cover
Contact Name
Rukhaini Fitri Rahmawati
Contact Email
comdev@iainkudus.ac.id
Phone
+6282231894437
Journal Mail Official
comdev@iainkudus.ac.id
Editorial Address
Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam. Jl. Conge Ngembalrejo PO. Box. 51 Bae Kudus Jawa Tengah Indonesia 59322. Telp. 0291-441613
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
ISSN : 25410563     EISSN : 29856841     DOI : http://dx.doi.org/10.21043/cdjpmi
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam (E-ISSN: 2985-6841/ P-ISSN: 2541-0563) merupakan jurnal terbitan berkala, yang diterbitkan 2 kali dalam setahun. Yakni di bulan Januari-Juni dan Juli- Desember. Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam merupakan jurnal yang bernaung di IAIN Kudus yang berfokus pada Pengabdian Kepada Masyarakat dan Pengembangan Masyarakat Islam. Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam menerima manuskrip dari para praktisi serta akademisi yang bergerak dalam bidang Pengambangan dan Pemberdayaan Masyarakat, Keswadayaan Masyarakat, Sosiologi dan Antropologi, Manajemen Bencana, Ekologi Masyarakat, Analisis Dampak Lingkungan, Corporate social responsibility (CSR), Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)
Articles 102 Documents
The Socialization Of Perma Number 5 Of 2019 Concerning Guidelines To Address Applications For Marriage Dispensation As An Effort To Prevent Child Marriage In Boyolali Ngazizah, Inna Fauziatal
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 6, No 2 (2022): Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/cdjpmi.v6i2.16708

Abstract

The purpose of the stipulation of Supreme Court Regulation Number 5 of 2019 concerning Guidelines for Adjudicating Applications for Marriage Dispensation is to overcome problems regarding applications for marriage dispensations in the Religious Courts. The reality that is happening in society is actually increasing. Based on this, this activity aims to determine the extent of public understanding about the impoartance of the marriage age limit, and to prevent child marriage in Boyolali through socialization of Supreme Court Regulation Number 5 concerning Guidelines for Adjudicating Applications for Marriage Dispensation. The analytical methodology used in this study is juridical-sociological with complementary data which is the distribution of information through interviews with informants through several question indicators described in the discussion. The results of this study indicate that people do not fully understand the importance of the age limit for marriage. So that the socialization of Supreme Court Regulation Number 5 of 2019 concerning Guidelines for Adjudicating Applications for Marriage Dispensation is necessary to suppress child marriage rates for Boyolali. 
Mengenal Tuhan (Pola Pembinaan Keagamaan eks Wanita Tuna Susilo) Hadziq, Abdulloh
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 3, No 2 (2019): Community Development Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/cdjpmi.v3i2.6455

Abstract

AbastrakMasalah serius yang terjadi berkaitan dengan Wanita Tuna Susila (WTS) adalah semakin meningkatnya jumlah serta eksistensi Wanita Tuna Susila. Pembinaan keagamaan dilihat sebagai salah satu wadah atau media untuk memperbaiki dan mengembalikan kepribadian para wanita eks tuna susila sesuai dengan norma-norma dan ajaran syariat agama Islam yang berlaku. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptik dengan tekhnik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyebutkan pola pembinaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembiasaan. Metode pembiasaan dilakukan dalam kegiatan yang bersifat lahiriyah dan juga batiniyah. Kegiatan yang bersifat lahiriyah dan batiniyah tersebut meliputi Konseling, pembinaan mental, sholat berjamaah, belajar al qur’an dan mengikuti kajian / pengajian.
Peranan Dakwah Dalam Pengembangan Masyarakat Islam Zaini, Ahmad
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 1, No 1 (2016): Community Development Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/cdjpmi.v1i1.2579

Abstract

Eksistensi dan keberadaan Islam hingga saat ini salah satunya karenaadanya dakwah. Dakwah telah dilakukan oleh zaman Rasulullah saw.hingga sekarang ini. Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang berbicaratentang dakwah, diantaranya Ali Imran ayat 104, 110, an-Nahl ayat 125,dan sebagainya. Bila ditelusuri pada zaman Rasulullah saw., dakwahyang dilakukan oleh beliau bersifat untuk meluruskan dan merubahkejahiliahan perilaku kaum Quraisy. Rasulullah ketika berdakwah diMekah, poin penting yang disampaikan oleh beliau adalah tentangkeesaan Allah (tauhidulllah). Materi ini penting disampaikan pertama kalikarena sebagai pondasi dasar untuk keberlangsungan dakwah berikutnya. Dakwah yang beliau lakukan di Mekah penuh dengan tantangan dan halangan. Berbeda ketika dakwah di Mekah, materi dakwah di Madinahseputar sosial kemasyarakatan. Pembinaan yang dilakukan Rasulullahsaw. lebih banyak ditekankan pada pembentukan masyarakat muslim ditengah-tengah masyarakat non muslim. Madinah selain dihuni oleh umatIslam, juga dihuni oleh kaum Yahudi maupun Kristen. Ayat-ayat al-Quranyang turun di periode ini lebih ditekankan pada masalah muamalah,kenegaraan, hubungan antaragama (toleransi), dan sebagainya. Dakwahyang dicontohkan oleh Rasulullah ketika di Mekah dan Madinahdapat dijadikan sebagai sebagai cerminan untuk berdakwah bagi umat Islam sekarang ini hingga seterusnya. Kehidupan masyarakat Islam di tengah-tengah aliran yang beragam dapat dijadikan contoh bagaimanaseharusnya mengembangkan dakwah di tengah-tengah masyarakat yangplural dan  majemuk.
Dakwah dan Penyelenggaraan Pendidikan Tentang Haji: Strategi Pengembangan Masyarakat Islam Humanis-Religius Fa'atin, Salmah
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 3, No 1 (2019): Community Development Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/cdjpmi.v3i1.5623

Abstract

AbstractThe phenomenon of high enthusiasm for Hajj among Muslim communities is an indicator of the magnitude of the impact and benefits obtained from its implementation. The benefits of Hajj religious-humanists have undergone many shifts to the economic sphere and social status. This is inseparable from the results of people's understanding of the Hajj ritual and its ins and outs. Community understanding is closely related to the results of education and teaching obtained in formal and non-formal education activities. A good strategy is needed to produce an understanding of the Hajj correctly and with quality. This article aims to develop a strategy for developing a humanist-religious Islamic community through holistic education about Hajj. The phenomenon of hajj in society is described and analyzed using descriptive-analytical methods, then studied the development of teaching and developed using holistic education theory. The results show that holistic education about hajj requires an integrative approach in teaching the theme of the Hajj, by understanding the text about Hajj with various approaches to the fields of science, religion, socio-culture, economics and psychology. Multidisciplinary science will provide an understanding of the Hajj as a whole and comprehensively, so that the extinction of Hajj can be manifested in the realm of social life in a real way as the moral ideal of pilgrimage pilgrimage.Keywords:      community development, holistic education, teaching strategies
Optimization of BUMDes in the Social Development of Ponggok Village Community, Polanharjo, Klaten Hidayah, Sri Noor Mustaqimatul
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 7, No 1 (2023): Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/cdjpmi.v7i1.17017

Abstract

Optimization of BUMDes in the Social Development of Ponggok Village Community, Polanharjo, Klaten. This study aims to reveal the Optimization of BUMDes in the Social Development of Ponggok Village Community, Polanharjo, Klaten. Research on Optimizing BUMDes in Village Community Social Development was conducted using a qualitative approach with the type of field research with data collection techniques using Interview, Observation and Documentation techniques. The research subjects or informants in this study were the head of Ponggok Village, the Director of BUMDes Tirta Mandiri and the Ponggok Village Community. The results showed that the optimization of the Tirta Mandiri BUMDes in Ponggok Village in social development was implemented in various programs, namely: Community participation in every BUMDes program, Social Activities (compensation), one bachelor's house program, increasing the productivity of BUMDes human resources with training and capacity building of human resources. , Development of health services, Development of community productive activities through SMEs, and routine village recitations. Optimization of BUMDes Tirta Mandiri Ponggok Village in social development aims to improve the quality of human life in a complete way, namely meeting human needs ranging from physical to social needs.
Improving Student Soft Skills Through Seminars, Training, And FGDs Carried Out In Blended Learning Maghfirah, Nuril
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 6, No 1 (2022): Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/cdjpmi.v6i1.15942

Abstract

Students must have qualified soft skills according to their scientific fields and the needs of stakeholders so that they have high competitiveness. Students of the Islamic Community Development Study Program are required to have one type of soft skills, namely communication. The main thing is public speaking and negotiation skills. These abilities must be continuously honed and improved. This study aims to determine the improvement of student soft skills through a series of activities in the form of seminars, training, and Focus Group Discussions (FGD). The object of the study was 30 seventh-semester students of the Islamic Community Development Study Program of IAIN Kudus. A series of activities in the form of seminars, training, and FGDs through in blended learning for five consecutive days with a total of 40 JPL along with evaluations on each material. This study used a quantitative approach with t-tests (pretest and posttest) using SPSS version 26. Based on the results of the t-test, the mean of pretest (67.57) and posttest (73.30) was obtained and a significancy of <0.05. These results show that seminars, training, and FGDs through blended learning have a significant effect on improving student soft skills.
Kolaborasi Pemerintahan Desa Dan Masyarakat Dalam Penanggulangan Pada Dampak Pandemi Covid 19 Di Desa Karang Yulianti, Riska; Khalimatussa'diyah, Nur
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 4, No 1 (2020): Community Development Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/cdjpmi.v4i1.9519

Abstract

Tujuan dalam penulisan ini adalah menjelaskan bahwa kolaborasi masyarakat pada penanggulangan dan pecegahan pada pandemic corona virus disease 19 ( covid 19) di Desa Karang itu sangat penting. Dalam penanggulangan dan pencegahan dampak pandemi covid 19 ini pemerintahan desa dan tokoh- tokoh desa ikut unggul dalam kegiatan aksi tersebut. Pada kolaborasi penanggulangan ini menggunakan metode kualitatif dan metode PAR yang di lakukan dengan cara membentuk progam aksi  pratisipasi masyarakat yang bertujuan untuk mengubah kondisi sosial dari pandemic covid tersebut. Kolaborasi yang di lakukan masyarakat tersebut merupakan salah satu kunci utama dalam menjalankan keberhasilan dalam pencegahan dan juga penyebaran wabah Covid-19 ini. Sosial Distancing ataupun Physical distancing merupakan salah satu kegiatan utama yang harus diterapkan guna untuk memotong rantai dari penyebaran virus corona atau biasa disebut dengan Covid-19. Sebagian masyarakat pun sadar maka masyarakat akan mengikuti mekanisme dalam pembatasan sosial ini, tetapi  masih ada sebagian juga yang belum berpartisipasi dalam aksi penanggulangan penyebaran covid 19.Tulisan ini mengkasi Kolaborasi masyrakat dalam pencegahan penyebaran virus pandemic Covid-19 di Desa Karang. Penanganan penyebaran pandemic virus Covid-19 ini dapat terlaksanakan dengan baik jika masyarakat ikut serta mengikuti himbauan yang di buat oleh pemerintah untuk selalu melakukan kegiatan- kegiatannya salah satunya melakukan jaga jarak dan tetap tinggal di rumah (stay at home).
UPACARA TRADISIONAL MASYARAKAT MUSLIM KUDUS DALAM PERSPEKTIF SOSIAL BUDAYA ISLAM Masturin, Masturin
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 2, No 2 (2017): Community Development Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam (Article In Press)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/cdjpmi.v2i2.3304

Abstract

 Pada dasarnya agama berasal dari manusia yang mengalami pertemuan dengan sesuatu yang supranatural. Pertemuan ini, yang dalam istilah dikenal dengan pengalaman religius, terungkap dalam berbagai bentuk pengungkapan. Joachim Wach membagi pengungkapan pengalaman religius/keagamaan dalam tiga bentuk : (1) tindakan (action), (2) pemikiran (thought) dan (3) jama’ah (fellowship). Menghidupkan kembali spiritualitas sebenarnya telah menjadi kesadaran bukan saja di kalangan Islam. Hal ini dampak dari perkembangan denominasi dan gerakan spiritualisme di kalangan Kristiani,  Yahudi dan Shinto di berbagai belahan dunia. Naisbitt & Aburdene misalnya mencatat bahwa sejak tahun 1960-an agama jalan utama atau kelompok arus besar agama mengalami kemunduran, namun kelompok-kelompok yang lebih menekankan pada dimensi spiritualitas terus meningkat. atas pengamatannya di masyarakat barat. Bahkan Naisbitt meramalkan milinium ketiga sebagai abad spiritualitas. Kesadaran ini juga muncul di kalangan kepercayaan lokal, sehingga memunculkan banyak kelompok spiritualisme-nativistik. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa spiritualitas Islam sebagai respon terhadap persoalan sosial-budaya kontemporer bukan saja menjadi keharusan, namun sekaligus menjadi kebutuhan dan keharusan sejarah, baik masa dulu, kini maupun pada abad mendatang. Permasalahannya yang muncul kemudian adalah bagaimana format spiritualitas baru Islam ke depan.
Pembentukan Masyarakat Bersendikan Moralitas Agama Farida, Farida
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 2, No 1 (2017): Community Development Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam (Article In Press)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/cdjpmi.v2i1.20039

Abstract

Kumpulan manusia yang memiliki berbagai kesamaan serta diikat oleh aturan sosial agama disebut sebagai masyarakat. Meskipun individu dengan karakteristik yang berbeda-beda, kebutuhan dan tujuan yang beragam namun dapat bersama dalam ikatan masyarakat (baik masyarakat desa atau kota, masyarakat tradisional atau modern), yang terpenting adalah adanya rasa nyaman dari seluruh anggota masyarakat. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan kesadaran dari setiap individu untuk taat pada norma yang disepakati, terutama adalah keyakinan dan pengalaman terhadap keyakinan yang akan membentuk masyarakat. Keyakinan keEsaan Allah menjadi modal fitrah setiap manusia, yang akan diwujudkan dalam kegiatan ibadah serta perilaku moralitas berdasarkan agama Islam. Oleh karenanya, pembentukan masyarakat yang ideal melalui moralitas agama adalah cara yang tepat, karena sifatnya yang universal namun dapat dipahami secara logika bahwa moral merupakan sikap menghargai dan tidak merugikan orang lain serta bukti secara nyata dalam perilaku keberagamaan di kehidupan sehari-hari untuk kebaikan sesama manusia dan lingkungan.
Strategi Pemberdayaan Pemuda Melalui Kesenian Rebana di Desa Golantepus, Kudus Yusroh, Rovi Qotul
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 4, No 2 (2020): Community Development : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/cdjpmi.v4i2.8847

Abstract

Tergerusnya kesenian tradisional menjadikan permasalahan tersendiri pada era modern seperti sekarang ini, misalkan saja kesenian rebana yang semakin kurang diminati dikalangan anak muda. Sehingga perlu adanya berbagai strategi pemberdayaan yang tidak hanya memberikan edukasi, melainkan juga memberikan wawasan dan pelestarian pada kesenian tersebut. adanya pemberdayaan terkait dengan kesenian rebana dikalangan pemuda, dapat dilakukan dengan menggunakan metode pemberdayaan, yang dilakukan dengan menggunakan metode PAR. yang mana, tidak hanya kegiatan yang terkait dengan penelitian saja, melainkan juga adanya aksi nyata dalam pemberdayaan. Sehingga artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran terkait dengan pemberdayaan pemuda melalui kesenian rebana. Dengan melibatkan para pemuda di golantepus, kudus sebagai subjek sekaligus sumber primer penelitian. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara, dan juga observasi lingkungan. Yang mana, di dapatkan hasil utama antara lain; ke kurang minatan pada kesenian rebana yang ada dikarenakan kurangnya sosialisasi ataupun edukasi terkait dengan kesenian rebana; belum maksimalnya dukungan yang diberikan dari pemerintah desa terkait dengan pelestarian kesenian tersebut.

Page 1 of 11 | Total Record : 102