cover
Contact Name
Muhammad Anggung Manumanoso Prasetyo
Contact Email
anggung@iainlhokseumawe.ac.id
Phone
+6282137162679
Journal Mail Official
almabhats.lppm@iainlhokseumawe.ac.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, IAIN Lhokseumawe Jl. Medan-B.Aceh, Km. 275, No.1 Alue Awe, Kota Lhokseumawe, Aceh. 24352
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama
Al Mabhats Jurnal Penelitian Sosial Agama is a national research journal focusing on socio-religious studies, Islamic traditions, local wisdom, and inter-religious studies.
Articles 80 Documents
Kepemimpinan Transformatif di Lingkungan Pendidikan Multikultural dalam Tinjauan Sosial Keagamaan Muadin, Akhmad
Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama Vol 7 No 2 (2022): Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.223 KB) | DOI: 10.47766/almabhats.v7i2.1033

Abstract

Abstract: Transformational leadership is a leadership style that looks ahead to the necessary changes, creates a vision that opens up opportunities for planned changes, and implements the necessary plans to make the desired changes happen. To develop an educational institution, especially an Islamic boarding school (pesantren), a leader with a long-term vision accompanied by innovative and adaptive ideas is needed. This research is written to analyze and identify transformational leadership styles in pesantren in creating a solid organizational culture. The research uses a qualitative method with a literature study technique, which involves studying relevant sources. The research results show that transformational leadership is fundamental in shaping a conducive pesantren culture. The manifestation of the pesantren culture effectively influences the process of constructive change. The multicultural/heterogeneous environmental situation makes it easier to make changes to achieve the established vision. Abstrak: Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang memandang kedepan untuk perubahan yang diperlukan, menyusun visi yang akan membuka peluang bagi perubahan yang direncanakan dan melaksanakan rencana yang diperlukan agar perubahan yang diinginkan terjadi. Untuk mengembangkan suatu lembaga pendidikan khususnya pesantren, dibutuhkan pemimpin yang memiliki visi jangka panjang disertai gagasan inovatif dan adaptif. Penelitian ini penulisan untuk menganalisis dan mengidentifikasi gaya kepemimpinan transformasional di pesantren dalam menciptakan budaya organisasi yang kuat. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi pustaka. Metode ini melakukan penelitian dengan mengkaji sumber sumber yang berkaitan dengan pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan gaya kepemimpinan transformatif sangat fundamental dalam membentuk budaya pesantren yang kondusif. Model pembentukan budaya bersifat inklusif. Manfestasi dari budaya institusi pendidikan secara efektif mempengaruhi proses perubahan ke arah konstruktif. Situasi lingkungan yang multikultural/heterogen mempermudah dilakukan perubahan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Lingkungan multikultural mendorong siswa untuk berpikir secara kreatif dan mencari solusi yang inovatif untuk masalah yang kompleks.
Menalar Konstruksi Sejarah Pembentukan Madzhab Fiqh Islam dalam Upaya Menyelaraskan Moderasi Bermadzhab Murdan, Muhammad Nur
Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama Vol 7 No 2 (2022): Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.67 KB) | DOI: 10.47766/almabhats.v7i2.1039

Abstract

Abstract: The development of Islamic law (sharia) must be connected to the situation and conditions of the society it faces. This phenomenon has been evident since the prophetic era and continued to develop after the passing of Prophet Muhammad, where the application and establishment of several Islamic laws were formulated through the method of ijtihad (consensus and analogy). The results of ijtihad were then followed by ordinary Muslims, forming certain groups and factions who believed in the truthfulness of their mujtahid imams. At the grassroots level, these differences escalated into disputes and factional fanaticism, sometimes resulting in phenomena within the Muslim community. This article attempts to revisit the history of forming fiqh (Islamic law) schools to strengthen and align moderation in being affiliated with a specific school of thought amid the rigidity of the Muslim community, who blamed each other between schools of thought and another. Abstrak: Perkembangan syariat Islam tidak lepas dari situasi dan kondisi masyarakat yang dihadapinya. Hal ini terlihat sejak era kenabian dan selanjutnya berkembang pada masa sepeninggal Nabi Muhammad saw., dimana penerapan dan penetapan beberapa hukum Islam dirumuskan dengan metode ijtihad (ijma’ dan qiyas). Hasil ijtihad tersebut selanjutnya diikuti oleh ummat Islam yang awam, membentuk kelompok dan golongan tertentu, yang saling meyakini kebenaran imam mujtahid mereka. Perbedaan-perbedaan itu, pada tatanan masyarakat bawah meruncing menjadi perselisihan dan fanatisme golongan, sehingga terkadang masyarakat dihadapkan pada fenomena dalam intern Islam. Tulisan ini mencoba mengulas kembali sejarah pembentukan madzhab fiqh (hukum Islam) dalam usaha menguatkan dan menyelaraskan moderasi dalam bermadzhab di tengah-tengah kejumudan ummat yang saling menyalahkan antara satu madzhab dengan madzhab yang lainnya.
Intergrasi Ilmu: Basis Filosofis Hukum dan Implikasinya terhadap Filsafat Pendidikan Umar, Muhammad Ali; Siregar, Fauzan Ahmad
Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama Vol 7 No 1 (2022): Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.868 KB) | DOI: 10.47766/almabhats.v7i1.1042

Abstract

Abstract: The management activities of educational institutions require a legal canopy to carry out their duty optimally. The underutilized function of law in assisting educational institutions is one of the factors contributing to the suboptimal achievement of educational goals. Due to this, careful consideration must be given to the efficacy of the law safeguarding the functions and implementation of the school learning process. This study seeks to investigate, compare, and identify legal philosophy causality models and their consequences for education management. This study employs a qualitative approach to literature. Several articles' references are derived from primary texts and research. The study's findings indicate that the significance of legal ontology for the development of teachers in schools stems from the fact that they are exposed to various dynamic realities, experiences, sub-humans, humans, and inanimate things inside the school environment. To address this issue, school administrators and teachers must realize that legislation can support their efforts to increase their competency. The epistemological implications of legal philosophy in teacher development are inseparable from the development program's conception, formulation, implementation, and evaluation. When the school community complies with educational laws and their application, the axiological implications of legal philosophy are deemed worthwhile. Abstrak: Kegiatan pengelolaan lembaga pendidikan membutuhkan payung hukum agar mampu menjalankan perannya secara maksimal. Satu diantara penyebab kurang maksimalnya pencapaian tujuan pendidikan adalah peran hukum yang belum maksimal dalam membantu lembaga pendidikan. Karenanya dibutuhkan suatu pemikiran mendalam terkait efektifitas hukum dalam melindungi fungsi maupun pelaksanaan proses pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Tujuan penelitian untuk menganalisis, mengkomparasi dan menemukan model kausalitas filsafat hukum dan implikasinya terhadap pengelolaan pendidikan. Penelitian berjenis kualitatif teknik kepustakaan. Sumber rujukan dair beberapa artikel bersumber dari buku primer dan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan Implikasi Ontologi hukum pada pengembangan guru di sekolah berdasar pada kenyataannya menghadapi berbagai macam realita, pengalaman, sub human, human, maupun benda mati yang bersifat dinamis dalam kehidupan dilingkungan sekolah. Sehingga untuk menghadapi itu semua pengelola di sekolah dan guru membutuhkan pemahaman bahwa hukum dapat memfasilitasi mereka dalam upaya mengembangkan kompetensi mereka. Implikasi epistimologi filsafat hukum dalam pengembangan guru proses pelaksanaan pengembangan guru tidak terlepas dari bagaimana program pengembangan itu dirancang, kemudian dirumuskan, untuk selanjutnya masuk pada tahap pelaksanaan, dan bagaimana kemudian program tersebut dievaluasi dan efektif secara berkelanjutan. Implikasi aksiologi filsafat hukum menjadi bernilai ketika masyarakat sekolah melekat pada undang-undang pendidikan dan implementasinya pada prilaku mereka di sekolah.
Quality Leadership Style as an Approach to School Performance: Strategy and Management Abdurrahman, Faizar; Ilham, Muhammad
Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama Vol 7 No 2 (2022): Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.55 KB) | DOI: 10.47766/almabhats.v7i2.1043

Abstract

Abstract: This research uses a quantitative research paradigm and a survey method. It aims to determine the influence of strategic management and transformational leadership on school quality. The technique used in this research is the total sampling technique, taking the entire population to be studied. The results of this study show that there is a significant influence of (1) strategic management on school quality based on the level of significance (Sig = 0.000) and a correlation coefficient value of 6.14 > 1.68, which is 46%; (2) transformational leadership on school quality with a correlation coefficient value of 4.14 > 1.68, which is 28%; (3) strategic management and transformational leadership simultaneously influence school quality with a correlation coefficient of 18.854 > 3.20, which is 47%. Therefore, the test results indicate a direct influence of strategic management and transformational leadership on school quality. Abstrak: Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kuantitatif metode survey. Bertujuan untuk mengetahui besaran pengaruh manajemen strategi dan kepemimpinan transformasional terhadap mutu sekolah. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik total sampling dengan mengambil seluruh populasi untuk diteliti. Hasil dari pengujian ini menyatakan bahwa terdapat: (1) pengaruh manajemen strategi terhadap mutu sekolah adalah signifikan, berlandaskan pada tingkat signifikasi (Sig = 0,000) dan nilai koefisensi kolerasi sebesar 6,14 > 1,68 yaitu 46%; (2) pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap mutu sekolah dengan nilai koefisiensi korelasi 4,14>1,68 yaitu 28%; (3) manajemen strategi dan kepemimpinan transformasional secara simultan berpengaruh terhadap mutu sekolah dengan koefisiensi korelasi 18,854 > 3,20 yaitu 47%. Dengan demikian hasil uji ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung manajemen strategi dan kepemimpinan transformasional terhdap mutu sekolah.
Hakikat Kebahagiaan: Perspektif Jalaluddin Rumi Sahputra, Jaya; As Siddiq, Usamah
Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama Vol 7 No 1 (2022): Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.433 KB) | DOI: 10.47766/almabhats.v7i1.1045

Abstract

Abstract: Human beings live with an orientation toward happiness. Therefore, happiness has its nuances. This research explores the nature of happiness for Muslims and non-believers from the perspective of Jalaluddin Rumi, a Sufi and the greatest mystical poet from Persia. The research is qualitative and uses literature review techniques. Primary sources such as books and research journals are used as data. This research indicates that happiness is the birthright of every human being. The problem lies within each individual, whether they want to seek happiness in this world and the hereafter, and whether they will receive the rewards of true happiness from Allah or whether Allah will provide true happiness justly to those who have not received it and make them the losers. Abstrak: Manusia hidup berorientasi kepada kebahagian. Oleh sebab itu kebahagiaan memiliki nuansa tersendiri. Penelitian bertujuan untuk mengkaji hakikat kebahagiaan seorang Muslim dan kafir dalam perspektif Jalaluddin Rumi yang merupakan seorang Sufi sekaligus penyair mistik terbesar berasal dari Persia. Penelitian berjenis kualitatif dengan teknik kepustakaan. Data dikumpulkan melalui sumber primer yang terdiri dari buku maupun jurnal hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan kebahagian adalah semua manusia memiliki kebahagian hakiki masing, masalahnya ada diri setiap masing-masing insan, apakah mau mencari kebahagiaan tersebut di dunia yang kemudian di akhirat juga akan mendapat balalasan dari Allah, atau Allah yang memberikan dengan adil kebahagian hakiki tersebut kepada yang belum mendapatkan dengan menajadikannya kaum yang merugi.    
Relevansi Adat Istiadat Gayo Lues dalam Konteks Perubahan Sosial: Perspektif Generasi Muda Darmawan, Wahyu; Radiansyah, Radiansyah
Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama Vol 8 No 1 (2023): Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47766/almabhats.v8i1.543

Abstract

Abstract: The aim of this study is to analyze the phenomenon of the relevance of the traditional customs of the Gayo Lues Tribe in the context of social change from the perspective of the younger generation. Within a sociological framework, these customs are interpreted as obligations that serve as a significant foundation in the decision-making process to resolve social issues. This research utilizes a qualitative method, with a literature review approach. The data collected through this process is then analyzed descriptively, analytically, historically, and comparatively. The findings reveal a gap in the younger generation's understanding of the traditional customs of the Gayo tribe in Aceh. Despite this, the younger generation plays a vital role in preserving cultural identity and the continuity of traditional customs and requires preventive assimilation. Furthermore, the renewal and adaptation of customs are necessary for the younger generation to maintain their relevance in a modern context. The research also explores contemporary challenges in the changes in values and norms experienced by the younger generation, which potentially threaten the relevance of traditional customs. The implications of the research involve establishing a dialogue to reach a consensus among the younger generation, the older generation, and traditional leaders.   Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena relevansi adat istiadat Suku Gayo Lues dalam konteks perubahan sosial perspektif generasi muda. Dalam kerangka sosiologis, adat istiadat diinterpretasikan sebagai kewajiban yang menjadi landasan penting dalam proses pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan penelitian kepustakaan. Data yang dikumpulkan melalui proses ini kemudian dianalisis secara deskriptif, analitis, historis, dan komparatif. Hasil penelitian mengungkap kesenjangan pemahaman adat istiada pada generasi muda Suku Gayo di Aceh. Meski demikian generasi muda berperan penting dalam mempertahankan identitas budaya dan kesinambungan adat istiadat dan membutuhkan asimilasi preventif. Selain itu diperlukan pembaharuan dan adaptasi adat istiadat, generasi muda dapat menjaga relevansinya dalam konteks modern. Penelitian juga mengeksplorasi tantangan kontemporer pada perubahan nilai dan norma yang dialami oleh generasi muda, yang berpotensi mengancam relevansi adat istiadat. Penelitian berimplikasi membentuk dialog untuk mencapai konsensus antara generasi muda, generasi yang lebih tua, dan tokoh adat.
Etnis Jawa dalam Memori Kolektif Konflik GAM dan upaya Peacekeeping di Aceh Joelismansyah, Joelismansyah
Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama Vol 7 No 2 (2022): Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47766/almabhats.v7i2.630

Abstract

Memori kolektif merupakan sekumpulan ingatan yang diakui dan disahkan oleh keadaan sosial tertentu, misalnya dalam kasus konflik Aceh, ingatan konflik tentang peristiwa atau kejadian selama konflik yang terjadi di masa lalu dibenarkan pada masa sekarang oleh sosial masyarakat yang mengetahui dan mengalami konflik secara langsung dan meneruskan pada generasi berikutnya melalui sebuah media. Media tersebut dapat berupa gambar, bangunan dan cerita dari mulut ke mulut, penelitian ini bertujuan mengurai fungsi dari memori kolektik konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dalam upaya Peacekeeping di Aceh yang telah terajut pada tahun 2005 silam melalui Mediasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang sumber datanya diperoleh dari hasil wawancara informan yang merasakan dan memiliki ingatan konflik, kemudian untuk menjelaskan tentang memori kolektif, menggunankan teori Maurice Halbwach dan Aleida Assman. Dari hasil penelitian memori kolektif konflik GAM pada masyarakat Aceh berperan dalam menjaga MoU yang telah dirajut antara GAM dan Pemerintah Pusat, hal tersebut didukung oleh masyrakat Aceh secara umum yang telah mampu memaknai konflik sebagai refleksi dari masa lalu dan mengimplementasikannya sesuai dengan konteks masa kini yang mengangap ingatan konflik sebagai bahan pembelajaran untuk generasi Aceh yang akan datang.
Analisis Perubahan Ritual Rebo Bontong Suku Sasak melalui Kepemimpinan Kiai Pesantren Darul Falah Mataram Lombok Arifin, Muhamad
Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama Vol 8 No 1 (2023): Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47766/almabhats.v8i1.1030

Abstract

Abstract: An analysis of cultural changes in Rebo Bontong is carried out by implementing formulations, objectives, and strategies. In his formulation, the leadership of the Darul Falah Islamic Boarding School invites the community to be wise (bil ḥikmah) and make Rebo Bontong a rival. The objectives of holding Rebo Bontong rival cultural activities at Islamic boarding schools include: 1) amar ma'rūf nahi munkar 2) education of Ahlu al-Sunnah Wa al-Jamā'ah cadres. 3) momentum for students to learn and practice, 4) information to the public about the achievements and programs of the pesantren as well as asking for support from the community, 5) Building communication and relations with the community. While the change strategy goes through several processes, namely: 1) tazkiyatu al-nufus/cleansing the soul, 2) al-Tanshiat-al-Ijtima'iyah/introduction and outreach, 3) al-takwin/formation by making Rebo Bontong rivals, 4) al-tanfidz/routine the Rebo Bontong ritual, 5) al-istimrār/continuaity by instituting weekly, monthly, yearly programs.   Abstrak: Analisis terhadap perubahan budaya Rebo Bontong dilakukan dengan pelaksanaan rumusan, tujuan, dan strategi. Dalam rumusannya, Pimpinan Pesantren Darul Falah mengajak masyarakat secara bijaksana (bil ḥikmah) dan membuat Rebo Bontong tandingan. Adapun tujuan diadakannya kegiatan budaya Rebo Bontong tandingan di pesantren, antara lain adalah: 1) amar ma’ruf nahi munkar 2) pendidikan kader-kader Ahlu al-Sunnah Wa al-Jamā’ah. 3) momentum bagi santri untuk belajar dan berlatih, 4) informasi kepada masyarakat tentang capaian-capaian dan program-program pesantren sekaligus meminta dukungan kepada masyarakat, 5) Membangun komunikasi dan relasi dengan masyarakat. Sedangkan strategi perubahan nelalui beberapa peroses, yaitu: 1) al-tazkiyatu al-nufus/pembersihan jiwa, 2) al-Tanshiat-al-Ijtima’iyah/pengenalan dan sosialisasi, 3) al-takwin/pembentukan dengan membuat Rebo Bontong tandingan, 4) al-tanfidz/merutinkan ritual Rebo Bontong, 5) al-istimrār/keberlanjutan dengan melembagakan program mingguan, bulanan, tahunan.
Pencak Silat sebagai Warisan Budaya: Identitas Lokal Seni Silat Ulu Ambek di Pariaman, Sumatera Barat Ilham, Wahyu; Musa, Nurul Muttaqin; Amin, Ruzita Mohd.
Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama Vol 8 No 1 (2023): Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47766/almabhats.v8i1.1046

Abstract

Abstract: This study aims to discover a model for preserving the art of Pencak Silat as a cultural heritage and local identity of the Pariaman community. Method: This qualitative research utilizes a descriptive survey. Results: The findings indicate that the cultural control of the Pariaman community indirectly impacts the development of the art of Pencak Silat. For the Pariaman community, Pencak Silat has inclusion criteria, checks balance, cognitive function, musculoskeletal status, fitness, metabolic effects, and psychological health. Furthermore, the sociopsychic and characteristics of the community's Silat assist in modifying behavior in troubled adults and teenagers. The Pariaman community has a Pencak Silat art named "Seni Bela Diri Ulu Ambek," which is a local tradition that characterizes the region as a manifestation of local Minangkabau wisdom values and upholds fraternity among humans. Seni Bela Diri Ulu Ambek incorporates Sufistic elements, utilizing spiritual strength as an integral part of its practice. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model pelestarian seni pencak silat sebagai warisan budaya identitas local masyarakat Pariaman. Metode: Penelitian berjenis kualitatif menggunakan survei deskriptif. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan kontrol budaya Pariaman secara tidak langsung berimplikasi terhadap perkembangan seni pencak silat. Bagi masyarakat Pariaman pencak silat memiliki kriteria inklusi, memeriksa keseimbangan, fungsi kognitif, status muskuloskeletal, kebugaran, efek metabolik, dan kesehatan psikologis. Lebih lanjut, sosiopsikis dan karaktersitik silat masyarakat membantu modifikasi perilaku pada orang dewasa dan remaja yang bermasalah. Masyarakat Pariaman memiliki pencak silat dinamakan "Seni Bela Diri Ulu Ambek" dan merupakan tradisi masyarakat setempat yang menjadi ciri khas daerah sebagai manifestasi dari nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau serta menjunjung tinggi persaudaraan antar sesama manusia, Seni Bela Diri Ulu Ambek memiliki unsur-unsur sufistik dengan pemanfaatan kekuatan spiritual sebagai bagian integral dari prakteknya.
Problematika Sosial Dalam Bertamu Perspektif Adat Jawa Putra, Mainsyah; Yamani, Zaki
Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama Vol 8 No 1 (2023): Al Mabhats : Jurnal Penelitian Sosial Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47766/almabhats.v8i1.1641

Abstract

Abstract: This research provides an in-depth analysis of the socio-cultural issues associated with the traditional Javanese practice of hospitality. The central problem addressed in this study is the evident alterations and challenges within this traditional practice, which pose potentially threaten the continuity of the inherent cultural values and traditions. The primary objective of this study is to scrutinize and comprehend the transformations in social norms, behaviors, and values within the traditional Javanese hospitality practice and to identify the social factors that influence these changes. The study utilizes a qualitative research methodology, employing a case study approach. Data was assembled through comprehensive interviews with key informants, including traditional leaders and members of the Javanese community who actively engage in the traditional hospitality practice, among others. Data analysis was implemented using an inductive approach, identifying emergent patterns, themes, and concepts within the collected data. The findings indicate that the socio-cultural issues ingrained in the traditional Javanese hospitality practice encompass a loss of awareness and understanding of Javanese customs, a shift in values within the hospitality practice, and the influence of socio-cultural changes that can potentially modify this practice. The declining awareness about Javanese customs has led to a decrease in the practice of traditional hospitality and a shallow understanding of its intrinsic meaning and values. The shift in values within the traditional hospitality practice can be attributed to the impact of external factors such as modernization, urbanization, and globalization. The implications of this research highlight the significance of initiatives aimed at the preservation and revitalization of the traditional Javanese practice of hospitality.   Abstrak: Penelitian ini menganalisis problematika sosial dalam bertamu perspektif adat Jawa. Masalah penelitian ini adalah adanya perubahan dan tantangan dalam praktik bertamu adat Jawa yang dapat mengancam keberlangsungan tradisi dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memahami pergeseran nilai-nilai, norma, dan perilaku sosial dalam praktik bertamu adat Jawa serta faktor-faktor sosial yang mempengaruhinya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan informan kunci yang merupakan tokoh adat, anggota masyarakat Jawa yang masih mempraktikkan bertamu adat, dan pihak terkait lainnya. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan induktif, dengan mengidentifikasi pola-pola, tema, dan konsep-konsep yang muncul dari data yang dikumpulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problematika sosial dalam bertamu adat Jawa meliputi hilangnya kesadaran dan pemahaman tentang adat Jawa, pergeseran nilai-nilai dalam praktik bertamu, serta pengaruh perubahan sosial dan budaya yang dapat mengubah praktik ini. Hilangnya kesadaran tentang adat Jawa mengakibatkan penurunan dalam praktik bertamu adat dan pemahaman yang dangkal tentang makna dan nilai-nilainya. Pergeseran nilai-nilai dalam praktik bertamu adat juga terjadi akibat adanya pengaruh dari faktor-faktor eksternal, seperti modernisasi, urbanisasi, dan globalisasi. Implikasi Penelitian berimplikasi terhadap pentingnya upaya pelestarian dan pemulihan praktik bertamu adat Jawa.