cover
Contact Name
Herkulanus Pongkot
Contact Email
pherkulanus@gmail.com
Phone
+6285245627510
Journal Mail Official
jurnalkat@gmail.com
Editorial Address
Jl. Parit Haji Muksin 2, Km. 2, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
Location
Kab. kubu raya,
Kalimantan barat
INDONESIA
Borneo Review : Jurnal Lintas Agama dan Budaya
ISSN : -     EISSN : 28305159     DOI : https://doi.org/10.52075/br.v1i2.80
Core Subject : Religion, Art,
Borneo Review: Jurnal Lintas Agama dan Budaya is religious dan cultural interdisciplinary studies that welcoming and acknowledging theoretical and empirical research papers and literature reviews from researchers, academics, professional, practitioners and students. This publication concern includes studies of world religions such as Christianity, Buddhism, Hinduism, Judaism, Islam and other religions. Interdisciplinary studies may include the studies of religion in the fields of anthropology, sociology, philosophy, psychology, and other cultural studies.
Articles 27 Documents
GERAKAN MENANAM POHON DURIAN SEBAGAI MISI KEUSKUPAN SINTANG DALAM MENERAPKAN ECO-ETIKA (Tinjauan Ekologis Berdasarkan Ensiklik Laudato Si 138-139): (Tinjauan Ekologis Berdasarkan Ensiklik Laudato Si 138-139) pebriantinus liman, hendrikus
Borneo Review Vol. 3 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52075/br.v3i1.224

Abstract

Fokus studi ini menaruh perhatian pada gerakan penanaman pohon durian yang dilaksanakan oleh Keuskupan Sintang dalam mewujudkan misinya. Salah satu misi Keuskupan Sintang ialah memelihara dan memulihkan lingkungan hidup. Menanam pohon durian adalah salah satu upaya untuk memulihkan lingkungan hidup melalui manfaatnya. Menanam pohon durian memiliki hubungannya dengan etika lingkungan hidup yaitu terdapat dalam Ensikik Laudato Si Art. 156-158. Menanam pohon durian mengandung nilai terhadap lingkungan hidup yaitu mendukung prinsip-prinsip kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem. Tujuan studi ini ialah untuk menemukan adanya manfaat dari penanaman pohon durian bagi eco-etika. Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah metodologi kualitatif kepustakaan yang membahas tentang manfaat pohon durian bagi etika lingkungan hidup. penulis mengumulkan data dan menganalisa buku dan artikel yang berhubungan dengan manfaat dan nilai pohon durian bagi eco-etika. Studi ini menemukan bahwa terdapat hubungan antara menanam pohon durian dengan eco-etika. penanaman pohon durian membantu menjaga kelestarian alam yang sudah rusak. Begitu sebaliknya, Eco-etika juga menuntut setiap individu untuk memiliki sikap terhadap lingkungan hidup sekitarnya. Untuk sampai pada penerapan eco-etika, penanaman pohon durian dilihat dari manfaatnya bagi lingkungan.
Panglima: Sosok Pemimipin Ideal dalam Pandangan Masyarakat Dayak (Diskursus Filosofis Berdasarkan Pemikiran Machiavelli terhadap Kepemimpinan Panglima Jilah, Pemimpin Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng) Fransesco Agnes Ranubaya; Dominikus Irpan; FX. Eko Armada Riyanto; Yohanes I Wayan Marianta
Borneo Review Vol. 3 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The focus of this paper is a philosophical discourse on the figure of the Panglima as an ideal leader in the beliefs of the Dayak people based on Marchiavelli's thoughts in his work, "Il Principe". An ideal leader who is wise and prudent and pays attention to the people or those he leads has always been everyone's dream. But in reality, what is often experienced by a group of organizations or even a country is usually a leader who is corrupt, dishonest and even harms the citizens of his country or the group he leads. Marchiavelli, in his book Il Principe reveals that a leader is required to be wise and firm to run and maintain his government, even in a way that is even somewhat cruel. The purpose of this paper is to find the deepest meaning of the figure of "Panglima" as the ideal leader in the Dayak community. The method used is elaboration based on Marchiavelli's philosophical thoughts about a leader towards the leadership of Panglima Jilah: Leader of the Red Army Tariu Borneo Bangkule Rajakng. Panglima Jilah appears as a leader of the Dayak Ormas group who is down to earth, listens to complaints, embraces those who are far away, and he also teaches Dayak wisdom values. On another occasion, Panglima Jilah also did not hesitate to go into the field to defend the rights of the Dayak people who experienced oppression and injustice or when Kalimantan's forests and nature were destroyed. This is the figure of the "leader" referred to by Machiavelli.
A ANALISIS FENOMENOLOGI: ETNOGRAFIS KAMPOENG HERITAGE KAJOETANGAN MALANG INDONESIA Aliano, Yohanes Alfrid; Nikodemus; Kedang, Kristoforus Immanuel Magun
Borneo Review Vol. 3 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52075/br.v3i1.237

Abstract

Fokus dalam penelitian fonomenologis-etnografis ini adalah menganalisis Kampoeng Heritage Kajoetangan di kota Malang Indonesia. Kampung ini merupakan warisan sejarah yang kaya akan nilai, sistem hidup, historisitas dan kearifan lokal yang patut dilestarikan, diabadikan dan dimaknai dalam sistem kehidupan manusia yang membudaya. Hal ini dikarenakan warisan budaya saat ini telah mengalami banyak perubahan baik bentuk dan tampak serta nilai akibat perkembangan zaman yang juga kian momodifikasi nilai luhur suatu budaya. Penelitian ini bertujuan melihat kebermaknaan nilai budaya dalam Kampoeng Heritage Kajoetangan, perubahan sistem hidup dan perkembangan nilai yang patut mendapat perhatian, apresiasi dan museum penghargaan. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah abservasi langsung dengan wawancara beberapa penduduk setempat dan kemudian dikomparasikan dengan konsep historisitas budaya melalui sumber literaur ilmiah. Penulis menemukan bahwa Kampoeng Heritage Kajoetangan memiliki banyak nilai kehidupan, historisitas sejarah, sistem kehidupan sosio kultural serta konsep hidup yang sarat akan nilai dan makna. Kebaruan yang ditemukan adalah adanya perubahan sistem warisan budaya yang digunakan kini sebagai tempat wisata sejarah tempo dulu namun dengan gaya budaya yang lebih modern kontemporer.
Konsep Filosofis Budaya Lonto Leok di Manggarai dalam Perspektif Filsafat Dialogis Martin Buber Atu, Laurentius Florido; Solosumantro, Heribertus; Langgor, Marselinus
Borneo Review Vol. 2 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52075/br.v2i2.260

Abstract

Suatu kajian terhadap budaya lokal pada umumnya selalu berangkat dari tinjauan filosofis yang berakar dan menyentuh realitas kehidupan sosial masyarakat itu sendiri. Salah satu budaya yang menjadi fokus tulisan ini adalah budaya lonto leok di Manggarai, Flores, NTT. Dewasa ini problem kemanusiaan dalam kehidupan masyarakat adat terlebih khusus pemaknaan terhadap suatu budaya dari sudut pandang tertentu amat minim. Hal ini terjadi karena kurangnya keterbukaan relasi di dalam masyarakat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu, kajian filosofis yang menjadi akar suatu budaya menjadi hal asing yang tidak diperhatikan secara serius. Tulisan ini bertujuan mengkaji nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam budaya lonto leok di Manggarai ditinjau dari perspektif filsafat dialogis Martin Buber. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan, yakni menggali serta mengumpulkan tulisan-tulisan terdahulu yang membahas budaya lonto leok dari berbagai aspek dan kajian filosofis terhadap budaya lokal. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa nilai yang terkandung dalam budaya lonto leok yang dikaji dari perseptif filsafat Martin Buber, yakni lonto leok sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap sesama, lonto leok sebagai bentuk tanggung jawab, dan lonto leok sebagai bentuk rekonsiliasi. Nilai-nilai filosofis tersebut pada akhirnya berkontribusi bagi terciptanya keharmonisan, persatuan, dan perdamaian dalam kehidupan bersama masyarakat Manggarai.
Penerapan Paradigma Etika Antroposentrime Moderat dan Eksistensialisme Martin Heidegger dalam Pembagunan IKN Bima, Irenius
Borneo Review Vol. 3 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52075/br.v3i1.300

Abstract

This research focuses on the application of the ethics of Moderate Anthropocentrism and Martin Heidegger's Existentialism in the development of the new IKN in East Kalimantan. So far, development in Indonesia has paid little attention to environmental impacts and the existence of other humans. Development in Indonesia tends to be exploitative and development orientation is centered on human interests alone, without being based on sustainable development. A shallow understanding of the meaning of Anthropocentric and existentialist causes social inequality, uneven development and many environmental problems. Therefore, the application of Moderate Anthropocentrism ethics and Martin Hiedegger's deep Existentialism meaning in the development of the new IKN helps humans as the center of life to treat nature and others fairly and responsibly. The development of the capital city pays more attention to the balance between human interests and environmental sustainability. Thus, the development of IKN will be sustainable and the new IKN can become an effective and efficient economic center. The method used in the research is qualitative method through literature study. This research found that the application of Martin Hiedegger's Moderate Anthropocentrism and Existentialism ethics has great implications in building IKN, namely sustainable development goals (SDGs). This research contributes to the improvement of human resources (HR) and strict sanctions for violators of the IKN Law.
Perspektif Calon Guru Pendidikan Agama Kristen, Pendidikan Agama Katolik, Dan Pendidikan Agama Islam Mengenai Bunda Maria Kori, Mukarramah; Lisarani, Varetha; Meman, Oktavianey G.P.H
Borneo Review Vol. 3 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52075/br.v3i2.595

Abstract

Pembahasan mengenai sosok Bunda Maria merupakan salah satu topik yang sering muncul dalam dialog agama, tidak terkecuali Agama Katolik, Kristen dan Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan bagaimana perspektif calon guru Pendidikan Agama Katolik mengenai Bunda Maria 2. Mendeskripsikan bagaimana perspektif calon guru Pendidikan Agama Kristen mengenai Maria Ibu Yesus 3. Mendeskripsikan bagaimana perspektif calon guru Pendidikan Agama Islam mengenai Siti Maryam 4. Menginvestigasi bagaimana persamaan dan perbedaan pandangan calon guru Pendidikan Agama Katolik, calon guru Pendidikan Agama Kristen, dan calon guru Pendidikan Agama Islam mengenai Bunda Maria. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara yang dilanjutkan dengan FGD (Focus Group Discussion). Hasil dari penelitian ini adalah : 1) Perspektif calon guru Agama Katolik terhadap Bunda Maria yaitu berdasarkan empat dogma; 2) Perspektif calon guru Agama Kristen terhadap Bunda Maria adalah Maria adalah wanita yang dipilih untuk menjadi ibu dari Yesus yang merupakan Allah dan menerima kehendak Allah dalam hidupnya; 3) Perspektif calon guru Agama Islam terhadap Bunda Maria secara rinci dijelaskan pada beberapa surah dalam Al-Quran ; 4) Persamaan perspektif calon pendidik Agama Katolik, Kristen dan Islam terdapat pada keperawanan Maria saat melahirkan Yesus, Maria adalah wanita yang dimuliakan dan diyakini menjadi penghuni surga. Perbedaan perspektif mengenai Maria antara lain: umat Islam mempercayai bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, sehingga berbeda dengan umat Kristen dan Katolik yang percaya bahwa Maria adalah ibunda Allah, umat Islam tidak mengakuinya. Selain itu, umat Kristen tidak mempercayai bahwa Maria diangkat tubuhnya ke surga, Maria dibebaskan dari dosa asal, dan Maria tetap perawan setelah melahirkan Yesus. Ketiga pandangan ini bertentangan dengan dogma Katolik mengenai Maria.
Islam Literal sebagai Antinomi Konsep Kehidupan Berbangsa dan Beragama di Indonesia Perspektif Nurcholish Madjid Pati Lewar, Paulus; Dore Woho Atasoge, Anselmus; Hayon Santri Animang, Efrem
Borneo Review Vol. 4 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52075/qvbmxp74

Abstract

Globalization is the process of forming a global order without national borders, allowing broad interactions among societies. This concept, although imported from Western civilization, is not a new phenomenon, as globalization has occurred in various civilizations, including Islam. However, in certain studies, modern globalization is often linked to Westernization, which has become one of the factors behind the emergence of Islamism. This study employs a literature review as its research method, examining various works and the thoughts of Nurcholish Madjid. The analysis aims to understand the dynamics of nationhood and religion in Indonesia in the face of Islamism. The study finds that Islamism seeks to maintain the existence of Islam against Western influence by implementing Islamic law as the primary guideline. Globally, this movement has expanded to Indonesia with the goal of altering the ideology of Pancasila and the concept of Bhineka Tunggal Ika. However, Nurcholish Madjid's perspective rejects the notion of a religious state, instead emphasizing Indonesia’s diversity and interfaith brotherhood. This study contributes to the development of social and political sciences by affirming the importance of diversity and tolerance in nation-building. Madjid’s thoughts serve as a key reference in preserving social harmony amid the challenges posed by Islamism.

Page 3 of 3 | Total Record : 27