cover
Contact Name
Dian Zuiatna
Contact Email
dianzuiatna@helvetia.ac.id
Phone
+6285276779848
Journal Mail Official
pemasilkes@helvetia.ac.id
Editorial Address
Jl. Kapten Sumarsono 107, Helvetia, Medan, Sumatera Utara - 20124, Indonesia.
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan
ISSN : -     EISSN : 2807579X     DOI : https://doi.org/10.33085/.v5i1.5887
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Masyarakat merupakan jurnal yang dikelola dan diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengadian kepada Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Jurnal ini memuat artikel hasil Pengadian kepada Masyarakat di bidang kesehatan yang terkait aspek : Kesehatan Masyarakat, Ilmu Gizi, Kebidanan, Keperawatan, Farmasi, Administrasi Rumah Sakit dan Fisioterapi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan diterbitkan 2 (Dua) kali setahun, yaitu pada bulan Januari dan Juli, artikel yang diterima akan diterbitkan secara online. Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatanl terus mengundang para penulis untuk mempublikasikan artikel, terutama yang merupakan hasil-hasil Pengabdian kepada Masyarakat kontemporer di bidang kesehatan.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2025): Edisi Juli" : 6 Documents clear
Sosialisasi Pemilahan Sampah Organik dan Non-Organik di Desa Pargumbangan Adelia, Friska; Harahap, Akbar Barumun Pratama; Harahap, Ivoh Gusmiranti; Ketrin, Ketrin; Harahap, Mutiara Aljannah; Siregar, Anisah Salsabilah; Daulay, Nanda Masraini
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Edisi Juli
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i2.6515

Abstract

Masalah sampah merupakan salah satu isu lingkungan yang paling mendesak di berbagai negara, termasuk Indonesia. Setiap hari, jumlah sampah yang dihasilkan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, aktivitas industri, dan pola konsumsi masyarakat yang cenderung tidak ramah lingkungan. Ironisnya, sebagian besar sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah organik dan non-organik, sehingga menyulitkan proses pengolahan dan daur ulang. Sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan dapat diolah menjadi kompos atau biogas, sedangkan sampah non-organik seperti plastik, logam, dan kertas memiliki potensi untuk didaur ulang menjadi barang yang bernilai ekonomis. Metode yang digunakan dalam sosialisasi pemilahan sampah ini adalah parsipatif (ceramah interaktif). Dalam kegiatan penyuluhan, salah satu pendekatan yang paling efektif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat adalah metode partisipatif. Metode ini menempatkan masyarakat bukan sebagai objek yang hanya menerima informasi, melainkan sebagai subjek aktif yang turut terlibat dalam seluruh proses penyuluhan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi kegiatan. Kegiatan sosialisasi pemilahan sampah organik dan non-organik yang dilaksanakan di desa menunjukkan bahwa pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah masih perlu ditingkatkan. Untuk mengukur pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pemilahan sampah organik dan non-organik, dilakukan wawancara langsung kepada warga. Melalui pendekatan partisipatif, peserta mendapatkan pemahaman tentang jenis-jenis sampah, dampaknya terhadap lingkungan, serta cara pemilahan dan pengolahan sederhana yang bisa dilakukan di rumah. 20% warga antusias dalam mengikuti kegiatan ini menjadi indikator positif bahwa masyarakat siap berperan aktif dalam upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan desa. Sosialisasi ini juga berhasil mendorong terbentuknya komitmen bersama untuk mulai memilah sampah dari sumbernya
Pencegahan Penyakit Degeneratif dengan Pemeriksan Diabetes di Lingkungan Fmipa Universitas Syiah Kuala Meutia, Rena; Fadhilah, Dhea Nur; Sabrina, Nur Irhamni; Sari, Febia; Meila, Okpri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Edisi Juli
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i2.6540

Abstract

Penyakit degeneratif merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh penurunan fungsi organ didalam tubuh yang terjadi pada jangka panjang akibat proses penuaan. Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit degenaratif. Penyakit degeratif ini akan menyebabkan komplikasi yang parah seperti, komplikasi ginjal, jantung hingga mengalami kebutaan. Oleh karena itu, harus dilakukan kegiatan preventif dan edukasi dalam menurunkan tingkat peningkatan penyakit ini. Bedasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Departemen Kesehatan, didapatkan hasil prevalensi di Indonesia penyakit diabetes melitus sebesar 6,9%. Tujuan pengabdian ini dilakukan yaitu untuk meningkatkan pemahaman tentang penyebab, akibat, pencegahan dan penanggulangan pada penyakit degeneratif diabetes melitus, serta melakukan pengecekan kadar guladarah pada peserta. Metode yang dilakukan mencakup melakukan pengecekan gula darah, edukasi tentang penyakit diabetes melitus, tentang pencegahan serta pengobatan. Kegiatan melibatkan seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada dilingkungan Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala. Hasil yang diperoleh dari pengabdian ini menunjukkan dari keseluruhan peserta pada saat pengujian glukosa darah dari total 50 tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, seluruhnya didapatkan hasil masih dalam nilai normal. Edukasi yang dilakukan yaitu meliputi tentang penyakit diabetes mellitus, pencegahan penyakit dan pengobatan yang dapat dilak ukan. Adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu, nilai glukosa darah pada seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala masih dalam keadaan normal dan tidak ada faktor resiko yang menyebabkan timbulnya penyakit diabetes melitus. Adapun saran dari pengabdian ini yaitu supaya kedepannya para peserta dapat lebih banyak yang ikut amtusias dalam pengabdian ini.
Sosialisasi Pembuatan Jamu Jahe Merah di Desa Pargumbangan Kecamatan Angkola Muaratais Kabupaten Tapanuli Selatan Sofyan, Ahmad; Sarah, Linda; Trisna, Intan Yulia; Ayuri, Muti’ah Diffah; Asri, Ayu; Hidayati, Meri; Daulay, Nanda Masraini; Harahap, Nurhasanah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Edisi Juli
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i2.6519

Abstract

Jamu dan jahe merah merupakan obat tradisional Indonesia yang telah digunakan secara turun-temurun karena khasiatnya dalam mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Penggunaan  obat   tradisional merupakan   warisan   nenek   moyang   Indonesia   yang   diperoleh secara empiris. Jamu  merupakan  minuman  kesehatan  yang  dapat  dimanfaatkan khasiat  dan  keamanannya  dalam  meningkatkan  imunitas. Meskipun saat ini perhatian lebih banyak difokuskan pada peningkatan manfaat jamu dan jahe merah, potensi efek samping konsumsinya sering diabaikan. Jahe merah secara tradisional dikenal efektif untuk meredakan masuk angin, rematik, perut kembung, mual, batuk berdahak, migrain, serta meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki sistem pencernaan. Tanaman   obat   yang   jumlahnya   sangat   banyak   dan   dapat dimanfaatkan   dilingkungan   rumah   terurutama  di tingkat desa, tetapi masyarakat belum mengetahui  menfaat  dan  cara  pengolahan  tanaman tersebut dalam meningkatkan imunitas. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan ibu rumah tangga di Desa Pargumbangan, Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan dalam mengolah jamu jahe merah menjadi produk instan yang lebih praktis dan bernilai jual. Kegiatan dilaksanakan melalui pelatihan dan pendampingan yang melibatkan dosen, mahasiswa, dan warga setempat, khususnya ibu rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan tetap. Tahapan kegiatan meliputi sosialisasi program, pelatihan pembuatan serbuk jamu jahe merah, serta pendampingan produksi. Diharapkan, pasca pelatihan peserta mampu memproduksi jamu jahe merah skala rumah tangga dan memasarkan produknya secara mandiri, sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga di desa tersebut
Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Stunting di Desa Matang Mesjid Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Warzukni, Seri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Edisi Juli
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i2.6514

Abstract

Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, yang dapat berakibat fatal bagi perkembangan fisik dan kognitif mereka. Stunting dapat mengakibtakan perkembangan kognitif terhambat, peningkatan resiko penyakit bahkan dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia karena anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki produktivitas yang lebih rendah saat dewasa. Masalah stunting masih menjadi tantangan serius dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Matang Mesjid. Tingginya prevalensi balita yang mengalami gangguan pertumbuhan mencerminkan adanya permasalahan gizi kronis yang belum tertangani secara optimal. Untuk mengatasi permasalahan stunting di Desa Matang Mesjid, diperlukan upaya kolaboratif dan berkelanjutan dari berbagai pihak. Perlu dilakukan pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khusunya Desa Matang Mesjid tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan sehat untuk mencegah terjadinya stunting pada anak. Melalui program edukasi dan pelatihan, diharapkan masyarakat dapat menerapkan praktik kesehatan yang baik, serta membangun kemitraan yang kuat antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan komunitas untuk menciptakan intervensi yang berkelanjutan dalam pencegahan stunting. Pemerintah Desa bersama petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan gizi dengan pendekatan yang lebih komunikatif, menggunakan media yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat. Selain itu, perlu adanya pelatihan rutin bagi kader posyandu agar mampu menyampaikan informasi secara efektif dan responsif terhadap kebutuhan warga. Diharapkan juga adanya peningkatan partisipasi masyarakat, khususnya ibu hamil dan ibu balita, melalui dukungan keluarga dan tokoh masyarakat setempat.
Edukasi Kesehatan Tentang SDIDTK pada Ibu Yang Memiliki Balita di Puskesmas Ulak Karang Fernando, Fenny; Pebrina, Melia; Fransisca, Dewi; Hayu, Ramah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Edisi Juli
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i2.6526

Abstract

Periode emas perkembangan anak merupakan fase penting yang menentukan kualitas tumbuh kembang anak secara menyeluruh, baik dari aspek fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, maupun moral. Namun, Data Capaian Indikator sebesar  75,63% menunjukkan bahwa capaian pemantauan tumbuh kembang balita di Kota Padang masih rendah dan belum memenuhi target nasional yaitu sebesar 90%. Pengetahuan ibu sebagai orang tua dan pengasuh utama memiliki peran yang sangat penting dalam pemberian stimulasi yang tepat. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita mengenai pentingnya pelaksanaan SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang). Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Maret 2025 dalam bentuk edukasi dengan metode ceramah interaktif kepada 35 ibu yang memiliki Balita di Puskesmas Ulak Karang. Sebelum dan sesudah penyuluhan, dilakukan pengukuran pengetahuan menggunakan instrumen pre-test dan post-test. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dari kategori pengetahuan “baik” yang semula hanya 17% menjadi 77% setelah edukasi diberikan. Edukasi terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman ibu mengenai peran penting stimulasi dalam mendukung pertumbuhan optimal anak. Kegiatan ini juga mendorong terbentuknya perilaku preventif dan promotif dalam pemantauan tumbuh kembang anak secara berkelanjutan. Diharapkan dari kegiatan ini adalah perlunya kolaborasi antara tenaga kesehatan dan institusi pendidikan dalam pelaksanaan edukasi SDIDTK secara berkala untuk cakupan lebih luas.
Pelatihan Peregangan pada Pekerja Konveksi Sebagai Upaya Penurunan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Syahri, Isyatun Mardhiyah; Asfriyati, Asfriyati; Sanusi, Sri Rahayu; Mutiara, Erna; Fitria, Maya
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Edisi Juli
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i2.6530

Abstract

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan salah satu permasalahan kesehatan kerja yang umum dialami oleh pekerja, khususnya di sektor konveksi yang melibatkan posisi duduk membungkuk dan aktivitas berulang dalam jangka waktu lama. Posisi seharusnya dilakukan dengan punggung tetap tegak dan siku sejajar meja kerja untuk mencegah ketegangan otot. Pekerja konveksi di Pusat Industri Kecil (PIK) Kota Medan tergolong kelompok yang sangat rentan terhadap gangguan ini sebab proses kerja yang monoton, repetitif, dan dilakukan tanpa penerapan ergonomi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pekerja mengenai bahaya MSDs serta memberikan solusi praktis melalui pelatihan peregangan yang mudah diterapkan di lingkungan kerja. Metode yang digunakan adalah kombinasi ceramah edukatif dan intervensi peregangan praktis, yang dilengkapi dengan media video peregangan dari Kementerian Kesehatan RI, diskusi interaktif, serta evaluasi dengan pre-test dan post-test. Kegiatan ini diikuti oleh 30 pekerja konveksi dan mencakup tahapan sosialisasi awal, penyuluhan materi, simulasi gerakan peregangan, hingga dokumentasi akhir. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam tingkat pengetahuan pekerja setelah pelatihan, dari 47% menjadi 80%. Selain itu, keluhan nyeri pada leher, bahu dan punggung yang sebelumnya dirasakan banyak peserta mengalami penurunan. Pelatihan ini dinilai sangat relevan dengan kebutuhan mitra, bersifat praktis, tidak memerlukan alat tambahan, dan dapat dilakukan secara mandiri. Dampak positif kegiatan ini tidak hanya terlihat pada aspek pengetahuan, tetapi juga pada perubahan perilaku dan semangat menjaga kesehatan kerja. Keberhasilan program ini menunjukkan potensi replikasi di sektor kerja lain yang memiliki risiko serupa, dengan dukungan pemantauan berkelanjutan untuk hasil yang optimal

Page 1 of 1 | Total Record : 6