cover
Contact Name
Yesri Talan
Contact Email
yesrierik@gmail.com
Phone
+6282140768048
Journal Mail Official
jurnalsesawi@gmail.com
Editorial Address
Pondok Maritim Indah Blok AA.1
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Sesawi: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
ISSN : -     EISSN : 27157598     DOI : 10.53687
Core Subject : Religion, Education,
SESAWI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung (STTSA) Surabaya.
Articles 97 Documents
Kecerdasan Majemuk dan Karunia Roh Kudus Raindy Prajitno
Sesawi Vol 1, No 2 (2020): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53687/sjtpk.v1i2.10

Abstract

Pendidikan merupakan bagian penting di dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan yang tepat, seseorang tidak akan mendapatkan pengetahuan yang tepat guna. Demikian juga jika pendidikan yang berkualitas tersebut dilihat dalam konteks Pendidikan Kristen maka akan menghasilkan pendidik-pendidik Kristen yang bermutu. Setiap insan milik Kristus harus menyadari keunikan dan kemampuannya sebagai Gambar Kristus. Tuhan memberikan kapasitas yang unik kepada setiap manusia, secara khusus manusia Allah. Kemampuan-kemampuan tersebut salah satunya disebut sebagai “kecerdasan”. Kecerdasan setiap individu sangat beragam dan semuanya memiliki arti. Itu sebabnya, tujuan di dalam karya ilmiah ini akan dipaparkan mengenai kecerdasan dalam konteks kecerdasan majemuk serta Karunia Roh Kudus dan relasi keduanya dalam kehidupan orang percaya, pendidik Kristen serta Pendidikan Kristen. Metode yang digunakan peneliti ialah kualitatif deskriptif atau yang disebut juga dengan metode neuroresearch. Metode ini merupakan studi tentang fenomena berbagai bidang kehidupan manusia yang diukur dari konstruk teologis hasil kajian eksegesis teks Alkitab sebagai dasar biblika. Hasil dan pembahasan memaparkan bahwa terdapat relasi antara kecerdasan majemuk dan karunia Roh Kudus, dimana Karunia Roh Kudus menyempurnakan kecerdasan majemuk dalam setiap individu Kristiani. Jadi, kecerdasan majemuk memiliki pararelisasi dengan Karunia Roh Kudus walaupun tidak semuanya dapat diselaraskan namun demikian karunia Roh Kudus melengkapi dan menyempurnakan kecerdasan majemuk. Kecerdasan majemuk tidak mempengaruhi kecerdasan intelektual. Kata Kunci: Kecerdasan; Kecerdasan Majemuk; Karunia Roh Kudus
PEMBERDAYAAN LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL DI BANGKA DALAM PENANAMAN GEREJA BARU Daniel Abdi; Yanto Paulus Hermanto
Sesawi Vol 3, No 1 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53687/sjtpk.v3i1.61

Abstract

Social concern in the formation of Christian character and faith through non-profit educational institutions that have not been a special concern of Christians. Meanwhile, Christ must be the main part in the character of church leadership and secular leadership in the future. Through formal educational institutions such as Kindergartens and Elementary Schools, the church can contribute in participating in the intellectual life of the nation from an early age with the principle of 'fearing God'. Educational institutions are long-term in the formation of the character of Christ which plays an important role for each generation in the welfare and salvation of generations. The Sustainability Service can be expanded to carry out joint activities. the evidence of the new church is as true church growth. Several strategies developed through the empowerment of formal educational institutions, and under the leadership of the Holy Spirit, are expected to contribute to the planting of new churches.Keywords: Social Care, Formal educational institutions, Fear of God
MEMAHAMI SOLUS CHRISTO DARI PERSPEKTIF TEOLOGI REFORMED DAN IMPLIKASINYA PADA MASA KINI: Suatu Kajian Historis Dari Teologi Para Reformator Markus Ndihi Jawamara
Sesawi Vol 4, No 1 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53687/sjtpk.v4i1.104

Abstract

Solus Christo (Christ Alone) hanya oleh Kristus, merupakan suatu doktin yang menarik dengan menekankan bahwa Kristus saja pengantara yang satu-satunya, tidak ada yang lain. Konsep ini terus dikumandangkan oleh para tokoh reformator, dengan tujuan untuk mengembalikan ajaran yang keliru kepada ajaran yang benar. Latar belakang munculnya ajaran ini adalah karena adanya penyimpangan yang terjadi di dalam gereja. Penyimpangan tersebut adalah karena gereja sudah lebih mengutamakan akan tindakan spiritualitas pribadi dan berbagai serimonial lahirian untuk mendpatkan keselamatan. Di samping itu juga gereja tidak lagi mengakui Kristus sebagai pengantara yang satu-satunya, melainkan mempercayai orang-orang yang dianggap suci seagai pengantara, seperti para santo dan santa ada santa bunda Maria, santo Yohanes, santo Andreas, santo Stefanus dan santo/santa lainnya. Oleh karena itu maka penulis perlu untuk meneliti hal ini dengan tujuan untuk memahami doktrin Solus Christo/Christ alone. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitataf atau studi pustaka (library research)Kata-kata kunci: Solus, Christo, Teologi, Reformator
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAK BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEMBINA SIKAP TOLERANSI SISWA DI SEKOLAH Ondja, Helbert Igilemba; Kuanine, Melyarmes Hodner; Harefa, Samadaya; Metboki, Rianto Junedi Agustan
Sesawi Vol 5, No 1 (2023): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53687/sjtpk.v5i1.130

Abstract

This article discusses the implementation of multicultural-based PAK learning in fostering students at school. The author uses literature study to discuss the topic. From the results of the analysis of several sources of literature, a specific description of the realization of student tolerance is inseparable from the role and position of the teacher in the school. The teaching of the Lord Jesus related to tolerance is to love your fellow human beings as yourself. Humans as neighbors must be seen and treated as objects of love where the measure of treatment for others knows no boundaries of religion, ethnicity and race but must be based on love. PAK teaches the fear of God and respect for others and helps each other sincerely regardless of class and background. For this reason, the role of PAK needs to be emphasized in the form of presenting learning materials that are in accordance with the needs of the diversity of students in schools. So that students, teachers and everyone involved in PAK can realize the teachings of Jesus in an attitude of helping fellow human beings.
ANALISA DESKRIPTIF PENYEMBAH YANG BENAR DALAM MEMBERIKAN PERSEMBAHAN KEPADA TUHAN Umboh, Sonny Herens
Sesawi Vol 5, No 2 (2024): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53687/sjtpk.v5i2.245

Abstract

Penyembah adalah orang yang menyembah. Setiap orang merupakan penyembah-penyembah yang berusaha untuk menyembah dengan melakukan kegiatan ritual keagaamannya untuk dapat menyenangkan Tuhan Nya. Untuk dapat disebut menjadi penyembah yang benar tentunya harus memiliki indikator yang jelas yaitu persembahan yang diberikan adalah persembahan yang berkenan dan persembahan yang dikehendaki Tuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami makna yang tepat dari penyembahan yang benar dalam memberikan persembahan kepada Tuhan. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan teknik pengumpulan data melalui data primer. Data tersebut dianalisis dan dirumuskan untuk mencari solusi dari masalah penelitian yang didasarkan sepenuhnya pada rumusan studi. Selanjutnya, data tersebut dianalisis sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa. Penyembah yang benar akan memberikan persembahan yang diinginkan dan disukai oleh Allah. Penyembah yang benar akan memberikan persembahan dengan iman dan motivasi yang benar disertai dengan ketaatan dan kesetiaan karena persembahan harus dilakukan secara terus menerus melalui persembahan tubuh yaitu perkataan, perbuatan, pikiran untuk dapat serupa dengan Yesus.
Rancangan Undang-Undang (RUU) Pesantren Dan Pendidikan Keagamaan Dalam Perspektif Kristen (P. 69 dan P. 70) Raindy D. D. Prajitno
Sesawi Vol 1, No 1 (2019): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53687/sjtpk.v1i1.3

Abstract

Lately the phenomenon on religious issues is increasingly tapering. Starting from religious radicalism, pagan stigma to efforts to discredit the Christian faith. One of the issues arising in the year 2019 is about the draft law of Pesantren specifically chapters 69 and 70 governing the Catechization and Sunday School are classified as non-Formal Christian education. This is certainly making unrest in the Christian Kalang specifically the organization of the national level Church that is the fellowship of the Churches in Indonesia (PGI). That is why, the purpose of this research is to enact a Christian perspective on the draft law of Pesantren article 69 and 70. The method used by researchers is a qualitative descriptive or also called Neuroresearch method. This method is a study on the phenomenon of various areas of human life that is measured from the theological context of the exegesis of the biblical text as the Biblical foundation. Results and discussions presented that the Catechisation and Sunday School were part of a church citizen's coaching program that differed from non-Formal Christian education. That is why, the Ministry of Christianity as a representative of Christian society in Indonesia should provide insight and understanding of the local church development program to the central government. Thus, the local church must re-define the term of the church program different from non-Formal Christian education to the central government, the local church should be concerned and evaluating the Ministry of Children and local church can learn about Solidarity for fellow local Church of the synod. Abstrak Akhir-akhir ini fenomena tentang isu agama semakin meruncing. Dimulai dari radikalisme agama, stigma kafir hingga usaha-usaha untuk mendiskreditkan iman Kristen. Salah satu isu yang timbul di tahun 2019 ialah tentang Rancangan Undang-Undang Pesantren secara khusus pasal 69 dan 70 yang mengatur tentang Katekisasi dan Sekolah Minggu diklasifikasikan sebagai Pendidikan Kristen non Formal. Hal ini tentunya membuat keresahan di kalang orang Kristen secara khusus Organisasi Gereja Aras Nasional yaitu Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). Itu sebabnya, tujuan dari penelitian ini adalah menelisik perspektif Kristen tentang Rancangan Undang-Undang Pesantren Pasal 69 dan 70 tersebut. Metode yang digunakan peneliti ialah kualitatif deskriptif atau yang disebut juga dengan metode neuroresearch. Metode ini merupakan studi tentang fenomena berbagai bidang kehidupan manusia yang diukur dari konstruk teologis hasil kajian eksegesis teks Alkitab sebagai dasar biblika. Hasil dan pembahasan memaparkan bahwa Katekisasi dan Sekolah Minggu merupakan bagian dari program Pembinaan Warga Gereja yang berbeda dengan Pendidikan Agama Kristen non Formal. Itu sebabnya, Kementerian Agama Kristen sebagai wakil masyarakat Kristiani di Indonesia seharusnya memberikan wawasan dan pengertian tentang program Pembinaan Warga Gereja Lokal kepada Pemerintah Pusat. Jadi, Gereja Lokal harus kembali memahamkan istilah program Gereja yang berbeda dengan Pendidikan Agama Kristen non Formal kepada pemerintah pusat, Gereja Lokal seyogyanya memperhatikan dan mengevaluasi pelayanan Anak dan Gereja Lokal dapat belajar tentang solidaritas bagi sesama Gereja Lokal yang berbeda Sinode.
LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN KRISTEN DAN RELEVANSINYA DALAM PENDIDIKAN KRISTEN MASA KINI Samuel Purdaryanto
Sesawi Vol 2, No 2 (2021): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53687/sjtpk.v2i2.45

Abstract

Pendidikan merupakan bagian dari proses pembentukan manusia. Tulisan ini berjudul landasan historis pendidikan Kristen. Sebagai bagian dari proses pembentukan, pendidikan Kristen memiliki latar belakang sejarah mulai dari dimulainya hingga perkembangannya, sehingga dapat menjadi landasan bagi pendidikan Kristen masa kini. Pendidikan Kristen merupakan upaya untuk mendorong orang-orang untuk mendapatkan hubungan yang sungguh-sungguh kepada Allah. Pendidikan Kristen bukanlah semata-mata bagian dari kurikulum pendidikan sekolah. Pendidikan Kristen merupakan proses untuk mengenal kasih Allah melalui Yesus Kristus yang sudah terjadi sejak zaman Perjanjian Lama hingga abad ke-20. Tulisan ini membahasa permulaan pendidikan Kristen dalam Perjanjian Lama yang dimulai dari keluarga dan terkait erat dengan pendidikan Yahudi. Ulangan 6:4-9 merupakan metode atau cara yang digunakan orang Yahudi untuk mendidik anak-anak mereka. Sertelah pembuangan orang Yahudi juga telah memiliki model dan konsep pendidikan yang berbeda. Perjalan pendidikan Kristen juga berkaitan erat dengan warisan pendidikan yang ditinggal oleh Yunani maupun Romawi. Bahkan beberapa metode atau konsep pendidikan Yunani diadopsi oleh bapak-bapak gereja untuk mempelajari dan menggali Firman Allah. Dalam Perjanjian Baru, pendidikan berpusat kepada Yesus Kristus, karena memang Yesus pusat pengajaran itu sendiri. Dalam pelayanan-Nya di dunia, Yesus pun menggunakan metode dalam mengajar, diantara metode bercerita, perumpamaan, diskusi, Tanya jawab dan sebagainya untuk menyampaikan pengajaranNya kepada pendengar. Pendidikan Kristen juga terus maju paska kenaikan Kristus ke surga dimana para rasul sebagai penerus pengajaran yang memuridkan orang lain untuk melanjutkan pengajaranNya, sehingga pendidikasn Kristen terus berkelanjutan hingga pada abad ke-20.
PEMAHAMAN IBADAH YANG BENAR MENURUT ROMA 12:1 BAGI KEHIDUPAN ROHANI JEMAAT JKI BOSS NIRWANA SURABAYA Sonny Herens Umboh
Sesawi Vol 3, No 2 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53687/sjtpk.v3i2.81

Abstract

Adanya pemahaman yang salah mengenai ibadah memberikan dampak kepada jemaat JKI Boss Nirwana Surabaya didalam melaksanakan ibadah. Kegiatan ibadah hanya di jadikan sarana untuk kepentingan pribadi. Untuk itu peneliti melakukan penelitan berdasarkan Roma 12:1-2 dengan menggunakan metode kualitatif guna mendapatkan makna akan ibadah dan hubungan nya dengan pertumbuhan rohani jemaat. Hasil penelitian memberikan pemahaman bahwa ibadah yang sejati adalah dengan memepersembahkan tubuh yaitu dengan melalui seluruh aspek kehidupan untuk kemuliaan nama Tuhan. Hal ini memberikan pertumbuhan rohani bagi jemaat sehingga di dalam melaksanakan ibadah mempunyai tujuan hanya untuk kemuliaan nama Tuhan bukan lagi sebagai sarana untuk kepentingan pribadi.
PROFESIONALISME WANITA DALAM DUNIA KERJA: PEDOMAN-PEDOMAN INSPIRATIF ISTRI DALAM MENYIKAPI KONTROVERSI WANITA KARIR MENURUT PERSPEKTIF AMSAL 31:10-31 Gerhard Eliasman Sipayung; Gundari Ginting; Mariati Barus; Aslinawati Gurusinga
Sesawi Vol 4, No 2 (2023): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53687/sjtpk.v4i2.152

Abstract

Wanita karir berbicara tentang peluang wanita untuk sama-sama berpartisipasi seperti suami berkontribusi dalam masalah finansial dalam keluarga. Menyikapi konsep wanita karir, banyak perspektif yang berbeda-beda menyikapi isu ini. Beberapa perspektif positif salah satunya adalah persamaan gender dengan pria yaitu bahwa wanita karir dapat berperan aktif sebagai penunjang ekonomi keluarga dalam hal keuangan di era multi kebutuhan. Mengenai peran wanita dalam keluarga, Alkitab juga berbicara khususnya memaknai dan memahami konsep istri yang bekerja sebagai wanita karir. Dalam penelitian ini, Peneliti melakukan penelitian secara khusus tentang istri sebagai wanita karir dalam kitab Amsal 31:10-31. Metode yang digunakan Peneliti adalah metode kualitatif dengan tinjauan pustaka sebagai data primer dengan pendekatan analisa statistik deskriptif sebagai data sekunder. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa profesionalisme wanita dalam dunia kerja yang berprofesi sebagai wanita karir harus memperhatikan pedoman-pedoman secara khsusus dalam nats ini. Pertama, Integritas sebagai seorang istri. Kedua, manajamen kerja yang baik. Ketiga, memiliki perencanaan investasi yang baik. Keempat, memiliki jiwa sosial yang tinggi. Kelima, komunikasi yang bijaksana. Keenam, monitoring. Ketujuh, memiliki kehidupan spritual
ANALISIS PROBLEMA BELAJAR SISWA SEKOLAH UMUM DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BERDASARKAN PERJANJIAN LAMA DI ERA DIGITAL Bengu, Renny Tade
Sesawi Vol 5, No 1 (2023): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53687/sjtpk.v5i1.195

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis problema belajar siswa di sekolah umum dalam perspektif Pendidikan Agama Kristen  Berdasarkan  Perjanjian Lama (PL) di era digital. Era digital membawa perubahan signifikan dalam pendekatan pembelajaran, akses informasi, dan tantangan yang dihadapi oleh siswa. Dalam upaya menggali akar masalah problema belajar ini, penelitian ini menggunakan pendekatan Pendidikan Agama Kristen  Berdasarkan  Perjanjian Lama (PL), yang memungkinkan  untuk dapat memahami dasar-dasar pemikiran dan nilai-nilai yang mendasari sistem pendidikan saat ini.Metode penelitian yang digunakan melibatkan survei, wawancara, dan analisis dokumen. Hasil penelitian mengidentifikasi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap problema belajar, yang meliputi faktor-faktor seperti gangguan tidur, kekurangan gizi, ketidakseimbangan kimia dalam tubuh, tekanan psikologis seperti stres, trauma, kelupaan, kemalasan, dan prioritas yang salah.Dalam perspektif Pendidikan Agama Kristen  Berdasarkan  Perjanjian Lama (PL), penelitian ini mengungkapkan pentingnya mempertimbangkan nilai-nilai antara lain yaitu: (1)  Sebagai pendidik harus profesional, memiliki keterbukaan dan kesediaan belajar serta sabar dan berempati; (2) Peserta didik (siswa) memiliki yang pertama sikap disiplin dan tanggung jawab, yang kedua sikap kerja sama dan yang ketiga memiliki motivasi dan kemampuan untuk belajar secara mandiri[ (3) Materi pembelajarannya yang pertama relevansi, yang kedua kemajuan, yang ketiga keanegaraman; (4) Tujuan pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan pengaruh positif dalam masyarakat[ (5) Metode pembelajarannya : (a) Fleksibilitas. Metode pembelajaran harus bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa; (b) Keterlibatan aktif, Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar akan meningkatkan pemahaman dan retensi materi; (c) Inovasi. Guru perlu mengadopsi metode pembelajaran inovatif untuk menjaga minat siswa dan relevansi materi. Hasil penelitian ini dapat memberikan panduan bagi pengambil kebijakan, guru, dan pihak terkait dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperhatikan dimensi perspektif Perjanjian Lama (PL) dalam pembelajaran siswa di era digital.

Page 1 of 10 | Total Record : 97