cover
Contact Name
Lasuardi Permana
Contact Email
lasuardi.permana@tp.itera.ac.id
Phone
+628500011887.
Journal Mail Official
masayu.ulfa@tp.itera.ac.id
Editorial Address
Jalan Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Kab. Lampung Selatan, Lampung 35365
Location
Kab. lampung selatan,
Lampung
INDONESIA
Communication in Food Science and Technology
ISSN : -     EISSN : 29646944     DOI : https://doi.org/10.35472/cfst
Communication in Food Science and Technology (CFST) is an open access, peer-reviewed scientific journal that publishes papers covering a wide range of topics, including food chemistry and nutrition, food microbiology, food biotechnology, food processing and other topics related to food science and technology. The journal is published twice a year by the Institute Technology of Sumatera, Food Technology Study Program, Indonesia. The manuscript must be written in English or Bahasa.
Articles 25 Documents
Parameter pH pada Gula Cair untuk Produksi High Fructose Syrup (HFS) dari Pati Singkong Dennis Farina Nury; Muhammad Zulfikar Luthfi
Communication in Food Science and Technology Vol 2 No 2 (2023): Communication in Food Science and Technology, October Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/cfst.v2i2.1572

Abstract

Sebagai tanaman pangan pokok di beberapa daerah tropis, singkong memiliki potensi besar untuk digunakan dalam produksi gula cair seperti glukosa atau sirup fruktosa. Dengan menggunakan asam sulfat, asam klorida, hidrolisis enzimatik, atau kombinasi dari metode-metode ini, pati dapat dihidrolisis untuk menghasilkan sirup glukosa. Hidrolisis enzimatik oleh α-amylase dan glukoamilase dapat menghasilkan glukosa. Pembuatan gula cair dari pati singkong dilakukan dalam dua tahapan yaitu likuifikasi dan sakarifikasi. Pada tahapan likuifikasi didapatkan pH optimum yaitu 5 dengan konsentrasi gula reduksi tertimggi 142 gr/L dimana aktivitas enzim α-amilase bekerja pada range pH asam lemah hingga pH netral. Pada tahapan sakarifikasi didapatkan pH optimum 6 dan waktu sakarifikasi dihitung dari 0-36 jam. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses hidrolisis enzimatik adalah pH, dimana pada proses sakarifikasi diamati pada rentang pH 3 hingga 8, didapatkan hasil optimum yaitu pada pH 5 dengan konsentrasi gula reduksi 192 gr/L.
Optimasi Ekstraksi Crude Minyak Nabati Biji Jagung Unyil (Zea mays) Menggunakan Ekstraksi Soxhletasi dengan Factorial Design Experiment panbres Pandia; R.T.D. Wisnu Broto
Communication in Food Science and Technology Vol 2 No 1 (2023): Communication in Food Science and Technology, April Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/cfst.v2i1.1478

Abstract

Penggunaan minyak nabati setiap tahun semakin meningkat sehingga kebutuhan sumber bahan bakunya harus dipenuhi untuk kebutuhan dunia. Salah satu sumber bahan baku minyak nabati yang dapat dimanfaatkan adalah biji jagung unyil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum ekstraksi lemak jagung unyil, kadar minyak jagung unyil, dan sifat fisikokimianya. Optimasi kondisi proses ekstraksi ditentukan antara lain waktu ekstraksi, ukuran bahan, dan rasio antara biji jagung dan pelarut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum ekstraksi minyak biji jagung unyil adalah waktu ekstraksi 155 menit, ukuran bahan 30 mesh, dan perbandingan berat bahan terhadap pelarut 1:7 mL. Pada kondisi optimum, kadar lemak jagung unyil sebesar 46,1%. Sifat fisikokimia minyak ini adalah kadar air 0,19% (b/b), kadar asam lemak bebas 0,11% (b/b), bilangan peroksida 10 meq/kg minyak, viskositas 33,921 cSt, densitas 0,732 g/cm³, dan pH 5,3.
Analisis Sensori Varian Minuman Pala (Myristica argentea Warb) yang dikombinasikan dengan Ekstrak Kopi (Coffea Canephora) dan Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Wildan Suhartini; Fransiskus Rumkorem; Aulia Saraswaty
Communication in Food Science and Technology Vol 1 No 1 (2022): Communication in Food Science and Technology, October Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/cfst.v1i1.958

Abstract

Minuman herbal seperti minuman daging buah pala memiliki khasiat dan berguna bagi tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesukaan masyarakat kabupaten Fakfak terhadap minuman pala yang dikombinasikan dengan ekstrak kopi dan juga ekstrak kayu manis. Penelitian ini meliputi uji pH, uji konsentrasi gula, dan uji organoleptik (rasa, aroma, warna, dan kemanisan). Formulasi varian minuman pala terdiri dari 4 varian, yaitu minuman pala original pekat (A), original encer (B), minuman pala ekstrak kopi (C), dan minuman pala ekstrak kayu manis (D). Rancangan penelitian menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL). Hasil sidik ragam (ANOVA) uji organoleptik menunjukkan tidak ada beda nyata antara semua varian minuman pala. Akan tetapi, formula penambahan ekstrak kopi (C) merupakan formula terbaik dimana skor rasa, aroma, warna dan kemanisan secara berturut-turut adalah 4,14; 4,04; 4,00; dan 4,00 (suka). Formulasi terbaik selanjutnya yaitu formulasi minuman pala original pekat (A) dengan skor rerata untuk rasa, aroma, warna, dan kemanisan adalah 4,00; 3,96; 3,72; dan 3,83 (mendekati suka). Varian minuman pala ekstrak kayu manis merupakan formulasi paling tidak disukai oleh penelis untuk semua parameter, skor penilaian panelis untuk parameter rasa, aroma, warna, dan kemanisan secara berturut-turut adalah 3,81; 3,68; 3,63; dan 3,71 (mendekati suka).
Optimization of the Combination Between Glucomannan Flour from Porang Tuber and Hunkue Flour in View of Chemical and Organoleptic Characteristics of Cookie Siti Susanti
Communication in Food Science and Technology Vol 2 No 2 (2023): Communication in Food Science and Technology, October Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/cfst.v2i2.1309

Abstract

This study aims to determine the optimal combination of hunkue flour and porang tuber glucomannan flour to manufacture cookie. The materials used are porang tuber glucomannan flour, hunkue flour, and ingredients for making cookie. The experimental design was completely randomized design with 5 treatments and 4 replications. The treatment was a combination of the ratio of porang tuber glucomannan flour and hunkue flour. The treatment given was T1 = 0% Glucomannan Flour: 100% Hunkue Flour, T2 = 20% Glucomannan Flour: 80% Hunkue Flour, T3 = 40% Glucomannan Flour: 60% Hunkue Flour, T4 = 60% Glucomannan Flour: 40% Flour Hunkue, and T5 = 80% Glucomannan Flour: 20% Hunkue Flour. The data analysis used was Analysis of Variance (ANOVA) at a significance level of 5%. The results showed that the combination ratio of porang tuber glucomannan flour and hunkue flour had a significant effect (p<0.05) on moisture content, protein, fat, ash, carbohydrates, texture, taste, and preferences of cookie, but did not have a significant effect on crude fiber content, color, and aroma. Treatment with a ratio of glucomannan flour of 20% was the best treatment for organoleptic parameters as a whole.
Optimization of The Proportion of Salted Egg in the Crackers Making Process in terms of Crispness, Nutritional Value, and Hedonic Valentinus Priyo Bintoro; Gabriela Wina Ayu Pramesti; Siti Susanti; Yusup Nur Nur Rohmat; Teysar Adi Sarjana
Communication in Food Science and Technology Vol 2 No 1 (2023): Communication in Food Science and Technology, April Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/cfst.v2i1.1267

Abstract

Crackers are one of the foods that are in demand by all circles of society. Salted egg crackers are an innovative product of egg crackers made from duck eggs. Salted egg crackers are made from duck eggs that are processed into salted eggs then mixed with tapioca starch and added with other spices to improve the flavor and nutritional content. This study aims to determine the effect of different proportions of salted eggs on the nutritional content, physical quality, and consumer liking of salted egg crackers. There are 5 treatments of different proportions of eggs, namely 0 g (To ), 62.5 g (T1), 125 g (T2), 187.5 g (T3), and 250 g (T4). The research method consists of experimental design, research procedures, parameter analysis and data analysis. The results of the analysis showed that the difference in the proportion of salted egg addition to salted egg crackers affects the levels of protein, ash, fat, and calories. The higher proportion of salted egg will make protein and ash levels increase, while fat and calorie levels decrease. Physical and hedonic analysis showed that the highest crispness and most preferred by panellists overall was found in the proportion of salted egg 125 g (T2). In conclusion, optimising the proportion of salted egg at 48% or 125 g of 387 g total dough produces good quality and crispy crackers.
Pengaruh Jenis Kemasan Plastik terhadap Mutu Cabai Merah Keriting (Capsicum annuum L.) selama penyimpanan Muh. Kusmali; Muhammad Dermawan
Communication in Food Science and Technology Vol 3 No 1 (2024): Communication in Food Science and Technology, April Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/cfst.v3i1.1765

Abstract

Abstract: Cabai merah keriting merupakan salah satu produk tanaman hortikultura yang tergolong non-klimakterik dan mudah rusak. Paparan oksigen dapat meningkatkan penurunan mutu cabai merah keriting sehingga penentuan jenis kemasan yang tepat menjadi penting diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jenis kemasan plastik dalam menghambat laju penurunan mutu cabai merah keriting selama penyimpanan. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Tunggal (RALT) dengan factor perlakuan jenis kemasan (P) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan yaitu plastik PP (P1), PE (P2), HDPE (P3), LDPE (P4), Wrapping (P5) dan control (P6). Masing-masing unit perlakuan dilakukan 3 kali. Parameter mutu yang diamati yaitu kadar air, susut bobot, kerusakan, dan warna dengan interval pengukuran setiap 2 hari selama penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan jenis kemasan memberikan berpengaruh signifikan terhadap kadar air, susut bobot, kerusakan, dan warna cabai merah keriting selama penyimpanan. Perlakuan kemasan plastik PP lebih mampu mempertahankan mutu cabai merah keriting hingga minggu ke-6 dengan kadar air 80.12%, susut bobot terendah 5.67%, kerusakan terendah 30.48%, indeks warna L* (kecerahan) tertinggi 30.45 dan a* 32.23. Kata kunci: kemasan plastic, kadar air, susut bobot, kerusakan, warna
Analisis Cemaran Angka Lempeng Total, Angka Kapang Khamir, dan Salmonella pada Produk Ayam Geprek di Belakang Wisma ITERA Ditaria Al Hasanah; Syahrizal Nasution; Lita Lianti
Communication in Food Science and Technology Vol 3 No 1 (2024): Communication in Food Science and Technology, April Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/cfst.v3i1.1812

Abstract

Ayam geprek merupakan produk olahan daging ayam yang dilumuri tepung melalui proses penggorengan untuk mendapatkan hasil yang renyah kemudian digeprek, dan dilengkapi dengan lalapan dan sambal. Ayam geprek mudah terkontaminasi apabila penyimpanannya tidak tepat. Kontaminasi tersebut dapat terjadi melalui kondisi lingkungan, penanganan bahan baku, pengolahan, dan sanitasi pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai angka lempeng total, angka kapang khamir, dan Salmonella sp pada ayam geprek di empat penjual Wisma ITERA, kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan standar SNI 7388:2009 dan BPOM No. 13 tahun 2019. Ruang lingkup penelitian ini meliputi uji angka lempeng total, angka kapang khamir, dan Salmonella sp di empat penjual ayam geprek belakang wisma ITERA dilakukan dua kali ulangan dan duplo. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel yang diuji masih memenuhi standar SNI 7388:2009 dan BPOM No. 13 tahun 2019. Namun, hasil dari pengujian Salmonella sp diperoleh hasil yaitu terdapat dugaan Shigella dan dugaan Salmonella sp pada beberapa sampel.
Pengaruh Konsentrasi Ragi Instan Dan Lama Waktu Fermentasi Terhadap Karakteristik Fisikikomia Dan Organoleptik Tapai Ubi Talas Zerty Hastini; Ilham Marvie; Amalia Wahyuningtyas
Communication in Food Science and Technology Vol 3 No 1 (2024): Communication in Food Science and Technology, April Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/cfst.v3i1.1929

Abstract

Tapai merupakan salah satu makanan fermentasi yang dilakukan secara anaerob dengan bantuan jamur dan ragi. Konsentrasi penambahan ragi sangat mempengaruhi karakteristik tapai. Pembuatan tapai dengan penambahan konsentrasi ragi yang terlalu berlebih akan menghasilkan rasa dari tapai menjadi pahit dan akan relatif lebih cepat mengalami pembusukan, sebaliknya jika penambahan ragi terlalu sedikit akan membuat proses fermentasi melambat. Lama waktu fermentasi juga harus diperhatikan dalam proses fermentasi. Fermentasi yang terlalu lama akan mengakibatkan tingkat kemanisan tapai berkurang akibat meningkatnya produksi asam organik. Parameter penentu kualitas tapai ubi talas ini meliputi karakteristik fisikokimia dan organoleptik untuk menganalisis pengaruh konsentrasi ragi instan dan lama waktu fermentasi dari tapai ubi talas. Ragi yang digunakan merupakan ragi instan dengan merek NKL dengan variasi konsentrasi 0,5% dan 2%. Lama waktu fermentasi yang digunakan dengan variasi fermentasi 2 hari dan 3 hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan perolehan hasil akan diolah menggunakan uji two way ANOVA pada taraf α=5%. Hasil akan dilakukan uji lanjut apabila terdapat pengaruh nyata dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Effect of Adding Picung Seeds Paste and Storage Time on Total Lactic Acid Bacteria, Salmonella, Water Content and pH in Tilapia Fish Siti Fachria Rochmah; Yosi Syafitri; lita lianti
Communication in Food Science and Technology Vol 3 No 1 (2024): Communication in Food Science and Technology, April Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/cfst.v3i1.1930

Abstract

Fish is one of the perishable food commodities caused by enzyme activity. The activity of microorganisms present in the body of fish or due to the process of oxidation of body fat through the air. The fermentation process is one way to extend shelf life. The fermentation process in fish can be done with the addition of preservatives such as picung. Picung seeds contain tannins and phenols which are antimicrobial compounds. The addition of picung seeds to fish can also help the growth of lactic acid bacteria if stored in a closed container because picung seeds contain carbohydrates, where sugar is converted into lactic acid. This study used quantitative descriptive methods and focused on the effect of variations in picung concentration (30%, 60% and 90%) as well as storage duration of 3 and 6 days at room temperature to determine the effect on total BAL, Salmonella, water content and pH. The results of this study showed that the addition of picung seeds and storage duration in tilapia can affect the total BAL, Salmonella, water content and pH, with the highest total BAL on the third day with a 60% picung seed paste concentration of 7,4 log CFU/g, negative Salmonella on day 6, then the moisture content value and pH value decreased until day 6
Pengaruh Suhu Pengeringan terhadap Karakteristik Fisiko-Kimia Bumbu Penyedap dari Limbah Kepala Udang Vanamei (Litopenaeus vannamei) Zada Agna Talitha; DINA FITHRIYANI; ADRYAN JANVIKRA SITUMORANG
Communication in Food Science and Technology Vol 3 No 1 (2024): Communication in Food Science and Technology, April Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/cfst.v3i1.1933

Abstract

: Udang merupakan salah satu komoditas perikanan andalan. Tahun 2020 Provinsi Lampung mempunyai volume produksi udang terbesar keempat di Indonesia yaitu sebesar 63.310,45 ton, dengan jenis udang vanamei (Litopenaeus vannamei). Bagian yang dikonsumsi dari udang hanya dagingnya saja, sedangkan kepala dan cangkangnya dibuang begitu saja sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap pada saat proses pembusukan terjadi. Salah satu pemanfaatan limbah kepala udang adalah pembuatan penyedap rasa dari limbah kepala udang yang dikeringkan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh suhu pengeringan terhadap sifat fisikokimia bumbu penyedap dan menganalisis suhu terbaik untuk pengeringan kepala udang vanamei (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini dilakukan pengeringan kepala udang dengan suhu 60 °C, 70 °C, dan 80 °C selama 14 jam menggunakan alat cabinet dryer. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, hal ini karena faktor yang digunakan hanyalah suhu. Analisis yang dilakukan penelitian ini meliputi analisis uji kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, uji rendemenen, kelarutan, dan higroskopisitas bumbu penyedap dari limbah kepala udang. Sampel diuji secara duplo dengan dua kali pengulangan uji. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa suhu pengeringan berpengaruh terhadap kadar protein, rendemen, dan higroskopisitas bumbu penyedap limbah kepala udang, serta tidak memiliki pengaruh terhadap kadar abu, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan kelarutan bumbu penyedap limbah kepala udang. Berdasarkan analisis, suhu pengeringan berpengaruh terhadap kadar protein, rendemen, dan higroskopisitas, dan tidak memiliki pengaruh terhadap kadar air, kadar abu, akdar lemak, kadar karbohidrat, dan kelarutan bumbu penyedap limbah kepala udang.

Page 2 of 3 | Total Record : 25