cover
Contact Name
Novena Adi Yuhara
Contact Email
novena@ukrimuniversity.ac.id
Phone
+6281329032354
Journal Mail Official
jfki@ukrimuniversity.ac.id
Editorial Address
Jalan Solo km 11,1 Kalasan Sleman DI Yogyakarta
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN INDONESIA
ISSN : -     EISSN : 27784818     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Farmasi dan Kesehatan Indonesia (JFKI) merupakan jurnal resmi yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi, Universitas Kristen Immanuel. Jurnal Farmasi dan Kesehatan Indonesia (JFKI) memiliki fokus pada penelitian secara khusus di bidang Farmasi dan umumnya di bidang Kesehatan. Fokus Topik penelitian JFKI: 1. Farmasi komunitas 2. Farmasi Manajemen 3. Farmasi klinis 4. Biologi Farmasi 5. Kimia Farmasi 6. Teknologi Farmasi Jurnal Farmasi dan Kesehatan Indonesia (JFKI) mengundang peneliti, pengajar dan praktisi di bidang farmasi dan kesehatan untuk menerbitkan karya penelitian dalam bentuk original research dan literature review dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris. Jurnal Farmasi dan Kesehatan Indonesia (JFKI) terbit secara cetak dan online dengan frekuensi terbit 2 kali setahun (Maret dan September) serta dapat diakses oleh umum secara gratis.
Articles 37 Documents
KAJIAN NARATIF: DRUG TARGET THERAPY PADA PASIEN NON SMALL CELL LUNG CANCER (NSCLC) DENGAN MUTASI EGFR POSITIF Nova Ermawati
JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN INDONESIA Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Farmasi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jfki.v3i1.408

Abstract

Kanker paru merupakan salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian terbesar dari kejadian kanker di seluruh dunia. Menurut WHO di tahun 2018, telah terjadi lebih dari 2 juta kasus baru, dimana lebih dari 1,8 juta meninggal karena kanker paru. Sebuah penelitian dilakukan di RS. dr. Soetomo, Surabaya pada tahun 2019 yang melibatkan 335 pasien kanker paru (55,53% laki-laki dan 44,47% wanita). Dalam penelitian tersebut 87,44% diantaranya sudah mengidap kanker paru stage IV pada saat pemeriksaan awal. Selain itu, dari data histopatologinya, 79,37% terdiagnosis NSCLC jenis adenokarsinoma. Terapi pasien kanker paru jenis NSCLC dengan mutasi EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor) positif, salah satunya adalah dengan menggunakan drug target therapy, yaitu obat golongan Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI). Kajian naratif ini mereview perkembangan terapi pasien kanker paru jenis NSCLC dengan mutasi EGFR positif menggunakan obat golongan TKI. Penelitian yang digunakan sebagai dasar kajian diambil dari PubMed dan Google Scholar sebagai database. Di Indonesia, beberapa obat golongan TKI ini telah digunakan dalam BPJS sebagai lini pertama dari terapi pasien kanker paru jenis NSCLC dengan mutasi EGFR positif, antara lain gefitinib, erlotinib dan afatinib. Fokus outcome terapi NSCLC berbasis TKI ini adalah antara lain untuk meningkatkan Overall Survival/OS serta Progression-Free Survival (PFS). Namun demikian adanya mekanisme resistensi pada gen EGFR mengakibatkan terbatasnya outcome terapi menggunakan obat golongan TKI. Untuk itu perlu adanya studi lebih lanjut untuk menemukan terapi yang efektif untuk mengatasi resistensi pada gen EGFR.
PENENTUAN KADAR KAFEIN DALAM BUNGA, BIJI, KULIT BUAH DAN DAUN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) WONOLELO MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV Putri, Mega; Beta Ria Erika Marita Dellima
JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN INDONESIA Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Farmasi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jfki.v3i2.413

Abstract

Arabica coffee is a type of coffee that is widely cultivated in Indonesia. Caffeine is one of the secondary metabolites contained in coffee with various biological benefits. Caffeine belongs to the class of alkaloids of the methylxanthine group. Caffeine is distributed in different parts of the coffee plant in the leaves, cotyledons and flowers. Various studies have proven that the caffeine content in each part of the coffee plant has varying levels. This study aims to determine which part of the Arabica coffee plant comes from Wonolelo, Temanggung with the highest caffeine content. Powder of flowers, leaves, seeds and fruit skins of Arabica coffee were extracted with distilled water and then extracted liquid-liquid with chloroform, the chloroform fraction obtained was evaporated to form crystals containing caffeine. The results were analyzed quantitatively by UV spectrophotometry. The absorbance results were obtained from UV spectrophotometric readings, then the caffeine content in the sample was calculated and analyzed using SPSS software. Quantitative test stated that the highest to the lowest caffeine content were fruit peels of 3.232%, seeds (0.771%), flowers (0.509%), and leaves (0.24%). The results of this study are different compared to previous studies. This can occur due to differences in extraction methods, sample age, roasting conditions, grinding degree, geographical origin, such as growing locations at different altitudes, soil types, rainfall, harvest time, and intensity of exposure to sunlight.
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR KLOROFIL DAN KAROTENOID BROKOLI (Brassica oleracea L. var. italica Plenck) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis Eni Kartika Sari; Mega Karina Putri
JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN INDONESIA Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Farmasi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jfki.v3i1.422

Abstract

Brokoli pada umumnya dikenal sangat kaya dengan kandungan metabolit sekunder, seperti alkaloid, flavonoid, tanin, mineral, serat pangan, betakaroten, dan klorofil. Betakaroten dan klorofil yang terkandung dalam brokoli sangat penting bagi manusia karena memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan antimutagenik. Sedangkan karotenoid dikenal sebagai prekursor vitamin A (beta karoten) yang dikembangkan sebagai efek protektif melawan sel kanker, penyakit jantung, mengurangi penyakit mata, antioksidan, dan regulator dalam sistem imun tubuh. Oleh karena pentingnya mengetahui kadar klorofil dan karotenoid dalam brokoli sebagai referensi nilai gizi maka dilakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh waktu penyimpanan terhadap kadar klorofi dan karotenoid. Tahapan dalam penelitian ini meliputi preparasi sampel, kemudian variasi penyimpanan 48 jam, 72 jam, 96 jam dan 120 jam, dilanjutkan analisis sampel dengan metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 663; 645; 480 nm. Hasil penelitian menunjukkan lama waktu penyimpanan dapat mempengaruhi kadar klorofil dan karotenoid pada brokoli. Kadar klorofil dan karotenoid tertinggi pada waktu penyimpanan selama 72 jam yaitu sebesar 6.106 mg/L untuk klorofil dan waktu penyimpanan 96 jam 444.72 mg/L untuk karotenoid. Namun dengan bertambahnya waktu penyimpanan menurunkan kadar klorofil dan karotenoid. Kata kunci : pengaruh waktu penyimpanan, klorofil, karotenoid.
PENGARUH KOMPOSISI SUKROSA DAN PROPILEN GLIKOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK SEDIAAN SIRUP PARASETAMOL Aloysia Kurniawati; Ellsya Rawar
JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN INDONESIA Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Farmasi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jfki.v3i1.425

Abstract

Parasetamol merupakan obat yang memiliki aktivitas analgetik dan antipiretik. Parasetamol dalam bentuk sediaan sirup ditujukan untuk anak atau orang dewasa yang sulit menelan tablet atau kapsul. Dalam sediaan sirup parasetamol, sukrosa merupakan bahan tambahan yang berfungsi sebagai pemanis, sedangkan propilen glikol berfungsi sebagai kosolven. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh komposisi sukrosa dan propilen glikol terhadap karakteristik fisik sediaan sirup parasetamol. Metode penelitian meliputi pembuatan sirup parasetamol dan uji karakteristik fisik yang meliputi uji organoleptis, uji pH, uji bobot jenis, uji viskositas, dan uji kejernihan. Hasil uji organoleptis F1-F5 menunjukkan bentuk cair, warna kuning, aroma jeruk, dan rasa asam-pahit. Tingkat keasaman (pH) F1-F5 berada dalam rentang 4,51-5,02. Hasil uji kejernihan menunjukkan F1-F5 jernih. Namun, perbedaan komposisi sukrosa dan propilen glikol berpengaruh terhadap bobot jenis dan viskositas. Semakin tinggi kadar sukrosa maka semakin tinggi bobot jenis dan viskositasnya.
PENENTUAN KADAR FLAVONOID DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN BAYAM MERAH MENGGUNAKAN METODE ABTS DAN FRAP Raharjo, Oktavia Wijaya; Danang Raharjo; Permatasari, Desy Ayu Irma
JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN INDONESIA Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Farmasi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jfki.v3i2.431

Abstract

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mendonorkan elektron kepada molekul radikal bebas sehingga dapat menstabilkan radikal bebas dan menghentikan reaksi berantai. Bayam merah merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan. Bayam merah mengandung senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid, tanin dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar total flavonoid dari ekstrak daun bayam merah, serta uji aktivitas antioksidan daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) menggunakan metode ABTS dan FRAP yang dilihat dari nilai IC50. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan membuat ekstrak dan fraksi dengan variasi konsentrasi dan dilakukan uji fitokimia, kadar total flavonoid, serta uji antioksidan dengan metode ABTS dan FRAP. Hasil penelitian menunjukkan dalam ekstrak etanol daun bayam merah mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, dan terpenoid. Kadar total flavonoid yaitu 22,27 mg QE/g. Serta ekstrak dan fraksi daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) memiliki sifat antioksidan yang diukur menggunakan metode ABTS dan FRAP.
HUBUNGAN KEJADIAN DRUG RELATED PROBLEMS (DRPS) DENGAN KETERCAPAIAN TARGET TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS LALONGGASUMEETO KABUPATEN KONAWE Ridwan, Bai Athur; Rachmah, Iin Mawaddah
JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN INDONESIA Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Farmasi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jfki.v3i2.465

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama dari penyakit kardiovaskular dan prevalensinya terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu pengobatan hipertensi memerlukan perhatian khusus. Salah satu permasalahan dalam pengobatan pasien hipertensi yaitu adanya Drug Related Problems (DRPs) yang berdampak buruk pada ketercapaian target terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara DRPs dengan ketercapaian target tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas Lalonggasumeeto. Jenis Penelitian ini yaitu penelitian deskriptif analitik melalui pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari rekam medik pasien hipertensi rawat jalan Puskesmas Lalonggasumeeto, melibatkan 41 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. DRPs yang diteliti yaitu tidak ada efek dari terapi obat, efek terapi obat tidak optimal, gejala atau indikasi yang tidak diobati, dosis obat terlalu rendah, dosis obat terlalu tinggi, regimen dosis kurang, regimen dosis terlalu sering, dan instruksi waktu pemberian salah. ketercapaian target tekanan darah pasien hipertensi jika <140/90 mmHg (usia < 60 tahun) dan < 150/90 mmHg (usia 60 tahun). Hubungan DRPs dengan ketercapaian target tekanan darah dianalisis dengan metode chi-square pada tingkat kepercayaan 95%. Hubungan bermakna jika p value 0,05. Hasil penelitian menunjukkan DRPs terjadi pada 27 pasien (66%) dengan total DRPs sebanyak 31 kejadian. DRPs paling banyak terjadi pada efek terapi obat tidak optimal 16 (52%) kasus. Terdapat hubungan antara DRPs dengan ketercapaian target tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas Lalonggasumeeto (p<0,05) yaitu DRPs menyebabkan tidak tercapainya target tekanan darah. Adanya DRPs pada pasien meningkatkan risiko ketidak tercapaian target tekanan darah 24,1 kali lipat dibandingkan dengan pasien yang tidak mengalami DRPs.
UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN GEL EKSTRAK ANGUR LAUT (Caulerpa racemosa) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus PENYEBAB JERAWAT: Intan Meilani Loni, Beta Ria Erika Marita Dellima, Eni Kartika Sari loni, intanmeilani; Beta Ria Erika Marita Dellima; Eni Kartika Sari
JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN INDONESIA Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Farmasi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jfki.v3i2.471

Abstract

ABSTRAK Ekstrak etanol anggur laut memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus yang merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat. Oleh karena itu, untuk mengetahui efektivitas kandungan senyawa aktif ekstrak etanol anggur laut yang berpotensi sebagai antibakteri, maka ekstrak etanol anggur laut diformulasikan dalam sediaan gel dengan gelling agent HPMC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi ekstrak etanol anggur laut (Caulerpa racemosa) terhadap sifat fisik sediaan gel dan aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan tahapan meliputi pembuatan ekstrak etanol anggur laut, skrining fitokimia, pembuatan gel ekstrak etanol anggur laut (Caulerpa racemosa) menggunakan gelling agent HPMC dengan konsentrasi 20%, 25%, 30% dan uji evaluasi sifat fisik sediaan. Selain itu, dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Pengamatan aktivitas antibakteri dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat yang terbentuk di sekitar cakram. Data yang didapatkan berupa hasil sifat fisik dan zona hambat antibakteri yang dianalisis statistik dengan uji One Way ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gel ekstrak etanol anggur laut (Caulerpa racemosa) memenuhi syarat uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar dan daya lekat. Selain itu, variasi konsentrasi ekstrak etanol anggur laut (Caulerpa racemosa) dalam sediaan gel mempengaruhi aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus dengan hasil zona hambat formulasi 1 sebesar 4,36 mm (lemah), formulasi II sebesar 5,68 mm (sedang) dan formulasi III sebesar 8,05 mm (sedang). ABSTRACT Sea grape ethanol extract has antibacterial activity against Staphylococcus aureus, which is one of the bacteria that cause acne. Therefore, to determine the effectiveness of the active compound content of sea grape ethanol extract which has potential as an antibacterial, sea grape ethanol extract is formulated in gel preparations with HPMC gelling agent. This study aims to determine the effect of variation in concentration of ethanol extract of sea grape (Caulerpa racemosa) on the physical properties of gel preparations and antibacterial activity of Staphylococcus aureus. This research is experimental with stages including the preparation of ethanol extract of sea grape, phytochemical screening, gel preparation of ethanol extract of sea grape (Caulerpa racemosa) using HPMC gelling agent with concentrations of 20%, 25%, 30% and evaluation test of physical properties of the preparation. In addition, antibacterial activity test was conducted against Staphylococcus aureus. Observation of antibacterial activity was carried out by measuring the diameter of the inhibition zone formed around the disk. The data obtained in the form of results of physical properties and antibacterial inhibition zone were statistically analyzed with One Way ANOVA test. The results of this study indicate that sea grape (Caulerpa racemosa) ethanol extract gel meets the requirements of organoleptic, homogeneity, pH, spreadability and stickiness tests. In addition, variations in the concentration of ethanol extract of sea grape (Caulerpa racemosa) in gel preparations affect the antibacterial activity of Staphylococcus aureus with the results of the inhibition zone of formulation 1 of 4.36 mm (weak), formulation II of 5.68 mm (medium) and formulation III of 8.05 mm (medium).

Page 4 of 4 | Total Record : 37