Articles
88 Documents
Batasan Kekerasan Psikologis Dalam Pacaran Pada Dewasa Awal
Veronica Yeo;
Olivia Hadiwirawan
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 6, No 1: Januari 2023
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v6i1.29102
Kekerasan dalam berpacaran menempati urutan kedua dalam kasus kekerasan terhadap perempuan. Pencatatan kasus kekerasan psikologis memiliki kendala dalam melihat perilaku sebagai bagian dari kekerasan psikologis. Belum ada batasan yang jelas yang digunakan dalam mendeskripsikan kekerasan psikologis, terutama terkait latar belakang yang memunculkan perilaku kekerasan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi batasan kekerasan psikologis dalam pacaran. Metode pengambilan data menggunakan Diskusi Kelompok Terarah dan proses analisis data menggunakan teknik analisis tematik. Hasil penelitian menemukan bahwa kekerasan dapat digolongkan sebagai kekerasan psikologis ketika perilaku memberikan dampak psikologis serta terdapat konteks situasi yang dirasakan sebagai kekerasan psikologis. Kategori dalam tema dampak psikologis adalah emosi negatif, gambaran diri yang buruk serta rasa ketergantungan. Sedangkan, kategori dalam tema konteks situasi kekerasan psikologis adalah kepercayaan, penerimaan, kebebasan, penghinaan dan komunikasi. Temuan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan awal dalam mengembangkan pengukuran terkait perilaku kekerasan psikologis dalam hubungan pacaran.
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA SMA DI BANDA ACEH
Siti Farah Wahyuni;
Dahlia Dahlia
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 3, No 2: Juli 2020
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v3i2.17612
Keberhasilan siswa dalam dunia pendidikan salah satunya dapat dilihat dari prestasiakademik. Keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam melaksanakantugas akademik seperti mempersiapkan diri untuk ujian dan mengerjakan tugastugasmerupakan faktor yangdapat meningkatkan prestasi akademik.Ini sering juga disebut sebagai efikasi diri akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan antara efikasi diri akademik dengan prestasi akademik pada siswa SMAdi Banda Aceh. Populasi dalam penelitian adalah siswa SMA di Kota Banda Aceh, sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 274 siswa dari tiga SMA di KotaBanda Aceh dengan rentang usia 15-17 tahun. Pengumpulan data menggunakan Skala Efikasi Diri Akademik yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek efikasi diri akademik yang dikemukakan oleh Zajacova, Lynch, dan Espenshade (2005), dan prestasi akademik diperoleh dari nilai rata-rata rapor semester akhir siswa yang menjadi lokasi tempat penelitian. Analisis data menggunakan analisis korelasi Spearman-Brown Formula dengan hasil koefisien korelasi r=0.011 dan nilai signifikansi p=0.850 (p0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara efikasi diri akademik dengan prestasi akademik pada siswa SMA di Banda Aceh.
PANDANGAN CINTA ROMANTIS MENURUT ANAK MUDA
Yurika Kristanti;
Olivia Hadiwirawan
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 5, No 2: Juli 2022
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v5i2.27022
Pada beberapa penelitian terdahulu, cinta romantis dipandang sebagai tingkatan emosi yang paling spesifik, namun ada pula yang secara neurosains menyatakan bahwa cinta romantis adalah sebuah mekanisme yang terjadi di dalam tubuh manusia. Pada penelitian ini, pandangan cinta romantis yang ingin diketahui adalah cinta romantis menurut kaca mata anak muda. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana anak muda berusia 18-25 tahun yang memiliki kebutuhan akan cinta melihat cinta romantis itu sendiri. Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 147 orang anak muda yang ada di Kota Jakarta (112 partisipan perempuan dan 35 partisipan laki-laki). Analisis dalam penelitian ini didapatkan melalui survei dengan total pernyataan sebanyak 34 butir yang didapatkan dari kutipan cinta romantis, baik dari penelitian sebelumnya (de Munck dkk.., 2011) dan kutipan terkenal mengenai cinta romantis di website. Pernyataan survei dianalisis dengan persentase. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa consumate love, companionate love, attachment, transcendence, dan limerence menjadi lima dimensi cinta romantis dengan peringkat teratas dalam survei.
KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA ETNIS TIONGHOA DI KOTA BANDA ACEH
Ikhda Novita Putri;
Dahlia Dahlia
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 3, No 1: Januari 2020
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v3i1.15629
Penyesuaian Sosial merupakan keberhasilan individu dalam melakukan hubungan dengan orang lain secara personal maupun kelompok serta memperlihatkan sikap dan perilaku yang menyenangkan. Penyesuaian Sosial akan tercapai apabila individu memiliki Kecerdasan Emosional yang tinggi. Perkembangan Penyesuaian Sosial dan Kecerdasan Emosional merupakan tugas perkembangan yang sulit pada masa remaja khususnya remaja etnis Tionghoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Kecerdasan Emosional dengan Penyesuaian Sosial pada remaja etnis Tionghoa di Kota Banda Aceh. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 79 remaja etnis Tionghoa yang dipilih dengan menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala Kecerdasan Emosional yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori Goleman dan skala Penyesuaian Sosial juga disusun oleh peneliti berdasarkan teori Schneider. Analisis data menggunakan pearson Product moment correlation. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kecerdasan Emosional dengan Penyesuaian Sosial pada remaja etnis Tionghoa di Kota Banda Aceh. Artinya semakin tinggi Kecerdasan Emosional maka semakin baik pula Penyesuaian Sosial remaja etis Tionghoa di kota Banda Aceh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bagaimana individu memahami, mempersepsikan dan bersikap dalam kelompoknya dapat memengaruhi penilaian individu tersebut terhadap lingkungan sosialnya.
Mindful Parenting and Subjective Well-Being in Parents of Children with Neurodevelopmental Disorders
Maharani, Anisa Putri Primi Intan;
Rinaldi, Martaria Rizky
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 7, No 2: Juli 2024
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v7i2.38360
Parenting children with neurodevelopmental disorders presents unique challenges. These challenges can impact the well-being of parents, leading to higher levels of stress, anxiety, and depression, which ultimately can lower subjective well-being. This study aims to investigate the relationship between mindful parenting and subjective well-being using a correlational quantitative approach. Data were collected through questionnaires measuring mindful parenting and subjective well-being. The participants in this study were 106 parents of children with neurodevelopmental disorders. Data analysis was conducted using the product-moment correlation technique. The results indicated a positive correlation (r = 0.413, p 0.05) between mindful parenting and subjective well-being, suggesting that higher levels of mindful parenting are associated with higher subjective well-being in parents. These findings highlight the potential of mindful parenting interventions to support the well-being of parents in families with children with special needs. Future research should use larger and more representative samples to enhance the generalizability of the findings. The implications of this research include the development of mindful parenting programs and policies to support families facing the challenges of raising children with neurodevelopmental disorders.
KETANGGUHAN AKADEMIK PADA MAHASISWA PENERIMA BIDIKMISI
Miftahul Jannah;
Eka Dian Aprilia;
Intan Dewi Kumala;
Khatijatusshalihah Khatijatusshalihah
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 4, No 2: Juli 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v4i2.22943
Ketangguhan akademik merupakan ketahanan individu dalam merespon kesulitan akademik dengan menunjukkan adanya kemauan untuk terlibat dalam tugas dan proses pembelajaran, komitmen terhadap tugas dan proses pembelajaran yang berlangsung, serta memiliki kendali atas proses yang terjadi. Selain itu, individu dengan ketahanan akademik juga akan melihat tantangan sebagai peluang untuk mengembangkan potensi diri.Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran ketangguhan akademik pada mahasiswa bidikmisi di USK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling, dengan sampel mahasiswa penerima bidikmisi di universitas syiah kuala sejumlah 317 orang. Ketangguhan akademik menggunakan skala Revised Academic Hardiness Scale (RAHS). Analisis data menggunakan crosstab dan teknik chi-square. Secara keseluruhan gambaran ketangguhan akademikmahasiswa penerima bidikmisi dalam penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa penerima bidikmisi berada pada tingkat tinggi (14.8%), tingkat sedang (71.0%) dan tingkat rendah (14.2%). Analisa dimensi ketangguhan akademikmemperlihatkan bahwa mahasiswa penerima bidikmisi USK memiliki tingkat komitmen yang tinggi dengan persentase (14.8%), pada tingkat sedang dengan persentase (68.1%) dan pada tingkat rendah dengan persentase (12.6%). Hasil tingkatan ketangguhan akademikmenunjukkan bahwa ketangguhan akademik pada mahasiswa penerima bidikmisi di USK berada pada kategori sedang.
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN YANG BERPERAN GANDA
Cito Meriko;
Olivia Hadiwirawan
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 2, No 1: Januari 2019
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v2i1.13273
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kesejahteraan psikologis perempuan yang memiliki peran ganda (peran publik dan domestik). Penelitian ini juga ingin membahas bagaimana perempuan memaknai peran ganda tersebut dan melihat dinamika dimensi kesejahteraan psikologis pada masing-masing responden. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dan teknik sampling berdasarkan intensitas. Responden terdiri dari empat perempuan yang bekerja pada sektor formal serta menempati posisi pemimpin dalam pekerjaan. Wawancara mendalam dan semi- terstruktur digunakan sebagai alat pengumpul data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat responden memperoleh kesejahteraan psikologis dalam menjalankan peran ganda mereka. Dimensi penguasaan lingkungan memegang peranan penting bagi keempat responden dalam mengelola peran ganda. Dinamika dari keenam dimensi pada masing-masing responden memiliki pola-pola berbeda yang berfokus pada peran domestik sebagai penuntun langkah responden dalam mengambil bagian pada peran publiknya.
TINGKAT PEMUJAAN SELEBRITI PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP DI ACEH
Alissa Maulida;
Wida Yulia Viridanda;
Haiyun Nisa;
Novita Sari
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 4, No 1: Januari 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v4i1.19720
Pemujaaan selebriti adalah bentuk dari hubungan satu arah yang terjadi terhadap seseorang dan tokoh idolanya, yang membuat seseorang menjadi terobsesi terhadap selebriti idolanya tersebut. Hadirnya budaya korea di Aceh terlihat dari kemunculan komunitas penggemar idola dari Korea, berbentuk akun fanbase sampai komunitas yang melakukan aktivitas bersama secara langsung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkatan pemujaan selebriti pada komunitas penggemar K-Pop di Aceh, serta faktor sosiodemografi apa saja yang memengaruhi pemujaan selebriti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik penentuan sampel menggunakan sampling jenuh, yaitu 300 anggota yang bergabung di komunitas BTS Army (193) dan EXOL (107) Aceh. Pemujaan selebriti diukur menggunakan The Celebrity Attitude Scale (CAS). Hasil penelitian menunjukkan pemujaan selebriti pada kedua komunitas berada pada berbagai tingkatan, yaitu 34,2% berada di tingkat pemujaan selebriti tinggi (Borderline-Pathological), 33.9% berada di tingkat pemujaan selebriti sedang (Intense-Personal), dan 31.9% berada di tingkat pemujaan selebriti rendah (Entertainment-Social). Berdasarkan sosiodemografi pengisian skala, anggota komunitas lebih banyak berjenis kelamin perempuan, berada pada rentang usia remaja, mahasiswa, berstatus lajang, dan memiliki satu orang idola.
INTERVENSI KOGNITIF PERILAKU DALAM KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SELF-ESTEEM PADA MAHASISWI YANG TINGGAL DI ASRAMA UNIVERISTAS
Gilberta Permata Mahanani;
Fivi Nurwianti
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 1, No 2: Juli 2018
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v1i2.11569
Self-esteem merupakan sebuah proses kognitif akan evaluasi seseorang akan seberapa berharga atau bernilai dirinya sebagai individu. Pendekatan kognitif perilaku merupakan pendekatan yang paling sering digunakan dalam berbagai intervensi terkait permasalahan self-esteem. Fokus dalam intervensi kognitif perilaku adalah mengubah persepsi individu, sehingga diasumsikan dapat sesuai untuk menangani permasalahan self-esteem. Pelaksanaan intervensi dalam kelompok dipilih karena memungkinkan partisipan untuk mengatasi masalah secara bersama-sama sehingga setiap partisipan akan memperoleh dampak positif dari interaksi yang muncul dalam kelompok.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas pelaksanaan intervensi kognitif-perilaku yang diterapkan dalam kelompok untuk meningkatkan self esteem. Peneliti menggunakan desain penelitian one group before-and-after study dalam tiga sesi intervensi kognitif-perilaku. Partisipan adalah 4 orang mahasiswi yang tinggal di Asrama Universitas X (M= 18.5 tahun) dengan tingkat self-esteem rendah. Pengukuran self-esteem dilakukan pada proses pre, post dan follow-up menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil dari penelitian ini adalah 3 dari 4 partisipan mengalami peningkatan self-esteem. Peneliti mengasumsikan bahwa peningkatan self-esteem juga didukung oleh manajemen tugas yang baik dan kemampuan keterampilan sosial.
Religiusitas dan Pengambilan Keputusan Menikah Pada Mahasiswi
Rizka Tyara;
Mirza Mirza;
Risana Rachmatan;
Eka Dian Aprilia
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 6, No 2: Juli 2023
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v6i2.28709
Kemampuan memutuskan untuk menikah disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah proses spiritual dan religiusitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan pengambilan keputusan menikah pada mahasiswi di Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswi perguruan tinggi yang ada di Kota Banda Aceh sebanyak 60 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data religiusitas menggunakan Muslim Daily Religiosity Assesment Scale (α = 0.806) dan data pengambilan keputusan menikah menggunakan Skala Pengambilan Keputusan Menikah (α = 0.892) yang disusun oleh peneliti. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment menunjukkan nilai signifikansi (p) = 0,007 (p 0,05, r = 0,346). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara religiusitas dengan pengambilan keputusan menikah. Artinya semakin tinggi nilai religiusitasnya maka mahasiswi semakin mampu mengambil keputusan menikah saat kuliah. Individu yang memiliki nilai religiusitas tinggi akan selektif dalam mengambil sebuah keputusan dan tidak bertentangan dengan ajaran agamanya.