cover
Contact Name
Hasia Mamonto
Contact Email
mamontohasia@gmail.com
Phone
+6285240861817
Journal Mail Official
mamontohasia@gmail.com
Editorial Address
Malalayang, Manado, Sulawesi Utara
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
PARADOSI: Jurnal Teologi Praktika
ISSN : 30632331     EISSN : 30632331     DOI : https://doi.org/10.70420/px6jpm85
Paradosi: Jurnal Teologi Praktika adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan langsung oleh PT. Giat Konseling Nusantara yang bekerja sama dengan Prodi S2 Pastoral Konseling dan Asosiasi Poimenika Indonesia (APIN). Paradosi: Jurnal Teologi Praktika menerima publikasi dari hasil penelitian yang menjadi artikel ilmiah di bidang Ilmu Teologi Praktika dengan scope bidang Pendidikan Agama Kristen, Misiologi, Etika, Budaya dan Pastoral Konseling.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 18 Documents
IMPLEMENTASI MODERASI BERAGAMA DALAM PRAKTIK ANTI KEKERASAN DI GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH JEMAAT TATELI Satria Mahardhika
PARADOSI: Jurnal Teologi Praktika Vol. 1 No. 2 (2024): PARADOSI: Jurnal Teologi Praktika
Publisher : PT. Giat Konseling Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70420/c47da126

Abstract

Artikel ini mengkaji implementasi moderasi beragama dalam praktik anti kekerasan di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Jemaat Tateli. Moderasi beragama, yang menekankan keseimbangan, toleransi, dan penghormatan terhadap keberagaman, merupakan prinsip penting dalam mencegah kekerasan dan membangun harmoni di komunitas keagamaan. Gereja Advent Jemaat Tateli, melalui pendekatan teologis dan kegiatan berbasis komunitas seperti khotbah, Sekolah Sabat dan dorongan pimpinan, berupaya menanamkan nilai-nilai kasih, perdamaian, dan toleransi dalam kehidupan jemaat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen untuk mengeksplorasi peran gereja sebagai agen transformasi sosial yang aktif dalam mempromosikan kehidupan tanpa kekerasan.  Hasil kajian menunjukkan bahwa program-program seperti diskusi kelompok, pendalaman Alkitab, dan kegiatan misi menjadi sarana efektif dalam membangun kesadaran akan pentingnya menyelesaikan konflik secara damai dan hidup dalam kerukunan. Selain itu, partisipasi aktif jemaat dalam pelayanan kepada masyarakat juga membantu memperkuat relasi antarkomunitas dan mempromosikan moderasi beragama di lingkungan sekitar. Artikel ini menegaskan bahwa implementasi nilai-nilai moderasi beragama di gereja bukan hanya berkontribusi pada pembentukan karakter jemaat, tetapi juga memberikan dampak positif bagi keharmonisan sosial secara lebih luas.  
Social Theology in the Context of Modern Social Change: A Theological and Sociological Perspective Riandli Saliareng; Grace Natalia Birahim
PARADOSI: Jurnal Teologi Praktika Vol. 1 No. 2 (2024): PARADOSI: Jurnal Teologi Praktika
Publisher : PT. Giat Konseling Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70420/jw1vd536

Abstract

This paper delves into the complex relationship between theology and modern social change, particularly focusing on the responses of religious traditions, specifically Christianity, to evolving socio-cultural contexts. It begins by examining how technological advancements, demographic shifts, and globalization have reshaped religious practices and societal norms. The impact of these changes on religious institutions is significant, as they navigate the tensions between tradition and innovation. By employing sociological theories of change, such as those proposed by Ogburn and Davis, the paper highlights how institutions are adapting to material and immaterial elements of culture, responding to challenges like urbanization, aging populations, and shifts in family structures. It also explores the role of technology in both facilitating religious engagement and raising concerns over its potential to dilute spiritual experiences. Furthermore, the paper discusses key theological frameworks, including liberation theology and ecological theology, and their efforts to address social justice, inequality, and environmental crises. The role of Christianity in promoting social justice, reconciliation, and environmental stewardship is emphasized as a vital response to modern social challenges. Theological perspectives are positioned as essential for navigating complex issues such as climate change, economic inequality, and migration. The article concludes that theology, particularly social theology, must continue to evolve to provide moral and ethical guidance, helping communities and institutions respond to the pressing challenges of modern society.
Pengaplikasian Misi Gereja dalam Koridor Moderasi Beragama Solibut, Elto
PARADOSI: Jurnal Teologi Praktika Vol. 2 No. 1 (2025): PRADOSI: Jurnal Teologi Praktika
Publisher : PT. Giat Konseling Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70420/6ygkrk63

Abstract

Artikel ini membahas tentang pengaplikasian misi Gereja dalam koridor moderasi beragama. Misi Gereja merupakan hal yang wajib untuk dilakukan demi mendukung terealisasinya visi Gereja berdasarkan pada Amanat Agung. Moderasi beragama seharusnya dapat menjadi media bagi Gereja untuk dapat menjalankan misinya. Metode penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode library reaserch. Pengaktualisasian misi gereja dalam moderasi beragama dapat dijabarkan dalam beberapa bentuk tindakan seperti: menjadi orang-orang percaya yang proaktif dalam memberitakan Injil atau kabar baik, dengan cara membangun jemaat, dengan menguatkan komunitas Kristen, dan dengan cara menghadirkan kerajaan Allah dalam dunia. Kata Kunci:     Misi Gereja, Moderasi Beragama, Kekristenan
MENJAGA HARMONI: MEMADUKAN BUDAYA MINAHASA (RITUAL KAMPETAN) DAN PRINSIP KEKRISTENAN DALAM KEHIDUPAN BER-JEMAAT Kaensige, Mariska Theodora
PARADOSI: Jurnal Teologi Praktika Vol. 2 No. 1 (2025): PRADOSI: Jurnal Teologi Praktika
Publisher : PT. Giat Konseling Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70420/1g42jb81

Abstract

This article explores the importance of religious moderation in harmonizing local culture, particularly the Kampetan ritual in Minahasa, with Christian principles. As a cultural heritage, the Kampetan ritual reflects values such as community solidarity, respect for ancestors, and togetherness. However, certain elements of the ritual, such as ancestor invocation, conflict with biblical teachings. Through religious moderation, positive cultural elements can be preserved and imbued with new meanings aligned with the Word of God. This approach includes transforming cultural symbols, such as the "watu" stone, reinterpreted as Christ the Cornerstone, and the red cloth symbolizing the blood of Christ. Churches play a crucial role in guiding congregations to understand, filter, and respect local traditions without compromising their faith principles. Furthermore, dialogue between traditional leaders and the church is essential to achieving harmony between tradition and faith. In conclusion, religious moderation offers a solution to balance local traditions and Christian faith. This approach not only preserves cultural identity but also enriches its meaning in the light of biblical truth, fostering harmony that strengthens faith and community unity.
Manajemen Persembahan dalam Liturgi Pemakaman:Tinjauan Praktik dan Teologi dalam GERMITA Bungkaes, Yerlin
PARADOSI: Jurnal Teologi Praktika Vol. 2 No. 1 (2025): PRADOSI: Jurnal Teologi Praktika
Publisher : PT. Giat Konseling Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70420/gjyys050

Abstract

This study examines the theological meaning and management practices of offerings in funeral liturgies at the Evangelical Christian Church in Talaud (GERMITA), focusing on the Maranatha Mangaran Congregation. While offerings are not officially included in GERMITA's funeral liturgy, this practice is implemented in the Maranatha Mangaran Congregation with significant results. A qualitative descriptive-analytical approach was employed to explore this phenomenon through interviews, observations, and document analysis. The findings indicate that offerings in funeral liturgies hold theological significance as expressions of gratitude to God and practical benefits in alleviating the financial burden on grieving families and strengthening congregational solidarity. This study suggests that church leaders consider integrating this practice into liturgical arrangements for greater relevance and meaning.
Pembinaan Warga Gereja untuk Pendidikan Politik di GPIG Jemaat Imanuel Kaaruyan Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo Lengkey, Marco Jendry
PARADOSI: Jurnal Teologi Praktika Vol. 2 No. 1 (2025): PRADOSI: Jurnal Teologi Praktika
Publisher : PT. Giat Konseling Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70420/3pygqc93

Abstract

The purpose of this study is to describe the implementasiton of Pembinaan Warga Gereja to conduct learning through political education in the church to overcome the views of congregation members about politics that are considered dirty and inappropriate to be carried out in the church in any form. This study uses descriptive ulittive research conducted t the GPIG Imanuel Kaaruyan congregation in 2024. Date collected by researchers through documentation, observation and interview technniques conducted directly in the congregation in Kaaruyan village.   Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan Pembinaan Warga Gereja untuk melakukan pembelajaran lewat pendidikan politik di gereja untuk mengatasi pandangan-pandangan warga jemaat tentang politik yang dianggap kotor dan tidak layak dilakukan di dalam gereja dalam bentuk apapun. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif  yang dilaksanakan di GPIG jemaat Imanuel Kaaruyan pada tahun 2024.Data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui teknik dokumentasi, observasi dan wawancara yang dilakukan secara langsung di Jemaat yang berada di desa Kaaruyan
PENGUATAN MODERASI BERAGAMA DIERA DIGITAL Katuche, Greina
PARADOSI: Jurnal Teologi Praktika Vol. 2 No. 1 (2025): PRADOSI: Jurnal Teologi Praktika
Publisher : PT. Giat Konseling Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70420/qzwctm85

Abstract

The digital era offers easy access to religious knowledge and platforms for interactive dialogue; however, it also serves as a fertile ground for extreme religious ideologies, radicalism, hate speech, and disinformation that threaten social cohesion. Without adaptive strengthening strategies, individuals and communities are vulnerable to narratives that can erode the values of tolerance, inclusivity, harmony, and diversity, which are crucial pillars in a pluralistic society. Therefore, strengthening religious moderation becomes imperative to stem destructive narratives and encourage peaceful, constructive religious practices that respect plurality. This article discusses the importance of strengthening religious moderation as an approach that balances freedom of expression with the values of tolerance in religious life. It does this through an analysis of various content on social media and by emphasizing the importance of digital literacy, the role of religious leaders, and the synergy between government, society, and digital platforms in creating a peaceful and inclusive digital space. The method used is a literature study to analyze prevailing phenomena, examine them, and provide insights into modernization in the digital era. The results of this research aim to instill positive values, educating the community to live peacefully, accept others' opinions, love one another, and live in unity.  
Peran Moderasi Beragama Dalam Menjaga Keharmonisan Antar Umat Beragama Tuang, Dwi Herlita; Lombo, Meylani Alicia; Lariwu, Ridwan; Maliogha, Eunike; Taliisan , Analin Gita; Hatam, Fretika Krisdiana; Susanto, Kezia
PARADOSI: Jurnal Teologi Praktika Vol. 2 No. 1 (2025): PRADOSI: Jurnal Teologi Praktika
Publisher : PT. Giat Konseling Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70420/74nn5h82

Abstract

Sebagai negara dengan keberagaman budaya, etnis, dan agama, Indonesia menghadapi tantangan dalam menjaga kerukunan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana prinsip moderasi beragama diterapkan dalam kehidupan sehari-hari warga Perumahan Wale Manguni Kapleng. Dengan menggunakan metode kualitatif melalui observasi dan wawancara, ditemukan bahwa masyarakat di Wale Manguni Kapleng terdiri pemeluk dari agama Kristen dan agama Islam yang mampu hidup berdampingan secara harmonis. Hal ini tercermin dalam praktik sosial seperti kerja sama lintas agama, komunikasi terbuka, dan proses pengambilan keputusan yang melibatkan semua pihak secara setara. Budaya lokal yang menjunjung nilai toleransi, kebersamaan, dan musyawarah menjadi fondasi penting dalam membangun kehidupan yang rukun. Temuan ini menunjukkan bahwa upaya menjaga kerukunan lebih efektif jika dimulai dari kesadaran masyarakat itu sendiri, bukan hanya melalui kebijakan dari atas. Oleh karena itu, penguatan moderasi beragama perlu dilakukan melalui pendidikan sejak dini , pemberdayaan komunitas lokal sebagai garda terdepan dalam menciptakan masyarakat yang damai dan inklusif.    

Page 2 of 2 | Total Record : 18