Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Tinjauan Hukum Islam terhadap Akad Istishna’ (Studi pada Jual Beli dan Pemasaran Usaha Mebel CV Dua Putra Jati Jepara) Inna Fauziatal Ngazizah; Luqman Nurhisam; M. Amirrul Mubaraq
TAWAZUN : Journal of Sharia Economic Law Vol 6, No 1 (2023): Tawazun: Journal of Sharia Economic Law
Publisher : Sharia Faculty Islamic Economic Law Study Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/tawazun.v6i1.16394

Abstract

The purpose of this research is to know the sales system and implementation of istishna’ contract in the furniture industry in du putra jati furniture jepara. This study uses a qualitative type of research with an emphasis on the results of data collection from the specified informants which are descriptive with the approach used is the Islamic economics approach and the phenomenological approach. This research was conducted at CV Dua Putra Jati Jepara city. Data collection methods include observation, interviews, and document review. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation and verification. Informants and respondents from the study include the owner of the CV Dua Putra Jati Furniture Jepara, employees and customers. The results of this study indicate that the Furniture Industry sales system at CV Dua Putra Jati Furniture begins with receiving orders from consumers via telephone, SMS or WhatsApp with specifications determined by the buyer regarding the size, model and price agreement with the Down Payment (DP) payment system by the maker by 50 percent and the rest is paid off when the goods are finished in work. Products that have been completed in the work will be checked first before being delivered to consumers accompanied by a sales invoice (invoice). Implementation of the istishna’ contract in the sales system at CV Dua putra Jati Furniture Jepara has complied with the principles of buying and selling istishna’ contracts, ordering and payment systems made in accordance with the ordering and payment system in the istishna’ contract.
The Socialization Of Perma Number 5 Of 2019 Concerning Guidelines To Address Applications For Marriage Dispensation As An Effort To Prevent Child Marriage In Boyolali Ngazizah, Inna Fauziatal
Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 6, No 2 (2022): Community Development: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/cdjpmi.v6i2.16708

Abstract

The purpose of the stipulation of Supreme Court Regulation Number 5 of 2019 concerning Guidelines for Adjudicating Applications for Marriage Dispensation is to overcome problems regarding applications for marriage dispensations in the Religious Courts. The reality that is happening in society is actually increasing. Based on this, this activity aims to determine the extent of public understanding about the impoartance of the marriage age limit, and to prevent child marriage in Boyolali through socialization of Supreme Court Regulation Number 5 concerning Guidelines for Adjudicating Applications for Marriage Dispensation. The analytical methodology used in this study is juridical-sociological with complementary data which is the distribution of information through interviews with informants through several question indicators described in the discussion. The results of this study indicate that people do not fully understand the importance of the age limit for marriage. So that the socialization of Supreme Court Regulation Number 5 of 2019 concerning Guidelines for Adjudicating Applications for Marriage Dispensation is necessary to suppress child marriage rates for Boyolali. 
Ziadat Ṭalabat ' Īefa' Alzawaj 'Athna' Tafashiy Maraḍ Fayrus Kuruna Fi Mahkamat Buywlali Min Manẓur Alqanun Al'iislamī Riyadi, Fuad; Ngazizah, Inna Fauziatal
YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam Vol 14, No 2 (2023): YUDISIA: Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/yudisia.v14i2.22978

Abstract

الزواج المبكر مشكلة مجتمعية لا يمكن حلها بالشكل الصحيح. لقد أظهرت حالات الزواج المبكر في الواقع زيادة كبيرة إلى حد ما في محكمة بويولالي الدينية منذ جائحة كوفيد-19. يهدف هذا البحث إلى تحديد عملية طلب الإعفاء من الزواج في محكمة بويولالي الدينية أثناء الوباء. بصرف النظر عن ذلك، يهدف هذا البحث إلى استكشاف العوامل الدافعة لزيادة طلبات الزواج في محكمة بويولالي الدينية أثناء الوباء ودراسة الزيادة في طلبات الزواج في محكمة بويولالي الدينية أثناء الوباء من الشريعة الإسلامية و المنظور الصحي. طريقة البحث المستخدمة هي القانونية التجريبية. وأظهرت نتائج البحث أن عملية تقديم طلبات إعفاء الزواج أثناء الجائحة تتم وفق الإجراءات المعمول بها، ومن العوامل التي تحدث في الزواج المبكر العوامل الاقتصادية والتربية الاجتماعية والأسرة والتأثير السلبي للزواج المبكر، خطر الحمل الذي يؤدي إلى وفاة الطفل والأم، وخطر العنف المنزلي، وخطر الطلاق، بحيث أنه وفقا للشريعة الإسلامية، فإن الزواج المبكر ليس من تعاليم الإسلام لأنه ينتهك حقوق الأطفال في النمو. حسب أعمارهم ويميل إلى جلب الضرر بدلاً من البركات
Hak Perempuan atas Kepemimpinan di Indonesia: Studi Komparasi Tata Negara dan Hukum Islam Aulia, Rahma; Ngazizah, Inna Fauziatal; Ma'arif, Muhamat Nur; Nubahai, Labib
Politea : Jurnal Pemikiran Politik Islam Vol 6, No 2 (2023): Politea : Jurnal Pemikiran Politik Islam
Publisher : State Islamic Institute of Kudus (IAIN Kudus)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/politea.v6i2.23501

Abstract

Indonesia is a country with a fairly high level of Islamic culture in its implementation. Islam itself is a religion that tends to place certain restrictions on women compared to men, but in reality many Muslim women become leaders in Indonesia. So how does Islamic law actually view this condition. The research aims to find out how the concepts of state and Islam relate to women's leadership. To find out the scale of success of women's leadership in Indonesia. This research method uses normative juridical. The results of this research are that based on the history of the Abi Bakrah hadith, it is clear that women are not permitted to occupy public leadership. Meanwhile, according to the state, the Election Law does not require a certain gender to lead. In addition, based on the scale of findings in this research, several regions in Indonesia that are led by women show community acceptance which is supported by a relatively high level of community satisfaction and are able to resolve problems that exist in society with a more humanistic approach compared to some areas led by men.
Praktik Tradisi Ruwatan Murwokolo di Kaliori Rembang: Sinergi Antara Kepercayaan Lokal dan Nilai-Nilai Syariah: The Practice of the Ruwatan Murwokolo Tradition in Kaliori Rembang: Synergy Between Local Beliefs and Sharia Values Maulana, Muhammad Lutfi; Ngazizah, Inna Fauziatal
QULUBANA: Jurnal Manajemen Dakwah Vol. 5 No. 2 (2024): Qulubana: Jurnal Manajemen Dakwah
Publisher : STAI Terpadu Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54396/qlb.v5i2.1588

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika antara kepercayaan lokal yang melandasi tradisi ruwatan murwokolo dan pandangan syariah terhadap praktik tersebut. Penelitian ini menggunakan metode dengan pendekatan kualitatif, melalui wawancara mendalam dengan, pelaku, tokoh adat dan tokoh agama, serta analisis literatur terkait. Penelitian dilakukan di Kaliori Kabupaten Rembang. Ruwatan murwokolo dilakukan sebagai upaya untuk membersihkan diri dari nasib buruk atau kesialan yang diyakini melekat pada seseorang. Tradisi ini melibatkan serangkaian ritual dan penggunaan simbol-simbol khas yang diwariskan secara turun-temurun. Dari perspektif lokal, ruwatan murwokolo memiliki makna spiritual yang mendalam dan merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Kaliori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi ruwatan murwokolo di Kaliori termasuk kedalam ‘Urf shahih karena pelaksanaan pelarungan sesajen setelah adanya prosesi ruwatan tidak dilarung begitu saja tetapi diniati untuk membuang sial, tradisi ruwatan murwokolo juga terdapat praktik sedekah dalam prosesinya, dan pelaksanaanya berjalan bersamaan antara budaya dan agama Islam. Harmonisasi sebagai metode yang terstruktur dengan baik dan berjalan secara efektif. Dengan melaksanakan prinsip- prinsip toleransi, intregasi tanpa sinkretisme, dan kearifan lokal berhasil menciptakan lingkungan yang harmonis karena antara kepercayaan lokal dan nilai-nilai syariah menjadi pembaruan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan tetap melestarikan tradisi tanpa bertentangan dengan hukum Islam.
Interpretasi Husein Muhammad Terhadap Batasan Ta’zir pada Isteri Nusyuz Abdillah, Kudrat; Maylissabet; Hibah; Inna Fauziatal Ngazizah; M. Taufiq
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 5 No 02 (2023)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk memahami tentang ta’zir nusyuz isteri terhadap suami dalam al-Qur’an yang menjelaskan bahwasanya pernikahan yang dianjurkan oleh Islam dimaksudkan pertama sebagai cara yang sehat dan bertanggung jawab dalam mewujudkan cinta dan kasih sayang antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, pernikahan juga akan menimbulkan akibat hukum, baik berupa hak maupun kewajiban suami isteri. Ketika seorang isteri tidak menjalankan kewajibannya dengan baik, maka isteri tersebut bisa dikatakan nusyuz. Nusyuz isteri menurut Husein Muhammad, keluarnya isteri dari rumah tanpa izin dan tidak taat terhadap suami, serta keengganan untuk berhubungan intim dengan suami tanpa alasan yang benar. Hasil penelitian menunjukkan dalam Hukum Islam, Allah menetapkan pernikahan dan hak-hak kewajiban bagi suami isteri. Jika isteri tidak menjalankan kewajibannya dengan baik, maka isteri bisa dikatakan nusyuz. Hak seorang suami yang berhak untuk memberikan ta’zir kepada isteri, dengan cara meninggalkan tempat tidurnya. Sedangkan pemikiran Husein Muhammad mengenai ta’zir nusyuz isteri terhadap suami dalam al-Qur’an adalah menentukan perbuatan nusyuz isteri terhadap suami yang berkaitan dengan tahapan terakhir dalam penyelesaian nusyuz, yaitu pukullah. Ada beberapa proses ta’zir untuk isteri yang berbuat nusyuz menururt Husein Muhammad, yaitu dengan cara memberikan nasehat, pisah dari tempat tidur, dan memberikan pukulan kepada isteri yang tidak melukai isterinya.
Jual Beli Akun Game Online Perspektif Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Maylissabet, Maylissabet; A. Khalilur Rahman Bakir; Inna Fauziatal Ngazizah; M. Taufiq; Kudrat Abdillah
TERAJU: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 6 No 01 (2024)
Publisher : P3M dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/teraju.v6i01.1700

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah memandang transaksi jual beli akun permainan atau game online di kalangan anak muda. Permainan tersebut dikatakan game online karena ada kaitanya dengan internet yang tentunya juga memerlukan data seluler atau kuota internet. Game tersebut seperti game Clash Of Clans, PUBG, Mobile Legend, HAGO, Free Fire, Domino Gaple Online, dan lain sebagainya. Secara umum akun game online bukanlah sesuatu yang lazim diperjualbelikan. Maka dari itu, tulisan ini mencoba mengungkapkan bagaimana analisis dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah terhadap jual beli tersebut. Hasilnya ditemukan bahwa jual beli akun game online merupakan jual beli yang sah, karena memenuhi rukun dan syarat dalam jual beli. Terdapat kesesuaian dalam transaksi jual beli akun game online dengan ketentuan yang ada di Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. Akun game online merupakan benda yang dzohir (tampak) atau ada, akun game online juga bisa diserahkan dan mempunyai ketentuan harga tersendiri. Akun game online tersebut sama-sama diketahui kekhususannya oleh penjual dan pembeli, serta jika ditransaksikan jual beli akun game tersebut mempunyai nilai tertentu.
Criminal Acts in Completing Early Marriage Requirements: Tuku Umur Practices in Islamic Communities in Central Java, Indonesia Ismawayati, Any; Ngazizah, Inna Fauziatal
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol 6, No 1 (2022): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sjhk.v6i1.13001

Abstract

The goal of Law Number 16 of 2019 concerning Amendments to Law Number 1 of 1974 Concerning Marriage is to reduce the high rate of early marriage because it violates the rights and development of children. In fact, the rate of child marriage in Indonesia is rising. This circumstance raises the question of whether or not the current regulations are effective. This study seeks to determine the extent to which the Islamic community in Central Java understands the significance of the age limit for marriage. This study also determines why the Islamic community in Central Java prefers "Tuku umur" to fulfill the requirements for early marriage and to determine whether "Tuku umur" constitutes a criminal act. This research employed a juridical-sociological approach with complementary data, namely the distribution of information through interviews with informants in response to several question indicators indicated in the discussion. According to the findings of this study, the Islamic community of Central Java has not fully grasped the significance of the age limit for marriage; hence they tend to disregard these regulations. This study reveals that some Muslim communities in Central Java prefer to practice the "Tuku umur" to fulfill the conditions for early marriage since it is simpler than seeking a marriage dispensation. In addition, the findings of this study imply that "Tuku umur" is a criminal act because it contains falsified data. Additionally, Tuku umur is a bribery offense, one of the sorts of corruption.
Menyoal Independensi Mahkamah Konstitusi Pasca Pergantian Hakim Mahkamah Konstitusi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Munir, Sirajul; Aulia, Rahma; Ngazizah, Inna Fauziatal
CREPIDO Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Crepido November 2023
Publisher : Bagian Dasar-Dasar Ilmu Hukum & Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/crepido.5.2.207-216

Abstract

Munculnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 96/PUU-XVIII/2020 berimplikasi pada jabatan hakim konstitusi yang jabatannya tidak berdasarkan periodisasi. Hal ini direspon oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan mengganti hakim Mahkamah Konstitusi yang berasal dari usulan lembaga Dewan Perwakilan Rakyat. Alasannya, hakim tersebut tidak sejalan dengan Dewan Perwakilan Rakyat yang berkali-kali membatalkan ketentuan undang-undang yang merupakan hasil legislasi Dewan Perwakilan Rakyat. Situasi ini menunjukkan bahwa ada konflik kepentingan (conflict of interest) karena menganggap hakim Mahkamah Konstitusi merupakan reprensentasi lembaga pengusul yang berpotensi mengganggu independensi dan mengingkari prinsip check and balances. Penulis menggunakan pendekatan hukum, kasus dan konseptual untuk menjawab permasalah yang sedang diteliti. Penggantian hakim Mahkamah Kontsitusi dengan dasar sering membatalkan ketentuan undang-undang yang merupakan hasil legislasi Dewan Perwakilan Rakyat merupakan bentuk intervensi terhadap independensi hakim. Hal ini merupakan bentuk penyipangan terhadap tujuan awal berdirinya Mahkamakah Kontsitusi yakni penguatan sistem check and balances dengan prinsip supremasi Konstitusi. Pengisian jabatan hakim Mahkamah Konstitusi yang melibatkan tiga cabang kekuasaan tidak dimaksudkan sebagai representasi kepentingan dari ketiga cabang kekuasaan tersebut tetapi untuk menjamin  imparsialitas dalam hubungan antar lembaga negara.
Effectiveness Of Child Protection Law In Fulfilling The Right To Child Custody (Hadhanah) In Kudus Indonesia Ngazizah, Inna Fauziatal; Yawaee, Hamdan; Abdillah, Kudrat; Abidin, Muhammad Zainal
Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM Vol. 32 No. 2: MEI 2025
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/iustum.vol32.iss2.art1

Abstract

The protection of children's rights is a fundamental aspect in the Indonesian legal system, as stipulated in Law Number 23 of 2002 concerning Child Protection. In this context, the fulfillment of child custody (hadhanah) is one of the crucial issues to be studied, especially in areas that have complex social and cultural dynamics such as Kudus Regency Indonesia. This study aims to analyze the effectiveness of legal implementation in ensuring the fulfillment of child custody in the region. Using legal research methods and qualitative approaches, data was obtained through structured interviews with 15 informants spread across 9 sub-districts in Kudus Regency Indonesia. The results of the study show that there is still a significant gap between the applicable legal norms and the reality in the field. Various cases of violence against children, economic exploitation, and neglect of basic rights such as access to education and health are still often found. Some of the factors that affect the effectiveness of child protection include low public awareness of the importance of children's rights, the lack of active role of local governments, and the limited family economy which has implications for the neglect of children's rights. Therefore, this study recommends increasing the intensity of legal socialization to the community, strengthening the role of child protection institutions, and optimizing child protection policies that are preventive and responsive. These findings are expected to be strategic considerations for policymakers, legal practitioners, and the wider community in strengthening the child protection system comprehensively in Kudus Regency Indonesia.Keywords: Child protection, children's rights, effectiveness, Kudus Regency. AbstrakPerlindungan hak anak merupakan aspek fundamental dalam sistem hukum Indonesia, sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dalam konteks ini, pemenuhan hak asuh anak ( hadhanah ) menjadi salah satu isu krusial yang menarik untuk dikaji, terutama di daerah dengan dinamika sosial dan budaya yang kompleks seperti Kabupaten Kudus, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas implementasi hukum dalam menjamin pemenuhan hak asuh anak di wilayah tersebut. Dengan menggunakan metode penelitian hukum dan pendekatan kualitatif, data diperoleh melalui wawancara terstruktur dengan 15 informan yang tersebar di 9 kecamatan di Kabupaten Kudus, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan yang cukup signifikan antara norma hukum yang berlaku dengan kenyataan di lapangan. Berbagai kasus kekerasan terhadap anak, eksploitasi ekonomi dan pengabaian hak-hak dasar seperti akses pendidikan dan kesehatan masih sering ditemukan. Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas perlindungan anak antara lain rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hak anak, minimnya peran aktif pemerintah daerah, dan terbatasnya perekonomian keluarga yang berimplikasi pada pengabaian hak anak. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan peningkatan intensitas sosialisasi hukum kepada masyarakat, penguatan peran lembaga perlindungan anak, dan optimalisasi kebijakan perlindungan anak yang bersifat preventif dan responsif. Temuan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan strategis bagi para pembuat kebijakan, praktisi hukum, dan masyarakat luas dalam memperkuat sistem perlindungan anak secara komprehensif di Kabupaten Kudus, Indonesia.Kata Kunci: Perlindungan anak, hak anak, efektivitas, Kabupaten Kudus.