cover
Contact Name
Rahmat Sewa Suraya
Contact Email
mhat_suraya@yahoo.co.id
Phone
+6285395828765
Journal Mail Official
lisani.tradisilisan@uho.ac.id
Editorial Address
Kampus Hijau Bumi Tridharma Universitas Halu Oleo, Gedung Fakultas Ilmu Budaya Lantai II, Jl. H.E.A. Mokodompit, Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
LISANI : Jurnal Kelisanan Sastra dan Budaya
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 26139006     EISSN : 26224909     DOI : https://doi.org/10.33772/lisani
Jurnal ini berisi tentang hasil penelitian, artikel ilmiah, makalah ilmiah dalam bidang kelisanan dalam bidang sastra dan budaya di Indonesia. Jurnal ini terbuka untuk para peneliti dan para penulis yang berminat dalam kajian tradisi lisan khususnya kelisanan dalam budaya dan sastra di Indonesia.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021" : 9 Documents clear
RITUAL PITON-PITON PADA ETNIK JAWA DI DESA LABUKOLO KECAMATAN TIWORO TENGAH KABUPATEN MUNA BARAT retno gemilang; Syahrun Syahrun; Nurtikawati Nurtikawati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v4i2.1326

Abstract

Ritual Piton-piton merupakan ritual yang dilaksanakan oleh etnik Jawa khususnya di Desa Labukolo ketika ada anak bayi yang berusia tujuh bulan diadakan ritual menginjakan kaki ke tanah, ritual menginjakkan kaki ke tanah merupakan suatu ritual dimana manusia wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberikan kehidupan yang lebih baik . Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan ritual ritual Piton-Piton pada etnik Jawa di Desa Labukolo Kecamatan Tiworo Tengah Kabupaten Muna Barat (2) untuk menganalisis makna yang terkandung dalam ritual Piton-Piton pada etnik Jawa di Desa Labukolo Kecamatan Tiworo Tengah Kabupaten Muna Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik obsevasi (pengamatan), wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan teknik proposive sampling data yang dianalisis mengunakan teknik sebagai berikut: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ritual Piton-Piton dilaksanakan atas beberapa tahap yakni: tahap persiapan bahan: jadah dua warna, kurungan, air dan bunga, pakaian. Tahap pelaksanaa yaitu: menginjakkan kaki bayi ke jadah, dikurungi bayi, memandikan bayi menggunakan air dan bunga, dan ganti baju. Makna dari setiap tahap pelaksaan yaitu: makna dari menginjkkan kaki di Jadah agari anak dapat mengatasi kesulitan dan orang tua berharap semoga anak tersebut kelak dapat mengatasi kesulitan hidup, makna dari dikurunggi yaitu: agar bayi dapat menyesuaikan diri ke dalam masyarakat luas, makna dimandikan yaitu: agar selalu dalam lindungan Allah sarta dapat mengharumkan busana bisa melihat derajat orang tersebut serta dengan pakaian manusia dapat diketahui berbudaya dan asal mereka darimana walaupun demikian seoerang manusia akan tetap saling kergantungan satu sama lain.
MAKNA SARANA DAN PRASARANA UPACARA NGABEN PADA ETNIS BALI DI DESA LAMOARE KECAMATAN LOEA KABUPATEN KOLAKA TIMUR SULAWESI TENGGARA Muh Agung Saputra; Syahrun Syahrun; Komang Wahyu Rustiani
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v4i2.1364

Abstract

Upacara ngaben merupakan ritual yang dilakukan oleh masyarakat Bali di Desa Lamoare Kecamatan Loea Kabupaten Kolaka Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses dan makna upacara ngaben pada masyarakat Bali di Desa Lamoare Kecamatan Loea Kabupaten Kolaka Timur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif.Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitratif.Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan tekni Proposive sampling.Data dianalisis dengan teknik sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, klasifikasi data, display data serta mengambil kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu proses upacara ngaben diantaranya: 1. Proses upacara ngaben, yaitu yang pertama pengumuman kematian orang yang meninggal. 2. Pengumuman kematian jenazah, hal ini biasanya dilakukan oleh keluarga. 3. Pembersihan jenazah, pembersihan ini berupa memandikan jenazah. 4. Ngaben, ngaben merupakan proses pembakaran jenazah dan penaburan abu yang dilakukan dilaut atau sungai yang berdekatan dengan setra. 5. Asti Wedhana, merupakan tingkatan upacara Pitra Yadnya yang lebih tinggi pada umumnya. 6. Nabur Abu dilaut atau sungai, nabur abu dilaut adalah upacara terakhir dalam serangkaian upacara ngaben”.Makna upacara ngaben 1.Makna upacara ngaben, memiliki makna yaitu pengembalian Panca Maha Bhuta. 2. Makna Kwangen, memiliki makna simbolik ongkara“aksara suci umat Hindu” yang artinya Kwangen yaitu suku Bali. 3. Makna DamarAngenan/Layon, Damar Angenan merupakan salah satu symbol untuk menerangi roh orang yang telah meninggal serta menerangi jalannya Sang Hilang(mayat).. 4. Makna kain putih, yaitu cara untuk mempraktiskan agar jenazah tidak dibolak-balik pada saat pemasangan kain kafan. 5. Makna uang kepeng(pis bolong), pis bolong bermakna untuk persembahan bekal sang Hilang(mayat). 6. Makna kelapa gading, kelapa gading tidak akan terlepas dari kehidupan masyarakat Bali. 7. Makna Dhaksina, Dhaksina merupakan sebuah tapakkan sang HyangWidhi”. 8. Makna Tirtha Pengantas, merupakan sebuah symbol dalam pelaksanaan upacara ngaben yang dilakukan oleh umat Hindu di Desa Lamoare Kecamatan Loea Kabupaten Kolaka Timur.
EKSISTENSI TARI KATUMBU PADA MASYARAKAT KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA Sri Rahmadani Salim; La Niampe; Nurtikawati Nurtikawati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v4i2.1365

Abstract

Tari Katumbu merupakan tarian yang menceritakan tentang proses pengelolaan panen, sebagai bentuk suka cita masyarakat kecamatan Tongkuno terhadap keberhasilan hasil panen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk pelaksanaan tari katumbu pada masyarakat Muna Kecamatan Tongkuno. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses pelaksaan tari Katumbu terdapat bentuk penyajian tari Katumbu yaitu, Gerak tari Katumbu, Pola lantai, Alat music, Penari, Kostum, Tata rias, Properti. Proses pelaksaan tari Katumbu diantaranya, pada saat pesta panen, acara resmi dan pada saat acara pernikahan. Eksistensi tari Katumbu di antaranya, Sejarah tari Katumbu, Keberadaan tari Katumbu saat ini, Upaya mempertahankan tari Katumbu
POLA PEWARISAN KEPEMIMPINAN PUUTOBU PADA MASYARAKAT TOLAKI DI DESA TIRAOSU KECAMATAN KOLONO KABUPATEN KONAWE SELATAN Alfi Seftiawan; Abdul Alim; Rahmat Sewa Suraya
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v4i2.1379

Abstract

Puutobu merupakan salah satu jabatan tradisional yang memiliki pengaruh sangat besar dalam urusan adat dan budaya pada masyarakat Suku Tolaki. Tujuanpenelitian ini adalah untuk menjelaskan pola pewarisan dan manfaat kepemimpinan Puutobu bagi masyarakat Tolaki di Desa Tiraosu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pewarisan kepemimpinan Puutobu pada masyarakat Tolaki memiliki pewarisan melalui beberapa tahap belajar diantaranya bimbingan langsung dari Puutobu terdahulu, menghadiri kegiatan pelaksanaan adat di masyarakat, dan melaksanakan Kegiatan Adat Melalui Bimbingan Puutobu. Manfaat kepemimpinan puutobu bagi masyarakat Tolaki diantaranya Sebagai suri teladan, sebagai generasi tua yang ahli di bidang adat, sebagai pemimpin yang dihormati dan dicintai, serta Puutobu sebagai penegak hukum adat Tolaki.
RITUAL HAROAA KAMPO PADA MASYARAKAT KULISUSU DESA LANGERE KECAMATAN BONEGUNU KABUPATEN BUTON UTARA Lisnarti Lisnarti; Sitti Hermina; Samsul Samsul
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v4i2.1381

Abstract

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah, (1) Untuk mengetahui proses pelaksanaan ritual haroaano kampo pada masyarakat Desa Langere Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara, (2) Untuk menjelaskan makna simbolik dari ritual haroaano kampo pada masyarakat Desa Langere Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara. Lokasi penelitian yang dipilih adalah di Desa Langere Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung, wawancara terhadap informan dan dokumentasi. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikkan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Proses pelaksanaan ritual haroaano kampo pada masyarakat Desa Langere Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara adalah dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan dan (3) tahap akhir. Ada beberapa yang perlu dipersiapkan dalam tahapan persiapan yaitu penentuan hari baik, waktu dan tempat, alat dan bahan. Setelah semua telah dipersiapkan maka dilaksanakanlah tahapan membunyikan gendang, penganyaman ketupat sabung ayam, pelaksanaan haroaano kampo tarian lense/ngibi dan manca lalu kemudian tahapan akhir. (2) Makna simbolik ritual haroaano kampo terdiri dari beberapa yaitu (1) makna pada alat dan bahan serta (2) makna pada kegiatan dalam ritual haroaano kampo.Alat dan bahan yang digunakan terdapat makna yang terkandung di dalamnya seperti, makna ketupat, makna ayam, makna beras dan makna gendang. Kegiatan dalam ritual haroano kampo juga terdapat makna yang terkandung di dalamnya seperti,makna pada sabung ayam, makna pada haroa, makna pada tari lense/ngibi dan makna pada manca.
CERITA ASAL USUL KEBERADAAN PANNING PADA ETNIS BUGIS DI DESA LAMBANDIA KABUPATEN KOLAKA TIMUR Tamara Febrianila; La Ode Syukur; Nurtikawati Nurtikawati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v4i2.1382

Abstract

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dari cerita rakyat keberadaan Panning, dan nilai-nilai yang terkandung dalam rakyat keberadaan Panning pada Etnis bugis di Desa Lambandia Kecamatan Lambandia Kabupaten Kolaka Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan sumber data yang diperoleh adalah data primer berupa catatan observasi, hasil wawancara dengan informan serta dokumentasi berupa video, foto dan data sekunder. Teknik penentuan informan menggunakan teknik Purposive Sampling. Terdiri dari 5 orang informan yang terdiri dari Tokoh masyarakat yang diambil secara sengaja (Purposive sampling). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk cerita rakyat keberadaan Panning merupakan Legenda. Dimana bukti sejarahnya dari cerita keberadaan Panning ini adalah satu jenis binatang yang dari dulu hingga saat ini dengan setia tinggal menetap di kota Soppeng. Isi dari cerita keberadaan panning ini memiliki suatu dampak yang positif bagi anak-anak yang mendengarkan cerita ini serta sangat bermanfaat bagi masyarakat suku Bugis. Nilai-nilai dalam cerita keberadaan Panning ini mengacu pada teori psikofungsi Folklor yang diungkapkan oleh Kluckhon dalam sebuah nilai budaya yang terpancar melalui wujud folklore salah satunya yaitu, man-nature yang artinya adalah hubungan manusia dengan alam sekitar. Nilai sosial budaya yang terdapat dalam cerita keberadaan Panning yaitu: nilai tolong menolong, nilai dapat dipercaya, nilai kebenaran dan nilai religius
PROSES, NILAI, DAN MAKNA RITUAL POIFITU (PELEPASAN TUJUH HARI) PADA MASYARAKAT MUNA DI KELURAHAN WAMELAI KECAMATAN LAWA KABUPATEN MUNA BARAT wa ode Almira Prahadita
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v4i2.1395

Abstract

Ritual Poifitu merupakan ritual yang dilakukan pada saat pelepasan malam ketujuh arwah yang telah meninggal pada masyarakat Muna. Ritual ini dipimpin oleh seorang Imam atau Lebe yang diikuti oleh anggota keluarga yang meninggal. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui proses pelaksanaan ritual poifitu pada masyarakat Muna Kelurahan Wamelai Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat, (2) Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam ritual poifitu pada masyarakat Muna Kelurahan Wamelai Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat. (3) Untuk mengetahui makna simbolik yang terkandung dalam ritual poifitu Pada Masyarakat Muna Kelurahan Wamelai Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik snowballing. Data di analisis dengan teknik sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, tahap pemyajian data, menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses pelaksanaan ritual poifitu terdapat tahap-tahap sebagai berikut 1) Berniat untuk melaksanakan ritual poifitu yaitu menyebut nama orang yang meninggal tersebut, di lanjutkan dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali, membaca Surah Al- Falaq satu kali, dan surah An-Nas satu kali. 2) Pelaksanaan mandi atau kakadiu bagi keluarga yang ditinggalkan bertujuan untuk membuang sial atau menolak bala bagi keluarga yang ditinggalkan. 3) Setelah pelaksanaan mandi atau kakadiu lalu orangtua mempersilahkan lebe untuk duduk pada suatu tempat, kemudian mereka menunggu acara selanjutnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam ritual poifitu diantaranya 1) Nilai sosial, 2) Nilai Religius, 3) Nilai Keikhlasan. Makna sinbolik dalam ritual poifitu diantaranya 1) Dupa, memiliki makna bahwa akan diadakannya prosesi baca-baca. 2) Haroa, merupakan sebuah wadah yang didalamnya memiliki makanan tradisional masyarakat muna yang dimana masing-masing makanan tersebut memiliki makna yang berbeda-beda. 3) Air, memiliki makna kesucian dan yang akan memurnikan hati manusia dari sifat-sifat buruk. 4) Daun Pisang, memiliki banyak manfaat bagi manusia, ini juga digunakan sebagai pijakan pada saat proses kakadiu. 5) Daun nipa atau boru, Daun nipa merupakan tempat disalurkannya air yang telah dibabacakan do’a oleh imam atau lebe.
PERUBAHAN TRADISI MONDUTU O RA’I PADA MASYARAKAT TOLAKI DI KECAMATAN TIRAWUTA KABUPATEN KOLAKA TIMUR Anhar Noval; Abdul Alim; Nurtikawati Nurtikawati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v4i2.1399

Abstract

Suku Tolaki adalah etnis terbesar yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara. Suku Tolaki merupakan etnis yang berdiam di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Seperti halnya etnis lain yang memiliki keragaman tradisi dan budaya, etnis tolaki juga memiliki tradisi mondutu o ra’i pada masyarakat tolaki di Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk-bentuk adat mondutu o ra’i (menutup malu) di Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur, Mengetahui dan menjelaskan perubahan adat mondutu o ra’i dan strategi pewarisannya di Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui Observasi atau pengamatan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik dalam penentuan informan menggunakan purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan empat tahap yakni, Pengumpulan data, Reduksi data, Paparan data dan penarikan kesimpulan/verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan mengenai tradisi mondutu o ra’I sudah jarang di lakukan karena adanya perubahan dan pergeseran makna dan kebanyakan masyarakat sudah tidak memahami makna dalam adat mondutu o ra’I,prosesi adat mondutu o ra’i bersumber dari permasalahan yang terdiri dari batalnya perkawinan dan menuduh. Dari kedua permasalahan tersebut di selesaikan dengan tradisi adat mondutu o ra’i, dan upaya dalam pewarisan tradisi mundutu o ra’i pada masyarakat Tolaki di Kecamatan Tirawuta, dilakukan melalui proses pembelajaran melalui Lembaga Adat Tolaki.
PENGEMBANGAN KEARIFAN LOKAL SEBAGAI BASIS PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN BENUA NIRAE KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI La Ode Dirman; Syahrun Syahrun; Erens Elvianus Koodoh; Raemon Raemon; Alias Alias
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v4i2.1434

Abstract

Kearifan lokal merupakan kekayaan lokal suatu daerah. Kearifan lokal memiliki berbagai macam potensi seperti dapat dikembangkan sebagai sumber ekonomi kreatif masyarakat. Kendati demikian, kearifan lokal itu belum secara maksimal dimanfaatkan dan diberdayakan sebagai kekuatan peningkatan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu melalui kegiatan program Pengabdian KKN tematik ini dipandang perlu sebagai langkah kongktir dalam menempatkan kearifan lokal sebagai bagian penting dalam usaha pengembangan ekonomi rakyat. Adapun metode pendekatan yang digunakan dalam program ini yakni metode Ceramah, tanya jawab, partisipatif dan Fokus Group Diskusi (FGD). Ceramah sebagai langkah awal pengenalan dan pembentukan pengetahuan kognitif masyarakat. Hal tersebut dilakukan sebagai motivasi awal di dalam mengembangkan kreatifitas kearifan lokal dalam meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat Kelurahan Benua Nirae. Adapun hasil yang diperoleh adalah masyarakat mampu memanfaatkan kearifan lokal sebagai sumber kegiatan ekonomi masyarkat yakni dengan berhasil menambah nilai tambah ubi kayu menjadi kuliner khas benua nirae. Selain itu, masyarakat pengrajin tenun dapat menciptakan inovasi produk dengan membuat baju dan kain selempang berbahan tenun.

Page 1 of 1 | Total Record : 9