, 73% pada jumlah serangan hama (ulat) dan sebesar 64,4% pada bobot segar. Kesimpulan yang didapat adalah nutrisi limbah komunal (P2) belum mampu menjadi substitusi dari nutrisi AB Mix, akan tetapi limbah komunal bepotensi dijadikan sebagai pupuk dan pestisida nabati dengan melakukan efikasi limbah komunal. Kata kunci: Limbah Komunal, Nutrisi Alternatif, Budidaya tanaman Sawi Hidroponik ABSTRACT Communal waste was the result of discharges that came from various streams of water, such as kitchens, toilets, restaurants, cages, washing of water, bathrooms, etc. which are then fused through water irrigation so that if it is left unchecked in the long run it caused pollution and reduced fertility rates soil. The purpose of this study was to utilize communal waste into alternative nutrients for the hydroponic cultivation of plants. This experimental research consisted of two treatments, namely the provision of AB Mix nutrition (P1) which was used as a control and the nutrition of communal waste (P2) using fourth observation parameters, including the number of leaves (strands), stem diameter (mm), number of pest attacks (caterpillars) and fresh weight (grams). The results showed that the four observational parameters produced a significantly different mean grade of p-value smaller than the alpha value at 5% level. From four treatments, treatments using the AB Mix nutrition had a higher percentage, with a difference of 14.8% in the number of leaves, 38.7% in the stem diameter, 73% in the number of pest attacks (caterpillars) and 64, 4% in fresh weights. The conclusion obtained was that the communal waste nutrition (P2) has not been able to become a substitution of the AB Mix nutrition, but the communal waste had the potential to be used as a fertilizer and vegetable pesticides by conducting communal waste efficacy. Keywords: Communal Waste, Alternative Nutrition, Hydroponic Mustard Cultivation

Page 1 of 1 | Total Record : 10