cover
Contact Name
Cindy Rahmawati
Contact Email
cindyrahma9@gmail.com
Phone
+6285794582636
Journal Mail Official
cindyrahma9@gmail.com
Editorial Address
Jl. Soekarno Hatta No.530, Sekejati, Kec. Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat 40286
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL SALAKA
ISSN : 2684821X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Salaka: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia adalah jurnal bahasa, sastra, dan budaya Indonesia yang memuat makalah, gagasan ilmiah, dan hasil penelitian bahasa, sastra, dan budaya dalam bentuk artikel ilmiah dari para peneliti, akademisi, seniman, budayawan, dan mahasiswa. Jurnal Salaka: Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia menerbitkan hasil penelitian dengan berbagai metode, baik kualitatif maupun kuantitatif, dan berbagai pendekatan dan teori bahasa, sastra, dan budaya dan berfokus pada kajian bahasa, sastra, dan budaya. Jurnal Salaka: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia merupakan jurnal yang dikelola oleh Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan. Jurnal ini mengundang para peneliti, akademisi, seniman, budayawan, dan mahasiswa untuk mengirim artikel ilmiah dari hasil penelitian, makalah, dan gagasan ilmiah dengan berbagai topik tentang bahasa, sastra, dan budaya Indonesia. Jurnal ini terbit dua kali dalam satu tahun dalam bentuk digital. Jurnal ini menjalin kerja sama dengan editor lokal berstatus guru besar universitas yang akan meninjau artikel sebelum dipublikasikan. Jurnal ini ditinjau (review) dengan metode double blind dan ditinjau oleh dua orang reviewer. Jurnal Salaka: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia telah terdaftar di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan telah memiliki e-ISSN 2684-821X.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 85 Documents
KRITIK PADA POSITIVISME DALAM NOVEL KHOTBAH DI ATAS BUKIT KARYA KUNTOWIJOYO (SUATU TELAAH FALSAFAH SASTRA) Prapto Waluyo; Yuyus Rustandi
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 2, No 1 (2020): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.285 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v2i1.1836

Abstract

ABSTRAKPositivisme muncul pada abad XIX. Pemikiran itu mengubah kehidupan manusia dan ilmu pengetahuan, bahkan seni. Hingga saat ini, pada dasarnya, positivisme masih menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Ia terwujud dalam cara pandang manusia dan pola hidupnya. Novel Khotbah di Atas Bukit karya Kuntowijoyo adalah novel yang berupaya mengkritik pola hidup postivistik. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi novel Khotbah di Atas Bukit dalam mengkritik pola hidup positivistik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan filsafat sebagai pendekatannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola hidup positivistik itu diejawantahkan dalam hubungan antartokoh dan perilaku tokoh. Hubungan tokoh Barman dan Popi menunjukkan pola hidup positivistik yang meterialistik itu. Perubahan perilaku  tokoh Barman menjadi sosok yang religius tidak berimpak kehidupannya karena ia masih berpandangan meterialistik. Melalui tokoh Humam, novel ini melakukan kritik atas pola hidup yang positivistik itu. Kata kunci: positivisme, falsafah sastra, Khotbah di Atas Bukit, Kuntowijoyo
Kualitas Materi Teks Fabel pada Buku Teks Bahasa Indonesia KELAS VII Kurikulum 2013 Ratna Intan Sari; Wagiran Wagiran; Ida Zulaeha
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 4, No 2 (2022): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.016 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v4i2.6804

Abstract

Dalam penyusunan buku teks pelajaran, kualitas kelayakan buku teks perlu diperhatikan, antara lain: kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas materi teks fabel pada buku Bahasa Indonesia kelas VII Kurikulum 2013, khususnya pada kelayakan isi dan kelayakan penyajian. Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Langkah yang dilakukan adalah menghimpun, mengidentifikasi, dan menganalisis data serta menyusun deskripsi data dari analisis data primer penelitian. Analisis kelayakan buku teks pada penelitian ini berdasarkan pada instrumen penilaian buku teks dari BSNP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas materi teks fabel pada buku teks Bahasa Indonesia kelas VII telah terkategori layak. Rata-rata presentase indikator pada kelayakan isi sebesar 65,5% dan rata-rata presentase indikator pada kelayakan penyajian sebesar 71,7%.  
Penggunaan Bahasa Persuasif dalam Peran Mahasiswa saat Mengedukasi Masyarakat tentang Pentingnya Menjaga Protokol Kesehatan Triyanto Triyanto; Risa Prayudhi; Nana Mulyana; Dafit Maulana
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.438 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v4i1.5673

Abstract

Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) berdampak kepada hampir seluruh sektor kehidupan dan membuat setiap orang harus beradaptasi pada kondisi ini. Terjadi berbagai peristiwa seperti tebaran ketakutan di media, aturan yang membuat masyarakat tidak nyaman, dan ekonomi masyarakat yang menurun. Oleh karena itu, kami selaku tim dosen dan mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bogor yang bekerja sama dalam pelaksanaan KKN di Desa Leuwiliang harus memiliki peran dalam penanggulangan persoalan akibat Covid-19. Peran tersebut diimplementasikan dengan mengedukasi masyarakat sekitar mengenai Covid-19 dan cara untuk mencegah bahkan memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Hal itu mendorong kami untuk mengabdi di desa yang kami jajaki dalam agenda KKN-Dik. Pendekatan yang dilakukan dengan terjun langsung dan bercengkrama dengan warga sekitar untuk membentuk kedekatan emosional sehingga kami dengan mudah mengedukasi masyarakat di Desa Leuwiliang mengenai pentingnya menjaga protokol kesehatan dan bagaimana cara menanggulangi penyebaran virus corona yang saat ini melebar dengan sangat luas. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan bahasa persuasif. Berdasarkan pendekatan tersebut, terjadi hubungan yang dekat antara tim pengabdi dengan masyarakat sehingga proses edukasi lebih diterima dan sampai kepada masyarakat.
FUNGSI WAWANCAN DALAM UPACARA ADAT PENGANTIN LAMPUNG SAIBATIN Jafar Fakhrurozi; Shely Nasya Putri
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 1, No 2 (2019): Volume 1 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.074 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v1i2.1281

Abstract

ABSTRAKDalam upacara adat pernikahan masyarakat Lampung Saibatin, terdapat prosesi pemberian gelar (adok) kepada pengantin. Pemberian adok merupakan simbol kedudukan seseorang dalam adat yang diwariskan secara turun-temurun dan dianugerahkan dengan memenuhi beberapa ketetapan adat. Dalam upacara pemberian gelar tersebut, terdapat pembacaan pantun yang disebut wawancan oleh tetua adat. Pantun tersebut disampaikan sebagai pengantar pemberian adok (gelar) bagi pengantin. Pantun tersebut memuat sepenggal riwayat hidup kedua mempelai. Pada bagian akhir, pantun berisi pemberian gelar dan harapan-harapan untuk pengantin. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat betapa pentingnya posisi pantun dalam proses pemberian adat tersebut. Tanpa pantun, pemberian gelar tidak dapat disampaikan. Penelitian ini menguraikan struktur pantun wawancan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Metode etnografi tersebut digunakan untuk mengamati prosesi adat, kehidupan pemangku adat, dan para penutur pantun. Pengumpulan data dilakukan dengan proses wawancara, observasi, dan pendokumentasian pertunjukan. Selanjutnya, data diolah dan dianalisis menggunakan pendekatan struktural sehingga dapat terungkap hasil penelitian. Hasilnya, penulis menuliskan wawacan berdasarkan pesanan calon pengantin, tetapi dengan cara spontan dan berdasarkan pengalaman yang dialaminya. Dari segi teks, struktur teks wawacan yang diciptakan identik dengan pantun syair dan talibun: empat barus dan enam baris perbaitnya dengan rima a-a-a-a dan ab-ab-ab. Dari segi fungsi, wawacan memiliki fungsi dan makna sebagai pelestari bahasa dan budaya Lampung, khususnya Lampung Pesisir. Kata kunci: Pantun, Wawancan, Saibatin, Fungsi, Struktur.
NARASI CITRA PEREMPUAN DALAM CERPEN RACUN UNTUK TUAN” KARYA IKSAKA BANU: KAJIAN FEMINISME POSKOLONIAL Yacub Fahmilda; Tiaraizza Cempaka Putri
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 3, No 1 (2021): Volume 3 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.652 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v3i1.3321

Abstract

Isu perempuan di negara bekas jajahan tidak pernah bisa berhenti didiskusikan. Narasi perempuan sebagai subjek selalu bergeser tergantung pada narator dalam teks-teks yang menarasikannya. Narasi pada teks-teks mengonstruksi identitas perempuan apalagi menjadi media untuk menyuarakan sudut pandangnya terhadap praktik kolonialisme. Tokoh perempuan dalam Racun untuk Tuan” (RUT) dan pengarang sebagai narator yang tidak pernah merasakan penjajahan sekaligus bertemu dengan sosok nyai selama kolonialisme berlangsung dimungkinkan memiliki kesan serta imajinasi yang berbeda. Cerpen RUT terbitan tahun 2010 merupakan hasil generasi pembaca buku sejarah dan pewaris traumatis bangsa jajahan. Hal dilematik tersebut menjadi diskusi utama dalam tulisan ini dengan menganalisis teks RUT sebagai representasi teks yang telah merekonstruksi kisah kolonialisme dan citra perempuan. Berdasar beberapa hal tersebut, tulisan ini bertujuan untuk memahami bagaimana citra perempuan dinarasikan oleh pengarang dalam RUT. Untuk mengurai diskusi tersebut, penelitian ini mengunakan metode deskriptif-analitis. Data pada penelitian ini berupa kutipan-kutipan RUT yang menggambarkan posisi pengarang, tokoh Belanda, dan tokoh nyai. Kumpulan kutipan tersebut dianalisis melalui teori feminisme poskolonial untuk melihat bagaimana pengarang melalui tokoh Belanda menarasikan perempuan dalam cerpen. Hasil penelitian ini diungkapkan bahwa pengarang yang tidak mengalami praktik penjajahan dan bertemu dengan tokoh nyai mampu menyuarakan pandangannya melalui cerpen. Tokoh Belanda dipinjam oleh pengarang sebagai narator untuk mendeskripsikan identintas tokoh nyai. Pengarang memosisikan diri sebagai tokoh Belanda untuk menyuarakan apa yang dimungkinkan para pegawai Belanda alami selama kolonialisme. Dengan demikian, pengarang di negara bekas jajahan mampu merekonstruksi kisah dan citra perempuan selama kolonialisme melalui pembacaan buku sejarah dan perenungan ke bentuk cerpen.
PENGARUH LATAR SOSIAL PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA Siti Ulumiah; Prapto Waluyo; Dedi Yusar
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 2, No 2 (2020): Volume 2 Nomor 2 Tahun 2020
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v2i2.2487

Abstract

Dalam suatu karya sastra, latar sosial memiliki peran yang penting karena karya sastra merupakan gambaran kehidupan suatu masyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat, terdapat konflik sosial terhadap lingkungan dan antar-individu. Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti latar sosial dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Penulis meneliti hubungan antara unsur latar sosial dengan tokoh. Hubungan ini didasari dari hubungan tokoh utama dan latar sosial. Sebagai tokoh utama, perilaku Ikal dipengaruhi latar sosial dari lingkungan sekitarnya. Selain itu, perilaku tokoh Ikal juga dipengaruhi oleh tokoh lain di dalam novel ini. Kajian ini menggunakan analisis unsur-unsur pembangun cerita, yaitu unsur instrinsik (tokoh, alur, dan latar). Hasil dari analisis menunjukkan bahwa latar sosial pada kelompok kelas bawah memengaruhi karakter tokoh, khususnya tokoh utama, Ikal. Karena kemiskinan, ia tidak bisa dengan mudah meraih mimpinya seperti orang-orang. Ia harus membanting tulang terlebih dahulu agar apa yang ia inginkan bisa tercapai. Sekolah Muhammadiyah memberi pengaruh yang positif bagi setiap langkah hidupnya. Kemiskinan dan kesengsaraan mampu memberi pengaruh yang baik baginya.Kata Kunci: Andrea Hirata; Laskar Pelangi; latar sosial; tokoh dan penokohan.
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM ROMAN AROK DEDES KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER Muhammad Kamaludin Abdullah
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 1, No 2 (2019): Volume 1 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.048 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v1i2.1286

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan unsur intrinsik, hasil psikoanalisis dan konflik batin tokoh utama perempuan dalam roman Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah roman Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan konflik batin tokoh utama perempuan, analisis struktural sebagai pijakan dan psikoanalisis Sigmund Freud untuk mengungkapkan konflik batin tersebut. Data diperoleh dengan teknik membaca dan mencatat. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Struktur novel berupa unsur intrinsik yang difokuskan pada tema yaitu pemanfaatan perempuan dalam kekuasaan, plot yang terbagi  menjadi tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir, penokohan yaitu tokoh Dedes sebagai tokoh utama perempuan dalam cerita, dan latar yang terbagi menjadi latar tempat, latar waktu, latar sosial-budaya; (2) konflik batin yang disebabkan oleh tokoh utama laki-laki, perlakuan Tunggul Ametung dan perlakuan Arok; (3) pandangan masyarakat dalam roman Arok Dedes terhadap tokoh utama perempuan. Kata Kunci: Konflik, Psikoanalisis, Tokoh Utama Perempuan.
Keberagaman Fenomenalisme Moral Pada Novel Para Penjahat dan Kesunyiannya Masing-Masing Karya Eko Triono (Kajian Sosiologi Sastra) Teguh Tri Fauzi; Zaky Mubarok
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 4, No 2 (2022): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.213 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v4i2.6800

Abstract

Pada tahun 2017 lalu, Eko Triono menerbitkan satu novel dengan fenomena aliran moral serta spiritual berjudul Para Penjahat dan Kesunyiannya Masing-Masing yang juga menyabet gelar #3rd Winner UNNES Internasional Novel Writing Contest. Penelitian ini membahas mengenai Keberagaman Fenomenalisme Moral dengan menggunakan teori Immanuel Kant dalam bukunya yang berjudul Kritik Atas Akal Budi Praktis (2005) dan Dasar-Dasar Filsafat Moral (2003) mengenai enam fenomena moral dan narasi fenomenalisme saling berhubungan dengan konteks sosial budaya masyarakat pada dunia nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai bentuk keberagaman fenomenalisme moral dalam novel, juga mendeskripsikan hubungan antara fenomena-fenomena dalam novel yang saling berhubungan dengan dunia nyata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu metode yang biasa dimanfaatkan pada wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen, seperti memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu maupun kelompok orang. Atas dasar itu pula, penelitian ini diberi judul Keberagaman Fenomenalisme Moral Pada Novel Para Penjahat dan Kesunyiannya Masing-masing Karya Eko Triono”. Penelitian ini menghasilkan jawaban atas rumusan masalah, yaitu (1) terdapat keenam bentuk fenomenalisme moral, sehingga novel tersebut mampu dikategorikan sebagai novel beraliran moralitas, (2) aspek fenomenalisme sosial yang ternarasikan dalam novel juga saling berhubungan dengan dunia nyata di luar cerita.  
ASPEK MORAL SEBAGAI LANDASAN PERUBAHAN DARI NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KE DALAM FILM SANG PENARI Ika Titi Hidayati
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 3, No 2 (2021): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.345 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v3i2.4565

Abstract

Tujuan tulisan ini akan mengulas mengenain Aspek Moral Sebagai Landasan Perubahan dari Novel Ronggeng Dukuh Paruk ke dalam Film Sang Penari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik catat, yaitu mencatat temuan-temuan data yang dijadikan model analisis data. Aspek moral dalam masyarakat menjadi unsur penting sebagai suatu tatanan norma yang mengatur kehidupan masyarakat. Peraturan atau prinsip moral sebagai ketetapan akal budi manusia selalu berlaku di mana-mana dan menjadi prasyarat untuk menggolongkan dan menilai apakah suatu tindakan bisa disebut tindakan moral atau tidak. Penilaian moral tak mungkin dilakukan lepas dari peraturan atau prinsip moral di mana satu tindakan tertentu bisa digolongkan. Kata Kunci: Moral; Norma; Sang Penari; Ronggeng Dukuh Paruk.
TRANSFORMASI CERITA RAKYAT JAMARUN KE PERTUNJUKAN CAHAYA MEMINTAS MALAM/THE LIGHT WITHIN A NIGHT” Sahlan Mujtaba
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 1, No 1 (2019): Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.347 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v1i1.1144

Abstract

ABSTRAKCerita rakyat Jamarun merupakan folklor lisan yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat. Di tengah keberadaannya yang mulai terlupakan dalam ingatan masyarakat, cerita rakyat Jamarun diolah menjadi pertunjukan oleh tiga kelompok teater dari dua negara (Indonesia dan Australia): Mainteater Bandung, Teater Lakon, dan La Trobe University Student Theatre and Film. Cerita rakyat Jamarun dan pertunjukan Cahaya Memintas Malam/The Light Within A Night menjadi data dalam penelitian ini. Teori yang digunakan dalam penelitian, yaitu teori tentang transformasi yang dikemukakan oleh Riffaterre. Berdasarkan hasil pembahasan ditemukan adanya konversi dan ekspansi. Konversi tidak terjadi dalam tataran alur dan tokoh di pertunjukan CMM. Alur dan tokoh yang terdapat dalam CMM justru lebih kompleks daripada yang terdapat dalam cerita rakyat Jamarun. Cerita rakyat Jamarun menyandarkan pada penceritaan naratif, sedangkan pertunjukan CMM menggunakan rentetan dialog sebagai penyampai cerita. Cara ungkap naratif memungkinkan cerita tersampaikan lebih singkat, sedangkan cerita yang menyandarkan pada dialog membutuhkan uraian lebih luas. Ekspansi cerita rakyat Jamarun ke pertunjukan CMM tampak melalui pengembangan alur, tokoh, latar, dan wacana. Pengembangan tersebut ditandai dengan munculnya adegan-adegan baru yang terkait dengan wacana yang terkandung dalam cerita rakyat Jamarun dan yang berhubungan dengan dua budaya, Indonesia dan Australia. Selain itu, didapatkan pengetahuan bahwa perbedaan latar belakang budaya tidak dapat membatasi kerja kreatif. Perbedaan budaya justru mampu memotivasi untuk menemukan perspektif dan gaya ungkap yang tidak terduga. Pemilihan cerita rakyat sebagai poros utama cerita, mampu mengenal lebih jauh cara berpikir masyarakatnya. Kata kunci: cerita rakyat jamarun, folklor, pertunjukan cahaya memintas malam, transformasi.