cover
Contact Name
Arif Rahman
Contact Email
stiq.bima18@gmail.com
Phone
+6282340631941
Journal Mail Official
arifjariyah46@gmail.com
Editorial Address
Jalan BTN Pepabri Nomor 2 Lingkungan Nusantra Monggonao Kota Bima
Location
Kab. bima,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Rahmad Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Quran
ISSN : -     EISSN : 30311144     DOI : https://doi.org/10.71349/rahmad.v2i2
Rahmad adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran STIQ Bima. Jurnal ini berfokus pada publikasi hasil penelitian dan kajian konseptual di bidang keislaman, khususnya ilmu Al-Quran, seperti tafsir, ulumul Quran, dan isu-isu kontemporer terkait nilai-nilai Islam, diterbitkan dua kali setahun, pada bulan Juni dan Desember. Rahmad berkomitmen menjadi wadah akademik untuk mendukung pengembangan wacana keilmuan dan membangun diskursus yang relevan dengan kebutuhan zaman. Melalui proses seleksi dan peer review yang ketat, jurnal ini menghadirkan artikel berkualitas tinggi yang bermanfaat bagi akademisi, peneliti, mahasiswa, serta masyarakat luas yang tertarik pada studi keislaman.
Articles 25 Documents
Sistem Kerja Otak Manusia dalam Pendekatan Psikologi dan Kajian Ilmu al-Qur’an Supriatman, Yan Yan
Rahmad : Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Qur'an Vol 2 No 1 (2024): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71349/rahmad.v2i1.11

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan sistem kerja otak manusia yang secara terpadu memiliki enam sistem (brain system) yang meregulasi semua perilaku manusia. Keenam sistem otak tersebut adalah cortex prefrontalis, sistem limbik, gyros cingulatus, ganglia basalis, lobus temporalis, dan cerebellum." Keenam sistem otak tersebut mempunyai peranan penting dalam pengaturan kognisi, afeksi, dan psikomotorik, termasuk IQ, EQ, dan SQ. Sedangkan dalam al-Qur’an disebut dengan ’Aql, Qalb, Ruh dan Nafs. PeranIQ yang berpusat pada otak kiriyang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasionalsejalan dengan fungsi ‘Aql yang dijelaskan dalam al-Qur’an. EQ berada pada jaringan syaraf otak kanan yang cara berpikirnya bersifat asosiatif, tipe berpikir emosional, sifat pikirnya fleksibel, tidak akurat, dan proses psikologisnya bersifat personal, yang hal tersebut sesuai dengan peran Qalb dalam penjelasan al-Qur’an. Dan SQ merupakan berkaitan dengan hal-hal yang transenden, memungkinkan manusia memperoleh pemahaman yang dalam dan intuitif akan makna dan nilai, yang hal tersebut sesuai dengan peran Ruh dalam penjelasan al-Qur’an yang memiliki keterkaitan langsung dengan Tuhan dan hal-hal ghaib pada umumnya. Sedangkan Nafs dalam al-Qur’an memliki beberapa makna, yaitu: dalam arti luar bermakna pribadi atau individu yang dengan segala totalitasnya yang mencangup jasmani, rohani dan nafs itu sendiri atau dalam psikologi juga disebut dengan pusat otak atau otak besar itu sendiri
Hadis Nurmuhammad Sebagai Mahluk Pertama Studi Kritis Atas Al-Juz Al-Mafqud Min Al-Juz Al-Awwal Min Al-Mushannaf M. Syukrillah
Rahmad : Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Qur'an Vol 2 No 1 (2024): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71349/rahmad.v2i1.13

Abstract

The belief on theNūr Muhammadas the beginning of creation and origin of all creatures in the universe is one of the main teachings in philosophical Sufism. This belief is based on a hadith attributed to 'Abdurrazzaq from Jabir bin 'Abdillah. The hadith is considered fake (maudhu') because it is not found in various writings of 'Abdurrazzaq and is only quoted in secondary hadith books with uncomplete sanad or disconnected of narration (ghair muttashil). Some people believe it to be valid, especially with the discovery of al-Juz al-Mafqud min al-Juz al-Awwal min al-Mushannaf which mention its sanadcompletely. This study describes the sanad and matan criticismand argumentum e silentio by intertextualitysearching for examining the validity claim of al-Juz al-Mafqud min al-Juz al-Awwal min al-Mushannaf.
Pemikiran Abu Yazid (Al-Ittihad) dan Al-Hallaj (Hulul) Rifky Akbar Sahrul, Muhammad; Santalia, Indo
Rahmad : Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Qur'an Vol 2 No 1 (2024): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71349/rahmad.v2i1.17

Abstract

Sufism is a scientific field in which there have been many controversies and polemics in history and created the bonds we know today. In the course of the history of Sufism, almost all Islamic scholars and intellectuals agree that the existence of Sufism has existed since the time of the Prophet Muhammad SAW. Where most Muslims recognize it as a scientific field that cleanses the heart, or a means to bring humans closer to God, their creator. Sufism has changed from time to time. In the past, it was just morals and now it involves Aqidah, giving rise to many pros and cons. Ittihad and Hulul are two aspects that cannot be separated among Sufism scholars. What is meant by Ittihad is a level in Sufism where a Sufi feels he is one with his God, the Almighty Creator; a level where loving and being loved have become one, so that one of them can call one by saying: hi me, while Hulul is a teaching which states that God has chosen the human body, of course to reside in it with divine nature, after The human nature in his body is eliminated first
Tren Penelitian Sholat Dalam Bingkai Fiqih Ibadah Pada Pendidikan Islam Berdasrakan Data Google Scholar : Analisis Bibliomterik Salam, Abd
Rahmad : Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Qur'an Vol 2 No 1 (2024): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71349/rahmad.v2i1.22

Abstract

Sholat merupakan doa sebagai penghambaan diri hamba terhadap tuhanya sebagai perintah yang wajib dilaksanakan dan patut di taati oleh umat Islam hingga akhir hayat. Dalam penelitian ini peneliti merumuskan dua masalah yakni: 1.) Bagaimana Sholat dalam bingkai fiqih ibadah; 2.) Bagaimana Rukun sholat berdasarkan data google schoolar menggunakan analisis bibliomterik. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kulalitatif, dan analisis yang digunakan peneliti menggunakan data google scholer lima tahun terkahir berdasarkan analisis bibliomterik.
Pilihan Child Free Pada Era Kontemporer: Studi Q.S Al-Furqan Ayat 54 Dalam Kajian Tafsir Maqasidi: Introduction, Keluarga Dalam Islam, Pendekatan Tafsir Maqasidi Dalam Q.S Al-Furqan: 54, Hasil Penelitian Dan Pembahasan, Kesimpulan Syah, Irwan; Taufiq, Muhammad
Rahmad : Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Qur'an Vol 2 No 2 (2024): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71349/rahmad.v2i2.24

Abstract

Fenomena child-free menjadi salah satu topik yang banyak dibicarakan di era modern, terutama dalam konteks masyarakat Muslim yang menjunjung tinggi nilai keluarga dan keberlanjutan generasi. Pilihan untuk tidak memiliki anak dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip agama, sehingga memerlukan telaah yang lebih mendalam. QS. Al-Furqan/25: 54, yang mengupas penciptaan manusia, hubungan kekerabatan, dan hikmah di baliknya, dijadikan landasan utama untuk memahami isu ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena child-free melalui pendekatan tafsir maqasidi guna menilai kesesuaiannya dengan tujuan-tujuan utama syariat Islam, khususnya perlindungan keturunan (hifzh al-nasl). Penelitian menggunakan metode studi pustaka (library research) dengan pendekatan deskriptif-kualitatif. Sumber data utama mencakup tafsir klasik seperti Tafsir al-Baidhawi dan Tafsir al-Qurtubi, serta tafsir kontemporer dan literatur modern yang membahas fenomena ini. Teori maqasid syariah menjadi kerangka analisis untuk menggali relevansi ayat dalam menjawab permasalahan sosial kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pilihan child-free bertentangan dengan maqasid syariah yang menekankan pentingnya keberlangsungan generasi untuk kelangsungan umat. Namun, analisis maqasidi juga menekankan pentingnya mempertimbangkan konteks individu, seperti kesehatan atau alasan darurat, yang dapat memengaruhi keputusan tersebut. Kesimpulannya, pengaturan kelahiran diperbolehkan dalam Islam, tetapi penolakan keturunan secara permanen tidak dibenarkan. Penelitian ini merekomendasikan pendekatan dakwah berbasis maqasid syariah yang tidak hanya menyoroti nilai-nilai agama tetapi juga memberikan edukasi komprehensif mengenai dampak sosial dan spiritual dari pilihan child-free. Dengan demikian, pendekatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih holistik bagi umat Islam di era modern.
Larangan Menjadikan Al-Qur'an Sebagai Sumber Penghasilan Perspektif Imam Nawawi Dalam Kitab at-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur'an: Introduction, Metode Penelitian Biografi Singkat Imam Nawawi, Hasil Penelitian dan Pembahasan, Kesimpulan Rahman, M Khairul; Rahman, Arif
Rahmad : Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Qur'an Vol 2 No 2 (2024): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71349/rahmad.v2i2.25

Abstract

Tulisan ini memebahas tentang larangan menjadikan sebagai sumber penhasilan, al-Qur’an tidak hanya sebagai ladang dakwah, lebih dari itu mereka menyisipkan niat untuk mencari uang bahkan ladang bisnis dengan mematok tarif-tarif ataupun upah dari hasil mereka membaca al-Qur’an baik melalui khataman maupun dalam bentuk haflah tilawah al-Qur’an, hingga tatkala bisyaroh yang mereka dapatkan tidak sesuai ekspetasi mereka cenderung mengungkit kembali apa yang telah mereka lakukan. Berbeda dengan masa para ulama salaf yang mengajarkan al-Qur’an merupakan sebuah kewajiban bagi mereka tanpa mengharapkan sesuatu apapun dari manusia dan hanya mengharapkan ridho Allah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. yang mana di dalamnya terdapat terdapat proses pengumpulan data di berbagai sumber seperti kitab dan buku-buku yang relafan dengan penelitian, kemudia di komparasikan dengan keadaan masa kini. Hasil peneliian menunjukan bahwa para ulama berbeda dalam menentukan hukum menerima dan memberi upah terhadap para pengajar al-Qur’an, mulai ada yang membolehkannya secara mutlak hingga mengharamkannya secara mutlak dan adapula yang membolehkannya dengan syarat-syarat tertentu. Hukum kebolehan mengambil upah dari mengajarkan al-Qur’an ada yang membolehkan secara mutlak sebagaimana madzhab imam Syafi’i dan Maliki dan ada juga yang haramkannya secara mutlak seperti madzhab imam Hanafi serta ada pula yang membolehkan dengan syarat harus adanya kebutuhan terhadapnya. Imam Nawawi dalam kitabnya al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur’an yang cenderung menghimbau para hamil al-Qur’an agar senantiasa memurnikan niat semata-mata karena Allah ta’ala kendatipun beliau tidak memberikan penegasan mengenai hukum bagi dia yang menjadikan al-Qur’an sebagai sumber penghasilan.
Konsep Pendidikan Beradaskan Term Al-Mau’idzah Dalam Al-Qur’an, QS. Al-Nahl/16: 125, Al-Baqarah/2: 232, Al-Nisa/4: 34, 66, Yunus/10: 57: Introduction, Metode Penelitian, Pengertian Al-Mau’idzah, Hasil Penelitian dan Pembahasan, Kesimpulan, Bibliography Taufan; Aminullah, Muhammad
Rahmad : Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Qur'an Vol 2 No 2 (2024): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71349/rahmad.v2i2.26

Abstract

Penelitian ini mengkaji konsep pendidikan berdasarkan konsep al-Mau’idzah yang terdapat dalam beberapa ayat al-Qur'an, yaitu surah al-Nahl ayat 125, surah al-Baqarah ayat 232, surah al-Nisa ayat 34 dan 66, serta surah Yunus ayat 57. Al-Mau’idzah, secara etimologis, merujuk pada nasihat, pengajaran, atau bimbingan yang disampaikan dengan penuh hikmah dan kebijaksanaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam konteks pendidikan moderen. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap ayat-ayat al-Qur'an yang relevan, dengan memanfaatkan pendekatan tafsir dan studi komparatif terhadap pandangan para ahli. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsep al-Mau’idzah menekankan pentingnya pendidikan yang komprehensif, yang mencakup aspek spiritual, moral, dan intelektual. Dalam konteks ini, pendidikan diartikan sebagai proses menyampaikan nilai-nilai kehidupan yang dapat membentuk karakter dan moralitas individu secara menyeluruh. Penelitian ini menyoroti Implikasi konsep al-Mau’idzah dalam pengembangan teori dan praktik pendidikan Islam, hal ini mencakup penekanan pada pendekatan pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai, penguatan karakter, dan pembentukan kepribadian yang kuat. Dengan memahami konsep-konsep ini, pendidik dapat mengintegrasikan nilai-nilai al-Mau’idzah ke dalam kurikulum dan metode pengajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang holistik dan berkelanjutan dalam masyarakat kontemporer. Studi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam literatur pendidikan Islam, dengan memperluas wawasan tentang relevansi nilai-nilai al-Mau’idzah dalam membangun masyarakat yang lebih baik melalui pendidikan yang bermakna dan berdampak positif.
Hermeneutika Heidegger dan Korelasinya Terhadap Penafsiran Al-Qur’an: Introduction, Biorafi Belakang Heidegger, Hermeneutika Heidegger, Hasil Penelitian dan Pembahasan dan Kesimpulan muhamad; Subaidi
Rahmad : Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Qur'an Vol 2 No 2 (2024): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71349/rahmad.v2i2.28

Abstract

Artikel ini mengkaji pemikiran hermeneutika Heidegger, substansi pemikiran Heidegger serta korelasinya terhadap diskursus ilmu tafsir Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan menawarkan sebuah integrasi hermeneutika Heidegger dalam menafsirkan Al-Qur’an. Dengan menggunakan studi pustaka (library research). Hasil studi menunjukkan bahwa proyeksi Heidegger dimulai dari ketidak setujuannya terhadap dominasi metodis, dimana perspektif subjek-objek harus diobjektifikasi, sehingga Heidegger kembali pada persoalan yang fundamental yaitu tentang “Ada” atau hermeneutika fenomenologi-ontologis. Terkait dengan korelasinya terhadap studi tafsir Al-Qur’an, kiranya applicable guna memperkuat dalam proses penafsiran Al-Qur’an terutama kaitannya dengan dasein (mufassir), tentunya dengan tidak keluar dari metode yang sudah disepakati oleh para ulama tafsir, serta meneguhkannya lewat teori Heidegger, yaitu faktisitas, Verstehen, ontotologis-eksistensial, dan temporalitas.
Tharikh Al-Quran (Pengumpulan Al-Quran Pada Masa Rasulullah dan Sahabat) Ismail; Basri, Halima; Andi
Rahmad : Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Qur'an Vol 2 No 2 (2024): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71349/rahmad.v2i2.29

Abstract

Salah satu aspek penting yang harus diketahui tentang Al-Qur’an yaitu mengenai proses pengkodifikasian atau pembukuan Al-Qur’an pertama kali, atau biasa disebut dengan Jam’ul Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penulisan Al-Qur’an yang terjadi pada masa Nabi maupun pengumpulan lembaran-lembaran AlQur’an pada masa sahabat. Penelitian ini bersifat library research dengan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jam’ul Qur’an adalah suatu proses mengumpulkan, menghimpun atau menyatukan Al-Qur’an. Pengumpulan Al-Qur’an ini dibagi menjadi dua yaitu; pengumpulan dalam dada lewat hafalan dan pengumpulan dalam arti penulisan dan pembukuan. Pada masa Nabi, pengumpulan Al-Qur’an lebih banyak dilakukan dengan menggunakan hafalan karena Nabi yang ummi dan pada saat itu belum memadainya alat tulis. Sedangkan pada masa sahabat pengumpulan Al-Qur’an terjadi secara bertahap, dimulai dari pengumpulan lembaran-lembaran Al-Qur’an yang ditulis pada pelepah kurma, kulit kayu dan lain-lain disusun menjadi mushaf al-Quran, kemudian penggandaan mushaf dikarenakan penyebaran wilayah islam yang makin luas, dan penyempurnaan penulisan Al-Qur’an guna memudahkan umat Islam di luar Arab dalam membacanya.
Perspektif Al-Qur’an Terhadap Motto Pariri Lema Bariri M.A Farkhan; Rahman, M. Kharul
Rahmad : Jurnal Studi Islam dan Ilmu Al-Qur'an Vol 2 No 1 (2024): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71349/rahmad.v2i1.14

Abstract

The modern era is a very proud time in the conditions of advancement of humanity's patterns and lifestyles. Behind the progress there is much missing in the wisdom of the Indonesian society, which is famous for its culture of covetousness. Like helping each other, protecting each other and loving love. (tenggarasa). That culture gradually begins to disappear in time, this makes the degradation of the era increasingly degraded. The destruction of nature, the moral degradation of the nation, cases of collusion and nepotism, and corruption in the bureaucratic line which, in the absence of a theoretical basis that culturally binds a particular group of society, can lead to destruction. Baik kelompok kecil manusia maupun keseluruhan. Pariri Lema Bariri salah satu motto dalam sebuah daerah dipulau Sumbawa yaitu kabupaten Sumbawa Barat, hal ini muncul dari keindahan alam yang Allah swt., ciptakan dengan sebaik-baiknya, demi keberlangsungan hidupumat manusia, justru pada saat ini dibuat hancur oleh banyak manusia yang serakah akan harta dan martabat. So that's a little bit of dynamics that must be prevented by a theoretical foundation that is in the middle of the life of society as a whole.

Page 2 of 3 | Total Record : 25