cover
Contact Name
Fadilah Qotimatun Puji Rahayu
Contact Email
fadilahqotimatun19@gmail.com
Phone
+62858-7723-2806
Journal Mail Official
jurnaladdustur@gmail.com
Editorial Address
Jln. Cempaka, VI, Pokoh, Wonoboyo, Wonogiri, Jawa Tengah, Indonesia, 56712
Location
Kab. wonogiri,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Hukum dan Konstitusi
ISSN : 3109158X     EISSN : 30903653     DOI : https://doi.org/10.58326/jad
Core Subject : Religion, Social,
FOCUS AND SCOPE Focus and Scope Journal of Law and Legislation is a peer-reviewed journal with a double blind review system. The Fokus and scope of Ad-Dustur is: Law Constitutional Law State Administrative Law Criminal Law Civil Law International Law Socio Legal Jurisprudence Islamic law Fiqh Siyasah Islamic Political Thoughts Constitution in Islam Islamic Jurisprudence Islamic Law and Politics Islamic Law and Gender.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 15 Documents
LAW ENFORCEMENT AGAINST ACTIONS OF TERRORISM AND SEPARATISM OF THE INDEPENDENT PAPUA ORGANIZATION (OPM) IN PAPUA IN MAINTAINING THE SECURITY STABILITY OF THE STATE OF INDONESIA Iskandar, Iskandar
Jurnal Ad Dustur Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Ad-Dustur
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58326/jad.v1i1.139

Abstract

The Free Papua Organization (OPM) is a separatist organization and terrorist group that has been going on since 1965 and wants the independence of the land of Papua. The OPM's actions have resulted in many civilian casualties, law enforcement officers, and the TNI. OPM crimes must be stopped immediately, and law enforcement must be carried out. This research is normative legal research, using a statutory, conceptual, and historical approach. The primary and secondary legal materials are primary and secondary. Based on the results of the study, it was found that the OPM action had been going on since 1965, which was accompanied by physical attacks; a form of dissatisfaction with the Indonesian government caused the actions of this separatist group. Efforts to prevent OPM's separatist attitude are the government revoking DOM operations, granting special autonomy, and allowing the raising of the morning flag and singing the song "Hai Tanah ku." In contrast, efforts to prevent terrorist acts include national preparedness, deradicalization, counter-radialismcounter-radicalization, and strengthening law enforcement. Law enforcement against OPM terrorism is the same as law enforcement in general, namely in arrest, detention, investigation, prosecution, and imposition of sanctions. However, in acts of terrorism by the OPM, the TNI has an active role in investigating the actions taken by the OPM group. Keywords: Separatism; Terrorism; OPM; Law Enforcement.
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) DAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL (DSN) PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM NASIONAL Hardiati, Neni
Jurnal Ad Dustur Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Ad-Dustur
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58326/jad.v1i1.164

Abstract

Sistem hukum ketatanegaraan di Indonesia tentang kedudukan fatwa MUI hanya merupakan sebagai hukum aspiratif yang mempunyai kekuatan konstruktif secara moral bagi komunitas yang mempunyai aspirasi untuk mengamalkannya, namun fatwa tersebut tidak dapat dijadikan alat paksa bagi kelompok lain yang berbeda pendapat dengan fatwa MUI, sebab bukan termasuk dalam hukum positif. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode studi kepustakaan dari berbagai artikel ilmiah, dan dan darft fatwa MUI. Kedudukan fatwa dalam kehidupan umat Islam, tidak mengikat secara hukum, akan tetapi bersifat mengikat secara agama semata, dengan demikian tidak ada peluang bagi seorang muslim untuk menentangnya bila fatwa itu didasarkan kepada dalil atau nash yang shariah dan valid. Sementara hukum positif merupakan hukum yang saat ini berlaku yang mencakup aturan perundang-undangan yang berlaku umum (regelling), ataupun keputusan yang berlaku khusus (beschikking), yang pelaksanaannya dikawal oleh aparatur negara dan sistem peradilan. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, kemudian fatwa MUI bukanlah suatu jenis peraturan perundang-undangan yang mempunyai kekuatan hukum mengikat Fatwa DSN-MUI dan fatwa MUI sama-sama tidak termasuk dalam hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia, namun fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) merupakan hukum positif yang bersifat mengikat. Sebab, keberadaannya seringkali dilegitimasi melalui peraturan perundang-undangan oleh lembaga pemerintah, sehingga pelaku ekonomi syariah harus patuh.
MENGKAJI PENERAPAN TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT DARI SUDUT PANDANG PRINSIP KEADILAN Arohman Putra, Sukma
Jurnal Ad Dustur Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Ad-Dustur
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58326/jad.v1i1.195

Abstract

Dalam pelaksanaan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), teknis pelaksanaannya diatur dalam PP Nomor 21 Tahun 2024. Segala sesuatu yang berkaitan dengan tapera tertuang dalam PP tersebut, mulai dari pengertian, daftar peserta yang diwajibkan, hingga kontribusinya kepada badan yang mengatur Tapera. Disisi lain tabungan tapera dianggap tidak adil karena menyamakan tingkat iuran antara wiraswasta dan karyawan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pengambil kebijakan tentang bagaimana penyelenggaraan tapera. Metode penelitian yang dipilih adalah penelitian hukum normatif dimana tinjauan pustaka dilakukan dengan menggunakan pendekatan hukum. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, aspek filosofis, sosiologis dan yuridis diperhitungkan dalam penyusunan dokumen hukum. Kedua, kandungan keadilan dalam peraturan perundang-undangan terkait pelaksanaan tabungan perumahan (tapera) masih dipertanyakan. Karena tidak sesuai dan bertentangan dengan prinsip keadilan Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB). Hal ini karena semua wiraswasta yang berpenghasilan lebih dari upah minimum diwajibkan untuk berpartisipasi. Faktanya, pekerja mandiri sangat mungkin untuk memiliki atau membeli rumah jika usahanya berjalan dengan baik.
COMPARISON OF INDONESIAN AND SINGAPORE PATENT LAW (Analytical Study in the field of Science and Technology) Ridwan, Ali; Iskandar, Iskandar
Jurnal Ad Dustur Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Ad-Dustur
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58326/jad.v1i1.196

Abstract

: Intellectual Property Rights are a person's rights to their inventions in the form of works of art, names and symbols used by someone in the world of commerce. A person's work or creation in the field of art, symbols and names has a connection with the world of commerce, so a person's findings or creations, which are considered intellectual property, must be protected so that they are not misused. The rules regarding Intellectual Property Rights are written in the WTO agreement, namely the TRIPs Agreement, which has been in effect since 1995. Indonesia and Singapore are the two countries that participated in ratifying these rules. In Indonesia, patents are regulated in Law No. 13 of 2016 concerning Patents. Meanwhile, the rules regarding patent protection in Singapore are regulated by the Patents Act, which is based on the British Patent Act 1977. Singapore patents are protected internationally under the Patent Cooperation Treaty (PCT). In defining patent law, Indonesia and Singapore have similar characteristics, this is because they both have similarities and significant differences because they both originate from TRIPs. As for the registration system and everything that contains systematics and procedures related to patent law, both have similarities. Indonesia and Singapore also have the same provisions regarding inventors having exclusive economic and moral rights. Keywords: IPR, Patent Law, TRIPs Agreement.
OVERVIEW MASLAHAH ON APPLICATION ISLAMIC SHARIA IN INDONESIA ACCORDING TO INDONESIAN HIZBUT TAHRIR Khasanah, Uswatul; Rosyid Ridho, Muhammad; Eri Sofiana, Neng
Jurnal Ad Dustur Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Ad-Dustur
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58326/jad.v1i1.202

Abstract

Hizbut Tahrir Indonesia is a community organization that has existed in Indonesia which is unique in its desire to apply sharia principles in every regulation in Indonesia. According to them, in order for these ideals to be realized, there must be a supporting institution whose function is to control it, namely al-khilafah al-Islamiyah. The concept of al-khilafah al-Islamiyah must of course be based on the concept of the benefit of the ummah. Based on this, the researcher will outline HTI's views regarding the implementation of Islamic law in Indonesia from a maslahah perspective. This research is qualitative using library methods. Researchers obtained data from various library sources such as books, journals and other media related to the application of Islamic law in Indonesia and analyzed deductively. Based on this research, it can be seen that HTI is the only institution capable of exercising power that implements the Islamic sharia system in a pure and comprehensive manner, only with the al-khilafah. Second, according to maslahah theory, the idea of ​​HTI is considered to be contrary to the objectives of Islamic law, namely hifdz an-din or hifdz al-huriyyah al-I'tiqad. Third, in the Indonesian context, the application of sharia will be beneficial if it is applied in the form of civil society. The application of sharia in the Indonesian context places greater emphasis on maqosid al-tasyri' and hikmah al-tasyri'.
Peran Hukum Islam dalam Pembentukan Hukum Positif di Indonesia Hilman Asysyegav, Muhammad; Alfan Maulana, Muhammad
Jurnal Ad Dustur Vol. 1 No. 2 (2025): Jurnal Ad-Dustur
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58326/jad.v1i2.307

Abstract

Hukum memegang peranan penting dalam meciptakan masyarkat yang adil, tertib dan beradab di Inidonesia. Sebagai alat untuk menjaga ketertiban, melindungi hak hak warga Negara, dan mengatur hubungan antar Negara dan warganya. Hukum islam memiliki peran yang sangat signifikan dalam pembentukan hukum di Indonesia. Islam adalah agama mayoritas yang ada di Indonesia, Islam memberikan kontribusi yang mendalam dalam pembentukan hukum positif di Indonesia, penelitian ini menganalisis tentang peranan hukum Islam dalam membentuk hukum Positif di Indonesia. Metode yang di gunakan adlah Studi Pustaka dengan pendekatan normative-komparatif. Analisis yang di gunakan yaitu data kuantitatif sampai dengan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hukum Islam, meskipun ada, memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri yang berasal dari masyarakat Islam di Indonesia secara keseluruhan. Kekuatan hukum Islam dan peluang yang ditawarkannya di Indonesia sangat penting untuk prospek hukum Islam karena mereka bergantung pada dukungan kuantitatif mayoritas umat Islam dan landasan ideologiskonstitusional yang sangat penting. Kelemahannya dan ancaman terhadap hukum Islam di Indonesia hanyalah persepsi, bukan dasar. Pengetahuan, kesadaran agama, dan perkembangan budaya bangsa selalu memengaruhi persepsi masyarakat tentang hukum Islam.
Peran Kyai Desa Pada Mediasi Perkara Perceraian Di Desa Kalisat Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo: indonesia abidah markaban, zahrotul
Jurnal Ad Dustur Vol. 1 No. 2 (2025): Jurnal Ad-Dustur
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58326/jad.v1i2.312

Abstract

Islam recommends mutual efforts (ishlah) for peace when a dispute occurs, such as in the case of divorce, by bringing in an intermediary (hakam) or mediator when there is a dispute within the household. Mediation is not only carried out integrally in the Religious Courts, the Supreme Court can open the door to mediation outside the Religious Courts by optimizing the role of ulama and kyai who can act as mediators for parties who have civil disputes. The involvement of ulama and kyai as mediators is based on the opinion of interpretive ulama which requires that a peacemaker (mediator) has several requirements, including Khauf, Taqwa, Faqih and also understanding the issue being disputed. Kyai and ulama are figures who are seen as having these qualifications and charisma that can influence the conflicting parties. The existence of a kyai can be an intermediary to reconcile disputing parties in line with Islamic teachings, by reporting problems to the kyai. Apart from that, the hostility between both parties became less and less. This is better and lighter than the case going to court and being decided with a decision, because usually the defendant is defeated in the implementation of the decision which must be enforced by force. Keywords: Divorce, Kyai, Mediation
Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dan Keselamatan Pasien Damayanti, Erin
Jurnal Ad Dustur Vol. 1 No. 2 (2025): Jurnal Ad-Dustur
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58326/jad.v1i2.329

Abstract

Kepuasan dan keselamatan pasien sangat erat kaitannya dengan kualitas layanan kesehatan, yang berfungsi sebagai ukuran efektivitas layanan kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada kemampuannya memenuhi harapan pasien. Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi dan memperbaiki permasalahan ketidakpuasan pasien guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penting untuk mengatasi masalah ini dan menemukan solusi yang efektif, korelasi antara standar layanan kesehatan dan tingkat kepuasan pasien terlihat jelas. Ketika Rumah Sakit memberikan layanan kesehatan berkualitas unggul, kepuasan pasien secara alami meningkat. Sebaliknya, jika rumah sakit memberikan pelayanan di bawah standar, kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan akan berkurang secara signifikan.
Analisis Yuridis Putusan Hakim PA Bandung Terhadap Kasus Perceraian Youtubers Dengan Nomor Perkara 5361/Pdt.G/2022/Pa.Badg Mangar, Irma; Fachryan Lesmana, Ryan
Jurnal Ad Dustur Vol. 1 No. 2 (2025): Jurnal Ad-Dustur
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58326/jad.v1i2.330

Abstract

Banyak pasangan melakukan pernikahan dan enggan mencatatkan secara resmi, hal itu dikarenakan mungkin karena banyak hal yang menjadi pertimbangan bagi mereka. Mereka lebih cenderung melakukan pernikahan secara sirri, sebagai jala pintas melakukan pernikahan yang dipandang sah secara agama untuk melakukan hubungan halal sebagai suami dan istri. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, yakni dengan menganalisis pertimbangan hukum dalam memutus perkara 5361/Pdt.G/2022/Pa.Badg dan Analisis Yuridis Putusan Pa Bandung Nomor 5361/Pdt.G/2022/Pa.Badg. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi serta dilakukan analisis dengan metode deskriptif dan isi (content analysis). Kesimpulan dari penelitian ini adalah hakim cendrung mengesampingkan dasar hukum yang digunakan untuk menjatuhkan putusan yang tertuang dalam SEMA No. 1 Tahun 2022 terkait prinsip untuk mempersukar perceraian. Selain itu, dalam putusan hakim tersebut juga tidak memasukkan hak-hak istri pasca terjadinya perceraian padahal kondisi istri sedang mengandung anak dari termohon.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga Menurut Pandangan Hak Asasi Manusia suryani, santi
Jurnal Ad Dustur Vol. 1 No. 2 (2025): Jurnal Ad-Dustur
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58326/jad.v1i2.331

Abstract

Abstrak: Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah kasus yang sangat marak terjadi dan menjadi permasalahan yang sampai saat ini masih banyak kasus yang belum terselesaikan. Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah perbuatan yang melanggar prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia. Dimana di dalamnya terdapat perampasaan kemerdekaan terhadap perempuan. Karena kasus KDRT ini sangat rentan terjadi, maka bisa terjadi kepada siapa dan dimana saja, termasuk ada beberapa faktor yang menjadi penyebab dari terjadinya Kekerasan dalam Rumah Tangga ini. Indonesia telah mengatur tentang penegakan HAM ini di dalam Konstitusinya yaitu UUD 1945. Selain itu juga ada beberapa Undang-Undang dan instansi yang secara khusus mengatur dan menangani kasus KDRT ini. Bentuk penyelesaiannya selain mekanisme kahakiman juga alternative lain ialah dengan sistem Restorative Justice. Dalam tulisan ini, penulis menjelaskan tentang pandangan HAM tentang KDRT, kemudian peran negara dalam menyelesaikan Kata Kunci: Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Hak Asasi Manusia, Pelanggaran.

Page 1 of 2 | Total Record : 15