cover
Contact Name
Nurfadhilah Arif
Contact Email
dhila.arif@gmail.com
Phone
+6285240999230
Journal Mail Official
forest.island@unkhair.ac.id
Editorial Address
Kehutanan, Universitas Khairun Jl. Jusuf Abdulrahman Kampus Gambesi, Pos Code 97719 2rd Campus, Faculty of Agriculture
Location
Kota ternate,
Maluku utara
INDONESIA
Jurnal Forest Island
Published by Universitas Khairun
ISSN : 30258812     EISSN : 30255066     DOI : https://doi.org/10.33387/foris.v3i1
urnal Forest Island merupakan jurnal ilmiah oleh program studi Kehutanan Universitas Khairun yang diterbitkan secara periodik. Periode penerbitan sebanyak 3 kali setahun (Januari, Mei, September). Jurnal ini berisi tentang semua aspek yang berkaitan dengan kehutanan dan lingkungan. jurnal ini pada berfokus pada Agroforestry, Social-forestry, produk dan teknologi hasil hutan, Keanekaragaman Hayati, budidaya Hutan, manajemen hutan, ekowisata dan jasa lingkungan, serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan terutma di daerah kepualauan.
Articles 30 Documents
Studi Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Obat Tradisional di Desa Nuku Kecamatan Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan Raoda S Hukum; Abdur Kadir Kamaluddin; Mahdi Tamrin
Jurnal Forest Island Vol 1 No 1 (2023): JFI Volume 1 Nomor 1(2023)
Publisher : Prodi Kehutanan Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/foris.v1i1.41

Abstract

Medicinal plants are one of the important components in medicine, which is a traditional herb and has been used since hundreds of years ago. Knowledge of the use of medicinal plants is obtained for generations and traditional knowledge if not written, over time will disappear. The use of plants as medicine continues to grow and increase with research related to the identification and utilization of plants that have the potential as medicine in traditional medicine. The purpose of this study is to identify the types of plants used as traditional medicine, identify the parts of plants used as traditional medicine, and identify the way of utilization of plant parts that are used as traditional medicine by the people of Nuku Village, South Oba District of Tidore Islands. The study was conducted in November 2021. This study is a derifrift study using observation and interview methods. The results of the study found the type of medicinal plants used by the community in Nuku Village of South Oba Subdistrict, Tidore Kepulaun City as a traditional medicine amounted to 29 types but only 25 types were identified. How to use medicinal plants by the Nuku community is by boiling, pounding, soaked. The most widely used way is to be pounded and boiled.
Potensi Pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Gamtala Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat Nurliah Pratiwi; Ramli Hadun; Mahdi Tamrin
Jurnal Forest Island Vol 1 No 1 (2023): JFI Volume 1 Nomor 1(2023)
Publisher : Prodi Kehutanan Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/foris.v1i1.42

Abstract

Mangrove merupakan lingkungan hutan tropis yang memiliki kualitas yang unik karena terjadi di antara sistem biologi darat dan laut. Mangrove melengkapi kemampuan dan keunggulannya yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, baik secara biologis, sosial, maupun moneter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan hutan mangrove Desa Gamtala Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat dan bagaimana nilai kelayakan objek ekowisata Mangrove. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan studi pustaka. Analisis data menggunakan metode deskriptif dan analisis unsur-unsur penunjang ekowisata, menggunakan metode skoring, dan pembobotan. Hasil potensi pengembangan ekowisata hutan mangrove Desa Gamtala diperoleh nilai sebesar 540, yang artinya ekowisata hutan mangrove Desa Gamtala tergolong potensial yang bisa dan layak dikembangkan. Hal tersebut dapat dilihat oleh enam unsur ekowisata, yaitu sarana dan prasarana, aksesibilitas, kondisi sekitar kawasan, ketersediaan air bersih, dan akomodasi. Unsur penunjang yang berperan optimal yaitu daya tarik, sedangkan yang belum optimal yaitu akomodasi.
Inventarisasi Tumbuhan Sumber Pakan Lebah Madu Apis mellifera di Desa Idam Dehe Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat Nadira Irwan; Abdul Kadir Kamaluddin; Asiah Salatalohy; Siti Nurjannah
Jurnal Forest Island Vol 1 No 1 (2023): JFI Volume 1 Nomor 1(2023)
Publisher : Prodi Kehutanan Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/foris.v1i1.43

Abstract

Apis mellifera (Superior bee) is the main type of honey bee cultivated in many countries, including Indonesia, one of which is in Idam Dehe Village. Honey bees are insects that use flowering plants as a source of food and are also known as insects that produce useful products. The most important factor that affects the success of honey bee cultivation is feed (nectar or pollen), so this study aims to inventory and analyze the density, frequency of important value indices in each type of plant which is a source of honey bee feed in Idam Dehe Village. This research was conducted in June - October 2022. The research method used is the plotted path method with a sampling intensity of 10%. The example tile is created as many as 40 tiles. The plots are placed on 4 lanes with a distance between plots of 50 m. Sample plot sizes of 2m × 2m, 5m × 5m, 10m × 10m and 20m × 20m. Data analysis using the formulas INP= KR+FR (for seedlings and saplings), INP= KR+FR+DR (for poles and trees). The results of the study on 4 paths with a sample plot of 40 plots, found 17 types of plants that are the source of feed for honey bees Apis mellifera with a total number of individuals 237 individuals and 14 families, which are dominated by the Arecaceae family, namely Cocos nucifera and Arenga pinnata with a total of 49 individuals at all growth rates. The results of the calculation of INP values showed that Mimosa pudica had the highest INP value at the seedling level (56.96), Piper aduncum at the stake level (31.82), as well as at the pole and tree level the highest INP value at the Cocos nucifera type was 96.22 at the pole level and 72.84 at the tree level.
Strategi Pemasaran Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Minyak Cengkeh Di Kelurahan Afe Taduma Kecamatan Pulau Ternate Rivai Umaternate; Aqshan Shadikin Nurdin; Firlawanti Lestari Baguna
Jurnal Forest Island Vol 1 No 1 (2023): JFI Volume 1 Nomor 1(2023)
Publisher : Prodi Kehutanan Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/foris.v1i1.44

Abstract

Minyak atsiri mulai dikembangkan pada tahun 1960 yang digunakan sebagai bahan baku obat, pewangi sabun dan deterjen. Minyak atsiri merupakan minyak mudah menguap yang dihasilkan akar, daun, buah, batang dan bungadari berbagai macam tumbuh tumbuhan. Penghasil minyak atsiriI ndonesi merupakan salah satu telah diekspor keluar Negeri seperti minyak nilam, minyak daun cengkeh, minyak sereh, minyak kayu putih, minyak kenanga, minyak terpentin, minyak cendana dan minyak akar wangi. Tujuan penilitian ini mengidentifikasi permasalahan permasalah minyak cengkeh afe taduma. Mengidentifikasi faktor-Faktor yang terjadi pada usaha minyak cengkeh afe Taduma Analisis data menggunakan analisis fish bone atau diagram sebab akibat, analisis fishbone digunakan untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada pemasaran dan mempunyai akibat pada masalah yang di pelajari selain itu dapat melihat faktor‑faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat dilihat dari pasar yang terbentuk tulangikan pada diagram fishbone. dapat diambil kesimpulan pemasaran HHBK minyak atsiri permasalahan sebab akibat adapun disini Faktor yang paling dominan yang menyebabkan kegagalan dalam usaha minyak cengkeh adalah kelembagaan Artinya manejemen dalam kelembagaan masih lemah sehingga tidak terorganisir dengan baik
Potensi Pengembangan Ekowisata Tanjung Rappa Pelangi di Desa Bobanehena Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat Anggun Wahyuni Ismail; Ramli Hadun; Rosita
Jurnal Forest Island Vol 1 No 1 (2023): JFI Volume 1 Nomor 1(2023)
Publisher : Prodi Kehutanan Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/foris.v1i1.46

Abstract

Ekowisata Tanjung Rappa Pelangi di Desa Bobanehena merupakan salah satu destinasi wisata penting di Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat. Pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat desa yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata. Ekowisata tersebut selama ini sudah dikunjungi oleh wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam. Pengembangan ekowisata perlu memperhatikan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial masyarakat. Potensi pengembangan dapat dikaji melalui penilaian potensi, hal ini dilakukan melalui penilaian unsur penunjang dan penilaian potensi pengembangan secara keseluruhan. penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menganalisis potensi ekowisata dan upaya pengembangan ekowisata Tanjung Rappa Pelangi di Desa Bobanehena, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat. Penilaian menggunakan pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) yang telah dimodifikasi. Hasil penilaian menunjukkan bahwa ekowisata Tanjung Rappa Pelangi memiliki skor 573, artinya ekowisata tersebut tergolong potensial yang bisa atau layak dikembangkan. Potensi tersebut dapat dilihat dari enam unsur penunjang ekowisata yaitu daya tarik wisata, aksesibilitas, kondisi sosial ekonomi masyarakat, ketersediaan air bersih, akomodasi, dan sarana prasarana. Pengembangan ekowisata tersebut dapat berfokus pada peningkatan kapasitas pengelola ekowisata, penambahan sarana dan prasarana wisata seperti jalan, jembatan, dan tempat berteduh
Perlindungan Hukum Terhadap Satwa Burung Di Taman Nasional Alas Purwo EKO SETIAWAN
Jurnal Forest Island Vol 2 No 1 (2024): Journal Forest Island, Januari 2024
Publisher : Prodi Kehutanan Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/foris.v2i1.82

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalis permasalahan pencurian satwa, padahal sudah ada payung hukum yang mengamanatkan akan pentingnya perlindungan keanekaragaman satwa di Taman Nasional Alas Purwo sebagai warisan dunia. Undang-Undang tersebut belum diimplementasikan secara maksimal, dibuktikan masih maraknya kegiatan perburuan satwa burung. Jenis penelitian deskriptif kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus. Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Analisa data menggunakan model interaktif yang terdiri atas empat komponen proses analisis, melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan perlindungan hukum terhadap satwa burung dalam hukum positif adalah perlindungan yang diberikan dalam aturan perundang-undangan, supaya tidak terjadi kepunahan satwa endemik
Identifikasi Jenis -Jenis Mangrove di Kawasan Hutan Mangrove Desa Maidi Kecamatan Oba Selatan Sriayu I. Husen; Nur hikmah; Aqshan Sadikin Nurdin
Jurnal Forest Island Vol 2 No 1 (2024): Journal Forest Island, Januari 2024
Publisher : Prodi Kehutanan Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/foris.v2i1.95

Abstract

Mangrove yang berada di Desa Maidi Kecamatan Oba Selatan memiliki berbagai macam ekosistem yang menyebabkan keragaman jenis tumbuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis mangrove apa saja yang terdapat di kawasan hutan mangrove Desa Maidi Kecamatan Oba Selatan dan bagaimana keanekaragaman jenis mangrove di kawasan hutan mangrove Desa Maidi Kecamatan Oba Selatan. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena mendalam dan dilakukan dengan pengumpulan data sedalam-dalamnya. Berdasarkan hasil penelitian identifikasi jenis mangrove di kawasan hutan mangrove Desa Maidi Kecamatan Oba Selatan, terdapat 3 jenis mangrove yang ditemukan dan memiliki tingkat keragaman lebih sedikit atau rendah. Jenis-jenis Mangrove yang berada di lokasi penelitian yaitu: Avicennia Alba, Rhizophora Apiculata, dan Avecennia Lanata. Keanekagaman jenis (H’) mangrove di kawasan hutan mangrove Desa Maidi Kecamatan Oba Selatan sebesar 0,58591 yang menunjukan tingkat keanakaragaman yang sedikit atau rendah. Kata kunci: Desa Maidi, Keanekaragaman jenis, Mangrove.
PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DI PULAU TERNATE Nurwani Mochtar; asiah salatalohy; Adesna Fatrawana
Jurnal Forest Island Vol 2 No 1 (2024): Journal Forest Island, Januari 2024
Publisher : Prodi Kehutanan Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/foris.v2i1.96

Abstract

Terminalia catappa merupakan salah satu tumbuhan kehutanan yang banyak tersebar di pulau Ternate. Bagian dari Ketapang dapat di manfaatkan sebagai bahan olahan makanan, pengobatan, dan pewarna alami. Tanin yang terkandung dalam daun ketapang dapat digunakan sebagai pewarna alami pengganti pewarna sintesis yang mengandung bahan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan ketapang jenis Terminalia catappa di pulau Ternate serta mengetahui warna yang dihasilkan dari ekstrak daun ketapang menggunakan fiksator tawas, kapur dan tunjung. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode ektraksi basah. Data yang diperoleh menggunakan analisis kualitatif untuk mendeskripsikan tumbuhan ketapang dan bahan fiksasi yang digunakan. Pemanfaatan daun ketapang sebagai pewarna alami di lakukan dengan cara ekstraksi daun ketapang dan fiksasi menggunakan bahan fiksator kapur, tawas dan tunjung. Hasil dari penelitian ini berhasil mendapatkan tiga warna alami dari ekstrak daun ketapang menggunakan bahan fiksasi. Fiksator tawas mengasilkan warna kuning, fiksator kapur menghasilkan warna coklat tua dan fiksator tunjung menghasilkan warna hitam. Fungsi dari fiksasi yaitu untuk mengunci warna dan mempertahankan kelunturan. Ketapang jenis Terminalia catappa dapat di gunakan sebagai bahan dasar pewarna alami di pulau Ternate
Penerapan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) pada Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Riau Siti Nurjannah; Galuh Masyithoh; Arzyana Sunkar; Ervizal Zuhud
Jurnal Forest Island Vol 2 No 1 (2024): Journal Forest Island, Januari 2024
Publisher : Prodi Kehutanan Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/foris.v2i1.147

Abstract

Perkebunan kelapa sawit menjadi komoditas unggulan di Indonesia. Hal ini menghasilkan luasan perkebunan kelapa sawit semakin meningkat. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia diwajibkan melakukan sertifikasi ISPO dan RSPO untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan. Salah satu prinsip yang harus dilakukan yaitu pengelolaan lingkungan hidup, sumberdaya alam, dan keanekaragaman hayati pada kawasan lindung atau areal konservasi tinggi (NKT). NKT merupakan salah satu instrument penilaian sertifikasi ISPO maupun RSPO. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis penerapan NKT dalam perkebunan kelapa sawit. Penelitian dilakukan pada 7 perusahaan kelapa sawit Provinsi Riau dengan metode wawancara terpadu, analisis dokumen, dan melihat langsung di lapangan dengan melakukan inventarisasi potensi NKT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2016, 6 dari 7 perusahaan telah melakukan kajian NKT, sedangkan satu diantaranya dilakukan penilaian NKT pada tahun 2017. Jenis NKT yang ditemukan yaitu NKT 1.2, NKT 1.3, NKT 4.1, NKT 4.2, NKT 4.3, NKT 5, dan NKT 6. Hasil pengamatan di lapangan sudah terdapat papan informasi pada beberapa NKT dan pengayaan jenis tumbuhan. Jenis NKT pada dokumen dan inventarisasi di lapangan menunjukkan hasil yang hampir sepadan. Hasil inventarisasi mamalia dan burung terdapat perbedaan karena pengambilan data pada tahun yang berbeda. Terdapat beberapa NKT 4 (sempadan sungai) masih ditanami kelapa sawit. Pengelolaan yang dilakukan pada areal sempadan sungai yaitu tidak dilakukan penanaman kembali kelapa sawit, pengayaan jenis tumbuhan lokal, dan tidak menggunakan pupuk kimia.
ANALISIS KARAKTERISTIK FISIK BIOBRIKET DARI CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA DAN CANGKANG PALA Yusrizal Arsyad; Nurfadhilah Arif
Jurnal Forest Island Vol 2 No 1 (2024): Journal Forest Island, Januari 2024
Publisher : Prodi Kehutanan Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/foris.v2i1.152

Abstract

Biobriket dipandang sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Dengan demikian, telah banyak dikembangkan biobriket dengan berbagai komposisi. Biobriket berupa arang yang dibuat berbentuk batang dengan bahan dasar dari limbah pertanian dan/atau limbah peternakan. Pembuatan biobriket membutuhkan campuran bahan dengan biomassa. Pada penelitian ini digunakan bibriket yang terbuat dari tempurung kelapa dan cangkang pala. Adapun, tujuan penelitian ini untuk menganalisis laju pembakaran biobriket yang telah dibuat tersebut. Sifat fisik dari biobriket tempurung kelapa dan cangkang pala diukur dengan menganalisis mudah tidaknya terbakar dengan mengamati suhu dan waktu terbakarnya. Sifat fisik lainnya yaitu menentukan densitas dengan menghitung rata-rata pembagian massa dan volume biobriket. Selain itu, ditentukan pula laju perambatan api. Sifat fisik ini dianalisis untuk menentukan kualitas dari biobriket yang terbuat dari tempurung kelapa cangkang pala. Berdasarkan pada hasil analisis diperoleh bahwa biobriket campuran tersebut mudah terbakar. Biobriket campuran tersebut memiliki densitas rata-rata yaitu 0.71 gr/cm3. Adapun rata-rata laju perambatan yaitu 0.15 cm/s dengan waktu pijar rata-rata yaitu 20.9 menit.

Page 1 of 3 | Total Record : 30