cover
Contact Name
Siti Nurul Rofiqo Irwan
Contact Email
rofiqoirwan@ugm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
vegetalika.faperta@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Vegetalika
ISSN : 23024054     EISSN : 26227452     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Vegetalika ISSN (Cetak): 2302-4054 dan ISSN (Online): 2622-7452 adalah open access jurnal yang mempublikasikan artikel-artikel ilmiah berupa gagasan dan hasil penelitian. Topik publikasi berkaitan dengan disiplin ilmu Agronomi mencakup Manajemen dan Produksi Tanaman, Hortikultura, Ekologi Tanaman, Fisiologi Tanaman, Genetika dan Pemuliaan, Teknologi Benih, Bioteknologi Tanaman, dan Biostatistika.
Arjuna Subject : -
Articles 430 Documents
Pengaruh Konsentrasi Selenium pada berbagai Fase Pertumbuhan Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Sistem Hidroponik terhadap Kandungan Likopen Buah Sarlin Kusumaningrum; Eka Tarwaca Susila Putra; Sriyanto Waluyo
Vegetalika Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.864 KB) | DOI: 10.22146/veg.25685

Abstract

Kebutuhan pangan fungsional diprediksikan meningkat beberapa tahun kedepan, sehingga perlu dilakukan upaya produksi untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Salah satu teknologi budidaya pangan fungsional yang dapat dikembangkan adalah produksi tomat berkadar antioksidan tinggi secara hidroponik melalui pengayaan selenium (Se) pada larutan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi dan waktu aplikasi pemberian Se yang optimal bagi tanaman tomat sehingga didapatkan buah dengan kandungan likopen tinggi. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada bulan Desember 2015-April 2016. Penelitian lapangandisusun dalam rancangan acak kelompok lengkap faktorial (3 x 3 + 1) dengan faktor pertama berupa konsentrasi pangayaan Se yang terdiri dari 3 aras yaitu 0,5 mg L-1, 1,0 mg L-1, dan 1,5 mg L-1, dan faktor kedua berupa waktu pemberian Se yang terdiri dari 3 waktu yaitu fase vegetatif, generatif, serta sepanjang siklus hidup tanaman. Sebagai kontrol digunakan tanaman tomat yang tidak diberi Se. Variabel yang diamati meliputi kondisi iklim mikro, karakter larutan nutrisi, aktivitas fisiologis, karakter pertumbuhan, hasil, dan kandungan likopen buah tomat. Data yang diperoleh dianalisis varian (ANOVA) pada level 5%. Jika terdapat interaksi antar faktor, maka dilakukan uji lanjut pengaruh sederhana. Apabila tidak ada interaksi antar faktor, maka faktor pertama di uji polinomial ortogonal, sedangkan faktor kedua dilakukan uji beda nyata terkecil fisher. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa pengayaan Se secara nyata meningkatkan konsentrasi Se dalam jaringan daun hingga 1,16 mg L-1, ketika diberikan pada fase generatif. Konsentrasi Se daun yang meningkat mampu berkontribusi terhadap kenaikan kandungan air nisbi, memperlebar bukaan stomata, kenaikan jumlah stomata, penurunan kandungan CO2 internal daun, dan kenaikan bobot kering total. Pengayaan Se saat fase generatif dengan konsentrasi 0,50-1,16 mg L-1 mampu meningkatkan akumulasi Se pada buah, meningkatkan sintesis likopen, peningkatan kandungan vitamin C, serta adanya peningkatan kekerasan buah sehingga layak digunakan sebagai sumber pangan fungsional tanpa mengurangi hasil buah segar per tanaman.
Pengaruh Perendaman Air pada Benih Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) dengan Berbagai Posisi Tanam Benih terhadap Pertumbuhan Bibit Asiyah Atdwiyani; Setyastuti Purwanti; Sri Muhartini
Vegetalika Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.667 KB) | DOI: 10.22146/veg.25880

Abstract

Kebutuhan nangka terus meningkat baik untuk konsumsi rumah tangga, industri maupun sebagai tanaman konservasi. Hal ini memerlukan usaha peningkatan produktivitas melalui pengembangan dan pemeliharaan tanaman yang lebih intensif dan efisien. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam usaha peningkatan produktivitas adalah pembibitan tanaman. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman benih nangka dalam air dan benih ditanam dengan berbagai posisi tanam terhadap pertumbuhan bibit nangka. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hortikultura dan Rumah Kawat, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada bulan Februari sampai dengan Juli 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 2 x 5 dengan ulangan tiga kali. Faktor pertama adalah benih nangka ditanam dengan berbagai posisi, terdiri atas 2 level yaitu T1 (tengkurap) dan T2 (terlentang). Faktor kedua adalah perendaman benih nangka dalam air terdiri atas 5 level yaitu P1 (direndam satu hari), P2 (direndam dua hari), P3 (tanpa perlakuan/kontrol), P4 (tanpa direndam satu hari) dan P5 (tanpa direndam dua hari). Pengamatan dilakukan terhadap gaya berkecambah, indeks vigor dan indeks vigor hipotetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara faktor perendaman dengan posisi tanam benih terhadap pertumbuhan bibit. Benih nangka yang ditanam tengkurap memberikan pertumbuhan terbaik. Benih nangka yang direndam selama satu hari memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan bibit.
Pengaruh Vinase dan Macam Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pak Choi (Brassica rapa subsp. chinensis (L.) Hanelt) Bella Vyatrisa; Sri Muhartini; Sriyanto Waluyo
Vegetalika Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.738 KB) | DOI: 10.22146/veg.25884

Abstract

Pak choi merupakan tanaman yang disukai oleh masyarakat, karena mudah dibudidayakan, berumur pendek, dan bernilai ekonomis. Produktivitas pak choi dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan organik. Selain bermanfaat bagi tanaman, penggunaan bahan organik secara berlanjut dapat mewujudkan sistem pertanian organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh vinase dan berbagai macam pupuk organik serta mendapatkan kombinasi takaran vinase dan pupuk organik yang tepat bagi pertumbuhan dan hasil pak choi (Brassica rapa subsp. chinensis (L) Hanelt). Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 - Februari 2016 di kebun Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Tani Organik Merapi (P4S TOM), Balangan, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah takaran vinase yang terdiri dari 3 aras, yaitu takaran vinase 0 l/ha (V0), takaran vinase 25.000 l/ha (V½), dan takaran vinase 50.000 l/ha (V1). Faktor ke dua adalah macam pupuk organik yang terdiri dari 4 aras, yaitu tanpa pupuk organik (P0), pupuk organik brotowali (P1), pupuk organik kulit telur (P2), dan pupuk organik lele (P3). Kombinasi perlakuan takaran vinase 50.000 l/ha dengan tanpa pemberian pupuk organik mampu meningkatkan luas permukaan daun. Penggunaan takaran vinase 25.000 l/ha dengan tanpa pemberian pupuk organik memberikan pertumbuhan dan hasil pak choi yang paling baik.
Pertumbuhan dan Hasil Sembilan Kultivar Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) yang Ditanam Bersamaan dengan Jagung (Zea mays L.) dalam Satu Lubang Tanam Fahmi Anugrah Tirta; Didik Indradewa; Erlina Ambarwati
Vegetalika Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.497 KB) | DOI: 10.22146/veg.25982

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengukur pertumbuhan dan hasil dari kedelai (Glycine max (L.) Merill) yang ditanam pada beberapa jumlah populasi dalam satu lubang tanam bersama jagung (Zea mays L.). Konsep tersebut diadaptasi dari kebiasaan petani di Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Terdapat sembilan kultivar kedelai yang diujicobakan dalam penelitian ini yaitu kedelai ‘Anjasmara’, ‘Burangrang’, ‘Gema’, ‘Gepak Kuning’, ‘Grobogan’, ‘Kaba’, ‘Panderman’, ‘Sinabung’, dan ‘Wilis’. Perlakuan yang diberikan terdiri dari satu kedelai dan satu jagung, dua kedelai dan satu jagung, tiga kedelai dan satu jagung, serta empat kedelai dan satu jagung dalam satu lubang tanam. Penelitian telah dilaksanakan di Kebun Tridharma, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Banguntapan, Yogyakarta mulai bulan Agustus 2015-November 2015. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dua faktor, dengan tiga ulangan. Data pengamatan dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA), apabila terdapat beda nyata dilakukan uji lanjut jarak berganda Duncan taraf nyata 5% guna mengetahui perbandingan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penanaman kedelai dan jagung dalam satu lubang tanam mempengaruhi tinggi tanaman, diameter batang, panjang akar, diameter akar, dan bobot kering akar. Kedelai ‘Sinabung’ tetap memberikan hasil per lubang tinggi meskipun ditanam mulai dari satu tanaman kedelai dan satu jagung hingga empat tanaman kedelai dan satu jagung serta memiliki hasil per tanaman yang relatif stabil yaitu sebesar 3,16−4,17 g per tanaman.
Pengaruh Macam Media dan Takaran Pupuk Kandang Kambing terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Hijau (Brassica rapa L.) Helmei Anjarwati; Sriyanto Waluyo; Setyastuti Purwanti
Vegetalika Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.545 KB) | DOI: 10.22146/veg.25983

Abstract

Permintaan pangan semakin meningkat termasuk pada kelompok sayuran. Konversi penggunaan lahan di Indonesia dari sektor pertanian ke sektor non pertanian mempengaruhi luas area tanam yang ada. Hal ini juga berdampak pada penurunan produksi sayuran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, degradasi lahan yang disebabkan oleh penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan juga membuat kualitas produk sayuran yang dihasilkan semakin menurun. Pengembangan tanaman sayuran di lahan sempit dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan produktivitas sayuran. Teknologi budidaya yang ramah lingkungan terutama pada sayuran perlu digiatkan. Pertimbangan pemilihan media tanam diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman sayuran di lahan yang terbatas. Penggunaan pupuk organik dapat menjadi alternatif solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pupuk anorganik dalam meningkatkan produktivitas tanaman sayuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi media tanam dan takaran pupuk kandang kambing yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil sawi hijau. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul pada bulan Maret-Juli 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu media tanam (tanah, sekam mentah, arang sekam, dan serbuk gergaji) dan perbandingan media dengan takaran pupuk kandang kambing (tanpa pupuk, 2:1, dan 1:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanam arang sekam dengan takaran pupuk kandang kambing 1:1 memberikan pertumbuhan dan hasil sawi hijau yang paling baik, yaitu mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar tanaman, dan bobot kering tanaman sawi hijau.
Pengendalian Mutu Benih Tebu (Saccharum officinarum L.) Mata Tunas Tunggal Menggunakan Pengaturan Kadar Lengas Media Serbuk Abu Sekam Padi Henricus Tegar Panuntun; Taryono Taryono; Rani Agustina Wulandari
Vegetalika Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.921 KB) | DOI: 10.22146/veg.25985

Abstract

Bibit tebu mata tunas tunggal memiliki umur simpan yang relatif pendek. Apabila tanpa perlakuan, daya kecambah mata tunas tunggal sudah menurun pada umur simpan 2 hari. Oleh karena itu, dibutuhkan metode penyimpanan yang tepat untuk memperpanjang umur simpan, sehingga kualitasnya masih baik saat akan ditanam di lahan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar lengas media simpan dan umur simpan tebu terbaik untuk mempertahankan mutu bibit tebu mata tunas tunggal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan perlakuan faktorial 3 × 4 + 1 dalam rancangan lingkungan acak lengkap (RAL). Faktor pertama adalah media simpan yang terdiri dari media simpan serbuk abu sekam padi dengan penambahan kadar lengas media 0, 20, 40 dan 60 %. Faktor kedua adalah klon tebu yang terdiri dari klon Kidang Kencana, klon Bululawang, dan klon VMC. Pengamatan dilakukan pada umur simpan 0, 4, 8, 12 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara media simpan dan klon yang digunakan pada  jumlah mata tunas mati, jumlah mata tunas tumbuh, indeks vigor (IV), tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang sedangkan pada pengamatan lainnya, media simpan dan klon tebu tidak memberikan pengaruh yang nyata.  Penyimpanan menggunakan media dengan kadar lengas 20% secara umum sedikit menurunkan kualitas benih. Klon VMC menunjukkan perkecambahan benih paling baik dilihat dari gaya berkecambah dan indeks vigornya. Dari pengamatan mutu benih diketahui penambahan kadar lengas mampu memperpanjang masa simpan hingga umur simpan 12 hari , sedangkan pada mutu bibit penambahan kadar lengas mampu memperpanjang masa simpan hingga 8 hari.
Pengaruh Komposisi Media Tanam Hidroponik Agregat terhadap Produksi Benih G0 Tiga Kultivar Kentang (Solanum tuberosum L.) Lilis Suryani; Eka Tarwaca Susila Putra; Meksy Dianawati
Vegetalika Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.622 KB) | DOI: 10.22146/veg.26166

Abstract

Penelitian bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh komposisi media tanam hidroponik agregat terhadap jumlah umbi G0 yang dihasilkan oleh tiga kultivar kentang, dan 2) menentukan komposisi media tanam terbaik untuk masing-masing kultivar. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca PD Jaya Mandiri Farm dan Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat pada bulan Mei sampai September 2016. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah kultivar kentang, terdiri dari tiga kultivar yaitu Granola Lembang, Granola Kembang, dan Median. Sedangkan faktor kedua adalah komposisi media tanam, terdiri dari empat komposisi yaitu sekam bakar 100%, sekam bakar limbah biogas 1:1, sekam bakar limbah biogas 2:1, dan sekam bakar limbah biogas 3:1. Data yang diperoleh dianalisis varian (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%, dilakukan uji lanjut HSD-Tukey dan korelasi. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa jumlah umbi benih G0 yang dihasilkan per tanaman kentang pada setiap kultivar dipengaruhi oleh interaksi antara komposisi media dengan kultivar. Komposisi media tanam terbaik untuk Granola Lembang adalah media yang diperkaya dengan limbah biogas padat dengan proporsi ¼ bagian karena memperbanyak jumlah umbi benih G0 yang dihasilkan per tanaman. Sedangkan komposisi media tanam terbaik untuk Granola Kembang adalah media yang diperkaya dengan limbah biogas padat dengan proporsi 1/3 bagian karena memperbanyak jumlah umbi benih G0 yang dihasilkan per tanaman. Media tanam berupa sekam bakar saja cukup ideal bagi media karena jumlah umbi benih G0 yang dihasilkan sudah cukup banyak.Kata kunci: media hidroponik agregat, kultivar kentang, umbi benih G0
Pendugaan Parameter Genetik Komponen Hasil untuk Seleksi Tidak Langsung Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Berdaya Hasil Tinggi M. Mujadid Faiqon; Supriyanta Supriyanta; Rani Agustina Wulandari
Vegetalika Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.828 KB) | DOI: 10.22146/veg.26168

Abstract

Seleksi langsung terhadap daya hasil seringkali sulit dilakukan karena sifat alami hasil yang kompleks dan besarnya pengaruh lingkungan terhadap hasil. Seleksi tidak langsung mendasarkan pada komponen hasil yang berkorelasi terhadap hasil dapat dilakukan sebagai solusi untuk masalah tersebut. Pendugaan parameter genetik dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai komponen hasil yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil per hektar. Sembilan genotipe padi  diasumsikan  berdistribusi  random  ditanam  mengikuti  rancangan RCBD di dua lokasi, Klaten dan Sleman. Komponen varian dan kovarian yang diduga melalui ANOVA dan ANCOVA digunakan untuk menduga heritabilitas, korelasi genetik, koheritabilitas, dan rasio nilai harapan CRA/RA. Analisis lebih lanjut untuk korelasi genetik dilakukan dengan analisis lintas untuk memperoleh informasi tambahan  mengenai hubungan  antara hasil dengan komponen hasil. Tinggi tanaman, panjang daun bendera, umur berbunga, umur panen, bobot 100 butir biji, jumlah malai per rumpun, panjang malai, dan kerapatan malai diketahui memiliki heritabilitas tinggi (lebih dari 0,7) dan lebih tinggi dibandingkan heritabilitas hasil per hektar (0,55 di Klaten dan 0,42 di Sleman). Jumlah malai per rumpun memiliki korelasi genetik positif dan tinggi dengan hasil per hektar sementara panjang daun bendera dan umur berbunga memiliki pengaruh langsung positif dan tinggi terhadap hasil per hektar di lokasi Klaten. Bobot 100 butir biji dan panjang malai memiliki korelasi genetik yang positif dan tinggi terhadap hasil per hektar sementara tinggi tanaman dan jumlah biji per malai memiliki pengaruh langsung yang tinggi dan positif. Akan tetapi, tidak terdapat komponen hasil yang memiliki rasio nilai harapan CRA/RA lebih tinggi dari 1 yang menunjukkan bahwa tidak ada komponen hasil yang dapat meningkatkan kemajuan genetik hasil per hektar melalui seleksi tidak langsung. Seleksi langsung terhadap daya hasil lebih efektif dibandingkan dengan seleksi tidak langsung melalui komponen hasil tertentu.
Pengaruh Konsentrasi Pyraclostrobin terhadap Kandungan Protein, Lemak dan Fenolik Total Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Klon ICCRI 04 dan Scavina 6 Ratnasani Ambarwati Siniwi; Eka Tarwaca Susila Putra; Dyah Weny Respatie
Vegetalika Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.611 KB) | DOI: 10.22146/veg.26169

Abstract

Produksi dan kualitas kakao di Indonesia saat ini mengalami penurunan karena serangan hama Phytophtora palmivora. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan aplikasi fungisida berbahan aktif pyraclostrobin sebagai penanganan penyakit oleh Phytophtora palmivora sekaligus sebagai Plant Growth Reguator. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi pyraclostrobin yang optimum dalam perbaikan kandungan protein, lemak, dan fenolik total biji kakao pada setiap set penelitian  klon ICCRI 04 dan klon Scavina 6. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan tiga blok sebagai ulangan. Satu set percobaan diperlakukan konsentrasi pyraclostrobin dan diaplikasikan pada dua macam klon kakao asal SE yaitu ICCRI 04 dan Scavina 6 secara terpisah. Adapun konsentrasi pyraclostrobin yang diuji pada penelitian ini adalah 0, 63, dan 126 ppm. Penyemprotan pyraclostrobin dilakukan sebanyak empat kali, yaitu 1) saat terbentuknya primordia bunga, 2) saat bunga memasuki fase anthesis pada hari ke-21, 3) saat terbentuknya pentil kakao pada hari ke-50, dan 4) saat hari ke-75 setelah pembungaan.  Data yang diperoleh dianalisis varian (ANOVA) pada taraf kepercayaan  95%, dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) jika hasil analisis varian menunjukkan perbedaan nyata antar perlakuan. Konsentrasi pyraclostrobin yang optimal untuk perbaikan kualitas biji kakao (dengan indikasi berupa kenaikan konsentrasi, protein, lemak, dan fenolitk total) serta hubungan antar variabel pengamatan ditentukan menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa kenaikan konsentrasi pyraclostrobin yang diberikan pada tanaman kakao klon ICCRI 04 sampai dengan 126 ppm secara nyata meningkatkan aktivitas nitrat reduktase serta kandungan protein dan lemak dalam biji. Sedangkan kenaikan konsentrasi pyraclostrobin sampai dengan 126 ppm pada klon Scavina 6 tidak memberikan perbaikan terhadap indikator kualitas biji kakao yaitu kandungan protein, lemak, dan fenolik total biji kakao.  
Tanggapan Padi Lokal (Oryza sativa L.) Melati Menoreh terhadap Sistem Budidaya Semi Organik dan Organik dengan Jarak Tanam Berbeda di Kalibawang, Kulon Progo Reni Afiat; Didik Indradewa; Dody Kastono
Vegetalika Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.234 KB) | DOI: 10.22146/veg.26170

Abstract

Kebutuhan beras setiap tahun semakin bertambah seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Meningkatnya permintaan kebutuhan beras tersebut tidak diimbangi dengan produksi beras di dalam negeri, sehingga untuk pemenuhannya dilakukan impor beras. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi kebutuhan beras, diperlukan varietas dan lingkungan yang mendukung untuk kegiatan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tanggapan padi Melati Menoreh yang ditanam secara semi organik dan organik dengan jarak tanam berbeda, serta menentukan jarak tanam yang tepat untuk masing-masing cara budidaya. Penelitian dilaksanakan di Desa Banjararum, Kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta pada bulan Februari-Agustus 2016. Penelitian disusun dalam rancangan multilokasi (oversite) dua faktor dengan lima petak petani sebgai ulangan. Faktor pertama sistem budidaya yang terdiri dari 2 aras, yaitu semi organik dan organik. Faktor kedua jarak tanam yang terdiri dari 2 aras, yaitu       20 cm x 40 cm dan 25 cm x 40 cm. Perubahan sistem budidaya dari semi organik menjadi organik menyebabkan penurunan kadar klorofil total, pertumbuhan, dan kadar amilosa beras yang menyebabkan beras pulen, serta hasil gabah kering panen yang tidak berbeda, yaitu 7,31 ton/ha pada semi organik dan 7,71 ton/ha pada organik. Tetapi pergantian sistem budidaya tersebut dapat meningkatkan bobot beras yaitu dari 3,46 ton/ha menjadi 4,05 ton/ha. Jarak tanam yang lebih lebar dapat meningkatkan kadar klorofil total dan kadar amilosa beras yang menyebabkan beras pera, serta meningkatkan bobot beras di mana pada jarak tanam 25 cm x 40 cm menghasilkan 4,32 ton/ha, sedangkan jarak tanam 20 cm x 40 cm menghasilkan 3,19 ton/ha.