cover
Contact Name
Johny S. Tasirin
Contact Email
jtasirin@unsrat.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
silvarum@unsrat.ac.id
Editorial Address
Jalan Kampus UNSRAT, Manado 95115
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Silvarum
ISSN : -     EISSN : 29626390     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Silvarum adalah jurnal yang memuat artikel-artikel ilmiah tentang hasil penelitian dan tinjauan tentang ilmu kehutanan, pelestarian sumber daya hutan dan rehabilitasi hutan termasuk topik-topik lain yang terkait hutan dan kehutanan. Jurnal ini diterbitkan secara online dengan bentuk cetakan setahun sekali. Sirvarum terbit pertama kali pada tahun 2022 bulan April. Silvarum diturunkan dari istilah latin untuk hutan.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 82 Documents
Identifikasi Perilaku Harian Alpha Male Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) pada Kelompok Pantai Batu 1B di Taman Wisata Alam Batuputih Marsaoly, Muhammad Ibnu Yusan B.; Tasirin, Johny S.; Nurmawan, Wawan
Silvarum Vol. 2 No. 3 (2023): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v2i3.53221

Abstract

Macaca nigra merupakan satwa liar yang hidup secara berkelompok. Tiap kelompok monyet hitam memiliki pemimpin yang disebut jantan dominan (alpha male). Alpha male memiliki karakteristik tubuh serta suara yang khas. Dampak dari perburuan liar serta perusakan habitat mengakibatkan turunnya populasi beberapa satwa yang dilindungi salah satunya M. nigra sehingga diperlukan berbagai bentuk kegiatan atau penanganan yang bersifat konservasi. Penelitian mengenai perilaku harian alpha male M. nigra dianggap penting dilakukan untuk mendapatkan data yang spesifik terhadap perilaku Alpha male yang berbeda dengan monyet hitam lain pada kelompoknya. Tujuan penelitian ini untuk mengamati perilaku hari dari alpha male monyet hitam Sulawesi pada kelompok Pantai Batu 1b yang berada di Taman Wisata Alam Batuputih. Penelitian ini mengikuti dan mengamati satu individu yang diobservasi dalam durasi waktu tertentu. Pengamatan perilaku dilakukan secara terus menerus selama tujuh hari pengamatan pada pukul 5.00-18.00. Setiap aktivitas jenis perilaku dari alpha male diamati dan dicatat dengan interval waktunya. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perilaku hari dari alpha male M. nigra pada kelompok Pantai Batu 1b di Taman Wisata Alam Batuputih dengan proporsi perilaku paling tinggi adalah perilaku berpindah yaitu 35.3% frekuensi relatif dengan durasi relatif 35.5%, diikuti perilaku sosial 28.4% frekuensi relatif dengan durasi relatif 18.8%, kemudian perilaku makan 18.8% frekuensi relatif dengan durasi relatif 22.4%. Sedangkan untuk perilaku istirahat merupakan perilaku yang paling rendah yaitu 17.5% frekuensi relatif dengan durasi relatif 23.2%.
Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan kayu oleh Masyarakat sekitar Hutan Kampung Manunggal Jaya, Distrik Makimi, Kabupaten Nabire, Papua Korwa, Veby Yola; Lasut, Marthen T.; Pangemanan, Euis F.S.
Silvarum Vol. 2 No. 3 (2023): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v2i3.53223

Abstract

Hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia salah satunya di Kampung Manunggal Jaya Distrik Makimi Kabupaten Nabire Papua dengan status hutan APL dan luas kawasan hutan kurang lebih 525 ha. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis hasil hutan bukan kayu yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan manfaat hasil hutan bukan kayu di Kampung Manungga Jaya. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan survei langsung untuk mendapatkan informasi data menggunakan kuisioner kepada 30 responden yang sudah ditentukan sebelumnya. Jenis hasil hutan bukan kayu di Kampung Manunggal Jaya yaitu buah merah (Pandanus conoideus) untuk pangan, pewarna makanan, pakan ternak, dan obat herbal, daun gatal (Laportea decumana) untuk obat herbal, matoa (Pometia pinnata)buahnya sebagai pangan, melinjo (Gnetum gnemon) kulit batangnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan noken dan daun untuk pangan, rotan (Calamus sp) dimanfaatkan sebagai tali busur , ikan mujair (Oreochromis mossambicus), ikan gabus (Channa striata), dan babi hutan (Sus scrofa) dijadikan pangan. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa pemanfaatan HHBK oleh masyarakat Kampung Manunggal Jaya masih berkembang.
Keberadaan Monyet Yaki (Macaca nigra) di Tanjung Pulisan, Sulawesi Utara Tasirin, Johny S.; Afief, Ageng Z.; Lariwu, Suhandri
Silvarum Vol. 2 No. 3 (2023): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v2i3.53225

Abstract

Tanjung Pulisan adalah bagian dari pengembangan kawasan pariwisata Super Prioritas di Indonesia yakni KEK Pariwisata Likupang. Salah satu atraksi yang bisa menjadi objek wisata di Tanjung Pulisan adalah jenis-jenis hidupan liar yang bisa mencakup komunitas burung, serangga, herpetofauna, dan mamalia. Laporan sporadik penduduk menyatakan adanya monyet yaki di Tanjung Pulisan. Tujuan penelitian ini adalah merekam keberadaan monyet yaki menggunakan camera traps. Camera trap ditempatkan pada 1 titik pengamatan selama 30 hari. Ditemukan satu populasi yaki dalam rotasi kunjungan 7-10 hari sebanyak 7 individu di setiap pengamatan. Durasi pada setiap kunjungan berkisar antara 17-22 menit.
Kupu-kupu sebagai Bioindikator Kesehatan Ekosistem di Hutan Tampusu, Areal Pertanian sekitarnya dan Areal Wisata Danau Linow Tobo, Tasya Selintobo; Pollo, Hard N.; Tasirin, Johny S.
Silvarum Vol. 3 No. 3 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i3.53946

Abstract

Penilaian kesehatan ekosistem secara kualitatif merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi suatu ekosistem berdasarkan salah satu atribut ekosistem, yaitu struktur organisasinya. Keragaman jenis kupu-kupu merupakan salah satu ukuran struktur ekosistem yang secara bersama-sama dengan jenis-jenis bioindikator dapat dijadikan sebagai ukuran bagi kesehatan statu ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis kupu-kupu, jenis-jenis bioindikator dan kondisi ekosistem di Hutan Tampusu, areal pertanian sekitarnya dan areal wisata Danau Linow. Metode penelitian yang digunakan ialah Metode Jalur. Jalur memotong garis kontur pada areal berlereng, sepanjang 400 m dengan lebar 10 m ke kiri dan ke kanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1). jumlah, jenis dan keragaman kupu-kupu pada ekosistem hutan Tampusu lebih tinggi dan beragam dari pada di areal wisata Danau Linow dan areal pertanian, dan areal wisata Danau Linow lebih tinggi dan beragam dari pada areal pertanian; (2). terdapat 12 jenis kupu-kupu bioindikator di Hutan Tampusu dimana Appias zarinda memiliki individu terbanyak yaitu 16 individu; di areal wisata Danau Linow sebanyak 14 jenis dengan individu terbanyak ialah Melanitis pyrrha yaitu 6 individu; dan di areal pertanian sebanyak 4 jenis dengan individu terbanyak ialah Vindula dejone celebensis yaitu 14 individu; dan (3). terdapat 20 jenis tumbuhan pakan imago kupu-kupu di seluruh areal penelitian; dengan temperatur udara, kelembaban udara dan intensitas cahaya rata-rata di areal pertanian, areal wisata Danau Linow dan Hutan Tampusu masing-masing sebesar 23.90 oC, 24.84 oC, 23.98 oC; 0.73 %, 0.73 %, 0.75 %; 1336.47 Lux, 1280.84 Lux dan 1308.37 Lux; dengan jumlah 1 strata tajuk pada areal pertanian, 4 strata tajuk pada areal wisata Danau Linow, dan 5 strata tajuk pada Hutan Tampusu. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi ekosistem hutan Tampusu lebih baik dan lebih sehat dari pada di areal wisata Danau Linow dan areal pertanian, dan areal wisata Danau Linow lebih baik dari pada areal pertanian.
Persepsi Masyarakat Terhadap Peran Ekosistem Hutan Mangrove di Desa Tinongko Pulau Mantehage Kawasan Taman Nasional Bunaken Gaputra, Adin; Walangitan, Hengki D.; Sumakud, Maria Y.M.A.
Silvarum Vol. 3 No. 3 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i3.54013

Abstract

Hutan mangrove memiliki peran besar bagi makhluk hidup baik secara langsung ataupun tidak langsung. Ekosistem mangrove merupakan habitat, tempat berlindung dan juga sebagai suplai makanan yang dapat menunjang perkembangan biota. Hutan mangrove di Pulau Mantehage memiliki luas 1.340,92 Ha yang ditetapkan sebagai zona inti kawasan konsevasi oleh Taman Nasional Bunaken dan sebagai kawasan lindung berdasarkan peta RTRW Minahasa Utara tahun 2011-2031. Namun sebelum menjadi kawasan konservasi terjadi konflik tenurial antara masyarakat setempat dengan pengelolah Taman Nasional Bunaken, konflik tenurial di Pulau Mantehage terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan pemanfaatan lahan antara pemangku kawasan dengan masyarakat setempat. Pemangku kawasan mempunyai kepentingan mengatur, mengarahkan, mengawasi untuk melaksanakan visi dan misi pengelolaan yang telah ditetapkan, sebaliknya masyarakat merasa telah turun temurun memiliki, menguasai dan mengolah lahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi masyarakat Desa Tinongko Pulau Mantehage Kawasan Taman Nasional Bunaken tentang peran ekosistem hutan mangrove bagi kehidupan masyarakat yang beraktifitas di sekitar hutan. Berdasarkan hasil penelitian persepsi masyarakat terhadap peran ekosistem mangrove di Desa Tinongko didapatkan hasil perhitungan persepsi masyarakat tergolong kategori tinggi, namun pada anailisis persepsi masyarakat tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat persepsi dengan karakteristik responden. Kata kunci : Persepsi Masyarakat, Peran Ekosistem Mangrove, Pulau Mantehage.
Perubahan Tutupan Lahan Hutan Menjadi Lahan Agroforestri di Desa Tolombukan Satu, Kecamatan Pasan, Kabupaten Minahasa Tenggara Ginsu, Tegar Librano Euler; Tasirin, Johny S.; Luntungan, Jooudy N.
Silvarum Vol. 3 No. 3 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i3.54595

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan hutan pada kawasan hutan lindung Gn. Soputan di Desa Tolombukan Satu yang berubah menjadi lahan agroforestri dengan menggunakan citra digital globe tahun 2015 dan tahun 2022. Peta Tutupan lahan dibuat berdasarkan kenampakan citra pada tahun 2015 dan tahun 2022 dengan teknik interpretasi visual, teknik ini dilakukan dengan memperhatikan kunci interpretasi citra. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kawasan hutan lindung Gn. Soputan di Desa Tolombukan Satu memiliki luas 296,86 ha dan terdapat 4 jenis kelas tutupan lahan yaitu hutan, lahan agroforestri, lahan terbuka dan semak belukar. Kelas tutupan lahan hutan pada tahun 2015 sebesar 272,05 ha sedangkan pada tahun 2022 yaitu 265,07 ha. Tutupan lahan hutan mengalami pengurangan luasan sebesar 6,97 ha. Kelas tutupan lahan agroforestri pada tahun 2015 memiliki luas 20,28 ha dan pada tahun 2022 luasnya 26,30 ha. Tutupan lahan agroforestri mengalami penambahan luasan sebesar 5,93 ha. Berdasarkan hasil analisis perubahan tutupan, kelas tutupan lahan mengalami perubahan berupa hutan menjadi lahan agroforestri, lahan terbuka dan semak belukar, lahan agroforestri menjadi lahan terbuka dan semak belukar, lahan terbuka menjadi hutan, lahan agroforestri, dan lahan terbuka, semak belukar menjadi hutan, lahan agroforestri, dan lahan terbuka. Hasil analisis menunjukkan perubahan tutupan lahan hutan menjadi lahan agroforestri selama periode tahun 2015 sampai 2022 sebesar 5,19 ha. Kata kunci: Perubahan Tutupan Lahan, Agroforestri, Desa Tolombukan Satu
Keanekaragaman Jenis Kelelawar di Beberapa Tutupan Lahan di Tanjung Binerean, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara Kibo', Nilma; Tasirin, Johny S.; Kainde, Reynold P.
Silvarum Vol. 3 No. 3 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i3.55831

Abstract

Kelelawar merupakan salah satu spesies hewan mamalia nokturnal yang menghuni ekosistem hutan dan memenuhi fungsi ekologi penting bagi kelestarian hutan. Kelelawar memiliki habitat terutama di hutan, perkebunan, gua, tempat mereka bergelantungan terbalik, sehingga memudahkan mereka untuk terbang. Keanekaragaman jenis kelelawar pada kawasan ini sangat penting untuk melestarikan berbagai jenis yang ditemukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman jenis kelelawar dan struktur serta komposisi jenis kelelawar berdasarkan tutupan lahan di Tanjung Binerean, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2023 - Januari 2024 dengan menggunakan penelitian tangkap lepas menggunakan jaring kabut (mist net). Peletakan mist net dilakukan secara acak dengan memasangan mist net pada jam 17:00 WITA. Waktu pemeriksaan perangkap dilakukan setiap 60 menit, dilakukan dari pukul 18:00-06:00 WITA. Kelelawar yang tertangkap dilakukan pengukuran morfologi, pengambilan gambar, dan proses identifikasi menggunakan buku panduan dan bantuan ahli kelelawar. Berdasarkan hasil penelitian jenis kelelawar pada tutupan lahan hutan sekunder, hutan pantai, dan perkebunan di Tanjung Binerean, jumlah total kelelawar yang ditemukan sebanyak 153 individu yang terdiri dari 9 spesies dalam satu famili. Secara keseluruhan, wilayah ini memiliki nilai keanekaragaman (3,21). Indeks keanekaragaman untuk tutupan hutan sekunder adalah 1,59, memiliki 6 jenis, tutupan hutan pantai adalah 1,33, dan tutupan perkebunan memiliki nilai terendah, 1,28, memiliki 6 jenis.
Keanekaragaman Jenis dan Ekologi Gastropoda Terrestrial di Kawasan Pengungsian Satwa Tanjung Binerean, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Malemboris, Dolvia Evert; Tasirin, Johny S.; Kainde, Reynold P.
Silvarum Vol. 3 No. 3 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i3.56439

Abstract

Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelimpahan berbagai organisme di muka bumi, keanekaragaman hayati meliputi keanekaragaman habitat, spesies sampai pada keanekaragaman genetic. Gastropoda merupakan salah satu keanekaragaman hayati, berupa hewan invertebrata dan merupakan organisme yang memiliki peran ekologis yang penting dengan mengubah detritus organic menjadi biomassa yang pada akhirnya akan berperan dalam siklus makan dan energy. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur struktur komunitas, keanekaragaman hayati dan faktor ekologi yang mempengaruhi kehadiran gastropoda darat di Kawasan Pengungsian Satwa Tanjung Binerean, Kabupaten bolaang Mongondow Selatan. Pengamatan gastropoda dilakukan dengan observasi langsung dengan menempatkan 1 garis transek sepanjang 1887 meter tegak lurus dari arah pantai menuju daratan mengikuti punggungan bukit dengan menempatkan 3 segmen yang akan diamati. Dijumpai sebanyak 9 jenis gastropoda darat dari 8 famili. dengan Shannon-Wiener H' = 1.83, Evennes = 0.83, dan indeks Dominansi = 0.20. Jenis yang ditemukan tidak termasuk pada jenis-jenis yang dilindungi di Indonesia, seluruh jenis yang ditemukan di lokasi penelitian tidak ada yang termasuk dalam daftar jenis langka atau terancam punah oleh IUCN. Hasil analisis regresi variabel temperatur pengaruh negatif yang signifikan berpengaruh pada kehadiran gastropoda, sedangkan variabel kelembaban terhadapnya pengaruh positif yang tidak signifikan berpengaruh pada kehadiran gastropoda. Kata kunci : Gastropoda, Terrestrial, Tanjung Binerean.
Jenis dan Kelimpahan Jenis Pohon Eksotis di Kawasan Tahura Gunung Tumpa H.V. Worang Pasanda, Blasius Arthur; Langi, Martina A.; Kainde, Reynold P.
Silvarum Vol. 3 No. 2 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i2.57640

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendata jenis dan kelimpahan jenis pohon eksotis di kawasan Tahura Gunung Tumpa H.V. Worang. Penelitian ini menggunakan simple random sampling melalui plot pengamatan yang tersebar di empat arah mata angin. Pada setiap arah mata angin dibuat dua plot pengamatan areal berhutan. Hasil menunjukkan terdapat 42 jenis pohon dari 25 suku di mana di antaranya terdapat tiga jenis eksotis di Tahura Gunung Tumpa H.V. Worang. Ketiga jenis tersebut adalah Polyalthia longifolia yang berasal dari India dan Sri lanka, Calophyllum inophyllum yang berasal dari Afrika timur dan Australia, serta Spathodea campanulata yang berasal dari Afrika. Kelimpahan tertinggi pada tingkat pohon dan tiang adalah dari jenis Spathodea campanulate; pada fase pancang Spathodea campanulata memiliki kelimpahan relatif tinggi namun memiliki frekuensi perjumpaan yang rendah, dan pada fase semai Spathodea campanulata memiliki kelimpahan yang sama dan frekuensi yang seragam.
Analisis Vegetasi di Sekitar Mangrove Trail Desa Bango, Kecamatan Wori, Pulau Mantehage, Taman Nasional Bunaken Mariangga, Gebriella; Nurmawan, Wawan; Pangemanan, Euis F.S.
Silvarum Vol. 3 No. 2 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i2.57644

Abstract

Mangrove adalah komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis mangrove yang dapat tumbuh dan berkembang di daerah pasang surut pantai berlumpur, subur atau berpasir. Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis struktur dan komposisi hutan mangrove di Sekitar mangrove Trail Desa Bango. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei 2023 dengan menggunakan metode transek, arah transek tegak lurus dengan mangrove trail, jarak antara titik 50 meter dengan mangrove trail dalam transek dibuat plot pengamatan berukuran 20 m x 20 m untuk tingkat pohon, 10 m x 10 m untuk tingkat tiang , 5 m x 5 m untuk tingkat pancang , dan 2 m x 2 m untuk tingkat semai. Hasil dari penelitian ini di temukan 7 jenis mangrove dari 3 famili yaitu Acanthaceae (Acanthus ilicifolius), Avicenniaceae (Avicenia marina dan Avicenia officinalis) dan Rhizophoraceae (Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, dan Bruguiera cylindrica). Pada tingkat pohon terdapat Avicenia marina INP 300,00%, pada tingkat tiang didominasi oleh Avicenia marina INP 247,53 % ,dan pada tingkat pancang didominasi oleh Avicenia marina INP 124,29 %, sedangkan pada tingkat semai didominasi oleh Avicenia marina INP 55,952% dan Acanthus ilicifolius INP 52,976%.