cover
Contact Name
Muh. Agus ferdian
Contact Email
lppm@jghipm.com
Phone
+6281234640509
Journal Mail Official
lppm@jghipm.com
Editorial Address
Jl. Soekarno-Hatta Malang, Jawa Timur Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Green House
ISSN : 29631858     EISSN : 2962438X     DOI : https://doi.org/10.63296/jgh.v3i2
Core Subject : Agriculture,
urnal Green House fokus pada semua bidang tentang Ilmu Pertanian dan Ilmu Kehutanan (Agribisnis, Agroteknologi, Teknologi Industri Pertanian, Teknologi Pangan, Konservasi Sumberdaya Hutan, Ilmu Lingkungan)
Articles 47 Documents
Analisis Kemampuan Jenis Pohon Dalam Mereduksi Emisi Karbondioksida (Co2) Pada Jalur Hijau Di Kota Malang Sri Sulastri; Damai Dwi Puji Atmoko; Yani Quarta Mondiana
JURNAL GREEN HOUSE Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Green House
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63296/jgh.v3i1.40

Abstract

Kota Malang merupakan pusat permukiman dan kegiatan masyarakat serta menjadi pusat kegiatan pemerintahan, perekonomian, industri dan memiliki batas administrasi wilayah yang diatur kedalam undang-undang serta menjadi destinasi wisata. Penambahan penduduk akan mengakibatkan adanya penambahan emisi di perkotaan, sehingga perlu adanya Ruang Terbuka Hijau. Syarat minimal RTH diperkotaan 30% dari luas kawasan perkotaan, kota Malang memiliki luasan RTH 18,14% dari total luasan kawasan perkotaan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan jenis pohon dalam mereduksi emisi CO2. Metode penelitian menggunakan kuantitatif deskriptif dengan cara pengambilan data inventarisasi pohon dan pengambilan volume kendaraan bermotor di lima jalan kolektor sekunder yaitu Jalan Raya Langsep, Kawi Atas, Urip Sumoharjo, Mayjen M. Wiyono, dan Mayjen Sungkono. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 17 jenis pohon yang terdapat pada kelima jalan dengan total jumlah 572 pohon. Jenis pohon yang memiliki jumlah tertinggi adalah Samanea saman dengan total 242 pohon, serta memiliki daya serap terhadap emisi CO2 tertinggi sebesar 3.252,1 g/jam/pohon. Daya serap total seluruh jenis pohon 12.987.796 g/hari, sedangkan total emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor 876.067.471 g/hari.
Studi Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu (Lepidoptera) Di Kawasan RPTN Patok Picis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Sri Sulastri; Theresia Serlina Sea; Diena Widyastuti
JURNAL GREEN HOUSE Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Green House
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63296/jgh.v3i1.41

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui jenis kupu-kupu, mengetahui keanekaragaman jenis kupu-kupu, dan membandingkan keanekaragamn jenis kupu-kupu pada habitat hutan dan perkebunan rakyat. Penelitian ini dilakukan di Kawasan RPTN Patok Picis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada bulan April- Mei 2023, Metode penelitian yang digunakan pada pengamatan kupu-kupu dilakukan secara purposive sampling sedangkan teknik pengambilan data menggunkan Metode Point Count yaitu berdiam pada suatu titik yang ditentukan selama periode waktu tertentu.Dari hasil penelitian terlihat bahwa terdapat 27 jenis kupu-kupu di ruang hidup hutan dan 13 jenis kupu-kupu di lingkungan alam perkebunan rakyat. keanekaragaman jenis kupu-kupu pada lingkungan hutan sebesar 3.452 tergolong tinggi, sedangkan pada lingkungan perumahan rakyat sebesar 2.548 tergolong sedang. Terdapat perbedaan dalam keanekaragaman spesies kupu-kupu di lingkungan hutan belantara dan perkebunan rakyat
Keanekaragaman Jenis Burung di Resort PTN Taman Satriyan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Siti Farida; Krisantus Surya Rasinto; Agus Sukarno
JURNAL GREEN HOUSE Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Green House
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63296/jgh.v3i1.42

Abstract

Kerajaan burung adalah salah satu kelompok hewan yang paling beragam di Indonesia dan merupakan komponen penting keanekaragaman hayati yang harus dijaga dari kepunahan atau berkurangnya keanekaragaman spesies. Banyak sekali manfaat yang diberikan burung kepada manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam metodologi penelitian, purposive sampling digunakan untuk memilih dan menempatkan stasiun pengamatan di wilayah yang dianggap sebagai habitat burung atau yang suatu saat mungkin menjadi habitat berbagai jenis burung. Pendekatan ini merupakan metodologi survei yang melibatkan observasi di lapangan. Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru secara keseluruhan diketahui memiliki keanekaragaman jenis burung yang sangat beragam, dengan 124 individu tergolong H'= 3,15, berdasarkan hasil kajian Blok Purbakala Resort Taman Satriyan. Seluruhnya 34 burung, milik 22 famili, ditemukan
Keanekaragaman Amfibi (Ordo Anura) Pada Dua Tipe Habitat Di RPH Selorejo KPH Malang Anisa; Doni Asruli; Poegoeh Prasetyo Rahardjo
JURNAL GREEN HOUSE Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Green House
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63296/jgh.v3i1.43

Abstract

Amfibi (Ordo Anura) merupakan satwa vertebrata yang hidup di dua alam yang berbeda. Amfibi memiliki peranan yang penting dalam berjalannya sebuah rantai makanan dan penyeimbang ekosistem. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Keanekaragaman Amfibi (Ordo Anura) Pada Dua Tipe Habitat Di RPH Selorejo, KPH Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2022 – Januari 2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Visual Encounter Survey (VES). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Indeks Keanekaragaman Jenis Shannon Wiener, Kemerataan Jenis, dan Kekayaan Jenis. Dalam penelitian ini detemukan 9 jenis Amfibi (Ordo Anura) pada habitat Hutan Alam dan Hutan Produksi antara lain ; Hylarana cholconata, Odorrana hosii, Pulchrana baramica, Huia masonii, Occydozyga lima, Fajervarya limnocharis, Limnoctes kuhlii, Megophrys Montana, dan Fajervarya cancrivora dengan jumlah total 465 individu. Nilai Indeks pada habitat Hutan Alam dari ketiga transek diketahui memiliki nilai (H’ 1,46 – 1,51), (E 0,75 – 0,78), dan (D mg 1,31 – 1,34). Sedangkan pada habitat Hutan Produksi diketahui memiliki nilai (H’ 1,05 – 1,09), (E 0,65 – 0,68), dan (D mg 1,44 – 1,47). Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis pada dua habitat tersebut dikategorikan sedang yang memiliki nilai 1<H’=3. Berdasarkan nilai indeks di atas Kemerataan Jenis pada habitat Hutan Alam dikategorikan komunitas stabil karena memiliki nilai 0,75<E<1,00, sedangkan di Produksi dikategorikan komunitas labil, karena memiliki nilai 0,05<E<0,75. Sedangkan indeks kekayaan jenis dikategorikan rendah, karena memiliki nilai 0>2,5. Pada habitat Hutan Alam dan Hutan Produksi merupakan habitat yang cocok untuk keberlangsungan hidup Amfibi sesuai dengan data hasil analisis habitat. Hal yang mempengaruhi keanekaragaman jenis yang ditemukan adalah adanya aktivitas manusia dan heterogenitas vegetasi pada suatau kawasan.
Identifikasi Potensi Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Obat Di Kawasan RPTN Patok Picis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Poegoeh Prasetyo Rahardjo; Niniek Dyah Kusumawardani; Yeremias Edi Samapaty
JURNAL GREEN HOUSE Vol 3 No 2 (2025): Jurnal Green House
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63296/jgh.v3i2.44

Abstract

Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang memiliki manfaat dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit serta bernilai ekonomi. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terdapat wilayah yang ditanami tumbuhan obat yang beragam jenis yaitu di RPTN Patok Picis. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi jenis tumbuhan obat agar diketahui masyarakat. Tujuan penelitian untuk : (1)mengidentifikasi jenis tumbuhan obat di RPTN Patok Picis TNBTS; (2)mengetahui pemanfaatan jenis tumbuhan obat di RPTN Patok Picis TNBTS. Penelitian dilaksanakan di RPTN Patok Picis Blok Kopi Rejo, TNBTS pada bulan April sampai Mei2023. Penelitian menggunakan metode survei dan metode observasi langsung. Titik pengamatan ditentukan secara purposive sampling didasarkan atas habitat hidup tumbuhan obat yang dibagi menjadi 4 blok pengamatan yang dibuat dengan ukuran 10m x10m yang mewakili keseluruhan kawasan Blok Kopi Rejo. Pada masing-masing blok pengamatan dibuat 2 petak contoh masing-masing berukuran 2mx2m, disamping itu juga dilakukan wawancara terhadap masyarakat sekitar Kawasan RPTN Patok Picis yang ditentukan secara purposive sampling sejumlah delapan orang. Jenis data dan informasi yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data jenis tumbuhan berkhasiat obat yang ada pada kawasan Blok Kopi Rejo dan objek yang diamati diprioritaskan pada jenis tumbuhan obat tingkat bawah, yang kemudian diidentifikasi dengan buku panduan tumbuhan berkhasiat obat dan wawancara dengan masyarakat sekitar kawasan. Analisis data menggunakan Shannon-Winner dan mendiskripsikan hasil wawancara responden. Hasil penelitian menunjukkan di Kawasan RPTN Patok Picis terdapat 13 jenis tumbuhan berkhasiat obat yaitu teklan, andong, lengkuas, bakung, tapak liman, serih, beluntas, keladi tikus, alang-alang, bunga matahari, ngokilo, ajeran dan wedusan dengan INP tertinggi teklan 68,40 dan indeks keanekaragaman (H’) jenis tumbuhan obat 1,69 yang tergolong sedang. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat sekitar kawasan ialah lengkuas, kunyit, dadap serep, sereh, dan jahe.
Potensi dan Tantangan Pengembangan Sayuran Organik dalam Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan Nunuk Hariyani; Ahmad Sofwani
JURNAL GREEN HOUSE Vol 3 No 2 (2025): Jurnal Green House
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63296/jgh.v3i2.45

Abstract

Sayuran organik sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan. Karena keunggulannya dalam nutrisi, pengurangan dampak lingkungan, dan kontribusinya terhadap ekosistem, menjadikannya pilihan utama untuk perubahan pola konsumsi masyarakat. Namun, masalah seperti biaya produksi tinggi, pendidikan petani yang kurang, dan kendala pasar menghalanginya untuk berkembang. Untuk mendukung ketahanan pangan berkelanjutan di Indonesia, artikel ini membahas potensi, masalah, dan metode untuk mengembangkan sayuran organik. Seiring dengan peningkatan populasi dan kerusakan lingkungan, ketahanan pangan berkelanjutan menjadi masalah yang semakin mendesak di seluruh dunia. Dalam penelitian ini, para peneliti mempelajari kemungkinan dan kesulitan yang terkait dengan pengembangan sayuran organik sebagai solusi untuk mendukung ketahanan pangan berkelanjutan di Indonesia. Penelitian ini menyelidiki berbagai aspek sistem pertanian organik, termasuk produksi, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method, yang menggabungkan analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan sayuran organik memiliki potensi besar untuk meningkatkan ketahanan pangan berkelanjutan, tetapi ini memerlukan strategi yang terintegrasi untuk mengatasi berbagai masalah yang ada. Studi ini menunjukkan cara terbaik untuk mengoptimalkan pengembangan pertanian organik di Indonesia.
Biodiversitas Anggrek Epifit Di Hutan Lindung Coban Talun Iwan Kurniawan; Jessica Viade Agustin
JURNAL GREEN HOUSE Vol 3 No 2 (2025): Jurnal Green House
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63296/jgh.v3i2.46

Abstract

Anggrek termasuk dalam famili orchidaceae yang merupakan suatu keluarga tanaman bunga – bungaan yang paling besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis anggrek epifit dengan menghitung tingkat keanekaragaman jenis serta membandingkan tingkat keanekaragaman jenis anggrek epifit yang ada pada masing-masing blok pengamatan di Hutan Lindung Coban Talun. Penelitian dilakukan dengan metode survei dan observasi langsung di lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode plot sampling berbentuk lingkaran berdiameter 20 meter. Penempatan sampel plot pertama pada masing-masing blok ditentukan secara sengaja (purposive sampling) di habitat anggrek epifit. Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa komposisi jenis anggrek epifit pada 3 petak, yaitu petak 40A terdapat 25 jenis (342 individu) termasuk dalam family Orchidaceae dan satu diantaranya yaitu Pholidota Sp.1 termasuk dalam family Manidae, indeks nilai penting( INP) yaitu -2.922 dengan nilai kemerataan yaitu 0,908 sehingga dapat dikategori keanekaragaman sedang, kemerataan tinggi komunitas stabil. Pada petak 42A sebanyak 24 jenis (511 individu) termasuk dalam family Orchidaceae satu di antaranya yaitu Manidae, indeks nilai penting( INP) yaitu -2,964 dengan nilai kemerataan yaitu 0,933 sehingga dapat dikategori keanekaragaman sedang, kemerataan tinggi komunitas stabil. Pada petak 43A yang ditemukan sebanyak 23 jenis (385 individu) termasuk dalam family Orchidaceae, indeks nilai penting (INP) yaitu -2,792 dengan nilai kemerataan yaitu 0,890 sehingga dapat dikategori keanekaragaman sedang, kemerataan tinggi komunitas stabil, Hal ini bisa saja diakibatkan oleh faktor lingkungan serta ketinggian tempat. Total keseluruhan jenis anggrek epifit yang dijumpai pada 3 petak yaitu 25 jenis. Pada perbadingan blok 1 dan 2, blok 1 dan 3, blok 2 dan 3 tidak ada perbedaan keanekaragaman jenis.
Keanekaragaman Jenis Capung (Ordo Odo Nata) Di Kawasan RPTN Patok Picis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Sri Sulastri; Didik Suprayitno; Nelci Oktaviani Nubatonis
JURNAL GREEN HOUSE Vol 3 No 2 (2025): Jurnal Green House
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63296/jgh.v3i2.47

Abstract

Capung merupakan kelompok serangga yang sebagian besar hidupnya sebagai nimfa memiliki keterkaitan erat dengan habitat perairan. Capung mayoritas hanya dapat hidup pada habitat air yang bersih dan berkualitas baik serta bebas dari polutan. Capung pada fase dewasa tidak hanya dijumpai di habitat perairan, namun pada berbagai habitat terestrial lain berupa hutan maupun non hutan baik alami maupun buatan. Oleh karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis capung dan perbandingan keanekaragam jenis capung pada habitat hutan dan perkebunan rakyat pada kawasan RPTN Patok Picis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei-juli 2023 di kawasan rptn patok picis taman nasional bromo tengger semeru. Metode penelitian ini dilakukan secara survei dan observasi langsung di lapangan,penentuan area pengamatan dilakukan secara purposive samping dan pengambilan datanya menggunakan point count. Penelitian ini mengunakan analisis data yaitu indeks keanekaragam jenis (H’), kemerataan jenis (E), dominasi (D), dan uji huthicson. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan keanekaragaman jenis capung sebanyak 31 jenis pada kawasan rptn patok picis. Nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh pada kedua habitat tersebut yaitu 2,895 pada habitat hutan dan 2,402 pada habitat perkebunan rakyat. Nilai tersebut menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman jenis capung termasuk kategori sedang. Sedangakan untuk nilai perbandingan keanekaragaman jenis pada dua lokasi dan hasil analisis uji hutchison diperoleh nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, sehingga tidak terdapat perbedaan yang nyata pada taraf uji 5%.
Pemanfaatan Tanaman Kayu Apu Sebagai Fitoremediasi Pada Daerah Aliran Sungai Diena Widyastuti; Yohanes Berchmans Goa; Siti Farida
JURNAL GREEN HOUSE Vol 3 No 2 (2025): Jurnal Green House
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63296/jgh.v3i2.48

Abstract

Permasalahan daerah aliran sungai pada saat ini adalah pencemaran yang terjadi pada daerah aliran sungai, pencemaran disebabkan oleh limbah rumah tangga, limbah industri dan limbah yang lainnya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan pencemaran pada DAS adalah dengan metode fitiremediasi. Fitoremediasi adalah penggunaan tanaman untuk mengekstrak, mengakumulasi dan/atau detoksifikasi polutan dan merupakan teknik baru dan kuat untuk membersihkan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan kayu apu sebagai fitoremediasi dalam mengurangi pencemaran limbah domestik pada sampel air Daerah Aliran Sungai Metro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga menghasilkan 15 satuan percobaan. Data yang dikumpulkan meliputi, analisis fisik dan kimia sampel air Sungai Metro yang terdiri dari warna, bau, suhu; analisis, pH,COD, BOD, DO. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tanaman kayu apu terbukti mampu menurunkan kadar pencemar yang terkandung di air sungai.
Pengaruh Kedalaman Air Terhadap Laju Pertumbuhan Ganggang (Myriopyllum brasiliensis cambass) Di Resort Ranu Darungan, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yani quarta mondiana; Agustinus Hajon Koten; Anisa Zairina
JURNAL GREEN HOUSE Vol 3 No 2 (2025): Jurnal Green House
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63296/jgh.v3i2.49

Abstract

Ganggang merupakan salah satu sumberdaya alam hayati yang bernilai ekonomis dan memiliki peranan ekologis sebagai produsen yang tinggi dalam rantai makanan karena dapat memproduksi zat-zat organik dan tempat pemijahan biota-biota laut. Selain itu ganggang dapat mencegah pergerakan subtrat, dan berfungsi sebagai penyaring air. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kedalaman air terhadap laju pertumbuhan ganggang ( myriopyllum brasiliensis cambass) di Resort Ranu Darungan. Penelitian dilaksanakan di Resort Ranu Darungan, Kabupaten Lumajang, provinsi jawa timur selama bulan April sampai bulan Mei. titik pengamatan dilakukan secara purposive sampling sebanyak 4 titik pengamatan,titik pengamatan tersebut di buat berdasarkan garis tengah atau diamat dari luas danau mulai dari ujung tepi utara sampai dengan tepi selatan, pada garis pengamatan tersebut di tentukan sebanyak 4 titik pengamatan,pada setiap titik pengamatan dilakukan dengan sampling dengan kedalaman 2m, 4m, 6m, dan 7m pengamatan, setiap kedalaman dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Penelitian ini menggunakan metode garis berpetak dengan menggunakan analisis regresi. Menghitung laju pertumbuhan Ganggang dengan mengukur tinggi tumbuhan, besaran pokok dan mencari rata-rata pertumbuhan.