Articles
88 Documents
Menyoal Kaitan Impostor Phenomenon dan Resiliensi Pada Mahasiswa
Zakiratul Ula;
Marty Mawarpury;
Kartika Sari;
Maya Khairani
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 6, No 2: Juli 2023
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v6i2.33526
Pencapaian prestasi dalam bidang akademik tidak hanya memberikan kepuasan dan meningkatnya rasa percaya diri bagi mahasiswa, namun pencapaian tersebut juga dapat memunculkan perasaan tidak layak akan keberhasilan, kondisi ini disebut dengan impostor phenomenon. Fenomena impostor dapat menimbulkan kecemasan, stress dan bahkan depresi jika terus menerus terjadi. Oleh karena itu, mahasiswa membutuhkan resiliensi agar mampu menyelesaikan masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dengan impostor phenomenon pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 297 mahasiswa. Teknik pengumpulan data menggunakan convenience sampling, data penelitian dikumpulkan menggunakan Clance Impostor Phenomenon Scale dan Brief Resilience Scale. Analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson menunjukkan nilai koefisien korelasi r=-0.249 dengan nilai signifikansi p=0.000 (p0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara resiliensi dengan impostor phenomenon pada mahasiswa, artinya semakin tinggi kemampuan resiliensi maka semakin rendah impostor phenomenon dan sebaliknya.
Dinamika Adiksi Perokok Dalam Usahanya Untuk Berhenti Merokok
Anastasia Laura Kristianto Taufick;
Andrea Dean Nugroho;
Angelina Arum Wulandari;
Daniel Thaddeus Budiman;
Arya Brillianto Wibisono;
Faniel Johana Leda
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 6, No 1: Januari 2023
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v6i1.26269
Adiksi rokok adalah kondisi Ketika individu tidak bisa lepas dari kebiasaan merokok. Kondisi ini mengakibatkan individu terus bergantung dengan rokok, meskipun mengetahui efek negatifnya bagi kesehatan, keuangan, sosial, dan lain-lain. Penelitian ini berfokus pada perokok aktif yang sedang berupaya untuk berhenti merokok selama beberapa waktu guna mengetahui dinamika yang terjadi pada perokok aktif dewasa awal dan mengetahui cara yang paling efektif untuk berhenti dari kebiasaan merokok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan partisipan. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang dengan teknik pengumpulan data wawancara dan self report. Hasil pada penelitian ini menunjukan adanya 3 siklus besar bagi individu yang ingin keluar dari adiksi rokok. Siklus pertama merupakan pemicu berhenti merokok yang bersumber dari internal maupun eksternal, siklus kedua adalah proses berhenti merokok yang mana individu akan menemukan cara berhenti dan dihadapkan pada hambatan-hambatan yang juga berasal internal dan eksternal, siklus ketiga adalah hasil usaha yang terbagi menjadi 3 hasil yaitu menggunakan alternatif pengganti rokok, proses transisi, dan aktif merokok. Pada prosesnya dalam berhenti individu akan melewati 3 siklus ini yang memiliki hambatan yang berbeda-beda.
PENERAPAN TOKEN ECONOMY UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ON-TASK DALAM AKTIFITAS MAKAN PADA ANAK DENGAN HIPERAKTIVITAS
Lecya Lalitya;
Eko Handayani
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 3, No 1: Januari 2020
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v3i1.15555
Anak dengan perilaku hiperaktif memiliki tingkat aktifitas motorik tinggi yang ditunjukkan dengan gejala seperti seringkali tidak nyaman diam di suatu tempat dan meningkatkan tempat duduk pada situasi dimana ia harus diam dalam jangka waktu tertentu. Gejala tersebut muncul dalam berbagai situasi, seperti belajar di sekolah dan makan di rumah. Hal ini terjadi karena minimnya perilaku fokus atau on-task. Di sisi lain, minimnya kemampuan on-task anak kemudian akan memengaruhi fungsinya karena ia kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari, sehingga masalah perilaku on-task perlu mendapatkan intervensi. Salah satu pendekatan intervensi untuk anak dengan hiperaktifitas adalah modifikasi perilaku dengan teknik token economy. Penelitian ini berfokus pada perilaku on-task dalam aktifitas makan karena masalah dalam perilaku makan dapat berkaitan dengan pemenuhan gizi yang kemudian berkaitan pula dengan masalah dalam aspek akademis. Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas token economy untuk meningkatkan perilaku on-task dalam aktifitas makan pada anak dengan hiperaktifitas. Intervensi berlangsung selama 10 sesi. Token yang berikan adalah stiker berbentuk bintang. Penelitian menggunakan desain penelitian single subject dan dengan desain A-B. Partisipan adalah anak laki-laki berusia 8 tahun dengan perilaku hiperaktif. Hasil penelitian menunjukkan, teknik token economy efektif meningkatkan perilaku on-task dalam aktifitas makan pada anak dengan hiperaktifitas. Hal ini membuka peluang bagi penelitian selanjutnya untuk menerapkan modifikasi perilaku pada perilaku on-task dengan berbagai konteks dan latar belakang partisipan.
RESILIENSI DENGAN KOMPETENSI INTERKULTURAL PADA MAHASISWA MANCANEGARA (STUDI KASUS DI BANDA ACEH
Lidra Pratiwi Tanjung;
Marty Mawarpury;
Intan Dewi Kumala
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 5, No 1: Januari 2022
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v5i1.25151
Mahasiswa mancanegara yang memilih untuk melanjutkan studi di Indonesia akan menghadapi berbagai jenis perubahan dalam berbagai aspek kehidupan mereka. salah satunya karena adanya perbedaan budaya. Sebagai mahasiswa internasional, mahasiswa yang tinggal di luar negeri biasanya dituntut untuk memiliki resiliensi dan kompetensi interkultural karena mereka mengalami berbagai masalah dan tantangan di tahun pertama mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan resiliensi dengan kompetensi interkultural. Sebanyak 30 mahasiswa internasional yang belajar di Universitas di Banda Aceh berpasrtisipasi dalam penelitian ini dan dipilih dengan menggunakan brief resilience scale (α=0.141) untuk mengukur resiliensi dan wesleyan intercultural competence scale (α=0.819-0.978) untuk mengukur kompetensi interkultural. Analisis data dengan metode korelasi rank spearman memberikan nilai signifikansi p=0.325 (0.05), artinya tidak ada hubungan antara resiliensi dengan kompetensi interkultural pada mahasiswa mancanegara Banda Aceh.
EFEKTIVITAS PROGRAM ‘LAMPU LALU LINTAS MAKANKU’ TERHADAP KONTROL DIRI PADA ANAK OBESITAS
Nabila Syafira Audi Syahroel;
Rose Mini Agoes Salim;
Pratiwi Widyasari
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 2, No 2: Juli 2019
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v2i2.14205
Dalam Riset Kesehatan Dasar 2013 di Indonesia, permasalahan gizi pada anak salah satunya adalah angka obesitas yang masih tinggi. Angka kejadian obesitas ini secara global akan meningkat dengan prediksi mencapai 9,1% atau sebanyak 60 juta anak pada tahun 2020. Obesitas tidak hanya merugikan secara fisik tetapi juga secara psikologis. Permasalahan psikologis yang dialami oleh anak-anak obesitas adalah body image discontent atau ketidakpuasan anak terhadap bentuk tubuhnya. Hal ini dapat terjadi sejak usia dini dikarenakan perlakuan bully dari pihak keluarga ataupun teman mengenai bentuk tubuhnya. Salah satu faktor yang berperan dalam kejadian obesitas adalah minimnya kontrol diri terkait perilaku makan. Perilaku makan yang dimaksud adalah mengonsumsi makanan yang tidak sehat (tinggi kalori) atau mengonsumsi makan dalam jumlah yang berlebihan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kemampuan kontrol diri terkait perilaku makan pada anak obesitas usia 6 – 8 tahun. Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penggolongan makanan (berdasarkan jenis, porsi, dan frekuensi) mengikuti aturan warna lampu lalu lintas yang disebut dengan ‘Lampu Lalu Lintas Makanku’. Penelitian ini menggunakan desain before-after experimentaldan dianggap dapat memperbaiki kontrol diri terkait perilaku makan pada anak obesitas usia 6 – 8 tahun dinilai dari perbaikan skor pre test dan post test partisipan.
PERBEDAAN PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA
Yuli Astuti;
Haiyun Nisa;
Kartika Sari;
Intan Dewi Kumala
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 4, No 2: Juli 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v4i2.22108
Prokrastinasi akademik merupakan permasalahan yang umumnya dialami oleh para pelajar, tidak terkecuali mahasiswa. Prokrastinasi Akademik adalah kecenderungan untuk menunda atau penghindaran penuh terhadap suatu tugas akademik oleh individu secara sadar. Perilaku ini tidak hanya memengaruhi nilai, tetapi juga kinerja akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prokrastinasi akademik ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis komparatif. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas S berjumlah 336 mahasiswa (168 laki-laki dan 168 perempuan). Pengumpulan data menggunakan skala Tuckman Procrastination Scale (TPS). Hasil analisis data menggunakan Mann Whitney U test dengan nilai signifikansi (p)=0,110 (p0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan prokrastinasi akademik ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa. Tidak adanya perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa dipengaruhi oleh adanya tuntutan untuk belajar secara mandiri pada laki-laki dan perempuan. Faktor lain tidak adanya perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa karena dipengaruhi oleh dinamika perkembangan individu yang meliputi perkembangan fisik, psikologis dan peran sosial.
DINAMIKA KECANDUAN TELEPON PINTAR (SMARTPHONE) PADA REMAJA DAN TRAIT MINDFULNESS SEBAGAI ALTERNATIF SOLUSI
Laras Prassetio Waty;
Endang Fourianalistyawati
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 1, No 2: Juli 2018
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v1i2.11573
Remaja merupakan pengguna telepon pintar yang rentan mengalami kecanduan telepon pintar.Perlu ada penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian terdahulu yang dilakukan di negara luar menunjukkan peran trait mindfulness dalam membantu menurunkan kecanduan telepon pintar pada remaja, namun belum ditemukan di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana trait mindfulness berperan dalam menurunkan perilaku kecanduan telepon pintar pada remaja di DKI Jakarta Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan penyebaran kuesioner kepada 511 remaja dengan rentang usia 13-18 tahun. Berdasarkan hasil screening menggunakan uji kategorisasi hipotetik diperoleh sebanyak 286 subjek yang mengalami kecanduan telepon pintar. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat ukur Mindful Attention Awareness Scale (MAAS), dan Smartphone Addiction Scale (SAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mindfulness dapat berperan dalam menurunkan perilaku kecanduan telepon pintar pada remaja. Dengan demikian, semakin tinggi skor mindfulness, maka semakin rendah kemunculan perilaku kecanduan telepon pintar. Sebaliknya, semakin rendah skor mindfulness, maka semakin tinggi pula kemunculan perilaku kecanduan telepon pintar.
Mindfulness dan Penerimaan Diri: Studi Pada Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy
Layyina, Ulya;
Amna, Zaujatul;
Faradina, Syarifah;
Dahlia, Dahlia
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 7, No 1: Januari 2024
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v7i1.37176
Pengasuhan serta bimbingan secara khusus perlu diberikan kepada anak cerebral palsy agar mampu beraktivitas seperti anak normal lainnya. Keadaan tersebut mengakibatkan ibu mengalami kelelahan fisik dan emosional, sehingga ibu tidak mudah untuk menerima kenyataan bahwa anaknya mengalami cerebral palsy. Untuk dapat memiliki penerimaan diri terhadap anak cerebral palsy, maka ibu perlu berada pada kondisi mindfulness sehingga dapat membantu ibu untuk menerima secara utuh terhadap kondisi diri dan anaknya yang mengalami cerebral palsy. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan mindfulness dan penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy. Sebanyak 60 ibu yang memiliki anak cerebral palsy terlibat sebagai sampel penelitian yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan snowball sampling. Mindfulness diukur menggunakan adaptasi Mindfulness Attention and Awareness Scale (MAAS), sementara penerimaan diri diukur menggunakan Bergers Self-Acceptance Scale. Analisis data dilakukan menggunakan pearson correlation, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara mindfulness dengan penerimaan diri (p= .00, r= .592) yang dapat diartikan bahwa semakin tinggi mindfulness pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy, maka semakin tinggi pula penerimaan dirinya.Exceptional consideration and direction should be given to children with cerebral palsy so that they are able to do activities like other normal children. This situation causes the mother to experience physical and emotional tiredness, so she may not easily accept the fact that her child has Cerebral palsy. To be fully accepting of their children with cerebral palsy, mothers may need to engage in a condition of mindfulness that can help them to fully accept the condition of themselves and their children with cerebral palsy. This study aims to determine the relationship between mindfulness and self-acceptance in mothers who have a child with cerebral palsy. A total of 60 mothers who had children with cerebral palsy were involved as research samples selected using purposive sampling method. Mindfulness was measured using an adaptation of the Mindfulness Attention and Awareness Scale (MAAS), while self-acceptance was measured using Berger's Self-Acceptance Scale. Data analysis was conducted using Pearson correlation, which showed that there was a significant positive relationship between mindfulness and self-acceptance (p= .00, r= .592), which can be interpreted that the higher the mindfulness of mothers who have children with cerebral palsy, the higher the self-acceptance.
OPTIMISME MENGHADAPI PERSAINGAN DUNIA KERJA DAN ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA
Eka Dian Aprilia;
Yaumil Khairiyah
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 1, No 1: Januari 2018
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v1i1.9922
Tugas utama individu pada rentang usia dewasa adalah bekerja dan membangun karir. Dimasa sekarang ini mendapatkan pekerjaan sangat sulit, dibutuhkan keyakinan dan ketangguhan dalam diri seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang secara teoritis disebut dengan optimisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara optimisme menghadapi persaingan dunia kerja dengan adversity quotient pada mahasiswa Universitas Syiah Kuala. Berdasarkan tabel Isaac dan Michael didapatkan jumlah sampel sebanyak 332 mahasiswa, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Terdapat dua alat ukur yang digunakan, yaitu skala optimisme dan skala adversity quotient. Hasil analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,535 dengan nilai p = 0,000. Hipotesis yang diajukan diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara optimisme menghadapi persaingan dunia kerja dengan adversity quotient pada mahasiswa Universitas Syiah Kuala.
Couple Resilience dan Well Being pada Dual Earner Family
Nadhifa, Pocut;
Mawarpury, Marty;
Afriani, Afriani;
Sari, Novita
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 7, No 2: Juli 2024
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v7i2.39631
Various problems that occur in dual earner families can affect the wellbeing of family members, therefore this study aims to determine the relationship between couple resilience and wellbeing in dual earner families. This study used a quantitative approach with a correlation method involving 50 couples as research samples.Data collection employed simple one-stage cluster sampling, and the data were gathered using two scales: the Couple Resilience Inventory (CRI) and the Centeredness Theory Scale (CT Scale). Data analysis was conducted using the Spearman correlation technique. The research findings indicate that several dimensions of couple resilience have a positive correlation with wellbeing. Specifically as follows: the correlation between couple resilience and husbands and wives wellbeing is (r= 0.292), the correlation between couple resilience and husbands wellbeing is (r = 0.464), and the correlation between couple resilience and wives wellbeing is (r = 0.377). Conversely, negative correlations were found between wive,s positive couple resilience and husbands wellbeing (r = -0.464), husbands positive couple resilience and husbands wellbeing (r = -0.514), and wives negative couple resilience and wives wellbeing (r = -0.427). No significant relationships were found between wives negative couple resilience and husbands wellbeing, as well as between husbands positive couple resilience and wives wellbeing.Berbagai permasalahan yang terjadi pada dual earner family dapat mempengaruhi wellbeing anggota keluarga oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan couple resilience dan wellbeing pada dual earner family. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi yang melibatkan 50 pasangan sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan simple one-stage cluster sampling, data penelitian dikumpulkan menggunakan dua skala yaitu Couple Resilience Inventory (CRI) untuk mengukur Couple Resilience sedangkan untuk mengukur wellbeing menggunakan Centeredness Theory Scale (CT Scale). Analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman. Hasil penelitian menemukan bahwa beberapa dimensi couple resilience berkorelasi secara positif dengan wellbeing yaitu couple resilience negative suami dan wellbeing istri menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar (r=0.292), couple resiliene negative suami dan wellbeing suami (r=0.464), couple resilience negative istri dan wellbeing istri (r=0.377). Sedangkan yang berkorelasi negatif pada couple resilience positive istri dan wellbeing suami dengan korelasi sebesar (r=-0.464), couple resilience positive suami dan wellbeing suami (r=-0.514), couple resilience negative istri dan wellbeing istri (r=-0.427). Sementara couple resilience negative istri dan wellbeing suami serta couple resilience positive suami dan wellbeing istri tidak memiliki hubungan.