Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

STUDI TENTANG KERUSAKAN INFRASTRUKTUR KEAIRAN AKIBAT GEMPA TEKTONIK DI KABUPATEN KLATEN Adi, Henny Pratiwi; Wahyudi, S Imam; Santoso, Esti
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 11, No 2 (2009): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Earthquake is a disaster that often happened in Indonesia. Tectonic earthquake in scaleof 5,9 Richter scales happened in Yogyakarta, Klaten and some other towns in Central Java, at 27May 2006. In Klaten Regency there are a lot of hydro infrastructure damage as a result ofearthquake. This damage causes disturbance to quantity and quality of agriculture. This researchaim to map condition of hydro infrastructure damage in Klaten Regency and analyses cause ofdamage.Data collecting has been done through site observation and interview with Sub DinasPengairan Kabupaten Klaten, BAPPEDA KLATEN and related institution.This research indicatesthat earthquake has cause damage at hydro infrastructure. The damage grouped in riverinfrastructure, irrigation infrastructure and housing infrastructure on duty, in the level of light untillhard damage. The damage of hydro infrastructure caused by stripper of dam, dam position thatstays precise at earthquake path, dam construction were not fulfills requirement and damfoundation unable to detain building payload. Gempa bumi merupakan bencana yang sangat sering terjadi di Indonesia. Gempatektonik dengan skala 5,9 skala Richter terjadi di wilayah Yogyakarta, Klaten dan beberapa kotalain di Jawa Tengah, pada hari Sabtu tanggal 27 Mei 2006. Di Kabupaten Klaten banyak terdapatbangunan air yang juga mengalami kerusakan akibat gempa bumi. Kerusakan ini menimbulkangangguan terhadap kuantitas dan kualitas produksi pertanian. Penelitian ini bertujuan untukmemetakan kondisi kerusakan bangunan air akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Klaten danmenganalisis penyebab kerusakan bangunan air tersebut.Pengumpulan data dalam penelitian inidilakukan melalui observasi serta wawancara dengan Sub Dinas Pengairan Kabupaten Klaten,BAPPEDA Klaten dan instansi lain yang terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gempa bumitelah menimbulkan kerusakan pada bangunan infrastruktur keairan, yang dikelompokkan dalamkerusakan infrastruktur sungai (tanggul, bendung), infrastruktur irigasi (bangunan dan saluran) daninfrastruktur rumah dinas, dengan tingkat kerusakan ringan hingga rusak parah. Adapun sebagaipenyebab kerusakan pada bangunan infrastruktur keairan adalah umur bendung yang sudah tua,posisi bendung berada tepat pada alur gempa, konstruksi bendung yang tidak memenuhipersyaratan serta gempa menyebabkan pergeseran tanah, sehingga pondasi tidak mampumenahan beban bangunan.
KAJIAN OPERASIONAL SISTEM POLDER UNTUK PENANGANAN BANJIR DAN ROB DI KAWASAN GENUK SEMARANG Adi, Henny Pratiwi; Wahyudi, Imam
Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil Vol 26, No 1 (2021): Wahana Teknik Sipil
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/wahanats.v26i1.2648

Abstract

The Kaligawe Genuk area is the main route for the North Coast (Pantura) of Java.The area is the gateway to the city of Semarang from the east direction. Since 2005,this area has frequently had floods caused by tides (tidal floods) and rainfall. TheCentral Government, supported by the Semarang City Government, built the KaliTenggang and Sringin Polder systems from 2016 to 2019. In terms of capacity, thissystem is not yet perfect for dealing with floods, and it requires efforts so that thesystem can be operated optimally. This study activity aims to simulate rainfall flowrate, the pump capacity, and the retention pond. The simulation results will becomethe basis for the development of the polder system operational manual. Theimplementation method collects secondary rainfall data, reviewing the condition ofa catchment area, retention pond, and pump station. Focus group discussion withstakeholders done in the Kaligawe Genuk area. The location of the activity is morefocused on the Kali Sringin area. This study produces tables and graphs of pumpcapacity simulation, retention ponds, and an operational manual for the SringinPolder system. It is hoped that this guideline will become the basis for the poldersystem's sustainable operations.
Analysis of Water Loss in the District of Meter Area (DMA) Bumi Kepongongan Indah Regency, Cirebon for Civilization Safitri, Adam; Wahyudi, Slamet Imam; Soedarsono, Soedarsono; Yunus, Mahmud; Carsono, Nono; Amaliah, Lia
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 3 (2021): Budapest International Research and Critics Institute August
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i3.2496

Abstract

Based on the calculation of Non-Revenue Water/Un-billed Water (NRW/ATR), it is known that the value of NRW (Non-Revenue Water/Unbilled Water) in the Meter Area (DMA) District of Perum Bumi Kepongpongan Indah, Cirebon Regency with 204 SR subscribers, in February 2020 was relatively high, at 50.92%. The purpose of this study was to determine the level of water loss by looking for causes arising from water leaks, knowing the location of water loss both physically and non-physically, and knowing how to control Non-Revenue Water (NRW) water loss. The methodology used is to collect secondary data and primary data. Secondary data were obtained from the Cirebon City Water Supply Corporation, including images of the DMA distribution network and monthly customer water usage data taken from February to April 2020. Primary data was obtained by means of surveys and direct field observations by testing the steptest in one test. DMA. The result of controlling and decreasing NRW/ATR is that it can reduce the value of NRW/ATR from 50.92% in June 2020 down to 46% based on (WB 0) and in August 2020 down to 25% based on the results of simultaneous readings (WB 1). Pressure also needs to be considered, because pressure that is too high can also increase water loss. So that the Pressure Reducing Valve (PRV) is installed which can reduce excess pressure, from the PRV installation reducing the water loss rate from 25% in August 2020 to 20% in February 2021.
STUDI TENTANG KERUSAKAN INFRASTRUKTUR KEAIRAN AKIBAT GEMPA TEKTONIK DI KABUPATEN KLATEN Adi, Henny Pratiwi; Wahyudi, S Imam; Santoso, Esti
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 11, No 2 (2009): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v11i2.1724

Abstract

Earthquake is a disaster that often happened in Indonesia. Tectonic earthquake in scaleof 5,9 Richter scales happened in Yogyakarta, Klaten and some other towns in Central Java, at 27May 2006. In Klaten Regency there are a lot of hydro infrastructure damage as a result ofearthquake. This damage causes disturbance to quantity and quality of agriculture. This researchaim to map condition of hydro infrastructure damage in Klaten Regency and analyses cause ofdamage.Data collecting has been done through site observation and interview with Sub DinasPengairan Kabupaten Klaten, BAPPEDA KLATEN and related institution.This research indicatesthat earthquake has cause damage at hydro infrastructure. The damage grouped in riverinfrastructure, irrigation infrastructure and housing infrastructure on duty, in the level of light untillhard damage. The damage of hydro infrastructure caused by stripper of dam, dam position thatstays precise at earthquake path, dam construction were not fulfills requirement and damfoundation unable to detain building payload. Gempa bumi merupakan bencana yang sangat sering terjadi di Indonesia. Gempatektonik dengan skala 5,9 skala Richter terjadi di wilayah Yogyakarta, Klaten dan beberapa kotalain di Jawa Tengah, pada hari Sabtu tanggal 27 Mei 2006. Di Kabupaten Klaten banyak terdapatbangunan air yang juga mengalami kerusakan akibat gempa bumi. Kerusakan ini menimbulkangangguan terhadap kuantitas dan kualitas produksi pertanian. Penelitian ini bertujuan untukmemetakan kondisi kerusakan bangunan air akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Klaten danmenganalisis penyebab kerusakan bangunan air tersebut.Pengumpulan data dalam penelitian inidilakukan melalui observasi serta wawancara dengan Sub Dinas Pengairan Kabupaten Klaten,BAPPEDA Klaten dan instansi lain yang terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gempa bumitelah menimbulkan kerusakan pada bangunan infrastruktur keairan, yang dikelompokkan dalamkerusakan infrastruktur sungai (tanggul, bendung), infrastruktur irigasi (bangunan dan saluran) daninfrastruktur rumah dinas, dengan tingkat kerusakan ringan hingga rusak parah. Adapun sebagaipenyebab kerusakan pada bangunan infrastruktur keairan adalah umur bendung yang sudah tua,posisi bendung berada tepat pada alur gempa, konstruksi bendung yang tidak memenuhipersyaratan serta gempa menyebabkan pergeseran tanah, sehingga pondasi tidak mampumenahan beban bangunan.
Skala Prioritas Pemeliharaan Jalan Provinsi Jawa Tengah Studi Kasus : Ruas Jalan Di Wilayah Bakorwil ( Badan Koordinasi Wilayah) I Agus Pamungkas; Slamet Imam Wahyudi; Djoko Susilo Adhy
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam Pengembangan SmartCity Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam Pengembangan SmartCity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKWilayah Bakorwil (Badan Koordinasi Wilayah) I memiliki kondisi infrastruktur jalan yang cukup memprihatinkan. Untuk memperbaiki maupun mempertahankan kondisi baik jalan, memerlukan biaya yang besar, pada kenyataannya hal tersebut tidak diikuti dengan tersedianya alokasi anggaran infrastruktur jalan yang mencukupi sehingga dengan terbatasnya anggaran diperlukan strategi pemeliharaan jalan yang tepat, efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendapatkan faktor yang mempengaruhi penentuan skala prioritas pemeliharaan jalan, mengetahui faktor yang paling dominan dalam penentuan pemeliharaan suatu ruas jalan provinsi dan mendapatkan urutan skala prioritas pemeliharaan jalan provinsi di wilayah Bakorwil (Badan Koordinasi Wilayah) I. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode pengumpulan data diperoleh  dari hasil wawancara dan kuesioner.  Responden penelitian terdiri dari pegawai di lingkungan Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya, Bappeda Provinsi Jawa Tengah serta Konsultan Perencana dengan tingkat pendidikan minimal S1 dan pengalaman kerja minimal 10 tahun di bidangnya. Variabel pada penelitian ini menggunakan variabel Faktor Kondisi Jalan, Faktor Aksesibilitas, Faktor Kondisi Geografis, Faktor Kebijakan dan Faktor Ketersediaan Sumber Daya yang masing- masing variabel mempunyai sub variabel. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dengan pengujian validitas dan realibilitas variabel dengan bantuan program Statistical Package for the Social Sciences(SPSS)serta penentuan strategi pemeliharaan jalan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi penetuan skala prioritas pemeliharaa jalan adalah Kondisi Jalan dengan bobot 0,295 (29,5%), Kebijakan dengan bobot 0,202 (20,2%) ; Aksesibilitas dengan bobot 0,195 (19,5%), Kondisi Geografis dengan bobot 0,179 (17,9%) serta Ketersediaan Sumbaer Daya dengan bobot 0,129 (12,9%). Sedangkan urutan pemeliharaan jalan yang menjadi prioritas pertama adalah ruas jalan Kuwu-Galeh/ Bts. Kab. Sragen dan prioritas terakhir adalah ruas jalan Mr. Iskandar (Pati). Kata Kunci :Pemeliharaan jalan, Analitycal Hierarchy Process(AHP), Skala Prioritas
PENILAIAN KINERJA IRIGASI BERDASARKAN PENDEKATAN PERMEN PUPR NO.12/PRT/M/2015 DAN METODE MASSCOTE DENGAN EVALUASI RAPID APPRAISAL PROCEDURE (RAP) DI DAERAH IRIGASI Chusni Mubarok; Slamet Imam Wahyudi; Gata Dian Asfari
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam Pengembangan SmartCity Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam Pengembangan SmartCity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK  Evaluasi kinerja sistem irigasi merupakan salah satu indikasi untuk dapat menggambarkan suatu keadaan dan karakteristik pengelolaan suatu sistem irigasi.Penilaian kinerja sistem irigasi berdasarkan Permen PUPR No. 12/PRT/2015 dilakukan berdasarkan atas 6 (enam) parameter yaitu ; Prasarana Fisik, Produktivitas Tanam, Sarana Penunjang, Organisasi Personalia, Dokumentasi dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Sedangkan pendekatan metode MASSCOTE dilakukan dengan evaluasi RAP yang merupakan seperangkat prosedur sistematis untuk mendiagnosa pada tahap awal mengenai penilaian kinerja sehingga menghasilkan suatu nilai indeks dalam bentuk tingkat layanan sebagai penilaian awal serta identifikasi kemajuan,kendala/hambatan terhadap 4 (empat) indikator utama yaitu ; Indikator Pelayanan, Indikator P3A, Indikator SDM Operator, dan Indikator Modernisasi Operasi Saluran. Penilaian kinerja berdasarkan Permen PUPR No.12/PRT/2015 dilakukan melalui penelusuran di lapangan dan wawancara terhadap petugas pengelola OP/petugas OP di lapangan menghasilkan indeks sebesar 81,85 % atau berkategori sangat baik. Sedangkan penilaian dengan menggunakan pendekatan metoda MASSCOTE dengan evaluasi RAP dilakukan melalui survey terhadap petugas OP irigasi dan P3A menghasilkan indeks kinerja/tingkat layanan sebesar 2,904 pada kategori baik. Berdasarkan teknik analisis data persamaan regresi didapatkan pengaruh signifikan secara bersama variabel indikator utama meliputi variabel indikator layanan irigasi [X1], variabel indikator P3A [X2], terhadap variabel kinerja sistem irigasi (Y) sebesar 0,903atau 90,3%dengan residual error sebesar 0,097 atau 9,7%. Kata Kunci : Kinerja Sistem Irigasi , MASSCOTE, Permen PUPR, Regresi
EVALUASI DAN PENENTUAN PRIORITAS REHABILITASI JARINGAN IRIGASI (Studi Kasus Pada Daerah Irigasi di Kabupaten Brebes) Setyo Pramono; Slamet Imam Wahyudi; Gata Dian Asfari
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam Pengembangan SmartCity Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam Pengembangan SmartCity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kabupaten Brebes memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan memiliki cukup banyak sumber mata air dan perairan umum seperti sungai dan waduk. Jumlah waduk ada 2 buah yaitu Waduk Malahayu dan Waduk Penjalin. Jumlah mata air yang sudah teridentifikasi sebanyak 15 buah di wilayah Kecamatan Sirampog, 19 buah di wilayah Kecamatan Paguyangan dan 1 buah di wilayah Kecamatan Bumiayu. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di Kabupaten Brebes dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu DAS Kabuyutan, DAS Pemali dan DAS Gangsa. DAS Kabuyutan terdiri dari 6 Sub DAS, DAS Pemali terdiri dari 7 Sub DAS dan DAS Gangsa terdiri dari 1 Sub DAS. Penelitian  dilakukan  untuk  memperoleh  efektivitas  pengelolaan  jaringan daerah irigasi (DI) Cigora Kabupaten Brebes. Dalam  perkembangannya  kerusakan  yang  terjadi  di  Daerah Irigasi (DI)  di Kabuapten Brebes  juga  tidak dapat  diabaikan.  Kerusakan-kerusakan  yang  terdapat  di  DI  Kabupaten Brebes antara  lain pendangkalan saluran irigasi yang diakibatkan oleh sedimentasi. Bagaimana cara menentukan prioritas rehabilitasi Daerah irigasi Cigora Kabupaten Brebes sesuai kondisi fisik jaringan.Urutan Prioritas Penanganan dari hasil evaluasi kondisi Daerah Aliran Sungai pada Daerah Irigasi Cigora di Kabupaten Brebes diperoleh bahwa yang diprioritaskan pada saluran utama karena memiliki kerusakan berat.Prioritas penanganan mempertimbangkan data kondisi wilayah pertanian yang akan diairi, dari hasil analisis evaluasi bahwa daerah irigasi Cigora karena lahan pertanian yang harus dialiri mencapai 172.000 Ha.Urutan prioritas penanganan Daerah Irigasi Cigora diperoleh hasil bahwa prioritas tertinggi adalah saluran utama jalan dengan bobot (28%) kemudian disusul tingkat Saluran pembawa dengan bobot (29,62%), kemudian saluran bagi dengan bobot (36,47%) dan Bagian pembuangan dengan bobot (50%). Dalam penentuan urutan prioritas rehabilitasi bangunan irigasi pada DI Cigora berpatokan pada analisa kondisi fisik jaringan, yaitu kondisi fisik jaringan yang memiliki kerusakan lebih besar akan diprioritaskan untuk diperbaiki lebih dulu.Kata Kunci: evaluasi, penentuan prioritas, rehabilitasi, irigasi
Ecodrainage Model to Handle the Inundations in the City Center of Demak Risa Niken R. T. H.; S. Imam Wahyudi; Hermin Poejiastoeti
JACEE (Journal of Advanced Civil and Environmental Engineering) Vol 2, No 2 (2019): October
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jacee.2.2.85-96

Abstract

The growth and development of the city is strongly influenced by an increase in population in line with the increasing demand for space and land. On the other hand, the availability of urban land is very limited, resulting in the conversion of land use to meet those needs. It is necessary to change the paradigm of the concept of a conventional drainage system to the concept of an environmentally friendly drainage system (ecodrainage). The ecodrainage concept is expected to be an effort to deal with inundation and groundwater conservation in city center of Demak. The quantity of the rainwater infiltration wells (RIW) was obtained based on the analysis to reduce the inundation in the city center of Demak. With the reference to the rainfall repetition period (RRP) of 2 years, 21 units of the well were needed to accommodate the rainwater runoff discharges of 0.878 m3/s. Due to the land limits at the area of research, only could 20 units of the well be constructed, as a result, it could only reduce the inundation by 0.811 m3/s or 90.48 %. Considering the rainfall repetition period (RRP) of 5 years, around 40 units of rainwater infiltration wells (RIW) were needed to accommodate the rainwater runoff discharge of 1.70 m3/s, yet only could 35 out of 40 wells as required be constructed, consequently, it was only able to reduce the inundation of 1.494 m3/s or 87.50.
EKSPERIMEN LABORATORIUM ALIRAN TERTUTUP DAN INISIASI UJI BENDUNG BERPORI UNTUK KAWASAN PERTANIAN Slamet Imam Wahyudi; Adi Henny Pratiwi; A Khamid
Jurnal Planologi Vol 18, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i1.13549

Abstract

Permasalahan pemanfaatan air untuk kawasan pertanian, penanganan permasalahan kawasan banjir rob memerlukan analisis dengan menggunakan model numerik dan validasi dengan uji model Fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menambahkan komponen uji aliran tertutup dan uji awal aliran dengan sampelk bendung berpori. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi inventori kondisi eksisting laboratorium, pembuatan denah eksisting, perencanaan sirkulasi aliran, penempatan alat ukur yang diperlukan, alokasi uji model bangunan air, detail perencanaan laboratorium uji hidrolika. Untuk penelitian ini diawali dengan uji bendung berpori. Penelitian ini menghasilkan perencanaan laboratorium untuk uji hidrolika, penelitian eksperimen dan perbaikan alur aliran laboratorium. Kemudian penelitian ini juga menghasilkan analisis uji awal eksperimen laboratorium untuk bendung berpori dengan tiga tipe bentuk bronjong. Hasil penelitian ini dapat diimplementasikan di kawasan pertanian yang memiliki sungai atau aliran yang relatif kecil.
Edukasi Guru SD Kaligawe Semarang sebagai Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pemeliharaan Infrastruktur Pengendali Banjir Henny Pratiwi Adi; Slamet Imam Wahyudi; Hermin Poedjiastoeti
Indonesian Journal of Community Services Vol 3, No 1 (2021): May 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/ijocs.3.1.10-18

Abstract

Kaligawe merupakan salah satu daerah rawan banjir di Kota Semarang. Kawasan Kaligawe termasuk dalam Sub Sistem Kali Tenggang. Penanganan terhadap banjir di Kaligawe telah dilakukan oleh pemerintah berupa normalisasi sungai dan pembangunan sistem polder sebagai bagian dari sistem drainase. Untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan sistem drainase, diperlukan keterlibatan seluruh stakeholders, termasuk partisipasi masyarakat yang bertempat tinggal di dalamnya. Di wilayah Kaligawe, ada beberapa bangunan infrastruktur pengendali banjir seperti kolam retensi, rumah pompa, pintu gerak dan saluran drainase. Bangunan infrastruktur tersebut dapat terganggu fungsinya bila masyarakat tidak peduli, seperti membuang sampah di saluran drainase, merusak kolam retensi, mengambil/mencuri peralatan di rumah pompa dan lain sebagainya. Oleh sebab itu warga di kawasan tersebut perlu mendapatkan edukasi bagaimana hidup di lingkungan sistem polder. Sekolah Dqsar (SD) Kaligawe berada di wilayah Kaligawe, dimana para guru perlu diberikan edukasi agar dapat ikut berpartisipasi dalam pemeliharaan bangunan infrastruktur pengendali banjir. Edukasi yang akan diberikan meliputi pemahaman tentang penyebab dan dampak banjir di Semarang, penanganan banjir dan bangunan infrastruktur pengendali banjir di sekitar sekolah serta mitigasi bencana dan konsep Sekolah Siaga Bencana (SSB). Hasil pre-test terhadap guru, menunjukkan bahwa guru-guru di SD Kaligawe masih banyak yang tidak memahami bangunan pengendali banjir yang ada di sekitar lingkungan kerja mereka. Melalui edukasi yang diberikan dalam penyuluhan, guru-guru bisa memahami peran yang harus dilakukan dalam menjaga keberlangsungan bangunan pengendali banjir. Hasil post-test menunjukkan tingkat pemahaman yang meningkat pada guru-guru terhadap pengendalian banjir di wilayah Kaligawe.Kaligawe is one of the flood areas in the city of Semarang. Kaligawe area is included in the Kali Tenggang Sub-System. The government has handled floods in the area in the form of river normalization and construction of a polder system as part of the drainage system. To ensure the sustainability of the drainage system management, it requires the involvement of all stakeholders, including the participation of the people who live in it. In the Kaligawe area, there are several flood control infrastructure buildings such as retention ponds, pump houses, mobile gates and drainage channels. The function of these infrastructure buildings can be disrupted if the community does not care, such as throwing garbage in the drainage channels, damaging retention ponds, taking / stealing equipment at pump houses and so on. Therefore, residents in the area need to get education on how to live in a polder system environment. SD Kaligawe is located in Kaligawe area, where teachers need education in order to participate in the maintenance of flood control infrastructure. The education that will be provided includes understanding the causes and impacts of floods in Semarang, flood management and building flood control infrastructure as well as disaster mitigation and the concept of Disaster Alert School (SSB). The results of the pre-test conducted in this study showed that many teachers at SD Kaligawe did not understand the flood control buildings that were around their school environment. Through the education provided in counseling, teachers can understand the role that must be played in maintaining the sustainability of flood control buildings. The results of the post test showed an increased level of teachers on understanding of flood control in the Kaligawe area.