cover
Contact Name
Darul Prayogo
Contact Email
darul@pip-semarang.ac.id
Phone
+6285640691182
Journal Mail Official
ijme@pip-semarang.ac.id
Editorial Address
https://ejurnal.pip-semarang.ac.id/ijme/about/editorialTeam
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Indonesian Journal of Marine Engineering
ISSN : -     EISSN : 30639298     DOI : https://doi.org/10.46484/ijme.v1i2
The Indonesian Journal of Marine Engineering (IJME), hosted by the Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, focuses on publishing high-quality research in marine engineering and technology. It emphasizes topics such as ship machinery systems, maintenance of marine equipment, corrosion prevention, and environmental aspects of maritime operations. This journal aims to bridge the gap between academia and industry by promoting innovative solutions for practical challenges in marine engineering. It serves both scholars and professionals working in fields like ship design, operation, and energy management
Articles 24 Documents
Optimalisasi Perawatan Seating & Spindle Exhaust Valve Main Engine pada MV. Lumoso Pratama Wahyu Kiki Nurhidayat; Mustholiq; Riyadini Utari; Budi Cahyono
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 1 No 2 (2024): August
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v1i2.754

Abstract

The main engine is engine on board the ship which is the main force drive to move the ship which must be considered for performance and maintenance. The exhaust valve is an engine component that functions as a medium for the exit of exhaust gases from fuel combustion or exhaust gas which is forwarded to the chimney menu or the exhaust gas economizer. As the main component in the main machine, it must maintain performance and carry out maintenance by the rules that have been set. Because the seating exhaust valve and spindle exhaust valve components are always in contact, these two components require more maintenance and attention to support the working process of the main engine. The method used by the author in this study is the qualitative descriptive method. The source of research data obtained by researchers comes from observation, interviews, and documentation and is supported by fishbone and SHEL diagram methods to analyze factors that cause problems in problem formulation. Furthermore, it is analyzed so that it becomes a finding that is given a solution to the problem and becomes a research paper. Factors causing damage to seating and spindle exhaust valves There are various indications found by researchers by the elements of fishbone and SHEL analysis methods, namely poor maintenance factors or PMS, unoriginal spare parts, measurement of guide bushing allowances, cylindrical oil piston rings exceeding running hours, engine room air factors, as well as errors in installation and maintenance efforts carried out on seating and spindle exhaust valves, namely carrying out the appropriate PMS in the manual book, using original spare parts, measurements on guide bushing diameters, check running hours of cylinder oil piston rings, filter installation engine room air and communication between machinists so that there are no errors in the installation of exhaust valve components. Main engine adalah permesinan induk diatas kapal yang menjadi penggerak tenaga utama guna menggerakan kapal yang harus diperhatikan kinerja dan perawatannya. Exhaust valve sebagai komponen mesin yang memiliki fungsi sebagai media keluarnya gas buang sisa pembakaran bahan bakar atau exhaust gas yang diteruskan menu cerobong atau ke exhaust gas economiser. Sebagai komponen utama dalam mesin induk yang harus dijaga performa dan melaksanakan perawatan yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Karena seating exhaust valve dan spindle exhaust valve komponen yang selalu bersentuhan, membuat kedua komponen ini memerlukan perawatan dan perhatian yang lebih agar dapat menunjang proses kerja mesin induk. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yang diperoleh peneliti berasal dari observasi, wawancara, dan dokumentasi serta didukung metode diagram fishbone dan SHEL untuk menganalisis faktor yang menyebabkan masalah pada rumusan masalah. Selanjutnya dianalisa sehingga menjadi sebuah temuan yang diberikan pemecahan masalahnya dan menjadi sebuah tulisan penelitian. Faktor penyebab kerusakan seating dan spindle exhaust valve terdapat berbagai indikasi yang ditemukan peneliti sesuai dengan unsur metode analisis fishbone dan SHEL yaitu faktor pemeliharaan atau PMS yang kurang baik, sparepart yang tidak orisinil, pengukuran kelonggaran guide bushing, ring piston minyak silinder melebihi running hour, faktor udara kamar mesin, serta kesalahan dalam pemasangan dan upaya perawatan yang dilakukan pada seating dan spindle exhaust valve yaitu melaksanakan PMS yang sesuai pada manual book, menggunakan sparepart yang orisinil, pengukuran pada diameter guide bushing, check running hours ring piston minyak silinder, pemasangan filter udara kamar mesin serta komunikasi antar masinis agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan komponen exhaust valve.
Analisis Kerusakan Expansion Valve pada Mesin Pendingin Refrigerator di MT. Gas One Ervin Bayu Saputro; Mustholiq; Anicitus Agung Nugroho
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 1 No 2 (2024): August
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v1i2.757

Abstract

A refrigerator cooling machine is an auxiliary machinery designed to generate a temperature that serves as a coolant for food ingredients. Among its components, the expansion valve plays a crucial role by converting cooling liquid into cooling gas through an evaporation process. This machine is vital for preserving food ingredients, ensuring that their quality is maintained and their shelf life is extended. The research method employed in this thesis is descriptive qualitative, utilizing the SHEL approach to facilitate data analysis. Data collection was carried out through observation, interviews, and documentation studies to enhance the robustness of the analysis. The primary objective of this research is to identify the factors leading to damage in expansion valves within refrigerator cooling machines, the consequent impacts of such damage, and the preventive measures taken to address these issues at MT. GasOne. The research findings indicate that the primary factors contributing to expansion valve damage at MT. GasOne includes non-compliance with planned maintenance system (PMS) procedures and substandard quality of expansion valves. The impacts of these issues encompass damage to maintenance and repair processes and blockages within the expansion valve. To mitigate these problems, it is recommended that PMS procedures be adhered strictly to and faulty expansion valves replaced with new ones.Mesin pendingin refrigerator adalah suatu permesinan bantu yang bekerja untuk menghasilkan suhu yang digunakan sebagai pendingin pada bahan manakanan, salah satu komponen pada mesin pendingin yaitu expansion valve, yang berfungsi untuk mengubah cairan pendingin menjadi gas pendingin melalui proses penguapan. Mesin pendingin ini memiliki peranan yang cukup penting yaitu untuk mengawetkan bahan makanan supaya kualitas bahan makanan tetap terjaga dan bertahan lama. Jenis metode penelitian yang digunakan peneliti dalam menyusun skripsi ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan SHEL untuk mempermudah dalam teknik analisa data. Metode pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk memperkuat dalam menganalisa data. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor penyebab kerusakan expansion valve pada mesin pendingin refrigerator, dampak yang dapat ditimbulkan dari kerusakan expansion valve pada mesin pendingin refrigerator, dan upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebab kerusakan expansion valve pada mesin pendingin refrigerator di MT. Gas One. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kerusakan expansion valve pada mesin pendingin refrigerator di MT. Gas One adalah penerapan planned maintenance system (PMS) yang tidak sesuai dengan prosedur, kualitas expansion valve yang tidak sesuai dengan standart. Dampak yang ditimbulkan adalah mengakibatkan kerusakan pada segala sesuatu yang berkaitan dengan perawatan dan perbaikan dari mesin tersebut. Terjadinya penyumbatan pada expansion valve. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara melakukan perawatan dan perbaikan sesuai dengan planned maintenance system (PMS) sesuai dengan prosedur, melakukan pergantian expansion valve dengan yang baru.
Optimalisasi Perawatan Sistem Bahan Bakar Guna Menunjang Kinerja Dari Mesin Induk di MV. Thomas Selmer Figo Pratama; Mustholiq; Utari, Riyadini; Hendro Sulistio; Hermono; Riyadi, Slamet; Setia Budi, Eka; Mafrisal, Mafrisal; Kurniawan, Iwan
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 1 No 2 (2024): August
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v1i2.759

Abstract

The engine or prime mover on the ship is a device used to move the ship in its operation to carry cargo from one place to another. The fuel system is one of the systems that support the operation of the main engine, therefore it is very important to maintain the quality of the fuel used on board. The purpose of this thesis research is to find out what factors can affect the poor quality of the fuel system, find out what impact is caused by not optimizing the maintenance of the fuel system, and find out how efforts are made to optimize the maintenance of the fuel system to support the performance of the main engine on the MV. Thomas Selmer. The research uses a qualitative descriptive method with fishbone data processing techniques to describe and explain the object under study. Data obtained in this study through observation, and interviews, fishbone diagram is a data processing technique used to improve quality. This diagram shows the relationship between cause and effect of a problem. The results showed that the decline in the quality of HFO on board MV. Thomas Selmer was caused by several things, namely: Not optimal performance of the HFO purifier, Limited fuel oil chemical treatment, and HFO that is not in accordance with ISO 8217 standards. The impact of not optimizing maintenance on the fuel system is a decrease in pump pressure, a lot of sediment in the purifier, an increase in the volume of the sludge tank, and incomplete combustion in the main engine. Carrying out fuel oil analysis and fuel oil treatment procedures in accordance with the manual book and setting point temperatures in accordance with laboratory results are efforts that can be made to maintain fuel quality so that the performance of the main engine becomes optimal.
Penanganan Marine Growth Prevention System Guna Memperlambat Laju Korosi Pada Sistem Pipa Pendingin Air Laut di MT. Gas Dream Maulana Nurdin , Muaffak Salam; Ali Muktar Sitompul; Pritha Kurniasih
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 1 No 2 (2024): August
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v1i2.781

Abstract

The Marine Growth Prevention System (MGPS) is a crucial ship system that prevents the growth of marine organisms, which can cause corrosion to the structure. Marine growth can also narrow pipe diameters, increase pressure, and damage exposed structures if not properly managed. Identifying delays in seawater flow from the MGPS is key to maintaining the integrity of the seawater cooling system on the MT. Gas Dream. This study used qualitative methods. Data analysis and information processing from various sources such as observations, interviews, and case studies. By grouping and selecting data, significant elements are determined to be used as the basis for investigation. The results of the analysis are evaluated to obtain easy-to-understand conclusions. This study used the Root Cause Analysis method with tree diagrams for triangulation of data sources and information validation. This study aims to determine the causes and efforts of the slow flow of seawater coming out of MGPS. The results showed that the cause of the slow flow of seawater coming out of MGPS was because the reaction tank was dirty, the electrodes were full of crystals, the MGPS exit pipe was dirty, and the injection nozzle was blocked. The presence of obstacles such as mud and marine life can affect the slow flow of seawater, leading to the sea chest. In addition, the buildup of crystals on the electrodes can affect the electrolysis process which can cause marine life to grow. Therefore, routine checking and cleaning of MGPS components such as tanks, electrodes, MGPS pipes is the key in minimizing the risk of slow flow of seawater coming out of MGPS. To maintain MGPS performance, checking at least once a month on each MGPS component must be carried out to prevent the slow flow of seawater coming out of MGPS. Marine Growth Prevention System (MGPS) adalah sistem penting dalam kapal yang mencegah pertumbuhan biota laut yang dapat menyebabkan korosi pada struktur. Pertumbuhan biota laut juga dapat menyempitkan diameter pipa, meningkatkan tekanan, dan merusak struktur bangunan yang terpapar langsung dengan air laut tanpa penanganan yang tepat. Identifikasi keterlambatan aliran air laut dari MGPS menjadi kunci untuk menjaga integritas sistem pendingin air laut di MT. Gas Dream. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Analisis data dan pengolahan informasi dari berbagai sumber seperti observasi, wawancara, dan studi kasus. Melalui pengelompokkan dan seleksi data, elemen yang signifikan ditentukan untuk digunakan sebagai dasar penyelidikan. Hasil analisis dievaluasi untuk mendapatkan kesimpulan yang mudah dipahami. Penelitian ini menggunakan metode Root Cause Analysis dengan tree diagram untuk triangulasi sumber data dan validasi informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab dan upaya lambatnya aliran air laut yang keluar dari MGPS. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyebab lambatnya aliran air laut yang keluar dari MGPS karena reaction tank kotor, elektroda penuh dengan kristal, pipa out MGPS kotor, dan injection nozzle tersumbat. Adanya hambatan seperti lumpur dan biota laut dapat mempengaruhi lambatnya aliran air laut yang menuju ke sea chest. Selain itu, penumpukan kristal pada elektroda dapat mempengaruhi proses elektrolisis yang dapat menyebabkan biota laut dapat tumbuh. Oleh karena itu, pengecekan serta pembersihan yang rutin pada komponen MGPS seperti tank, elektroda, pipa MGPS menjadi kunci dalam meminimalisir resiko lambatnya aliran air laut yang keluar dari MGPS. Untuk mempertahankan performa MGPS, pengecekan minimal satu bulan sekali pada setiap komponen MGPS harus dilakukan agar mencegah terjadinya lambatnya aliran air laut yang keluar dari MGPS.
Analisis Menurunnya Kinjerja Lo Purifier Westfalia Type OSD6-0196-067/6 di KM Gunung Dempo Mohammad Annurizqi; Prayogo, Darul; Heriyawan, Mohammad Sapta
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 2 No 1 (2025): February
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v2i1.764

Abstract

Pesawat bantu LO purifier diatas kapal adalah salah satu mesin bantu yang memiliki peranan yang sangat penting pada sistem pelumasan pada main engine. Fungsinya untuk memisahkan minyak lumas dari air, lumpur dan kotoran. pada saat peneliti melaksanakan praktek laut di KM Gunung Dempo, pada saat kapal perjalanan dari pelabuhan Sorong menuju pelabuhan Makassar, Pesawat bantu LO Purifier terjadi suatu kerusakan, yaitu keluarnya oli pada saluran sludge di LO Purifier pada saat dioperasikan dan adanya alarm LO Purifier failure sehingga mengakibatkan kinerja LO Purifier menurun. Kemudian LO Purifier segera dimatikan oleh masinis 3 yunior sebelum oli yang keluar lebih banyak dan menyebabkan kurangnya oli pada sump tank main engine. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab overflow minyak lumas pada LO Purifier, untuk mengetahui dampak dari overflow minyak lumas pada LO Purifier, serta untuk mengetahui upaya yang bisa dilakukan agar kinerja LO purifier dapat beroperasi normal kembali. Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah kualitatif dengan teknik analisis menggunakan metode fishbone dengan pendekatan 4M (Machine, Material, Method, and Man). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan faktor penyebab overflow minyak lumas pada LO purifier adalah bowl kotor, bearing shaft bowl rusak, shaft bowl mengalami keausan. Dampak yang ditimbulkan dari faktor penyebab overflow minyak lumas adalah bowl menjadi berat, Suara gemuruh pada LO purifier, dan putaran bowl tidak stabil. Upaya yang bisa dilakukan agar kinerja LO purifier dapat beroperasi normal kembali adalah dengan cara membersihkan bowl LO purifier dan mengganti komponen bearing shaft bowl dan shaft bowl dengan yang baru.
Analisis Pengaruh Kualitas Main Seal Ring Terhadap Kinerja LO Purifier Dalam Mencegah Overflow Muhammad Syahrul Muharom; Didik Dwi Suharso; Samsul Huda
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 2 No 1 (2025): February
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v2i1.770

Abstract

Purifier diatas kapal berfungsi sebagai alat untuk memisahkan zat cair dengan air, kotoran dan endapan lumpur yang ada didalam sump tank atau setlink tank yang kebawa masuk kedalam purifier, lubricating oil purifier berfungsi untuk memisahkan oli dengan kotoran atau endapan yang ada didalam sumpt tank. dengan menggunakan gaya sentrifugal yang kecepatan tinggi yang dirancang khusus untuk melakukan proses purifikasi minyak lumas dari kotoran (sludge) atau air sehingga minyak lumas dapat dibersihkan dengan optimal. Lubricating oil Purifier memiliki peran penting dalam memastikan kelancaran pelumasan, karena kualitas pelumasan yang buruk pada mesin dapat menyebabkan penurunan kinerja mesin induk. Hal ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada mesin induk, yang pada akhirnya dapat mengganggu kelancaran operasional kapal. Bagian paling penting dari purifier adalah main seal ring, fungsi dari main seal ring adalah untuk menutup rapat antara main cylinder dengan bowl hood dalam mencegah terjadi overflow minyak lumas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penyebab pengaruh kualitas main seal ring terhadap kinerja purifier dalam mencegah overflow lubricating oil pada purifier. Menggunakan metode kualitatif dengan analisis data SHEL dalam mencegah terjadinya overflow lubricating oil pada purifier. Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara bersama para Masinis dan engine crew dan observasi langsung kelapangan untuk mengetahui pengaruh kualitas main seal ring dalam mencegah overflow lubricating oil pada purifier. Dari hasil identifikasi, peneliti menemukan kotornya oli yang masuk purifier yang menyebabkan gesekan yang mengakibatkan aus, dimana main seal ring yang aus tidak dapat menutup celah antara main cylinder dan bowl hood sehingga oli bersih keluar ke sludge port atau intermediate tank. Masinis ataupun crew mesin yang sedang tugas jaga harus selalu melakukan pengecekan terhadap tanki intermediate lubricating oil purifier dan melakukan maintenance sesuai dengan jam kerja. Agar tidak terjadi kerusakan pada main seal ring yang menyebabkan overflow lubricating oil pada purifier lagi, operasional mesin induk juga lancar dan tidak merugikan berbagai pihak.
Analisis Bercampurnya Minyak Lumas Rocker Arm dengan Bahan Bakar Pada Auxiliary Engine Daihatsu 6DL-20 di MV. Lady Cedros Zai, Marianus Malyuditius; Ali Muktar Sitompul; Manungku Trinata Pramudhita
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 2 No 1 (2025): February
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v2i1.788

Abstract

Auxiliary engine merupakan mesin bantu yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik pada sebuah kapal. Salah satu faktor yang mendukung auxiliary engine berjalan dengan lancar adalah pelumasan. Pelumasan rocker arm pada auxiliary engine jenis Daihatsu 6DL-20 terpisah dengan pelumasan utama. Pada tanggal 20 Januari 2023, MV. Lady Cedros mengalami insiden yang melibatkan auxiliary engine nomor 2, dimana minyak lumas rocker arm terindikasi bercampur dengan bahan bakar pada saat pengoperasian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang menyebabkan minyak lumas rocker arm bercampur dengan bahan bakar, dampak yang diakibatkan oleh penyebab masalah, serta upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data diperoleh dalam bentuk data sekunder dan primer dengan teknik pengumpulan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan RCA (Root Cause Analysis) dengan metode 5 why untuk akar permasalahan. Dalam penelitian ini diketahui bahwa bercampurnya minyak lumas rocker arm dengan bahan bakar pada auxiliary engine Daihatsu 6DL-20 disebabkan oleh inlet connector yang kendur, dan o-ring pada bagian eye bolt injektor rusak. Dampak yang diakibatkan oleh penyebab dari permasalahan ini adalah munculnya celah yang meloloskan bahan bakar pada bagian inlet connector, serta o-ring pada eye bolt injektor tidak mampu menahan tekanan bahan bakar. Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut dilakukan dengan mengencangkan inlet connector yang kendur serta mengganti o-ring yang rusak pada bagian eye bolt injektor. Sebaiknya dilakukan pengecekan kembali setelah mengaplikasikan injektor serta memperhatikan komponen injektor yang sudah tidak layak pakai agar dilakukan pergantian untuk mencegah terjadinya permasalahan serupa.
Analisis Rusaknya Crankpin Bearing Motor Diesel Generator MV. Lumoso Hawari Ahmad Ahlan Niam; Mustholiq; Iskandar
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 2 No 1 (2025): February
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v2i1.818

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rusaknya pin engkol dapat menyebabkan motor diesel generator kehilangan tenaga sehingga menimbulkan bunyi letupan atau ketukan yang keras. Crankpin merupakan salah satu bagian dari crankcase dan merupakan bagian penting dari batang penghubung yang berfungsi sebagai lapisan atau bantalan bagi pergerakan kompresi piston. Pertanyaan penelitian ini adalah faktor apa saja yang menyebabkan rusaknya bantalan crankpin, apa dampak yang ditimbulkan, dan upaya apa yang dilakukan untuk mengatasinya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, tinjauan pustaka dan menggunakan metode analisis tulang ikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor- faktor yang menyebabkan rusaknya crankpin bearing pada motor diesel generator adalah kecepatan putaran rpm yang tidak tetap, LO cooler yang tidak bekerja dengan optimal, serta terjadi perbedaan ukuran pada crankshaft. Dampak yang terjadi yaitu timbulnya dentuman dan suara bising pada crankpin bearing, menurunnya kinerja motor diesel generator karena kompresi yang rendah, serta terjadi keausan pada crankshaft. Supaya crankpin bearing dapat bekerja maksimal, maka dibutuhkan upaya untuk mencegah hal tersebut terjadi kembali antara lain dengan dilakukan pengoptimalan pada pengecekan crankpin secara berkala sesuai running hours, juga penambahan minyak lumas secara rutin dan dilakukan pengontrolan setiap jam jaga agar tidak terjadi penurunan viscosity pada minyak lumas.
Analysis of the Effectiveness of the Implementation of Crew Management System (CMS) on Monitoring of LNG Ship Crew Documents at PT. X Kinanti, Anindya Fatika; Bugi Nugraha; Dyah Ratnaningsih; Intan Sianturi
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 2 No 1 (2025): February
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v2i1.823

Abstract

Crew Management System (CMS) is a management system at PT. X, especially in monitoring documents for the crew of the Tangguh Foja LNG ship. Implementation of Crew Management System (CMS) at PT. X has several obstacles in connection with the effectiveness of document monitoring activities that hamper the smoothness of the management of crew documents, especially for preparation for the debriefing crew. The aim of this research is to determine the application, role and analysis of the effectiveness of the Crew Management System (CMS) system in relation to the implementation of monitoring crew documents at PT. X. This research method uses a qualitative method with a qualitative descriptive approach through case studies. Research data collection was carried out through interview techniques, field observations, documentation and identification of documents related to research. The results of research data as primary data were obtained from sources and field data from land practice locations at companies or PT. X, and secondary data in the form of documentation. The results of the research show that the Crew Management System (CMS) has a big influence for monitoring ship crew documents. However, the effectiveness of implementing the system for monitoring crew documents is quite effective, but there are factors or obstacles to the effectiveness of implementing monitoring of ship crew documents at PT. X.
Identifikasi Menurunnya Tekanan Kompresi Pada Main Air Compressor Di MV Hijau Samudra Farin Arfianto, Farin Arfianto; Prayogo, Darul; Yuntoro, Kresno
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 2 No 2 (2025): August
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v2i2.1013

Abstract

Main air compressor is an auxiliary tool for the ship's main engine that functions to produce compressed air. Compressed air is needed in ship machinery that supports the entire ship's operational system. Main air compressor has a vital role in the ship's motion process, therefore if there is a decrease in compression pressure which causes reduced productivity of compressed air produced by the main air compressor, of course, it will hamper the entire operational process on the ship. Factors causing the compression pressure in the main air compressor to decrease are leaks in the valve material, broken piston rings, and dirty air filters. This can occur due to negligence of maintenance on these components. The impact of the decrease in compression pressure on the main air compressor is the disruption of the entire ship's process because of the reduced supply of compressed air. Efforts that can be made to anticipate this can be done by doing routine cleaning of the valve spring with lapping techniques. Maintenance and checking of the main air compressor must be carried out in accordance with the SOP and manual book. If there is damage to the component and it is not suitable for use, it must be replaced immediately.

Page 2 of 3 | Total Record : 24