cover
Contact Name
Resti Nurmala Dewi
Contact Email
restinurmaladewi@gmail.com
Phone
+6281336684567
Journal Mail Official
jurnalperikanan@unram.ac.id
Editorial Address
Redaksi Jurnal Perikanan Universitas Mataram Program Studi Budidaya Perairan Jl. Pendidikan No. 37 Mataram, 83125
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Perikanan
Published by Universitas Mataram
ISSN : 23026049     EISSN : 26570629     DOI : 10.29303/jp.v14i3.925
Core Subject : Agriculture,
Jurnal ini memuat artikel yang berhubungan dengan hasil penelitian di bidang perikanan dan ilmu kelautan yang meliputi 1. teknologi penyediaan pakan buatan 2. rekayasa akuakultur 3. teknologi pembenihan dan pembesaran ikan 4. rekayasa genetik 5. teknologi pengendalian hama dan penyakit ikan 6. teknologi budidaya pakan alami 7. manajemen sumberdaya perairan 8. teknologi hasil perikanan 9. teknologi perikanan tangkap 10. ilmu dan teknologi kelautan 11. agribisnis perikanan
Articles 796 Documents
STUDI PERTUMBUHAN POPULASI ROTIFERA (Branchionus plicatilis) DENGAN KEPADATAN Nannochloropsis sp. YANG BERBEDA PADA LABORATORIUM Muhammad Junaidi; Yeni Dwi Yana; Salnida Yuniarti
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 1 (2012): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i1.18

Abstract

Rotifera (Branchionus plicatilis) adalah zooplankton yang biasa digunakan untuk pakan larva ikan yang ukurannya sangat kecil. Populasi rotifera sangat bergantung pada tingkat kepadatan Nannochloropsis sp. Secara umum, populasi rotifera meningkat seiring dengan peningkatan populasi Nannochloropsis sp. Penelitian pertumbuhan rotifera (B. plicatilis) dengan kepadatan Nannochloropsis sp. yang berbeda telah dilakukan di Balai Budidaya Laut (BBL) Lombok, Dusun Giliginting, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat-NTB. Perlakuan yang diuji adalah enam kepadatan Nannochloropsis sp., yaitu 500.000 sel/ml, 1.000.000 sel/ml, 1.500.000 sel/ml, 2.000.000 sel/ml, 2.500.000 sel/ml, dan 3.000.000 sel/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan Nannochloropsis sp. yang berbeda memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan populasi rotifera. Pertumbuhan populasi rotifera tertinggi ditunjukkan pada perlakuan 3.000.000 sel/ml yaitu sebesar 400 sel/ml pada hari ke-9 dan laju pertumbuhan relatifnya sebesar 0,727. Kecuali pada fase stasioner, pada pertumbuhan, fase lag, fase eksponensial dan fase kematian, populasi Nannochloropsis sp. memberikan pengaruh yang signifikan terhadap populasi rotifera.
Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan terhadap Kematangan Gonad Abalon (Haliotis squamata) Nanik Tri Purwaningsih; Sadikin Amir; Nunik Cokrowati
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i2.20

Abstract

Produksi abalon (Haliotis squamata) saat ini lebih banyak diperoleh dari tangkapan di alam, sehingga dikhawatirkan terjadinya pengambilan yang tak terkendali. Ketersediaan pakan sangat penting bagi kelangsungan hidup abalon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pakan yang terbaik terhadap kematangan gonad abalon. Penelitian dilakukan di Balai Budidaya Laut Lombok (BBL) Kecamatan Sekotong Barat, Kabupaten Lombok Barat, pada bulan Juni-Agustus 2012. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 3 perlakuan jenis pakan yaitu Gracillaria sp, pellet, dan agar, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pakan yang berbeda mempengaruhi perkembangan gonad. Pakan Gracillaria sp memberikan tingkat kematangan gonad yang lebih baik dibandingkan dengan pakan agar dan pellet. Masa waktu minimum untuk abalon mengalami perkembangan gonad adalah 43 hari. Waktu yang diperlukan untuk mengalami perkembangan gonad dari TKG 0 ke TKG 1 adalah ±21 hari, dari TKG 1 ke TKG 2 adalah ±14 hari, dan dari TKG 2 ke TKG 3 adalah ±14 hari. Kualitas air selama proses pematangan gonad adalah: suhu 26,0-26,2oC, pH 6,5-6,6, salinitas 34,1-34,6 ppt, DO 3,9-4,4 mg/l. Nilai kualitas air tersebut, masih dalam kisaran optimum kehidupan abalon.
Pengaruh Padat Tebar terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Abalon Dihibrid (Haliotis sp.) yang Dipelihara di Rakit Apung Imam Firdaus; Sitti Hilyana; Salnida Yuniarti Lumbessy
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i2.21

Abstract

Abalon (Haliotis sp) dihibrid merupakan salah satu jenis biota perairan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, tetapi hasil produksinya masih belum dapat memenuhi permintaan pasar. Salah satu upaya peningkatan produksi abalon adalah dengan pembenihan secara intensif melalui peningkatan padat tebar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh padat tebar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup (SR) abalon (Haliotis sp) dihibrid. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2012, yang berlokasi di Balai Budidaya Laut (BBL) Lombok Sekotong Barat, Dusun Gili Genting, Kabupaten Lobar, Provinsi NTB. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang menggunakan 4 perlakuan padat tebar yaitu 25, 50, 75, dan 100 ekor/m2, dengan lima kali ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan padat tebar tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup (SR) abalon (Haliotis sp.) dihibrid, namun berpengaruh terhadap jumlah pakan yang dikonsumsi (FI). Hasil rata-rata menunjukkan bahwa padat tebar 50 ekor/m2 memberikan pertumbuhan bobot mutlak serta kelangsungan hidup (SR) yang cenderung lebih tinggi dibandingkan pada padat tebar 25, 75 dan 100 ekor/m2, meskipun secara uji statistik nilai rata-ratanya tidak berbeda nyata
Pengaruh Pakan yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Badut (Amphiprion ocellaris) Evi Fitrianingsih; Hery Haryanto; Bagus Dwi Hari Setyono
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i2.22

Abstract

Ikan badut (Amphiprion ocellaris) merupakan salah satu jenis ikan hias air laut yang banyak diminati pasar luar negeri, karena bentuknya yang eksotis dan unik. Selama ini pemenuhan kebutuhan pasar dilakukan melalui tangkapan di alam. Tingginya permintaan pasar terhadap ikan badut menyebabkan eksploitasi menjadi tidak terkendali. Melalui usaha budidaya, diharapkan dapat menjaga kelestarian ikan badut di alam. Salah satu permasalahan dalam budidaya ikan badut adalah menentukan jenis pakan yang baik untuk menunjang pertumbuhan dan sintasannya. Penelitian dilakukan selama 35 hari menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakukan yang digunakan adalah 4 jenis pakan berbeda yaitu pellet, cacing darah, cacing sutra, dan kombinasi (cacing darah dan cacing sutra) dengan masing-masing 5 kali ulangan. Analisis data menggunakan ANOVA (p<0,05) dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan Uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pakan kombinasi memberikan pertumbuhan panjang mutlak yang paling baik (0,71cm), kemudian diikuti oleh pellet (0,6cm), tubifex (0,53cm), dan cacing darah (0,48cm). Pertumbuhan berat mutlak ikan badut dengan pemberian pakan tubifex, kombinasi, pellet, dan cacing darah berturut-turut adalah 0,94g; 0,52g; 0,48g; dan 0,38g. Sintasan ikan badut dengan pemberian pakan tubifex adalah 88%, cacing darah 88%, kombinasi 84%, dan pellet 80%.
Pengaruh Media Pengisi terhadap Kelangsungan Hidup Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) pada Transportasi Sistem Kering Sandrayani Sandrayani; Salnida Yuniarti Lumbessy; Ayu Adhita Damayanti
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i2.23

Abstract

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan kelompok Crustacea yang mempunyai alat pernafasan tambahan yang Litopenaeus vannamei disebut labyrinth, sehingga secara fisiologis udang mampu beradaptasi hidup di luar air tetapi dalam lingkungan yang lembab. Penelitian ini bertujuan mendapatkan media pengisi yang memberikan tingkat kelangsungan hidup udang vaname yang paling baik dalam transportasi sistem kering. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan media pengisi yaitu sabut kelapa, spon busa, serbuk gergaji dan jerami dengan masing-masing lima kali ulangan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2012. Imotilisasi dan pengemasan dilakukan di tambak UD Sinta Group, Tanjung Luar, Lombok Timur dan ditransportasikan selama 24 jam dengan menggunakan Bis antarkota dari Mataram keSumbawa (Pulang-Pergi). Pembugaran dan uji mikroba dilakukan di Laboratorium Immunostimulan, Fakultas MIPA, Universitas Mataram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media pengisi tidak mempengaruhi kelangsungan hidup dan total mikroba udang vaname tetapi berpengaruh terhadap penurunan bobot tubuh udang vaname. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan media pengisi jerami memberikan kelangsungan hidup tertinggi yaitu 80% dan penurunan bobot tubuh yang rendah yaitu 0,73 % serta total mikroba sebesar 10.6x103. Suhu mengalami peningkatan sejalan dengan waktu transportasi. Media pengisi jerami mempunyai suhu akhir yang paling rendah yaitu 20oC
Pertumbuhan Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) pada Pemberian Pakan dengan Frekuensi yang Berbeda Ivan Rihardi; Sadikin Amir; Zaneal Abidin
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i2.24

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar (Cherax quadricarinatus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali yaitu satu kali pemberian (F1), dua kali pemberian (F2), tiga kali pemberian (F3), empat kali pemberian (F4), dan lima kali pemberian (F5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan frekuensi 2 kali sehari menghasilkan pertumbuhan yang cenderung lebih tinggi meskipun tidak berbeda (p>0,05) dibandingkan frekuensi pemberian pakan 1 kali, 4 kali, dan 5 kali sehari, sedangkan pemberian pakan 3 kali memberikan pertumbuhan yang lebih rendah (p<0,05) jika dibandingkan dengan pemberian pakan 2 kali. Frekuensi pemberian pakan yang berbeda tidak menghasilkan pertambahan panjang karapaks, frekuensi molting, dan tingkat kelangsungan hidup lobster yang berbeda (p>0,05).
Efektivitas Pakan Bioaktif terhadap Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup, dan Biomassa Akhir Juvenil Lobster Pasir (Panulirus homarus) yang Dipelihara di Dalam Wadah Terkontrol Salnida Yuniarti Lumbessy; Azmin Niza; Ujang K.A. Kartamihardja
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i2.25

Abstract

Lobster pasir (Panulirus homarus) merupakan komoditas yang populer. Rendahnya pertumbuhan dan kelangsungan hidup merupakan permasalahan yang dihadapi karena mempengaruhi biomassa akhir. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan pemberian shelter, pakan yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan. Pellet basah dengan tambahan bioaktif dari fitoplankton diharapkan dapat mengurangi ketergantungan ikan rucah sebagai pakan utama lobster. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pakan bioaktif yang paling efektif untuk meningkatkan pertumbuhan, kelangsungan hidup dan biomassa akhir juvenil lobster. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 8 April-hingga 12 Juli 2012 di Balai Budidaya Laut (BBL) Lombok dan Laboratorium Kimia Analitik, Fakultas MIPA, Universitas Mataram. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan delapan perlakuan, tiga ulangan. Parameter utama yang diamati meliputi pertambahan berat, laju pertumbuhan spesifik, kelangsungan hidup dan biomassa akhir. Parameter pendukung yang dicatat yaitu frekuensi moulting, uji kadar air dan protein pakan serta kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pakan bioaktif memberikan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan pertumbuhan, kelangsungan hidup dan biomassa akhir juvenile lobster pasir (P>0.05). Secara umum, pakan ikan rucah memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan individu juvenil lobster pasir, tetapi jika ditinjau dari biomassa akhir maka pakan bioaktif (mash 1) memberikan hasil yang lebih baik dari pada pakan rucah
Penggunaan Zeolit pada Media Pengangkutan Benih Nila (Oreochromis niloticus) Supriadin Supriadin; Joko Priyono; Nunik Cokrowati
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i2.26

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan komoditas air tawar yang banyak dibudidayakan di kalangan masyarakat. Permasalahan dalam kegiatan pembudidayaan ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah berkaitan dengan kesulitan penyediaan benih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis zeolit terhadap sintasan dan dosis zeolit yang bisa memberikan sintasan benih nila (Oreochromis niloticus) optimal dalam pengangkutan pada sistem tertutup. Penelitian ini dilakukan 4 jam selama pengangkutan dan pengamatan atau monitoring setelah pengangkutan selama 24 jam, dengan perlakuan dosis zeolit yang diberikan pada media benih nila (Oreochromis niloticus), terdiri atas 6 aras, yaitu 0, 5, 10, 15, 20 dan 25 g/l air media. Perlakuan tersebut diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian, memperlihatkan adanya kenaikan sintasan seiring dengan penambahan dosis zeolit, mengikuti persamaan regresi kuadratik. Dosis zeolit yang bisa menghasilkan sintasan tertinggi untuk setelah pengangkutan selama 4 jam adalah 20,5 g/L dan sintasan 98,6%. Setelah monitoring, dosis zeolit 21,4g/L menghasilkan sintasan maksimum 95,9%. Dosis zeolit antara 5 – 25g/L menurunkan NH3 sebesar 6,03 - 4,97g/L dan meningkatnya DO sebesar 4,9 – 7,4 pada kepadatan ikan 44 ekor/L.
Pengaruh Jenis dan Lama Perendaman Bibit dengan Menggunakan Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii Bryan Setyadi Wibawa; Lestari Ujianto; Salnida Yuniarti Lumbessy
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i2.27

Abstract

Eucheuma cottonii merupakan alga yang banyak mengandung hidrokoloid yakni karaginan yang berguna dalam berbagai industri. Untuk mendapatkan rumput laut Eucheuma cottonii berkualitas baik maka upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan bahan alami berupa air kelapa karena mengandung hormon pertumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis air kelapa dan lama perendaman serta interaksinya terhadap laju pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor (faktorial). Faktor pertama adalah perendaman dengan jenis air kelapa yakni air kelapa muda dan air kelapa tua; faktor kedua adalah lama perendaman yakni 0, 5, 10, 15 dan 20 menit. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Juli 2012 di Balai Budidaya Laut (BBL) Lombok stasiun Gerupuk, Dusun Gerupuk, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan di Laboratorium Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Mataram. Data dianalisis menggunakan analisis keragaman pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis air kelapa dan lama perendaman serta interaksinya tidak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii. Rata-rata parameter pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan air kelapa tua dengan lama perendaman 20 menit cenderung memberikan laju pertumbuhan rumput laut Echeuma cottonii yang lebih tinggi.
Pengaruh Pemberian Probiotik EM4 dengan Dosis Berbeda terhadap Kelangsungan Hidup Larva Ikan Badut (Amphiprion percula) Fahmi Akbar; Mansur Ma'shum; Dewi Nuraeni Setyowati; Ketut Maha S
Jurnal Perikanan Unram Vol 1 No 2 (2013): Jurnal Perikanan Unram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v1i2.28

Abstract

Ikan badut (Amphiprion percula) merupakan ikan hias air laut bernilai ekonomi tinggi. Kendala pada budidaya ikan badut adalah rendahnya kelangsungan hidup larva. EM4 (Effective Microorganisme 4) merupakan jenis probiotik komersial yang dapat memperbaiki kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik EM4 dengan dosis berbeda terhadap kelangsungan hidup larva ikan badut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2012 di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol Bali. Larva yang digunakan sebagai hewan uji yaitu larva berumur 2 hari. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu dosis probiotik 4 mg/l (P1), 8 mg/l (P2), 12 mg/l (P3), 16 mg/l (P4), tanpa probiotik/kontrol (P5) dan setiap perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa, probiotik EM4 dengan dosis berbeda tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kelangsungan hidup dan panjang akhir larva namun berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap berat akhir larva. Dosis probiotik 8 mg/l menghasilkan nilai rata-rata panjang akhir dan berat akhir akhir tertinggi (0,017 g).

Page 2 of 80 | Total Record : 796