cover
Contact Name
-
Contact Email
pbiouncen@gmail.com
Phone
+6281326158190
Journal Mail Official
pbiouncen@gmail.com
Editorial Address
Alamat: Jalan Raya Sentani Abepura, e-mail:pbiouncen@gmail.com
Location
Kota jayapura,
P a p u a
INDONESIA
Novae Giunea Jurnal Biologi
ISSN : 20861516     EISSN : -     DOI : 10.31957
Novae Guinea Jurnal Biologi sarana komunikasi ilmiah yang memuat tulisan-tulisan ilmiah, baik hasil-hasil penelitian maupun telaah pustaka dalam lingkup Biologi dan penerapannya, meliputi Biologi tumbuhan, Biologi hewan, Ekologi, Mikrobiologi dan Biologi terapan.
Articles 34 Documents
PENENTUAN KUALITAS PROTEIN BERDASARKAN KANDUNGAN ASAM AMINO PADA BULU BABI (Tripneustes gratilla Linnaeus) Feronika Floren Fraulaine; Maik NR Akobiarek
NOVAE GUINEA Jurnal Biologi Vol. 7 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research, “The Determination of Protein Quality According To Amino Acid in Sea Urchin (Tripneustes Gratilla Linnaeus)”, was conducted from July to  November 2016. It aims to find out the protein quality based on amino acid which contained in sea urchin. This research was carried out at Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor with the use of High Performance Liquid Chromatography (HPLC) and Asam Amino Analyzer (AAA) as the method to discover the amino acid. The result indicated that the level of pig-based gonad protein based on dry weight was 46,25 % b/b, and contained 16 types of amino acids. Ten essential amino acids (Histidine, Leucine, Isoleucine, Methionine, Phenylalanine, Lysine, Treonin, Tryptophan, Valine, and Arginine), and six non-essential amino acids(Aspartic Acid, Glutamate Acid, Serine, Glisin, Alanine, Tyrosine). The protein quality based on the type and proportion of amino acids containing in gonads was high-quality protein, where the score of the gonad's amine gonadwas 34%. It was determined in accordance with the comparison of the lowest essential amino acids in the fur gonad with the same essential amino acid protein standard. The lowest amino acid or barrier on gonads of sea urchins was Tryptophan.Keywords: Quality Protein, Essential Amino Acids, Amino Acid Scores, Limiting Amino Acids, Gonads of Sea Urchins
ANALISIS KETERSEDIAAN TUMBUHAN SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN SARANG (Paradisea minor jobiensis Rothschild, 1897) DI KAWASAN HUTAN IMBOWIARI BARAWAI KEPULAUAN YAPEN Edoward Krisson Raunsay
NOVAE GUINEA Jurnal Biologi Vol. 7 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengidentifikasi dan menganalisa ketersediaan tumbuhan sebagai bahan dasar pembuatan sarang (Paradisea minor jobiensis Rothschild, 1897) di kawasan hutan Imbowiari Barawai, dilakukan dengan menggunakan metode jalur berpetak dan pengambilan sampel dilakukan sebanyak 12 transek pada ketinggian yang beberda, dimana setiap transek terdiri dari plot berukuran 2 m x 2 m untuk semai, 5 m x 5 m untuk tingkat pancang, 10 m x 10 m untuk tingkat tiang dan 20 m x 20 m untuk tingkat pohon. Hasil analsisi vegetasi di kawasan hutan Imbowiari menjunjukkan bahwa terdapat 21 spesies dari 14 famili untuk tingkat semai dengan (H’= 1,20), 26 spesies dari 16 famili tingkat pancang dengan (H’= 1,26), 27 spesies dari 19 famili tingkat tiang dengan (H’= 1,33), 39 spesies dari 24 famili untuk tingkat pohon dengan tingkat (H’= 1,26). Spesies target tumbuhan bahan dasar pembuatan sarang dalam plot pengamatan berjumlah 2 jenis pada empat (4) tingkatan, dimana Ficus septica Burm.f berada pada tingkat semai (3 individu), pancang (5 individu) dan tiang (1 individu)sedangkan pada tingkat pohon terdapat Macaranga tanarius F.v.M (2 individu).Kata Kunci: Barawai, Ketersediaan, Sarang, Spesies, Paradisea minor jobiensis
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI (Escherichia coli) PADA MATA AIR DI WILAYAH SKYLINE KELURAHAN ENTROP DISTRIK JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA Rita A Kbarek; Edoward Krisson Raunsay
NOVAE GUINEA Jurnal Biologi Vol. 7 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjutuan untuk mengetahui ada tidaknya Escherichia coli pada mata air Skyline. Pengujian kualitas Air pada mata air  dilakukan dengan menggunakan Uji perkiraan (Presumtive Test), Uji penegasan (Confirmatotry Test) dan Tes Lengkap (Complete Test). Melalui tahapan pengujian, selanjutnya ke tahapan kultur, MC, sub kultur, gram dan uji biokimia. Hasil uji yang diperoleh di laboratorium selanjutnya dideskripsikan dan tabulasi serta analisis. Hasil uji menunjukkan bahwa keseluruhan sampel (100%) tidak terkontaminasi oleh Escherichia coli (MS: Tidak Memenuhi Syarat), sehingga ketiga sumber air tersebut tidak memenuhi syarat kualitas air minum. Kualitas air bersih secara bakterialogi untuk keseluruhan sampel masih termasuk kelas A dengan criteria air yang baik dikarenakan jumlah coliform totalnya masih kurang dari 50 MPN/100 mL. Pemeriksaan Escherichia coli di wilayah Skyline Kelurahan Entrop Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura dapat disimpulkan bahwa semua sumber mata air tidak terkontaminasi Escherichia coli dan dapat pergunakan sebagai air minum, masak, cuci dan kakus. Kata Kunci: Escherichia coli, Mikrobiologi, Pemeriksaan, Mata Air
TINJAUAN ETNOEKOLOGI DAN BEBERAPA PENELITIAN DI INDONESIA (Review of Ethnoecology and Some of Its Studies in Indonesia) Maikel Simbiak
NOVAE GUINEA Jurnal Biologi Vol. 7 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Maikel Simbiak. 2018. Review of Ethnoecology and Some of Its Studies in Indonesia.  Ethnoecology is an interdisciplinary field that sounds new in the treasury of science but has lasted a long time in practice. Ethnoecology in the results of his studies also showed a variety of colours according to the background of the practitioners. Nevertheless, ethnoecology has made a real contribution in environmental conservation efforts. The concepts and practices of environmental management of traditional community that has played a role in environmental conservation are well documented. Principles of the concept and practice are then implemented in environmental management in this modern era. In this review, the author wishes to give a little explanation about ethnobiology as a science and how this field has found some of the application of knowledge/concept of traditional landscape management in environmental conservation currently. Keywords: environmental conservation, ethnoecology, landscape management
KARAKTERISTIK ASTAXANTHIN SEBAGAI ANTIOKSIDAN Leonardo Aisoi
NOVAE GUINEA Jurnal Biologi Vol. 7 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Astaxanthin merupakan karotenoid utama pada organisme akuatik seperti udang, ikan salmon, dan lobster. Senyawa tersebut mampu mencegah berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, katarak, dan jantung. Hal ini didukung dengan adanya aktivitas oksidatif dan non-oksidatif sebagai pencegah pembentukan sel yang tidak sehat. Dalam tulisan ini mengulas tentang karakteristik astaxanthin sebagai antioksidan dalam kaitannya sebagai pencegah penyakit kanker.Kata kunci : Astaxanthin, manusia, antioksidan kanker
KERAGAMAN VERTIKAL PEKARANGAN DI DISTRIK ARGUNI BAWAH KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT Alfred Alfonso Antoh; Nurhayati HS Arifin; M. A. Chozin; HadiSusilo Arifin
NOVAE GUINEA Jurnal Biologi Vol. 7 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas, bentuk dan keragaman vertikal pekarangan guna meningkatkan peran dan fungsi bagi terpenuhinya kebutuhan masyarakat secara langsung dan tidak langsung guna memenuhi aspek keberlanjutan di Distrik Arguni Bawah Kabupaten Kaimana Provinsi Barat. Metode dalam peneltian adalah praktek agroforestri dengan mengukur luas pengukuran setiap kampung kampung sampel dimana 3 sampel rumah diambil dari 15 kampung yang tersebar di Distrik Arguni Bawah. Penelitian ini juga menginventarisasi jumlah dan jenis tanaman pekarangan masyarakat berdasarkan stratifikasi tanaman (ketinggian tanaman dan diameternya). Hasil penelitian menunjukan bahwa Sekitar 12 kampung dari 15 kampung sampel memiliki luas pekarangan besar (400-800 m²) dan lainnya 2 kampung dengan luas pekarangan sangat luas serta 1 kampung luas pekarangan sedang. Lebih dominan jenis tanaman jenis herba atau rumput-rumputan sekitar 109 tanaman yang ditemukan di sekitar 15 kampung sampel adalah tanaman jenis bunga dan rempah-rempah atau tanaman obat. Kesimpulan mayoritas kampung dengan ukuran luas besar dan sangat didominansi oleh jenis tanaman herba. Kata kunci: Luas Pekarangan, Keragaman vertikal, Arguni Bawah
KERAGAMAN HARD CORAL PADA HABITAT MANGROVE DAN REEP DI KAMPUNG SAWINGGRAI KABUPATEN RAJA AMPAT PAPUA BARAT Ruth Magawati; Apriani Herni Rophi; Konstantina M.B. Kameubun
NOVAE GUINEA Jurnal Biologi Vol. 7 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman spesis terumbu karang khususnya Karang yang keras (Hard coral) dan mengetahui bagaimana keberadaan jenis-jenis coral reef khususnya Hard coral yang terjadi pada kedua habitat dekat hutan Manggrove dan habitat reep di kampung Sawinggrai. Metode yang digunakan adalah Transek yang dibuat sebanyak 2 transek yaitu 1 transek untuk habitat Manggrove (Hutan Bakau) dan 1 transek untuk habitat Reep, dengan ukuran transek masing-masing 5x50 m yang terdiri dari 10 plot pengamatan dengan ukuran plot 5mx5m selanjutnya Pengamatan terumbu karang per plot dengan cara snorkeling yang dikerjakan dari plot 1 ke plot 10 pada masing-masing habitat. Kegiatan yang dilakukan pada saat pengamatan antara lain: Pencatatan jumlah jenis karang keras (Hard coral) , Pemotretan, Pembuatan video. Pengambilan data ekologi berupa suhu air,pH air, Ketinggian air, Salinitas, Oksigen terlarut (Do disolved oksigen). Kegiatan Pemotretan dan pembuatan Video dibuat untuk dapat melakukan identifikasi berdasarkan foto dan yang nantinya akan dicocokan dengan gambar yang terdapat pada buku acuan yang mengacu pada: Allen dan Steene (1994) Indo-Pacific Coral Reef, Field Guide. Penerbit Tropical Reef Research, Singapore.Dari penelitian ini teridentifikasi 4 suku hard coral yang ditemukan di kawasan manggrove yang terdiri dari 8 jenis anggota Acroporidae (Acropora humilis, Acropora digitifera, Acropora Formosa, Acropora grandis, Acropora elegantula, Acropora gemmifera, Montipora tuberculosa, Montipora digitata; 1 jenis suku Agariciidae (Pavona Venos); 2 anggota Faviidae (Platygyra sinensisdan Cyphastrea microphthalma) dan 1 jenis dari anggota Pacillopolidae (Pocillopora woodjonesi). Pada Kawasan reef teridentifikasi 5 suku hard coral yang ditemukan yang terdiri dari 10 anggota Acroporidae (Acropora acuminate, Acropora hyacinthus, Acroporahumilis, Acropora palifera, Acropora digitifera, Acropora Formosa, Acropora grandis, Acropora robusta, Montifora aquituberculatadan Montipora danae); 1 anggota Dendrophylidae (Turbinaria reniformis); 6 anggota Faviidae (Favites pentagona, Favites complanata, Diplostrea heliopora, Montastrea magnistellatadan Goniastrea australiensis); 3 anggota Fungidae (Fungia repandaFungia fungitesdan Fungia moluccensis); anggota Mossidae (Symphyllia agarica) dan 1 anggota Poritidae (Alveopora spongiosa). Pada kedua kawasan baik manggrove maupun reef terlihat suku Acroporidae paling banyak ditemukan dengan kebergaman yangmpaling baaik terdapat pada kawsan reff dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu oksigen terlarut (DO), pH, keadaan substrat, keadaan arus serta aktivitas manusia. Kata Kunci : keanekaragaman hard coral, habitat maggrove dan reep, sawingrai raja ampat
STATUS PENCEMARAN SENYAWA FENOL PADA BEBERAPA SUMBER AIR DI DISTRIK JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA Dolfina C. Koirewoa; Edoward Raunsay
NOVAE GUINEA Jurnal Biologi Vol. 8 No. 2 (2016): Novae Guinea Jurnal Biologi
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

                                                                      Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi sekaligus menentukan tentang status mutu air berdasarkan kandungan senyawa fenol pada beberapa lokasi sumber air yang berada di daerah Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura. Adapun metode atau desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan mendeskripsikan data hasil penelitian dan studi kepustakaan dengan variable penelitian adalah status mutu air yang menggunakan teknik sampling yaitu Purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status mutu air kali di beberapa lokasi penelitian ditinjau berdasarkan analisis laboratorium dan penentuan Indeks Pencemaran menunjukkan bahwa umumnya air yang berasal dari enam titik lokasi sampel telah tercemat mulai dari tercemar ringan hingga berat. Dengan demikian hasil tersebut  tidak layak dimanfaatkan sesuai peruntukan air kelas I yaitu sebagai air minum.Kata Kunci: Status Mutu Air, Fenol, Kota Jayapura Abstract This research aims to provide information and decide on the status of water quality based on the content of phenolic compounds in some locations the water source located in the District of the southern city of Jayapura Jayapura. As for the research or design methods used are experiments with data describing the results of research and the study of librarianship with a variable water quality status of the research was that using sampling that is Purposive sampling. The results of this research indicate that status of the quality of the water in some locations of the research reviewed based on laboratory analysis and determination of the Pollution Index indicates that generally the water that comes from a six-point the location of the sample has started to tercemat from mild to heavy polluted. Thus the results do not deserve appropriate water allocation utilized class I as drinking water.Key Words: Water Quality Status, Phenol, Jayapura City
PLANKTON SEBAGAI PARAMETER KUALITAS PERAIRAN TELUK YOS SUDARSO DAN SUNGAI ANAFRE KOTA JAYAPURA PAPUA Edoward Krisson Raunsai; Dolfina C. Koirewoa
NOVAE GUINEA Jurnal Biologi Vol. 8 No. 2 (2016): Novae Guinea Jurnal Biologi
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian adalah untuk menganalisis komposisi dan kelimpahan, tingkat keanekaragaman, keseragaman, dominansi plankton dan kualitas air di perairan Teluk Yos Sudarso dan Sungai Anafre. Pengamatan dilakukan pada perairan Teluk Yossudarso dan Sungai Anfre, dimana pada masing-masing stasiun dilakukan 3 (tiga) kali ulangan. Metode yang digunakan adalah purposive random sampling di 2 (dua) lokasi perairan dan menggunakan analisis komposisi dan kelimpahan, indeks keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E) dan indeks dominansi (C). Jumlah plankton di perairan Teluk Yos Sudarso 7 jenis dengan jumlah komposisi jenis 39, sedangkan jumlah plankton di kali Anafre 3 jenis, dengan jumlah keseluruhan komposisi jenis 17. Jenis Thalassioira eccentrica memiliki komposisi yang tinggi pada  Teluk Yos Sudarso (32 individu) dan Anafre (13 individu). Indeks biologi yang ditunjukkan pada perairan Teluk Yos Sudarso adalah (Kelimpahan 0,39), (H’= 0,78), (E=0,40), (C=0,67), sedangkan pada perairan kali Anafre adalah (Kelimpahan 0,17), (H’=0,67), (E=0,61) dan (C=0,61). Kata Kunci: Plankton, Parameter, Kualitas, Perairan  ABSTRACTThe purpose of the research was to analyze it’s composition and abundance, diversity, degree of uniformity, the dominance of plankton and water quality in the waters of the Bay and river Anafre Yos Sudarso. Observations made on the waters of the Gulf of Yossudarso and the river Anfre, where at each station conducted three (3) times of Deuteronomy. The method used was purposive random sampling in two (2) location of the waters and use the analysis of composition and abundance, diversity index (H'), index homogeneity (E) and the dominance index (C). The amount of plankton in the waters of the Gulf of Yos Sudarso 7 type with a total of 39 types of compositions, while the number of plankton at times Anafre 3 types, with a total number of 17 types of composition. Type of Thalassioira have a high composition eccentrica on Yos Sudarso Bay (32 individuals) and Anafre (13 individuals). Biological indices shown in the waters of the Gulf of Yos Sudarso is (the abundance of 0.39), (H ' = 0.78) (E = 0.40), (b = 0.67), while in the waters of the kali Anafre is (the abundance of 0.17), (H ' = 0.67) (E = 0,61) and (C = 0,61).Key Words: Plankton, Aquatic, Quality, Parameters
ANALISIS JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS) DI PERAIRAN KAMPUNG YENDIDORI KABUPATEN BIAK NUMFOR David Jesajas; Edoward Raunsay; Leonardo Elisa Aisoi; Lisard Dimara
NOVAE GUINEA Jurnal Biologi Vol. 8 No. 2 (2016): Novae Guinea Jurnal Biologi
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis, bentuk penyebran lamun dan kondisi lingkungan di Perairan Kampung Yendidori Distrik Yendidori Kabupaten Biak Numfor. Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Observasi: digunakan untuk pengambilan data awal pada lokasi penelitian dan juga untuk menentukan stasiun pengamatan; Wawancara: digunakan untuk mendapatkan informasi tentang data, nama lokal, kegunaan dan informasi-informasi lainnya mengenai lamun; dan Transek Garis: digunakan untuk menentukan area pengambilan sampel dengan cara dibuat beberapa garis transek yang ditarik dari pantai menuju kearah laut. Data lapangan akan diolah secara deskriptif, kuantitatif untuk mengetahui nilai kerapatan (K), kerapatan relatife (KR), frekuensi (F), frekuensi relatif (FR), indeks nilai penting (NP) dan indeks keragaman jenis (H’). Jenis lamun yang terdapat di perairan Yendidori tergolong dalam 2 (dua) famili yaitu Cymodoceaceae (5 jenis) dan Hydrocharitaceae (3 jenis). Jenis lamun yang teridentifikasi di lokasi penelitian yaitu Cymodocea rotundata (276 individu), Cymodocea serulata (56 individu), Syringodium iseotifolium (156 individu), Halodule uninervis (456 individu), Halodule pinifolia (170 individu) dan Thalassia hempricii (480 individu), Halophila ovalis (60 individu) dan Halophila minor (218). Tipe substrat habitat lamun di perairan Kampung Yendidori adalah pasir halus, pasir berkarang, karang hidup, karang hidup dan pasir halus serta karang mati. Kondisi lamun dipengaruhi oleh beberapa parameter lingkungan yaitu suhu, kecerahan, pH, dalinitas dan DO. Jenis lamun yang tumbuh di Perairan Kampung Yendidori membentuk vegetasi campuran. Nilai kerapatan relatif paling tinggi ada pada jenis Thalassia hempricii dan Halodule uninervis, sedangkan jenis yang memiliki nilai kerapatan relatif paling rendah adalah jenis Cymodocea serulata.Kata Kunci :Lamun, Yendidori, Biak Numfor.

Page 1 of 4 | Total Record : 34