cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 799 Documents
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR ILUSTRASI MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE DRILL KELAS V SDN No.105280 DESA LAMA Kec.HAMPARAN PERAK T.A 2011/2012 PUTRI WULANDARI
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 2 (2012): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v1i2.390

Abstract

ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) kemampuan menggambar ilustrasi pada siswa melalui model pembelajaran kooperatif metode drill (latihan), 2) seberapa besar peningkatan hasil nilai menggamabar ilustarsi dengan menggunakan model pembelajaran koopetarif metode drill (latihan), 3) hasil peningkatan aktivitas siswa di SDN No. 105280 Desa Lama Kec.Hamparan Perak denngan metode pembelajaran drill (latihan). Penelitian ini dilaksanakan di SDN No. 105280 Desa Lama Ket.Hamparan Perak. Subjeknya adalah siswa SD kelas V yang terdiri dari 30 orang siswa. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes hasil praktek menggambar ilustrasi siswa dan lembar pengamatan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research), dengan menggunakan 3 (tiga) siklus. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) hasil kemampuan menggambar ilustrasi siswa pada siklus I rata-rata (66.5), 2) hasil kemampuan siswa pada siklus II rata-rata (73.6), 3) hasil keampuan siswa pada silus III rata-rata (80.7),  hasil nilai menggambar ilustrasi (yang bertemakan hewan dan lingkungannya) semakan meningkat dari siklus I, II sampai dengan siklus ke III  terlihat pada bentuk gambar  hewan yang semakin terlihat serta aktivitas siswa dalam berkelompok semakin meninggkat, sehingga dapat dikatakan melalui model pembelajaran kooperatif metode drill (latihan). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran metode drill (latihan)  dapat meningkatkan hasil nilai menggambar ilustrasi siswa.   Kata kunci: Menggambar Ilustrasi, Kooperatif, Drill (latihan)    
ANALISIS HASIL MENGGAMBAR RAGAM HIAS MELAYU DITINJAU DARI PRINSIP-PRINSIP SENI RUPA KARYA SISWA DI SMP KARTIKA I-1 MEDAN Sarinah Sarinah; Azmi Azmi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i2.14655

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswadalam menerapkan prinsip-prinsip seni rupa. Pembatasan masalah dalam penelitian ini, kurangnya kemampuan Siswa dalam menggambar Ragam Hias yang meliputi: keseimbangan, kesatuan, irama, harmoni dan repetisi pengulangan bentuk yang masih rendah. Penelitian ini bermanfaat bagi banyak orang termasuk menambah pengetahuan menyangkut karya ilmiah. Adapun Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh hasil karya gambar Ragam Hias Melayu siswa kelas VII SMP Kartika I-1 Medan Petisah. Sampel diambil menggunakan teknik total sampling yaitu keseluruhan populasi dijadikan sampel. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengetahui bagaimana hasil karya gambar Ragam Hias siswa SMP Kartika I-1 Medan Petisah, setelah itu mendeskripsikan gambar yang diteliti dan dinilai, ditinjau dari prinsip-prinsip seni rupa yang telah ditentukan.Secara keseluruhan karya yang dihasilkan ditinjau dari prinsip-prinsip seni rupa yaitu keseimbangan, kesatuan, irama, harmoni dan repetisi memiliki kualitas yang cukup dengan nilai rata-rata = 71,6. Nilai tertinggi diperoleh pada prinsip repetisi yaitu 72,4 dengan kategori cukup, nilai terendah diperoleh pada prinsip irama yaitu 67 dengan kategori kurang. Secara umum, nilai rata-rata yang berdasarkan kelima prinsip-prinsip seni rupa sebagai berikut: prinsip keseimbangan = 72,2, prinsip kesatuan = 72,2, prinsip irama = 67 , prinsip harmoni = 70,4 dan prinsip repetisi = 72,4. Kata Kunci: Menggambar, Ragam Hias, Prinsip Seni.AbstractThis research aims to determine the ability of students of junior in applying the principles of arts. The limitation of the problem in this research is the lack of students' ability to draw decoration, the which include: balance, unity, rhythm, harmony and repetition of forms that are still low This research is useful for many people, including as an enhancer of knowledge scientific work. The population in this research is all the drawings of Melayu Ornamental. Samples were taken using total sampling technique, namely the entire population sampled. This research uses a qualitative descriptive method by knowing how the drawings of Ornamental Variety of Grade VII students of SMP Kartika I-1 Medan Petisah, then describing the images studied and assessed, in terms of the principles of art that have been determined.Overall the work produced is viewed from the principles of art, namely balance, unity, rhythm, harmony and repetition that have sufficient quality with an average value = 71.6. The highest value obtained in the repetition principle is 72.4 with sufficient categories, the lowest value obtained on the principle of rhythm which is 67 with less categories. In general, the average value based on the five art principles is as follows: the principle of balance = 72.2, the principle of unity = 72.2, the principle of rhythm = 67, the principle of harmony = 70.4 and the principle of repetition = 72.4 .Keywords: Drawing, Decorative Variety, Principles of Fine Art.
ANALISIS ORNAMENTIK PADA GOTONG DAN BULANG SIMALUNGUNDITINJAU DARI FUNGSI,DAN MAKNA SIMBOL Chris Tommy Oktafianus Saragih; Daulat Saragi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2016): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v5i1.4077

Abstract

Latar belakang dalam penelitian ini adalah orang –orang sudah lupa bahkan tidak mengerti lagi dengan makna yang terkandung pada setiap ornamentik pada Gotong dan Bulang serta kurangnya kepedulian masyarakat Simalungun dalam melestarikan makna simbol yang terdapat pada ornamentik tersebut.Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui fungsi dan makna simbol yang terdapat pada setiap ornamentik pada Gotong dan Bulang. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh ornamentik yang terdapat pada Gotong dan Bulang .adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 ornamentik yang terdapat pada Gotong dan 2 ornamentik yang terdapat pada Bulang. Sampel diambil dengan teknik Purposive sample yaitu sampel yang disesuaikan  dengan kreteria perlengkapan  ornamnetik pada Gotong dan Bulang penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif penulis mendeskripsikan hasil dari data-data lapangan mengetahui fungsi dan makna simbol dari ornamentik yang terdapat pada Gotong dan Bulang Simalungun. Adapun 4 ornamentik yang terdapat pada Gotong seperti Doramani, Rudang Hapias, Rante Gotong, Heper-heper dan pada Bulang terdapat 2 jenis yaitu Buah Ban-ban dan Sutting Hudung-hudung. Makna simbol yang terdapat pada setiap bagian ornamentik pada dasarnya menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Simalungun seperti nilai-nilai kewibawa, dan nilai tanggung jawab yang memiliki makna serta aturan dalam penggunaannya.Kata Kunci :Ornametik, Gotong, Bulang, Fungsi, Simbol
PENGEMBANGAN INOVASI PRODUK UMKM BERBASIS KULIT MENGGUNAKAN METODE MODEL TRANSFORMING TRADITION ATUMICS (STUDI KASUS : JAVALORE)PENGEMBANGAN INOVASI PRODUK UMKM BERBASIS KULIT MENGGUNAKAN METODE MODEL TRANSFORMING TRADITION ATUMICS (STUDI KASUS : JAVALORE) Muhammad Daniel Septian; Agung Budi Leksono
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 1 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i1.16779

Abstract

AbstrakPenelitian ini mengangkat transforming design dalam produk berbasis kulit sehingga muncul poduk yang mampu bersaing di tingkat internasional. penelitian ini mempunyai tahap awal yaitu melakukan identifikasi faktor potensi Nusantara dan faktor potensi UMKM dari tempat studi kasus yaitu Javalore. Kemudian menggunakan metode pendekatan ATUMICS dilakukan proses transformasi tradition, yang menggabungkan unsur potensi dari Kearifan lokal Nusantara dengan Produk kulit Javalore, kemudian menghasilkan rancangan konsep inovasi produk kulit. Proses sketsa desain, hingga digitalisasi dan pembuatan prototype produk, pada tahap berikutnya akan dilakukan uji tes pasar dan uji kelayakan produk. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif yang berupa reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data Produk dianalisis untuk kemudian mendapat sebuah susunan ideal dari enam elemen dasarnya, yaitu teknik, kegunaan, bahan, ikon, konsep, dan bentuk. Level makro yang akan terkait oleh factor yang luas, yaitu nilai-nilai filosofi dan pemaknaan pada kearifan lokal Nusantara. Adaptasi elemen Kearifan lokal nusantara ke dalam produk kulit Javalore yaitu ke dalam elemen fungsi dan estetika sebagai inovasi produk yang mampu meningkatkan potensi atau daya saing produk. Luaran dari penelitian hasil dari transforming tradition ini merupakan sebuah produk inovasi kulit. Hasil uji pasar menyatakan bahwa produk hasil dari Javalore mampu meningkatkan minat pasar hingga 55% (lima puluh lima persen) dan memperluas segmen pasar dengan menggunakan penggabungan pasar. Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumen cenderung mempunyai ketertarikan akan produk yang mempunyai preferensi terhadap gender, semakin tinggi tingkat identitas gender pada suatu produk tampak, maka semakin mudah konsumen untuk tertarik.  Kata Kunci: transforming tradition, inovasi, ekonomi kreatif.AbstractThis Research examine about transformation design in skin-based products so that products can compete at the international level. This research has an initial stage which is to identify the potential factors of the archipelago and the potential factors of MSMEs from the case study place that is Javalore. Then using the ATUMICS approach the traditional transformation process, which combines the potential elements of the local wisdom of the archipelago with Javalore leather products, then produces a draft concept of innovation in leather products. The process of design sketching, to digitizing and making prototype products, in the next stage will be conducted market tests and product feasibility tests. This research method uses descriptive qualitative in the form of data reduction, data presentation, and data verification Product is analyzed to obtain an ideal arrangement of the six basic elements, namely technique, utillity, material, icon, concept, and shape. Macro level is related to broader aspects, namely philosophical values and the meaning of the local wisdom of the archipelago. Adaptation of elements of the local wisdom of the archipelago into Javalore leather products, namely into the functional and aesthetic elements as product innovations that are able to increase the potential or competitiveness of products. The output of the research results from this transforming tradition is a product of skin innovation. Market test results state that products from Javalore can increase market interest by up to 55% (fifty-five percent) and expand market segments by using market mergers. Research also shows that consumers tend to have an interest in products that have a preference for gender, the higher the level of gender identity in a product appears, the easier it is for consumers to be attracted.. Keywords: transforming tradition, innovation, creative economy.
RAGAM HIAS DAN FUNGSI BATIK MINANG NAGARI PANYAKALAN KABUPATEN SOLOK Putri Dahlia; Ahmad Akmal; Yuniarti Munaf
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 2 (2018): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v7i2.10976

Abstract

AbstrakPenelitian ini berjudul “Ragam Hias dan Fungsi Batik Minang Nagari Panyakalan Kabupaten Solok”, membahas tentang bentuk motif dan fungsi batik Minang, serta dampak yang ditimbulkan dengan adanya batik tersebut terhadap masyarakat. Sebagai produk budaya, batik Minang mempunyai nilai strategis dalam sistem budaya dan perekonomian sebagian masyarakat. Nilai budaya dan filosofi yang dikandung dipahami melalui simbol berupa motif hias pada batik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teori estetis Edmund Burke Feldman menyangkut struktur, gaya, dan fungsi karya seni, digunakan dalampembahasan mengenai Batik Minang. Feldman membagi fungsi seni menjadi tiga bagian, yaitu fungsi personal (personal function of art), fungsi sosial (social function of art) dan fungsi fisik (physical function of art). Perkembangan batik Minang dewasa ini cenderung dipengaruhi aspek ekonomi dan sosial budaya. Begitu pula sistem keahlian dilakukan melalui pengembangan terhadap produk yang lebih kreatif dan variatif dalam bentuk maupun fungsi. Hal ini menjadi salah satu faktor penopang keberlangsungan seni batik Minang ini. Di era global ini batik Minang dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai unsur estetik modern dengan maksud memberi nuansa eksotisme suatu penampilan, beberapa di antaranya berkembang menjadi produk industri seni sebagai material kebutuhan dan permintaan konsumen luarProvinsi           Kata Kunci:Batik Minang, Fungsi, Estetika, Panyakalan AbstractThis research entitled "Decorative and Function Batik Minang in Panyakalan Solok Regency", discusses the form of motif contained in batik Minang art, and the impact that arises with the art of batik on society. As a cultural product, Minang batik art also has strategic value in cultural system and economy of some society. The value of culture and philosophy conceived through the symbol of decorative motifs on this batik art.This research uses qualitative method. Aestetic theory Edmund Burke Feldman about the structure, style, and function of artwork, used in the discussion of batik Minang. Feldman devides the function into three parts, that is personal function of art, fungsi sosial the social function of art, and physical function of art.The development of batik Minang today tend to be influenced by economic and socio-cultural aspects.Similarly, system expertise is done through the development of products that are more creative and varied in form and function. This became one of the factors supporting the continuity of batik Minang art. In this global era batik Minang is developed and utilized as an aesthetic element of modern interior with the intention to give feel of exoticism an appearance, some of which developed into art industry product as material requirement and demand of foreign consumer. Keywords: Batik Minang, Function, Aesthetic, Panyakalan
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PADA PELATIHAN MEMBATIK BERBASIS BUDAYA LOKAL Agusti Efi; Nita Sahara
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 1 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i1.18878

Abstract

AbstrakPenelitian ini berdasarkan pengembangan bahan ajar yang digunakan untuk pelatihan membatik pada program PPPUD UNP 2019, dengan judul “Pengembangan Kerajinan Batik Berbasis Budaya Lokal di Kabupaten Agam Sumatera Barat, Menuju Pasar Global”. Hal ini dilaksanakan,  seiring dengan usaha pemerintah daerah yang mendorong industri batik tumbuh dan berkembang di Sumatera Barat, salah satunya adalah UMKM Batik Minang Alam Takambang yang berlokasi di Nagari Batu Palano Kec. Sungai Puar Kab. Agam, Propinsi Sumatera Barat yang menjadi mitra dalam PPPUD UNP. Sebagai unggulan daerah UMKM Batik Minang Alam Takambang harus didorong untuk dapat berkembang sama dengan batik lainnya yang telah dahulu maju di pulau Jawa. Metode dalam mengembangkan bahan ajar ini adalah Research and Development dengan model penelitian 4D  yang terdiri dari tahap pendefinisian, tahap perencanaan, tahap pengembangan dan tahap penyebaran. Bahan ajar yang dikembangkan  dianggap telah dapat  digunakan oleh peserta pelatihan membatik dalam proses belajar, berdasarkan hasil penelitian data uji validitas dan praktikalitas, dengan hasil 83,35% kategori sangat valid. Sedangkan data uji praktikalitas dengan hasil 85,89% kategori sangat praktis. Dapat disimpulkan bahwa bahan ajar batik tulis layak digunakan sebagai media pembelajaran pada mata kuliah analisis tekstil.Kata Kunci: bahan ajar, pelatihan, membatik, budaya lokal.AbstractThis research is based on the development of teaching materials used for batik training in the 2019 PPP UNP PPPUD program, entitled "Development of Local Culture-Based Batik Crafts in Agam Regency, West Sumatra, Towards a Global Market". This was carried out, along with the efforts of the local government to encourage the batik industry to grow and develop in West Sumatra, one of which was the Minangkabau Batik Minang Alam Takambang located in Nagari Batu Palano Kec. Sungai Puar Kab. Agam, West Sumatra Province which is a partner in PPPUD UNP. As the pre-eminent regional SME Batik Minang Alam Takambang should be encouraged to be able to develop together with other batik that had previously advanced on the island of Java. The method in developing this teaching material is Research and Development with the 4D research model consisting of the defining stage, the planning stage, the development stage and the deployment stage. Teaching material developed is considered to be able to be used by batik training participants in the learning process, based on the results of the validity and practicality test data, with the results of 83.35% the category is very valid. While the practicality test data with the results of 85.89% is very practical category. It can be concluded that the written batik teaching material is fit to be used as a learning medium in textile analysis courses.Keywords: teaching materials, training, batik, local culture.
DESAIN MOTIF BATIK TEBO DI KECAMATAN TEBO TENGAH KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI Nopri Yulia; Weni Nelmira
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i1.12847

Abstract

AbstrakMasalah dalam  penelitian ini yaitu masyarakat Kabupaten Tebo selama ini hanya mampu menikmati batik secara fungsional saja tanpa mengetahui nama dari bentuk motif apalagi makna filosofis yang terkandung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan desain motif yang meliputi motif utama, motif pelengkap, dan isen-isen. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jenis data berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisa data dilakukan dengan teknik analisis model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif yang terdapat pada Rumah Batik Tebo terdiri dari 12 motif yaitu motif tanggo rajo, simpang tugu, bambu runcing, rebung nyengum, rumah adat, bungo pakis, konde mina, tapak kudo, bungo tanjung, baibat, tapak kudo dan buah daun sawit dan pawn.Kata Kunci: modul, media pembelajaran, teknologi, busana.AbstractThe problem in this study is that the people of Tebo Regency have only been able to enjoy batik functionally without knowing the names of the motifs especially the philosophical meanings contained. This study aims to describe the motive design which includes the main motives, complementary motifs, and isen-isen. This research method uses a qualitative descriptive method. Types of data in the form of primary data and secondary data. Collecting data trough obsevation, interviews, and documentation. Data analysis techniques are carried out by interactive model analysis techniques. The results showed that the motifs found in Rumah Batik Tebo consisted of 12 motifs, namely motifs tanggo rajo, simpang tugu, bambu runcing, rebung nyengum, rumah adat, bungo pakis, konde mina, tapak kudo, bungo tanjung, baibat, tapak kudo dan buah daun sawit dan pawn.Keywords: design, motif batik, batik tebo.
TORTOR BATAK TOBA SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN GAMBAR ILUSTRASI DENGAN APLIKASI PHOTOSHOP CS3 Yohanda Sidabutar; Mangatas Mangatas
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 6, No 1 (2017): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v6i1.11022

Abstract

ABSTRAKPenciptaan ini bertujuan untuk menghasilkan karya gambar ilustrasi tortor Batak Toba, serta mendeskripsikan langkah-langkah penciptaan yang dilaksanakan. Skripsi ini menguraikan tentang pembuatan karya yang diciptakan dalam tugas akhir. Proses penciptaan karya akan dijelaskan mulai dari proses awal sampai dengan selesai. Hasil karya yang dicapai dari proses penciptaan ini berjumlah 10 karya dengan gerak tortor  yang berbeda-beda dengan berukuran A3. Dalam penciptaan ini mulai dari karya 1 hingga 10 dapat terilustrasikan  urutan gerak Tortor Sipitu Sawan hingga selesai. Pada penciptaan karya ini mulai dari karya 1 hingga 10 menggunakan prinsip desain center of point dimana penari merupakan pusat perhatiaannya. Dalam penciptaan karya ini, penulis menggunakan media komputer yang sebelumnya diawali dengan pembuatan sketsa secara manual menggunakan pensil, kemudian sketsa tersebut di scan dan dilanjutkan dengan teknik digital menggunakan media komputer yang memiliki Software Adobe Photoshop Cs3. Dalam Software ini menggunakan system layer untuk memudahkan proses editing dan memiliki fitur pewarnaan dan efek yang relative lengkap dan bervariasi sehingga penulis lebih leluasa menggunakan fitur-fitur yang tersedia dalam berkarya.           Kata Kunci: Penciptaan, Ilustrasi, Tortor Sipitu Sawan, Photoshop Cs3
PENGARUH PERBEDAAN LARUTAN CELUP (VLOT) TERHADAP HASIL PENCELUPAN ZAT WARNA ALAM EKSTRAK BAWANG DAYAK (ELEUTHERINE PALMIFOLIA (L.) MERR.) PADA BAHAN SUTERA DENGAN MORDAN TAWAS Sri Setiya Dewy; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i1.13623

Abstract

AbstrakTujuan penelitian untuk mendeskripsikan pengaruh perbedaan larutan celup (vlot) terhadap hasil pencelupan zat warna alam ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.) pada bahan Sutera dengan mordan Tawas. Metode penelitian menggunakan eksperimen yang berupa eksperimen true eksperimen design. Teknik pengambilan sampel dengan pencelupan secara meta mordanting. Pencelupan dilakukan pada bahan sutera menggunakan tiga variable dengan Vlot  1:10, 1:50, 1:100 dengan mordan tawas. Instrumen penelitian berupa kain sutera dengan ukuran 30x30 cm dengan perlakuan berbeda disertai kuesioner panduan pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pencelupan zat warna alam ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.) pada bahan Sutera dengan mordan Tawas adalah dengan kategori penilaian. Hasil pencelupan pada umumnya berada dalam kategori penilaian yaitu terang. Hasil uji menunjukkan pencelupan terhadap vlot 1:10 adalah sangat terang, pencelupan terhadap vlot 1:50 adalah terang dan hasil pencelupan terhadap vlot 1:100 sangat terang. Kata Kunci: larutan celup, bawang dayak mordan.AbstractThe research the study was to describe the effect of different dye solutions (vlot) on the results of dyeing natural dyes of Dayak Onion extract (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.) In Silk material with mordan Tawas. The research method uses experiments in the form of true experimental design experiments. The sampling technique is meta mordanting dyeing. Dyeing was carried out on silk materials using three variables with Vlot 1:10, 1:50, 1: 100 with mordan alum. The research instrument was silk cloth with a size of 30x30 cm with different treatments accompanied by an observation guide questionnaire. The results showed that the results of dyeing natural dyes of Dayak Onion extract (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.) In Silk matter with mordan Alum were in the assessment category. The results of dyeing are generally in the assessment category, which is bright. The test results showed that vlot 1:10 dyeing was very bright, immersion in vlot 1:50 was bright and the dyeing result of vlot 1: 100 very bright. Keywords: dyeing, dayak onion, mordan. 
ANALISIS SEMIOTIK PADA RELIEF TEBING BERASTAGI Linda Nursanti dan Agus Priyatno
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 2, No 2 (2013): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v1i3.1067

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membahas relief yang merupakan suatu identitas kebudayaan bagi masyarakat Karo. Relief ini digunakan oleh masyarakat Karo sebagai dasar untuk segala kegiatan adat-istiadatnya sehingga menjadi suatu representasi identitas. Relief merupakan objek penelitian yang membentuk seri cerita melalui rangkaian  relief dan diambil empat relief sebagai sampel yang mampu mewakili keseluruhan relief. Aspek yang dikaji adalah fungsi dan makna relief sebagai representasi identitas masyarakat Karo. Relief ini diteliti dengan menggunakan pendekatan melalui teori semiotik. Hasilnya menunjukkan makna pada relief memiliki fungsi dan nilai tertentu dalam kehidupan masyarakat Karo. Aspek ini juga bertujuan menjelaskan aspek ideologi tentang kehidupan masyarakat sekarang ini, yaitu melalui penggambaran masa lalu. Melalui elemen visual pada objek, keseluruhan tanda dapat digolongkan ke dalam tanda berupa icon, indeks, dan simbol serta merupakan tanda berupa qualisign, sinsign, dan legisign. Secara umum, hasil penafsiran melalui pendekatan secara semiotik, Relief Tebing Berastagi mengandung makna pesan tersirat dari nenek moyang masyarakat Karo dan melalui makna ini dapat diketahui fungsi kultural, sosial, ideologi dan relijinya. Relief Tebing Berastagi merupakan rangkaian tanda yang bermakna rangkaian cerita tentang segala bentuk kehidupan masyarakat Karo.   Kata Kunci : Relief, Semiotik, Berastagi. PENDAHULUAN

Page 4 of 80 | Total Record : 799