cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 806 Documents
KRITIK SENI DAN FUNGSI MELAKUKAN KRITIK SENI Nofiyanti Nofiyanti; Agusti Efi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 11 No. 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.34618

Abstract

Art criticism is a process of evaluating and inputting a work of art. The purpose of doing art criticism is to provide improvements to a work of art to make it even better. The method used in this research is descriptive qualitative, where a description of art criticism is carried out and the function of performing art criticism. The initial steps taken to understand how to do art criticism properly and correctly are to understand what art criticism is, knowing the types of art criticism, presenting art criticism, and knowing the function of doing art criticism. This study succeeded in describing how art criticism is, the types of art criticism, the presentation of art criticism, and the function of doing art criticism. By understanding the concept of art criticism, readers will be able to practice in their daily life how to do good and right art criticism. Therefore, it is necessary to have a deeper understanding to become an expert in art criticism. Keywords: art criticism, presentation, function. AbstrakKritik seni merupakan suatu proses penilaian dan masukan terhadap suatu karya seni. Tujuan melakukan kritik seni adalah untuk memberikan perbaikan terhadap suatu karya seni agar menjadi lebih baik lagi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, dimana dilakukan pendeskripsian mengenai kritik seni dan fungsi melakukan kritik seni. Tahapan awal yang dilakukan untuk memahami bagaimana melakukan kritik seni yang baik dan benar adalah dengan memahami apa itu kritik seni, mengetahui tipe kritik seni, penyajian kritik seni, dan mengetahui fungsi dari melakukan kritik seni. Penelitian ini berhasil menguraikan bagaimana kritik seni, tipe kritik seni, penyajian kritik seni, dan fungsi dari melakukan kritik seni. Dengan memahami bagaimana konsep kritik seni tersebut, maka pembaca akan dapat mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana melakukan kritik seni yang baik dan benar. Oleh karena itu perlu dilakukan pemahaman yang lebih mendalam untuk menjadi seorang yang pakar dalam melakukan kritik seni.Kata Kunci:kritik seni, penyajian, fungsi. Authors:Nofiyanti: Universitas Negeri PadangAgusti Efi: Universitas Negeri Padang References: Dharsono. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains Publishing.Eskak, E. (2013). Mendorong Kreativitas dan Cinta Batik Pada Generasi Muda. Jurnal Dinamika Kerajinan dan Batik, 30(1), 1-10. http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v30i1.947Husen, W. R. (2017). Pengembangan Apresiasi Seni Rupa Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Kritik Seni Pedagogik. Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 2(1), 54-61. https://doi.org/10.35568/naturalistic.v2i1.100Maharani, S. & Martin, B. (2018). Analisis Hubungan Resiliensi Matematik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Lingkaran. Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, 1(5), 819-826. http://dx.doi.org/10.22460/jpmi.v1i5.p819-826Noor, R. (2017). Sastra Populer dan Masalah Mutu Penelitian Sastra di Perguruan Tinggi. Jurnal NUSA, 12(4), 265-275. https://doi.org/10.14710/nusa.12.4.265-275Nugrahani, F. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penenlitian Pendidikan Bahasa. Surakarta: Cakra Books.Pratama, E. P., Risvi, P., & Yosef, Y. (2021). Pendekatan Kritik Seni Terhadap Desain Poster Karya Naufan Noordiyanto. Jurnal Besaung, 6(1), 42-50.  http://dx.doi.org/10.36982/jsdb.v6i1.1834Wiflihani, W. (2016). Fungsi Seni Musik Dalam Kehidupan Manusia. Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya, 2(1), 101-107. Http://Jurnal.Unimed.Ac.Id/2012/Index.Php/ Anthropos.Yasmen, E. (2021). Meningkatkan Keterampilan Kritik Seni Peserta Didik Kelas X MIPA 4 Pada Karya Seni Rupa Dua Dimensi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Dari Rumah Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Muaro Jambi Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurnal Meningkatkan Keterampilan Kritik Seni, 7(2), 203-2018. https://doi.org/10.37286/ojs.v7i2.104 
PROSES PEWARNAAN BATIK DI KECAMATAN LUNANG PESISIR SELATAN (STUDI KASUS DI RUMAH BATIK DEWI BUSANAA LUNANG) Yola Suhaini; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.31245

Abstract

This research is about coloring batik which do at the batik house Dewi Busana Lunang located in the district Lunang  districts Pesisir Selatan using synthetic dyes indigosol and remazol in batik staining technique. Synthetic dyes are used because they are fast and practical so that coloring is easier to do, and has good fastness. This research aims to describe dyestuffs recipes and batik coloring techniques at house Dewi Busana Lunang in the district Lunang districts Pesisir Selatan. metod uses a type of qualitative descriptive method is This research. Data collection was carried out whit observation techniques, interviews, and documentation. In this research the informants are leaders and batik craftsmen tho know about batik coloring techniques at the House Batik Dewi Busana Lunang. The instrument in this study is the researcher himself, the type of data used is primary and secondary data. Next, the data is studied and analyzed by stage of data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The legality data is do by triangulation of the leadership.The results of the study can be seen: the dye used at House Batik Dewi Busana Lunang is using synthetic dyes in the form of indigosol and remazol. For the coloring recipe, use a vlot 1:5, 5 grams of  dye mixed with 1 liter water. Because, coloring agents prepared for brushes and dabs are not for dyeing. The coloring technique used is a brush technique for two times of coloring.Keywords: dyestuffs, recipes, coloring techniques. AbstrakPenelitian ini mengenai pewarnaan batik yang dikerjakan di Rumah Batik Dewi Busana Lunang yang beralamat di Kecamatan Lunang Pesisir Selatan yang menggunakan pewarna sintetis indigosol dan remazol pada teknik pewarnaan batik. Zat warna sintetis digunakan karena penggunaannya yang cepat dan praktis sehingga pewarnaan lebih mudah dilakukan, serta memiliki ketahanan luntur yang baik. Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan zat warna, resep dan teknik pewarnaan batik di Rumah Dewi Busana Lunang di Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Metode deskriptif kualitatif merupakan teknik penelitian ini, pengumpulan data dimulai dengan memanfaatkan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk penelitian ini informannya ialah pemilik dan orang pengerajin batik yang memahami mengenai teknik pewarnaan batik di Rumah Batik Dewi Busana Lunang. Instrument untuk penelitian ini yaitu peneliti sendiri, jenis data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. kemudian, data dikaji dan dianalisis dengan tahap reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilaksanakan dengan triangulasi terhadap pemilik. Hasil penelitian ini dapat dilihat: zat warna yang digunakan di Rumah Batik Dewi Busana Lunang yakni memakai pewarna sintetis berupa indigosol dan remazol. Untuk resep pewarnaan menggunakan vlot 1:5, 5gr zat pewarna dicampur dengan 1 liter air. Karena zat pewarna yang dipersiapkan untuk kuas dan colet bukan untuk pencelupan. Teknik pewarnaan yang digunakan menggunakan teknik kuas untuk 2 kali pewarnaan.Kata Kunci:zat warna, resep, teknik pewarnaan. Authors:Yola Suhaini : Universitas Negeri PadangAdriani : Universitas Negeri Padang References:Susanto, S. (1973). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan.Sri, Herlina dan Dwi, Yuniasari. P. (2013). Pewarnaan untuk SMK. Jakarta: Kementerian Pendidikan & Kebudayaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Supriono. Primus. (2016). The Heritage of Batik Identitas Pemersatu Kebanggan Bangsa. Yogyakarta: ANDI OFFSET.Sri Soedewi, Samsi. (2011). Teknik dan Ragam Hias Batik. Yogyakarta: Titian Foundation.Setiawati, Puspita. (2004). Kupas Tuntas Teknik Proses Membatik. Yogyakarta: ABSOLUT.Wulandari, Ari. (2011). Batik Nusantara. Yogyakarta: ANDI OFFSET.Yulia, Aryani. (2014). Modul Pembelajaran Batik untuk Kelas XI. Padang: UNP.
PERANCANGAN KEMASAN RAKIK MAK NIS Aditya Hanum; Bayu Azani; Eko Purnomo; Rifqi Aulia Zaim
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38317

Abstract

Development regional specialties is now increasingly rapid and has a lot of diversity regional specialties, one of which is a snack that is processed in Solok, Gunung Talang District, this snack called rakik. One of the MSMEs that produce this type of food is the UP3HP Farmer Group LEMBANG JAO MANDIRI, Solok which called Rakik Mak Nis. Packaging is container that can help prevent or reduce damage to a product from friction, impact, load and vibration during distribution. Packaging also serves as an identity of a brand. Packaging one of the regulations to be able to place products sold in modern markets, like as mini markets to malls, therefore, packaging design carried out to be able to expand the reach of product sales from Rakik Mak Nis and can increase selling value of the product be higher . The method in this packaging design uses is SWOT analysis which serves to find effectiveness of the media that will be designed and used so that the media becomes more effective and communicative. One of the main media that will be designed is packaging consisting of various sizes, followed by a variety of supporting media such as paper bags, x-banners, mugs, Instagram, car branding and calendars. The media used are expected to be able support sales and promotion activities of products, packaging design and promotional media need to be implemented, so that product distribution can be wider and product sales can increase with application of these media. which has been designed.Keywords: packaging, promotion,regional specialties, chips. AbstrakPengembangan makanan khas daerah kini semakin pesat dan semakin memiliki banyak keberagaman. Keberagaman makanan khas daerah salah satunya adalah makanan ringan yang diolah di Kabubaten Solok Kecamatan Gunung Talang, makanan ringan ini disebut dengan rakik. Salah satu UMKM yang memproduksi makanan berjenis rakik ini adalah kelompok Tani UP3HP LEMBANG JAO MANDIRI, Solok, yang dinamakan dengan Rakik Mak Nis. Kemasan adalah sebuah wadah yang dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan pada suatu produk dari gesekan, benturan, beban dan getaran saat pendistribusiannya. Kemasan juga berfungsi sebagai sebuah identitas dari suatu merek. Kemasan juga merupakan salah satu regulasi untuk bisa menempatkan produk yang dijual pada pasar moderen, seperti mini market hingga mall, oleh sebab itu, perancangan kemasan ini dilakukan untuk dapat memperluas jangkauan dalam penjualan produk dari Rakik Mak Nis dan dapat meningkatkan nilai jual produk menjadi lebih tinggi. Metode dalam rancangan kemasan ini menggunakan metode analisis SWOT yang berfungsi untuk menemukan keefektivitasanndari media-media yang akan dirancang dan digunakan sehingga media tersebut menjadi lebih efektif serta komunikatif. Salah satu media utama yang akan dirancang adalah kemasan yang terdiri dari berbagai ukuran, selanjutnya diikuti dengan beragam media pendukung seperti papper bag, x-banner, mug, instagram, car branding dan kalender. Media-media yang digunakan diharapkan mampu menunjang aktifitas penjualan serta promosi  dari produk Rakik Mak Nis, oleh sebab itu perancangan kemasan dan media-media promosi ini perlu untuk diterapkan, agar penyebaran produk dapat menjadi lebih luas dan penjualan produk dapat meningkat dengan diaplikasikannya media-media yang telah dirancang.Kata Kunci: kemasan, promosi, makanan khas, rakik.Authors:Aditya Hanum : Universitas Negeri PadangBayu Azani : Universitas Putra Indonesia YPTK PadangEko Purnomo : Universitas Negeri PadangRifqi Aulia Zaim : Universitas Negeri Padang References:Julianti, S. (2014). The Art Of Packaging. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.Supriyono, R. (2010). Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.Hamka, O. (2021). Merancang yang Akan Dibuang. Bandung: PT.Linimasa Esa Inspirasa.Kotler, P. (1995). Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Tinarbuko, S. (2008). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalansutra.Purnomo, E., Hanum, A., & Sari, D. M. (2022). Promosi Objek Wisata Bangunan Bersejarah di Kota Sawahlunto dalam Desain Infografis. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 74-80.Hadi, H., Wimbrayardi, W., & Kamal, M. N. (2021). Promosi Seni Pertunjukan Randai sebagai Identitas Kesenian Tradisional Minangkabau. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 262-267.
BÈRBUDI BAWA LEKSANA BUSANA ADAT BALI KE KANTOR YANG MODIS, TERJANGKAU, DAN BERKELANJUTAN Ni Putu Darmara Pradnya Paramita; Made Tiartini Mudarahayu; Ni Kadek Yuni Diantari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.39328

Abstract

The Balinese people's disobedience to the Bali Governor's Regulation Number 79 of 2018 which can be seen through violations by not using traditional clothes on a predetermined day, gave rise to the idea of creating Balinese traditional clothing by carrying out the concept of being fashionable, affordable and sustainable. Fashionable means in accordance with ethics, looks attractive and raises the personal character of the wearer. Affordable is defined as a price that is not expensive because it uses materials produced by local weavers from Nusa Penida and Sidemen Karangasem. Sustainable means creating synergies in the industrial cycle, by prioritizing traditional Balinese textiles produced by local weaver and is expected to lead to the preservation of textiles, both tangible and intangible. This concept is implemented in Bèrbudi Bawa Leksana's fashion collection consisting of 6 clothes created by referring to Frangipani's method. The research and creation of the Bèrbudi Bawa Leksana collection is expected to be a means of education for the Balinese people and a form of academic and professional contribution in supporting government regulations for mutual progress.   Keywords: traditional clothing, balinese, fashionable, affordable. AbstrakKetidakpatuhan masyarakat Bali terhadap Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 yang dapat dilihat melalui pelanggaran dengan tidak menggunakan pakaian adat pada hari yang telah ditentukan, memunculkan gagasan penciptaan busana adat Bali dengan mengusung konsep modis, terjangkau dan berkelanjutan. Modis berarti sesuai dengan etika, tampak menarik dan memunculkan karakter pribadi si pengguna busana. Terjangkau dimaknai dengan Harga yang tidak mahal karena menggunakan bahan produksi penenun lokal asal Nusa Penida dan Sidemen Karangasem. Berkelanjutan berarti memunculkan sinergi dalam siklus industri, dengan mengutamakan tekstil tradisional Bali yang diproduksi pengrajin lokal dan diharapkan dapat bermuara pada pelestarian tekstil baik secara tangible maupun intangible. Konsep tersebut diimplementasikan dalam koleksi busana Bèrbudi Bawa Leksana terdiri atas 6 busana yang diciptakan dengan mengacu pada metode penciptaan Frangipani. Penelitian dan penciptaan koleksi Bèrbudi Bawa Leksana diharapkan dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat Bali dan salah satu bentuk kontribusi akademisi dan professional dalam mendukung peraturan pemerintah demi kemajuan bersama.Kata Kunci: busana adat, bali, modis, terjangkau. Authors:Ni Putu Darmara Pradnya Paramita: Institut Seni Indonesia DenpasarMade Tiartini Mudarahayu: Institut Seni Indonesia DenpasarNi Kadek Yuni Diantari : Institut Seni Indonesia Denpasar References:Agung, L., Kartasudjana, T., Permana, A. W. (2021). Estetika Nusantara dalam Karakter Gim Lokapala. Gorga Jurnal Seni Rupa, 10 (2), 473-477. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v10i2.28556.Andriyanti, S., Sinaga, R., Lubis, R. (2022). Aplikasi Ornamen Sumatera Utara Kreasi Kekinian pada Desain Busana Ready-To-Wear dengan Teknik Sablon Printing. Gorga Jurnal Seni Rupa, 11 (1), 25 35.http://dx.doi.org/10.24114/gr.v11i1.28791.Arshiniwati, N. M. ., Mudra, I. W. ., Sustiawati, N. L. ., Sudibya, I. G. N. ., & Heriyawati, Y. . (2021). Representasi Budidaya Rumput Laut Dan Kain Rangrang Dalam Tari Gulma Penida. Mudra Jurnal Seni Budaya, 36(2), 237–244. https://doi.org/10.31091/mudra.v36i2.1475.Dewanti P. P. W. A., I Gusti A.M. (2020). Inovasi Busana Adat ke Pura (Wanita Modern). In: Seminar Nasional Desain dan Arsitektur. 412-417.Dewi Pebryani, N., Ratna C.S, T. I. ., Rai Remawa, A. A., & Radiawan, I. M. (2022). Digital Transformation in Endek Weaving Tradition. Mudra Jurnal Seni Budaya, 37(1), 78–85. https://doi.org/10.31091/mudra.v37i1.1886.Harmelia, C. , Yuliarma. Y. (2021). Perubahan Desain Busana Adat Pengantin Wanita di Kota Pariaman Sumatera Barat. Gorga Jurnal Seni Rupa, 10 (2), 515-521. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.29093.Hartini, L.P.I., Kartika S.,& Made S. (2021) Analisis Faktor Persepsi Akademisi Terhadap Penggunaan Busana Adat di Lingkungan Sekolah. E-Jurnal Matematika, 10(3).179-185. http://doi.org/10.24843/MTK.2021.v10.i03.p340.Hendra. H., & Agustin, D. (2022). Eksistensi Tenun Songket Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota. Gorga Jurnal Seni Rupa, 11 (1), 202-2011. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v11i1.28908.Laksana, S.B., Faradillah N. (2021). Rancangan Busana Ready to Wear Menggunakan Teknik Engineered Print. Jurnal Atrat 9(3), 266-274. http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v9i3.1773.Mesra. M, Kartono, G., Ibrahim, A. (2022). Penerapan Ornamen Tradisional Sumatera Utara pada Toples Makanan Sebagai Sarana Revitalisasi. Gorga Jurnal Seni Rupa, 11 (1), 81-88. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v11i1.33639.Mudarahayu, M. T., Sedana, I. N., Remawa, A. A. G. R., & Sariada, I. K. (2021). Estetika Bentuk Busana Pada Lukisan Wayang Kamasan. Panggung, 31(2).191-202. http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v31i2.1573.Nabila, A., Sari Y. (2020). Penerapan Teknik Sablon Crack Binder Pada Adibusana Dengan Inspirasi Budaya Bali. Jurnal Atrat 8(2). 131-139. http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v8i2.1522.Provinsi Bali. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2018 Tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali. 2018.Sudharsana, T. I. R. C. (2016). Global Fashion Discourse In Cosmopolitan Kuta. International Journal of Multidisciplinary Educational Research, 5(8), 1-7. http://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ijmer/pdf/volume5/volume5-issue8(1)-2016.pdf.UKM Karya Ilmiah Mahasiswa UNHI. (2020). Kearifan Lokal Bali di Era Milenial. Denpasar: UNHI Press Publishing.
MODEL PEMBELAJARAN KRITIK SENI MELALUI VIDEO DAN KEGIATAN BERKARYA DI SMA NEGERI 2 TAPUNG Roni Sarwani; Agusti Efi; Budiwirman Budiwirman
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.34678

Abstract

Fine art criticism is knowledge to students for learning criticism in art learning activities in high school (SMA). There are many opinions that the form of criticism of a work of art can only be judged from one side of the form, as a result, all forms of fine art, both pure and applied, can be critiqued. The application of art criticism learning models through videos and creative activities at SMA Negeri 2 Tapung is carried out with the aim that students are able to give an assessment of a work of art. This model can sharpen critical thinking, and be able to appreciate works of art. The purpose of this research is to see that student achievement can be developed in high school. This study uses a qualitative method to produce an art criticism learning model. This model provides instructions for students to be able to do verbal criticism in class. At first they were nervous, but then it was fun. For researchers, this model is very effective in presenting work in class for learning at SMA Negeri 2 Tapung, Riau Province.Keywords: criticism, appreciation, art, learning, video.Abstrak Kritik seni rupa adalah pengetahuan kepada siswa untuk pembelajaran kritik dalam aktivitas belajar seni rupa di Sekolah Menengah Atas (SMA). Banyak pendapat bahwa wujud kritik terhadap satu karya seni hanya dapat dinilai dari satu sisi bentuk saja, pada hasilnya semua bentuk karya seni rupa baik murni maupun terapan dapat dilakukan proses kritik. Penerapan model pelajaran kritik seni melalui video dan kegiatan berkarya di sekolah SMA Negeri 2 Tapung dilakukan dengan tujuan agar para siswa mampu memberikan penilaian terhadap sebuah karya seni. Model ini dapat mempertajam berpikir kritis, serta mampu mengapresiasi karya seni. Tujuan Penelitian ini melihat ketercapaian siswa dapat dikembangkan di sekolah menengah atas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sehingga menghasilkan model pembelajaran kritik seni. Model ini memberikan petunjuk siswa untuk dapat melakukan kritik secara lisan di kelas. Awalnya mereka gugup, namun kemudian dirasa menyenangkan. Bagi peneliti melalui model ini sangat efektif untuk menyajikan karya di kelas untuk pembelajaran di SMA Negeri 2 Tapung Provinsi Riau.  Kata Kunci: kritik, apresiasi, seni, pembelajaran, video. Authors:Roni Sarwani : Universitas Negeri PadangAgusti Efi : Universitas Negeri PadangBudiwirman : Universitas Negeri Padang References:Bangun, S. (2000). Kritik Seni Rupa, Bandung: Penerbit ITB.Ramli, Muhammad. (2020),10 Agustus. How To Paint On Canvas With Acrylic Paints For Beginner [Video]. YouTube. https://youtu.be/s9GrirQAUJg.Sarwani, Roni. (2021), 7 Agustus. Bahan Dan Alat Melukis Diatas Media Kanvas. [Video] YouTube. https://youtu.be/jE4wAV3zTC8.Sarwani, Roni. (2022), 24 Mei. Persentase Karya. [Video] YouTube. https://youtu.be/bFBDpqPLivk.Sarwani, Roni. (2022), 24 Mei. Apresiasi Kritik Terhadap Karya Teman di Kelas. [Video] YouTube. https://www.youtube.com/shorts/Kwgh4i6wfB8.Soedarso, Sp. (2006). Trilogi Seni Penciptaan, Eksistensi Dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.Sudjoko. (2000). Pengantar Seni Rupa. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabeta.Susanto, Mikke. (2003). Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik dan Penerbit Jendela.
MOTIF BATIK TUMBUHAN DAN BAHARI SEBAGAI IDENTITAS ETNIS MELAYU BATAM KEPULAUAN RIAU Rivaldi Ihsan; Wiwik Surya Utami
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38650

Abstract

This research starts from the story of Sugeng's experience, a Batam craft craftsman who often gets questions from his friends, national and international tourists. He told how the process of batik motifs derived from the natural plants and the sea which became the source of Batam batik motif ideas. This research aims to find out; 1. What is the shape of the plant and marine batik motifs that are the identity of the Batam Malay ethnicity. This research is a qualitative description using participant observation methods, interviews, and literature studies. Batik Batam motifs have three functions, namely: physical function, personal function, and social function. The three functions are interrelated with nature, the personal individual, and the social life of the local community. The results of the study said that the identity of the Batam batik motif was born through the idea of cultural artists in creating batik craft art based on local wisdom.Keywords: batik, identity, Batam malay ethnic. AbstrakPenelitian ini berawal dari kisah pengalaman Sugeng seorang pengrajin seni kriya Batam sering mendapat pertanyaan dari teman-teman wisatawan nasional dan internasional. Ia bercerita bagaimana proses motif-motif batik berasal dari alam tumbuhan dan bahari yang menjadi sumber ide motif batik Batam. Penelitian ini, bertujuan mengetahui; 1. Bagaimana bentuk motif batik tumbuhan dan bahari yang menjadi identitas etnis Melayu Batam. Penelitian ini deskripsi kualitatif menggunakan metode partisipan observan, wawancara, dan studi kepustakaan. Motif-motif Batik Batam mempunyai tiga fungsi, yaitu: fungsi fisik, fungsi personal, dan fungsi sosial. Ketiga fungsi itu saling berkaitan dengan alam, individu personal, dan kehidupan sosial masyarakat setempat. Hasil penelitian mengatakan identitas motif batik Batam lahir melalui ide para seniman budayawan dalam mencipta karya seni kriya batik berbasis kearifan lokal.Kata Kunci: batik, identitas, etnis melayu Batam. Authors:Rivaldi Ihsan : Universitas Teknologi SumbawaWiwik Surya Utami : Universitas Teknologi Sumbawa References:Cassirer, E. (1987). Manusia dan Kebudayaan, Sebuah Isei Tentang Manusia. (Alih Bahasa Alois A. Nugroho). Jakarta: PT. Gramedia.Djelantik, A. A. M. (2004). Estetika Sebuah Pengantar. Bali: MSPI.Dekranas Batam. (2008). “Motof Batik”, Hasil Dokumentasi Pribadi: 10 September 2022, Dekranasda Batam.Feldman, B. E. (1967). Art as Image and Idea. Sp. Gustami (terj.). Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Kartika, D. (2018). Batik sebagai Identitas, Komoditas, dan Gaya Hidup. Jakarta: Universitas Nasional Jakarta.Kuwala, R. N., & Sri, Z. N. (2022). Ragam Hias Motif Bati Tanah Liek Dharmasraya: Studi Kasus di Kerajinan Batik Tanah Liek Citra. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 8-15. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.32358.Moleong, L. J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.Nurcahyanti, D. (2020). Peran Kearifan Lokal Masyarakat Jawa Untuk Melestarikan Batik Tradisi di Girilayu, Karanganyar, Indonesia. Mudra: Jurnal Seni Budaya, 35 (2), 145-153. https://doi.org/10.31091/mudra.v35i2.816.Nurul, N. (2020), “Proses Pembuatan Motif Batik Batam”, Hasil Wawancara Pribadi: 10 September 2020, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam.Parmono, K. (2013). Nilai Kearifan Lokal Dalam Batik Tradisional Kawung. Jurnal Filsafat, 23(2), 134-136.Soedarso, S. P. (1990). Tinjauan Seni: Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana Yogyakarta.Sugeng, S. (2020), “Proses Pembuatan Motif Batik Batam”. Hasil Wawancara Pribadi: 12 September 2020, Dekranasda Batam.Valenta, S. V., &  Adriani, A. (2022). Studi Tentang Batik Batam: Studi Kasus di Indra Batik di Kota Batam. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 89-106.  https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.29696.Takari, M. (2015). Teori dan Metode Untuk Kajian Tradisi Lisan. Medan: CV Mitra Medan.Trixie, A. A. (2020). Filosofis Motif Batik Sebagai Identitas Bangsa Indonesia. Folio, 1(1), 1-9.Wilma, W. (2020), “Proses Pembuatan Motif Batik Batam”. Hasil Wawancara Pribadi: 12 September 2020, Perumahan Griya Batam.Zen, Z. (2020), “Proses Pembuatan Motif Batik Batam”, Hasil Wawancara Pribadi: 10 September 2020. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam.
TEKNIK PEWARNAAN ALAM PADA KAIN BATIK DI KOTA JAMBI (Studi Kasus pada Batik Jambi Ariny Kelurahan Pasir Panjang Jambi Seberang) Sari Nurhardini; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38051

Abstract

Batik is the result of the handicrafts of the Indonesian people that are hundreds of years old. The main characteristic of batik cloth is in terms of batik coloring. One of the natural resources in Indonesia that can be used in batik is natural dyes. At this time, there are several production centers for the batik industry in Kota Seberang, one of which is Ariny's Jambi Batik house. The purpose of this study is to identify the materials used as natural batik dyes, natural batik coloring techniques and the colors produced from natural batik dyes at the home of Batik Jambi Ariny, Kota Jambi. The research method used by researchers in this study is a qualitative method. Informants in this study are industrial owners, industry leaders and 2 batik craftsmen. Data collection techniques in the study were obtained through observation, interviews, and documentation. The research was analyzed by means of: data collection, data reduction (data reduction), data presentation, and then drawing conclusions. The results of this study showed that: (1) The ingredients in the dyeing process of Jambi Ariny's batik were natural materials such as: secang wood, tanned wood, guava leaves, and mango leaves. (2) The natural dyeing technique of batik begins with the process of dipping the batik cloth that has been left overnight with a mixture of TRO for at least five dyes, then the locking process is carried out with the tunjung material and finally the pelorodan process with caustic soda (3) The resulting color from different materials, such as sappan wood produces a dark red or brownish red color, tall wood or tanned wood produces a light brown color, mango leaves produce a green color, and guava leaves produce a brown color as well. Keywords: natural dyeing techniques, jambi batik. AbstrakBatik adalah hasil karya kerajinan tangan masyarakat Indonesia yang sudah berumur ratusan tahun. Ciri utama kain batik adalah dalam hal pewarnaan batik. Salah satu sumber daya alam di Indonesia dapat digunakan dalam kerajinan batik adalah zat pewarna alam. Pada saat ini, terdapat beberapa pusat produksi industri batik di Kota Seberang, salah satunya rumah Batik Jambi Ariny. Tujuan dalam penelitian ini yaitu peneliti dapat mengidentifikasikan bahan yang digunakan sebagai pewarna alam batik, teknik pewarnaan alam batik dan warna yang dihasilkan dari pewarna alam batik di rumah Batik Jambi Ariny Kota Jambi. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian adalah metode kualitatif. Informan dalam penelitian ini yaitu Pemilik industri, pimpinan industri dan 2 Pengrajin batik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapaun penelitian dianalisis dengan cara: pengumpulan data, reduksi data (data reduction), penyajian data, dan kemudian penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini didapat bahwa: (1) Bahan dalam proses pewarnaan batik Jambi Ariny yaitu bahan alami seperti: kayu secang, kayu samak, daun jambu, dan daun mangga. (2) Teknik pewarnaan alami batik diawali dengan proses mencelupkan bahan kain batik yang telah di diamkan semalam dengan campuran TRO, kemudian proses penguncian yang dilakukan dengan bahan tunjung dan tekahir proses pelorodan dengan bahan soda api (3) Warna yang dihasilkan dari bahan tersebut berbeda-beda, seperti kayu secang menghasilkan warna merah tua atau merah kecokelatan, kayu tinggi atau kayu samak menghasilkan warna cokelat muda, daun mangga menghasilkan warna hijau, dan daun jambu menghasilkan warna cokelat juga.Kata Kunci: teknik pewarnaan alami, batik jambi.Authors:Sari Nurhardini : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri Padang References:Arini, A. M., & Ambar, B. (2011). Batik: Warisan Adiluhung Nusahantara. Yogyakarta: Andi Offset.Kwartiningsih, E., Setyawardhani, D. A., Wilyanto, A., & Triyono, A. (2009). Zat pewarna alami tekstil dari kulit buah manggis. Ekuilibrium, 8(1), 41-47.Fitria, K. E., & Lia, D. S. (2009). Pembuatan Zat Warna Alami Tekstil Dari Biji Buah Mahkota. Solo: Sebelas Maret Institution.Hadaf, A., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2016). Motif dan Pewarnaan Batik Tulis di Dusun Giriloyo Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa YOGYAKARTA (Studi Kasus di Industri Batik Sri Kuncoro). Journal of Home Economics and Tourism, 11(1).Hasanuddin, H., dkk. (2011). Penelitian Penerapan Zat Warna Alam dan Kombinasinya pada Produk Bayik dan Kerajinan. Yogyakarta: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia BBKB.Kamala, N., & Adriani, A. (2019). Studi Tentang Motif Dan Pewarnaan Batik Cap Dengan Zat Pewarnaan Alam Di Rumah Batik Dewi Busana Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 303-307.Kawindrosusanto, K., & Kuswadji, K. (1977). Unsur Tradisional Dalam Seni Lukis Batik Kontemporer. Jakarta: Gudang Ilmu.Lisbijanto, Herry. (2013) Batik. Yogyakarta: Graha Ilmu.Noor, Fitrihana. (2010). Teknologi Tekstile dan Fashion. Yogyakarta: UNY Press.Poespo, Goet. (2005). Pemilihan bahan Tekstil. Yogyakarta. Graha Ilmu.Purwanto, P. (2018). Pemanfaatan Bahan Pewarna Alam Sebagai Alternatif Dalam Pembuatan Batik Tulis Yang Ramah Lingkungan. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST).Ramantika, S., & Novrita, S. Z. (2020). Pengaruh Pencelupan Zat Warna Alam Ekstrak Kelapa Sawit Afkir Menggunakan Mordan Tawas, Tunjung, Baking Soda Terhadap Hasil Pencelupan Pada Bahan Katun. Jurnal Kapita Selekta Geografi, 3(2), 60-74.Setya, W. P., & Novrita, S. Z. (2020). Pengaruh Mordan Kapur Sirih Dan Tunjung Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Batang Pisang Ambon Pada Bahankatun. Jurnal Kapita Selekta Geografi, 3(2), 47-59.Sutara, P. K. (2009). Jenis Tumbuhan Sebagai Pewarna Alam Pada Beberapa Perusahan Tenun Di Gianyar. Jurnal Bumi Lestari, 9(2), 217-223.Tranggono, T., & Sutardi, S. (1990). Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
MISE EN SCENE DALAM FILM SURAT KECIL UNTUK TUHAN Fadhilatul Khaira; Novesar Jamarun; Rosta Minawati
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.37425

Abstract

The film Letters to God is a film that tells the story of a teenage girl who was diagnosed with the first Rhabdomyosarcoma cancer in Indonesia. This study aims to identify and analyze the mise en scene of the film Surat Kecil untuk God with the semiotic theory of Rolland Barthes. Rolland Barthes proposed a denotative and connotative meaning system. The method in this study uses descriptive qualitative research. The results of this study are related to settings that include property and location. Through the property of red roses, it is interpreted as Keke's sincerity in loving the people around him. Keke's make-up means that Keke is the one who suffers the most. The lighting in this film is dominantly using tungsten color to give a warm mood. Keke's acting is interpreted as a representation of the original Keke.Keywords: semiotics, mise en scene. AbstrakFilm Surat Kecil Untuk Tuhan adalah film yang mengangkat cerita seorang gadis remaja yang mengidap penyakit kanker Rhabdomyosarcoma pertama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis mise en scene film Surat Kecil Untuk Tuhan dengan teori semiotika Rolland Barthes. Rolland Barthes mengemukakan sistem pemaknaan denotasi dan konotasi.  Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini terkait setting yang mencakup properti dan lokasi. Melalui properti mawar merah dimaknai sebagai keikhlasan Keke dalam menyayangi orang-orang disekitarnya. Tata rias yang digunakan Keke dimaknai bahwa Keke adalah orang yang paling menderita. Lighting dalam film ini dominan menggunakan warna tungsten untuk memberikan mood kehangatan, acting tokoh Keke dimaknai sebagai representasi Keke asli. Kata Kunci:semiotika, mise en scene. Authors: Fadhilatul Khaira : Institut Seni Indonesia PadangpanjangNovesar Jamarun : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRosta Minawati : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References: Ali, M. M., & Ali, M. A. (2018). Karakterisasi Tokoh Dalam Film Salah Bodi. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 7(1), 15-30. https://doi.org/10.24114/gr.v7i1.10848Armantono, A., & Paramita, P. (2017). Penulisan Skenario Panjang. Jakarta: FFTV-IKJ.Bordwell, B., & Thomson, T. (2001). Film Art an Introduction. New York: McGraw.Barthes, R. (2017). Elemen-Elemen Semiologi. Yogyakarta: Basabasi.Darmawan, H., Pramayoza, D., & Yusril, Y. (2020). Makna Budaya Minangkabau Dalam Film Salisiah Adaik. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 9(1),  138-144. https://doi.org/10.24114/gr.v9i1.18359Fiske, John. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.Hidayah, N., & Yasnidawati, Y. (2019). Penyesuaian Pola Dasar Busana Sistem Indonesia Untuk Wanita Indonesia Dengan Bentuk Badan Gemuk. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 8(1), 222-230. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.13595Hidayat, H. N., Sudardi, B., Widodo, S. T., & Habsari, S. K. (2021). Menggali Minangkabau dalam film dengan mise-en-scene. Jurnal ProTVF, 5(1), 117-143. https://doi.org/10.24198/ptvf.v5i1.29433Leliana, I., Ronda, M., & Lusianawati, H. (2021). Representasi Pesan Moral Dalam Film Tilik (Analisis Semiotik Roland Barthes). Cakrawala - Jurnal Humaniora, 21(2), 142–156. https://doi.org/10.31294/jc.v21i2.11302Martono, B., & Inggriani, S. (2020). Retroperitoneal Pleomorphic Rhabdomyosarcoma in Adult: A Rare Case Report. JBN (Jurnal Bedah Nasional), 4(2), 62-68. https://doi.org/10.24843/jbn.2020.v04.i02.p04Mudjiono, Y. (2011). Kajian Semiotika Dalam Film. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1), 126-138. https://doi.org/10.15642/jik.2011.1.1.125-138Riwu, A., & Pujiati, T. (2018). Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film 3 Dara. Deiksis, 10(03), 212-223. https://doi.org/10.30998/deiksis.v10i03.2809Sathotho, S. F., Wibowo, P. N. H., & Savini, N. A. (2020). Mise En Scène Film Nyai Karya Garin Nugroho. TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater Dan Sinema, 17(2), 89-97. https://doi.org/10.24821/tnl.v17i2.4444Sobur, A. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Sobur, A. (2006). Semiotika Komunikasi, Analisis Text Media Suatu Pengantar Analisa Wacana, dan Analisa Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.Paningkiran, Halim. (2013). Make Up Televisi dan Film. Jakarta: Kencana.Pratista, H. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. 
PEWARNAAN ALAM DENGAN BIJI KESUMBA DAN DAUN KETAPANG: STUDI KASUS DI KABUPATEN BUNGO Ami Zola; Agusti Efi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 11 No. 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32195

Abstract

This research is about natural coloring in batik with kesumba seeds and ketapang leaves at Rumah Warna Dedaunan, Bungo Regency, which only uses natural dyes as batik dyes. Although the use of synthetic materials is widely used by batik craftsmen because of the easy and practical use process, Rumah Warna Dedaunan still maintains natural coloring as batik dyes. In addition, natural coloring is also friendly to the environment so that it can reduce pollution, especially in water. The purpose of this study was to describe how to make extracts of natural colors with kesumba seeds and ketapang leaves, natural coloring techniques with kesumba seeds and ketapang leaves, and the color produced by natural coloring of kesumba seeds and ketapang leaves at Rumah Warna Dedaunan, Bungo Regency. This research method is a qualitative descriptive method. The type of data is in the form of primary data and secondary data. The informants of this research are the leaders as well as owners and craftsmen at Rumah Warna Dedaunan. Data collection techniques through observation, interviews, and documentation. The data analysis technique was carried out by using interactive model analysis techniques related to the subject matter of data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study are natural coloring with extracts of kesumba seeds and leaves of Ketapang, among others: 1) making extracts of kesumba seeds and leaves of ketapang first preparing the tools and materials, kneading the seeds of kesumba, cutting the leaves of ketapang into small pieces, then looking for, left overnight, rediscovered, filtered, and carried away, 2) dyeing technique by dipping cloth, soaked with laundry soap, dyed with alum for two nights then dyeing with extract and then dyeing with whiting and tunjung locks, 3) the color of the Kesumba seeds are brown in color, Ketapang leaves produce a light yellow color, using lime fixation produces a dark yellow color and tunjung leaves produce a yellow color. Thus, natural dyeing with kesumba seed extract and ketapang leaves can be used in batik coloring.Keywords: coloring, coriander seeds, ketapang leaves. AbstrakPenelitian ini adalah tentang pewarnaan alam pada batik dengan biji kesumba dan daun ketapang di Rumah Warna Dedaunan Kabupaten Bungo yang hanya menggunakan pewarnaan alam saja sebagai pewarna batik. Meskipun penggunaan bahan sintentis ramai digunakan oleh pengrajin batik dikarenakan proses penggunaan yang mudah dan praktis, Rumah Warna Dedaunan tetap mempertahan pewarnaan alam sebagai pewarna batik. Selain itu pewarnaan alam juga ramah terhadap lingkungan sehingga dapat mengurangi pencemaran terutama pada air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cara pembuatan ekstrak warna alam dengan biji kesumba dan daun ketapang, teknik pewarnaan alam dengan biji kesumba dan daun ketapang, dan warna yang dihasilkan dari pewarnaan alam biji kesumba dan daun ketapang di Rumah Warna Dedaunan Kabupaten Bungo. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Jenis data yaitu berupa data primer dan data sekunder. Informan penelitian ini adalah pimpinan sekaligus pemilik dan pengrajin di Rumah Warna Dedaunan. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik analisa model interaktif yang berkaitan dengan pokok permasalahan dengan pengumpuan data, reduksi dara, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini yaitu pewarnaan alam dengan ekstrak biji kesumba dan daun Ketapang, antara lain: 1) membuat ekstrak biji kesumba dan daun ketapang yang pertama menyiapkan alat dan bahan, biji kesumba diremas-remas, daun ketapang di potong kecil-kecil, kemudian direbus, didiamkan semalaman, direbus kembali, disaring, dan didinginkan, 2) teknik pewarnaan dengan cara mencelupkan kain, direndam dengan sabun cuci, dicelup dengan tawas selama dua malam kemudian pencelupan dengan ekstrak dan selanjutnya pencelupan dengan pengunci kapur sirih dan tunjung, 3) warna yang dihasilkan dari biji kesumba yaitu  warna oren kecoklatan, daun Ketapang menghasilkan warna kuning muda, menggunakan fixsasi kapur menghasilkan warna kuning tua dan tunjung menghasilkan warna kecoklatan. Dengan demikian, pewarnaan alami dengan ekstrak biji kesumba dan daun ketapang dapat digunakan dalam pewarnaan batik.Kata Kunci:pewarnaan, biji kesumba, daun ketapang. Authors:Ami Zola : Universitas Negeri PadangAgusti Efi : Universitas Negeri Padang References:Eriani, W., & Herry, P. (2017). Pengaruh Waktu Maserasi, Perlakuan Bahan Daun Zat Fiksasi Pada Pembuatan Warna Alami Daun Ketapang (Terminalia Catappa Linn). Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.Purnomo, M. A. J. (2004). Zat Pewarna Alam sebagai Alternatif Zat Warna yang Ramah Lingkungan. Jurnal Seni Rupa STSI Surakarta, 1(2): 57-61.Purwaningsih D. (2013). Pemanfaatan Biji kesumba (BixaOrellana) Sebagai Pewarna Alami Daun Antioksidan (Vitamin C) Untuk Pembuatan Kue Bolu Dari Berbagai Macam Tepung. Surakarta: Universitas Muhamadiah Surakarta.Sunarto. (2008). Teknologi Pencelupan Daun Pengecapan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.Susanto, Koko, M. Sn Erwin,&M. Sn Minarsih. (2015). Bentuk, Fungsi daun Makna Motif Batik Bungo di Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Muara Bungo. Serupa The Journalof Art Education, 3(2).
KARYA ILUSTRASI BUDAYA KHAS KARO PADA SENI TEKSTIL DENGAN TEKNIK DIGITAL PRINTING Muhammad Iqbal Rizki Barus; Anam Ibrahim; Adek Cerah Kurnia Azis
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38997

Abstract

The creation of this work visualizes the results of the author's reinterpretation in the form of illustration art using digital printing technology, and the unique culture of the Karo people as a source of creative ideas. With the rapid development of the times, people are starting to leave the typical Karo culture, so it is important to look back at traditional culture so that ancestral values do not just disappear. The purpose of this creation; 1). Visualize the Karo cultural activities. 2) Knowing the concept of illustration production 3). Know the techniques and procedures for making illustrations. Karo culture is one of the assets that must be preserved in the era of modernization and development, and introducing Karo culture through illustrations is one of them. textile art (voal fabric). From this creation, Karo cultural concepts were born such as Karo traditional musical instruments, Karo traditional food, Karo daily life, Merdang Merdem, agriculture, bone-moving rituals, Karo traditional dances, and others. Mastery of technique and material exploration is expected to be appreciated by all circles, art lovers, and of course the Karo people.Keyword: illustrations, digital printing, textile. AbstrakPenciptaan karya ini memvisualisasikan hasil reinterpretasi penulis dalam bentuk seni ilustrasi menggunakan teknologi digital printing, dan keunikan budaya masyarakat Karo menjadi sumber ide kreatif. Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, masyarakat mulai meninggalkan budaya khas Karo, sehingga penting untuk melihat kembali budaya tradisional agar nilai-nilai leluhur tidak hilang begitu saja. Tujuan penciptaan ini; 1). Memvisualisasikan kegiatan budaya khas Karo. 2) Mengetahui konsep produksi ilustrasi 3). Mengetahui teknik dan prosedur untuk membuat ilustrasi. Budaya khas Karo merupakan salah satu aset yang harus dilestarikan di era modernisasi dan perkembangan, dan memperkenalkan budaya khas Karo melalui ilustrasi adalah salah satunya. seni tekstil (kain voal). Dari hasil penciptaan ini lahirlah konsep-konsep budaya khas Karo seperti alat musik tradisional Karo, makanan tradisional Karo, kehidupan sehari-hari Karo, Merdang Merdem, pertanian, ritual memindahkan tulang, tarian tradisional Karo, dan lain-lain. Penguasaan teknik dan eksplorasi materi diharapkan dapat diapresiasi oleh semua kalangan, pecinta seni, dan tentunya masyarakat Karo.Kata Kunci: ilustrasi, digital printing, tekstil. Authors:Muhammad Iqbal Rizki Barus : Universits Negeri MedanAnam Ibrahim : Universits Negeri MedanAdek Cerah Kurnia Azis : Universits Negeri Medan References:Koentjaraningrat, K. (2013). Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.Liliweri, A. (2002). Makna Budaya dalam Komunikasi antar Budaya. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara.Salam, S. (2017). Seni Ilustrasi: Esensi, Sang Ilustrator, Lintasan, Penilaian. Makassar: Badan Penerbit UNM.Tinambunan, N., Triyanto, R., & Azis, A. C. K. (2021). Ilustrasi Cerpen Renjaya Siahaan pada Koran Analisa. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 56-61.Sidabutar, Y., & Mangatas, M. (2017). Tortor Batak Toba sebagai Sumber Penciptaan Gambar Ilustrasi dengan Aplikasi Photoshop CS3. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 6(1), 41-55.Witabora, J. (2012). Peran dan perkembangan Ilustrasi. Humaniora, 3(2), 659-667.Girsang, S. T. (2021). “Kebudayaan Karo”. Hasil Wawancara Pribadi: 1 Desember 2021, Universitas Negeri Medan.Pasaribu, E. S. K. T. (2021). “Masyarakat Karo”. Hasil Wawancara Pribadi: 1 Desember 2021, Universitas Negeri Medan.