cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Planologi Sultan Agung
ISSN : 26155257     EISSN : 26155257     DOI : -
Jurnal Planologi is a journal study of urban and regional planning issued by the Department of City and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Indonesia. the articles are published every six months, that is, April and October (2 issues per year). The editor receives scientific articles and research results in accordance with the nature is Regional and City Planning
Arjuna Subject : -
Articles 142 Documents
Kapasitas Pohon Nyamplung (Calophyllum Inophyllum L.) dan Pohon Spathodea (Spathodea Campanulata) Dalam Menjerap Debu Alfred Jansen Sutrisno; Gusti Diandasari; Adlia Vidya Rahmandari
Jurnal Planologi Vol 17, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v17i1.5197

Abstract

Arboretum lanskap IPB merupakan sebuah greenbelt pada Jalan Raya Dramaga. Jalan Raya Dramaga merupakan jalur yang dipadati oleh kendaraan bermotor roda dua, roda empat, bahkan truk yang mengakibatkan tingginya polusi udara khususnya jenis partikel debu. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui kapasitas vegetasi sebagai green belt dalam menjerap debu. Metode penelitian yang digunakan ialah purposive sampling, dimana Pohon Nyamplung dan Pohon Spathodea digunakan sebagai sampel. Daun pada kedua jenis pohon tersebut akan diambil dan dianalisis untuk mendapatkan kapasitas jerapan debu. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Pohon Spathodea memiliki kapasitas jerapan debu yang jauh lebih besar yaitu 0,041-0,043 g/m2 per hari, sementara Pohon Nyamplung memiliki kapasitas jerapan debu sebesar 0,023-0,025 g/m2 per hari.
Ekspresi Duchenne Smile dan Suasana Kota: Observasi di Beberapa Pusat Kota yang Sedang Tahap Pembangunan Ulang Fadhilah Ahmad Qaniah
Jurnal Planologi Vol 18, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i1.11683

Abstract

ABSTRAKSuasana kota umumnya tercipta dari karakteristik fisik berbagai tata ruang kota dan interaksi sosial di dalamnya. Komponen visual yang dirasakan memberikan beragam sensasi yang mengarahkan individu menangkap kualitas dari situasi secara emosional yang mampu mempengaruhi mood atau suasana hati mereka. Di saat interaksi sosial terjadi, ekspresi tersenyum duchenne dapat terjadi ketika individu merasakan emosi-emosi positif. Namun, suasana kota dapat berubah di saat ada pembangunan ulang fasilitas publik. Hal tersebut dapat mempengaruhi bentuk tata ruang kota dan potensi interaksi sosial yang dapat mempengaruhi suasana hati individu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa banyak ekspresi senyum duchenne yang ada pada area kota yang ramai di pusat kota Kendari dan Jakarta Selatan. Penulis memilih pusat kota Kendari dan Jakarta Selatan karena memiliki fasilitas publik yang baik. Adapun kota Kendari saat ini membangun ulang beberapa pusat kotanya sejak tahun 2019. Hasil penelitian memperlihatkan, kedua area kota memiliki jumlah frekuensi senyuman duchenne yang sama banyaknya di area suasana jenis consumerism dan peaceful and quiet. Namun, ada perbedaan jumlah di area suasana jenis vibrant dan historic, karena beberapa fasilitas di kota tua dan pusat kota Kendari saat observasi berada di tahap pembangunan ulang. Suasana kota merupakan hal yang penting untuk image kota karena memberikan pengalaman emosi positif bagi orang yang singgah atau berinteraksi sosial di lingkungan perkotaan.Katakunci: duchenne, suasana kota, vibrant, peaceful and quiet, consumerism, historic ABSTRACTThe atmosphere of the city created from pshysical characteristics of various urban spatial plans and social interaction in it. The perceived visual component provided sensations that directs individual to capture quality of situation emotionally which can affect their mood. When social interaction occurs, duchenne smile expressions can appear when individual feel positive emotion. However, city atmosphere can change when there is unfinished redevelopment of public facilities. This can affect the form of urban spatial and potential social interactions that can affect individual moods. This study aims to see how much duchenne smile expressions appear in downtown area in Kenadi and South Jakarta. The author chose city center of Kendari and Jakarta because they have good public facilites. The city of Kendari is currently rebuilding several of its facilities in city centers since 2019. Result show that both city areas had same number of duchenne smiles in areas of consumerism and peaceful & quiet type. However, there are differences in the number of vibrant and historic areas, its perhaps because some of the facilities in the old town and downtown Kendari at the time of observatio were in the reconstruction stage. City atmosphere is important for the image of the city becauses it provides positive emotional experiences for people who stop by or interact socially in urban environment.Keyword: duchenne, city atmosphere, vibrant, peaceful and quiet, consumerism, historic
Perancangan Identitas Visual Berbasis Religi Dan Budaya Pesisir Di Kota Demak Agus Rochani
Jurnal Planologi Vol 18, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i1.15489

Abstract

ABSTRACKThe identity of the city is a form of visual that represents the mental image of the average people. Demak as a city on the north coast of Java Island has much historical value in terms of the spread of Islam. The collaboration between the two aspects is very interesting to expres in the form of a visual identity of the city. This study aims to develop a visual identity design based on the religious values and coastal culture in Demak. The research is formulating qualitatively, which is built from natural basic elements, which depart from data, utilizing existing theories as explanatory material and ending with an identity concept. The design of identity adopts Islamic architectural forms and values at the Great Mosque of Demak, which is collaborated with city characters coast, represented by the shape of sea waves, Islamic ornaments and traditional Javanese Demak Djung boats. Key word: regional image, visual identity, mass composition.  ABSTRAKIdentitas visual kota merupakan wujud visual yang mewakili gambaran mental rata-rata masyarakatnya. Kota Demak sebagai kota yang berada ada di pesisir utara Pulau Jawa memiliki nilai historis yang kuat dalam hal penyebaran Agama Islam. Kolaborasi kedua aspek tersebut sangat menarik dituangkan dalam bentuk indentitas visual kota. Penelitian ini bertujuan menyusun rancangan indentitas visual yang dikembangkan berdasarkan nilai nilai religi dan budaya pesisir di Kota Demak. Penelitian dirumuskan secara kualitatif, yang dibangun dari elemen elemen dasar alamiah, yang berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah konsep identitas. Perancangan identitas mengadopsi bentuk dan nilai arsitektural Islam di Masjid Agung Demak, yang dikolaborasi dengan karakter kota pesisir diwakili oleh bentuk ombak air laut, ornamen Islam dan kapal tradisional Demak Djung Jawa.Kata kunci: citra kawasan, identitas visual, gubahan masa.
Kerawanan Banjir Rob dan Peran Gender Dalam Adaptasi di Kecamatan Pekalongan Utara Crestanti Widya Utami; Sri Rum Giyarsih; Muh. Aris Marfai; Trida Ridho Fariz
Jurnal Planologi Vol 18, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i1.13588

Abstract

Pesisir Kota Pekalongan merupakan salah satu wilayah rawan banjir rob, yang mana sudah terjadi lebih dari 10 tahun. Kondisi ini memberikan dampak sosial yang dirasakan oleh masyarakat seperti terjadinya pergeseran peran gender dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi area rawan banjir rob serta mengkaji pembagian peran gender pada masyarakat sebagai bentuk adaptasi. Metode yang digunakan yaitu mix method dengan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian diawali dengan pembuatan peta kelas kerawanan banjir dengan menggunakan nilai elevasi muka air tertinggi (HHWL) dan DEM. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dari situasi sosial yang dikaji yang kemudian dilakukan triangulasi data. Pengumpulan data menggunakan studi pustaka, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil yang didapat yakni dapat ditentukan kerawanan banjir di masing-masing kelurahan dengan kelas banjir rendah, sedang dan tinggi. Pembagian peran reproduktif masih dibebankan oleh perempuan dan peran pengelolaan masyarakat masih didominasi oleh laki-laki. Terdapat diskriminasi perempuan di area banjir tinggi Kelurahan Panjang Wetan, terlihat pada terjadinya beban ganda pada perempuan dengan suami atau laki-laki yang bekerja sebagai nelayan kapal besar atau di luar kota, sebab harus menjalankan peran produktif dan reproduktif secara bersamaan.
ANALISIS FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENGHAMBAT PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PENDEKATAN SUBSISTEM DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Novita Putri Setiawati
Jurnal Planologi Vol 18, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i1.11235

Abstract

The marine fishery production of Penajam Paser Utara was 6,045 tons per year of 2018 which was close to the national production number. In addition, fishery is a leading sector after agriculture in PPU which will be developed, the fisheries sector should be able to contribute to a large GDP as well, but this was not in line because seeing the contribution of the fisheries sector to GRDP, constant prices from 2012 to 2016 have decreased by 12,760.03 million rupiah. The purpose of this research is to determine the driving factors and inhibiting factors for the development of fisheries capture agribusiness. This was certainly supported by the direction of Spatial Plans of Penajam Paser Utara Regency in 2011-2031, namely realizing the Regency as the center of agribusiness. The methods used in this research were content analysis to identify driving and inhibiting factors of fisheriescatching agribusiness. The results obtained were as many as 21 variables were the driving factors for agribusiness development and 1 additional variable as an inhibiting factor namely the quality of the Fish Auction Place or TPI. Keywords: Regional Development, Fisheries Capture Agribusiness, Subsystem.
IDENTIFIKASI MORFOLOGI KAWASAN KAMPUNG MELAYU KOTA SEMARANG Wahjoe Rini; Rizqy Ridho
Jurnal Planologi Vol 18, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i1.13318

Abstract

ABSTRACTCity development increases with the increase in the number of people living in a city. Urban development as a result of development has created metropolitan cities as centers of growth that drive the urbanization process. The spatial component is not only the background of the inhabitants, but also the physical buildings which become assets to maintain the existence of the village. This is supported by the Trancik theory which states that the physical space theory of cities consists of basic images, linkages, places, and these three theories are complementary. In addition to the morphological theory according to Trancik, to determine physical specifications that are supported by morphology theory which contains the architectural form of an area. By developing cities, urban morphology will also change according to city developments. The process of forming urban morphology is the process of forming city life. An ancient village that still has high historical value and has an important meaning, namely Kampung Melayu. The potential for cultural and ethnic images that have more than one ethnicity makes Kampung Melayu a role in ordering morphology in the city of Semarang. The research objective is to identify the morphology of the Kampung Melayu Semarang. The method used is descriptive qualitative analysis with primary data in the form of observation and secondary data in the form of literature review. The resulting output is the morphology of Kampung Melayu seen from the theory of Ground, Linkage and Place drawings as well as road patterns so that later it can be used to determine the Spatial Plan.Keyword: Morphology, City Development, Kampung Melayu ABSTRAKPerkembangan kota ditandai dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal di suatu kota. Pembangunan perkotaan dari  hasil pembangunan selama ini telah menciptakan kota-kota metropolitan sebagai pusat pertumbuhan yang mendorong proses urbanisasi. Komponen ruang bukan hanya hanya latar belakang penduduknya, namun juga bangunan fisik yang menjadi aset untuk mempertahankan eksistensi kampung. Hal ini didukung dengan teori Trancik yang mengatakan bahwa teori ruang fisik kota terdiri dari figure ground, linkage, place dan ketiga teori ini saling melengkapi. Selain teori morfologi menurut Trancik, untuk menentukan identifikasi fisik didukung dengan teori tipomorfologi yang berisi mengenai bentuk arsitektur suatu kawasan.Dengan berkembangnya kota maka morfologi perkotaan juga akanberubah mengikuti perkembangan kota. Proses terbentuknya morfologi kota (urban morphology) merupakan proses terbentuknya kehidupan kota. Potensi citra budaya serta memiliki etnis lebih dari satu menjadikan Kampung Melayu memberikan peran dalam pembentukan morfologi di Kota Semarang. Tujuan dilakukannya penelitian yaitu untuk mengidentifikasi Morfologi kampung Melayu Semarang. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data primer berupa observasi lapangan dan data sekunder berupa kajian literatur. Keluaran yang dihasilkan yaitu berupa morfologi Kampung Melayu dilihat dari teori Figure Ground, Linkage dan Place serta pola jalan sehingga nantinya dapat digunakan untuk arahan dalam menentukan Rencana Tata Ruang.Keyword: Morfologi  Kota, Perkembangan, Kampung Melayu 
PENGEMBANGAN OBJEK WISATA EMBUNG KLEDUNG DENGAN KONSEP EKOWISATA Ardiana Yuli Puspitasari; Tjoek Suroso Hadi; Wa Ode Sitti Khasanah Ramli
Jurnal Planologi Vol 18, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i1.14512

Abstract

ABSTRACTOne area that has tourism potential is Kledung District, Temanggung Regency. According to the Regional Tourism Development Master Plan (RIPPDA) of Temanggung Regency in 2012, this area is included in the Regency Strategic Tourism Area (KSPK) of Kledung and its surroundings with the theme of the Sindoro Sumbing foot tourism. Given the location and geographical position which is on the main tourist route of Yogya - Borobudur - Dieng, this is an indication of the great potential for Kledung Village in tourism development. One of the tourist objects in Kledung Village is Embung Kledung. With a panoramic view of the natural scenery of mountains and very beautiful waters and the surrounding biodiversity, this area is very potential to be developed as a tourist attraction. However, the problems that occur are limited access from the main road to tourist objects and limited supporting facilities for tourist objects. With the increasing number of visitors, a more efficient, precise, and sustainable direction for the use of space is needed to preserve nature as its main attraction. This study aims to provide directions/alternatives for the development of the Embung Kledung Tourism Object based on ecological tourism (ecotourism) which maintains natural preservation as its main attraction but can provide economic and social benefits for the local community. With a mixed research methodology, it produces several things: 1). The Ecotourism concept that is applied takes into account 5 (five) elements, namely, environment, community, education and experience, sustainability, and management; 2). Priority infrastructure needs are circulation arrangement, additional electricity capacity, waste handling, and waste management; 3) Four clusters development were found and 28 types of facilities were required.Keywords: Embung Kledung, Ecotourism Concept, Tourism Object Development.ABSTRAKSalah satu daerah yang memiliki potensi pariwisata adalah Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. Menurut Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Temanggung Tahun 2012 wilayah ini termasuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten (KSPK) Kledung dan sekitarnya dengan tema wisata alam kaki Sindoro Sumbing. Mengingat letak dan posisi geografisnya yang berada pada jalur wisata utama Yogya – Borobudur – Dieng, menjadi indikasi potensi besar bagi Desa Kledung dalam pengembangan pariwisata. Salah satu objek wisata di Desa Kledung adalah Embung Kledung. Dengan tawaran panorama pemandangan alam pegunungan dan perairan yang sangat indah serta keanekaragaman hayati di sekitarnya menjadikan kawasan ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Namun permasalahan yang terjadi adalah keterbatasan akses dari jalan utama menuju objek wisata dan terbatasnya fasilitas pendukung objek wisata. Dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung dibutuhkan arahan pemanfaatan ruang yang lebih efisien, tepat, dan berkelanjutan untuk menjaga kelestarian alam sebagai daya tarik utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan/alternatif pengembangan Objek Wisata Embung Kledung berbasis wisata ekologi (ekowisata) yang tetap menjaga kelestarian alam sebagai daya tarik utamanya tetapi dapat memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat lokal. Dengan metodologi penelitian campuran, menghasilkan beberapa hal: 1). Konsep Ekowisata yang diterapkan memperhatikan 5 (lima) unsur yakni, lingkungan, masyarakat, pendidikan dan pengalaman, berkelanjutan, dan manajemen; 2). Kebutuhan prasarana prioritas adalah penataan sirkulasi, penambahan kapasitas listrik, penanganan limbah, dan pengelolaan sampah; 3) Ditemukan empat cluster pengembangan yang terbentuk dan perlu dilengkapi 28 jenis fasilitas.Kata Kunci: Embung Kledung, Konsep Ekowisata, Pengembangan Objek Wisata.
EKSPERIMEN LABORATORIUM ALIRAN TERTUTUP DAN INISIASI UJI BENDUNG BERPORI UNTUK KAWASAN PERTANIAN Slamet Imam Wahyudi; Adi Henny Pratiwi; A Khamid
Jurnal Planologi Vol 18, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i1.13549

Abstract

Permasalahan pemanfaatan air untuk kawasan pertanian, penanganan permasalahan kawasan banjir rob memerlukan analisis dengan menggunakan model numerik dan validasi dengan uji model Fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menambahkan komponen uji aliran tertutup dan uji awal aliran dengan sampelk bendung berpori. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi inventori kondisi eksisting laboratorium, pembuatan denah eksisting, perencanaan sirkulasi aliran, penempatan alat ukur yang diperlukan, alokasi uji model bangunan air, detail perencanaan laboratorium uji hidrolika. Untuk penelitian ini diawali dengan uji bendung berpori. Penelitian ini menghasilkan perencanaan laboratorium untuk uji hidrolika, penelitian eksperimen dan perbaikan alur aliran laboratorium. Kemudian penelitian ini juga menghasilkan analisis uji awal eksperimen laboratorium untuk bendung berpori dengan tiga tipe bentuk bronjong. Hasil penelitian ini dapat diimplementasikan di kawasan pertanian yang memiliki sungai atau aliran yang relatif kecil.
TIPOLOGI PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR KECAMATAN SEMARANG UTARA Rachmad Winarko Suhar Putra; Bitta Pigawati
Jurnal Planologi Vol 18, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i1.13179

Abstract

Wilayah studi Kecamatan Semarang Utara merupakan kawasan Pesisir Kota Semarang. Fungsi kawasan sebagai perumahan dengan kepadatan tinggi dan kawasan industri. Berdasarkan SK Walikota tahun 2014, Kecamatan Semarang Utara merupakan Kecamatan dengan jumlah permukiman kumuh terbanyak. Tujuan penelitian untuk mengkaji tipologi permukiman kawasan pesisir Kecamatan Semarang Utara. Tipologi kawasan permukiman ditentukan berdasarkan kondisi tingkat kekumuhan, kualitas lingkungan permukiman serta karakteristik sosial ekonomi penduduk. Menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan analisis spasial, dengan memanfaatkan citra penginderaan jauh sebagai sumber data utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kelurahan Bandarharjo dan Tanjungmas terdapat permukiman kumuh dengan tingkat kekumuhan berat dan kualitas lingkungan buruk. Penentuan tipologi pesisir merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan guna mengetahui potensi dan permasalahan pada suatu kawasan permukiman. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam menerapkan program perbaikan lingkungan permukiman. Terdapat 10 tipe permukiman dengan karakteristik yang bebeda di Wilayah Studi. Kata kunci: Tipologi Permukiman, Permukiman Kumuh, Kualitas Permukiman
KAJIAN PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG - DEMAK TERHADAP KINERJA JALAN RAYA KALIGAWE Rachmat Mudiyono; Gata Dian Asfari
Jurnal Planologi Vol 18, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i1.13316

Abstract

The increasing movement causes traffic jams. One of the congestion occurred on Jalan Raya Kaligawe, Semarang. Jalan Raya Kaligawe is a road located close to the coast. So that when the sea water experiences high tide, the road will be inundated by tidal floods. This condition results in very high traffic jams every year. To deal with congestion and overcome the problem of sea water flooding, the government plans to build the Semarang - Demak Toll Road. With the existence of this Toll Road, it is hoped that congestion on the Kaligawe Road will be reduced. But the reduction in congestion needs research. So the researchers conducted a study on the effect of the construction of the Semarang - Demak Toll Road on the performance of the Kaligawe Highway. The purpose of this study, among others, is to determine the level of service, prediction of the diversion of traffic loads and predictions of increasing work on Jalan Raya Kaligawe. This study uses three stages in the research method, namely the identification stage, the data collection and processing stage, and the analysis and conclusion stages. The analysis technique used in this research is the formulation of traffic loading around the location due to development, both at the time and post, added with base traffic to get a real loading on the area of influence with the construction of the Semarang - Demak toll road.

Page 7 of 15 | Total Record : 142