cover
Contact Name
Muslih
Contact Email
muslih@staitaswirulafkar.ac.id
Phone
+6285730607630
Journal Mail Official
an.nafah@staitaswirulafkar.ac.id
Editorial Address
STAI Taswirul Afkar Surabaya Jl. Pegirian 238 Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman
ISSN : 28097335     EISSN : 28096584     DOI : https://doi.org/10.64469/an-nafah.v5i2.56
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman focuses on issues found in the field of Islamic Education and Islamic Studies both as material objects and or as formal objects. We invite scientists, academics, researches, practitioners, and observers in the field of Islamic Education and Islamic Studies to publish the result of their research that focuses on: 1. Learning strategy of Islamic education 2. Development of Islamic education curriculum 3. Curriculum implementation of Islamic Education 4. Scholarly Tradition of Islamic Education from Classical Islam Resources 5. Development of learning media and resources of Islamic education 6. Islamic education learning evaluation 7. Practices of Islamic education learning in school 8. Inclusive education in Islamic education 9. Action research in Islamic education
Articles 49 Documents
Kepemimpinan Ekologis Kiai dalam Membentuk Pesantren Berbudaya Lingkungan Muntaha, Muntaha
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 1 No. 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64469/an-nafah.v1i1.1

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepemimpinan ekologis sebagai bentuk kepemimpinan Kiai yang memiliki kepedulian terhadap penyelamatan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang diimplementasikan dalam pengelolaan pesantren berbudaya lingkungan. Penelitian ini dilakukan di Pesantren Annur 2 Al-Murtadlo Malang, menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologi. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara terstruktur kepada Pengasuh, observasi mendalam terhadap praktik budaya ekologis, dan dokumentasi. Metode analisa menggunakan pola terstruktur Moustakas yaitu: 1) deskripsi fenomena, 2) horizonalization, 3) cluster of meaning dan 4) deskripsi esensi. Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan Kiai Badruddin dalam membentuk kesalehkan ekologis santri menggunakan dua langkah yaitu revitaslisasi ajaran agama dan uswah hasanah. Pola kepemimpinan ekologis yang diterapkan memberikan dampak berupa terbentuknya sikap peduli lingkungan, pola hidup bersih dan sehat, lingkungan pesantren yang nyaman, dan prestasi santri.
Peran Humas dan Partisipasi Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan Imam Rohani
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 1 No. 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64469/an-nafah.v1i1.2

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran penting Humas dan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan, meliputi Humas dan administrasi pendidikan, kegiatan Humas pendidikan, media dan alat Humas pendidikan, kerjasama dengan masyarakat, partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Metode penelitian ini adalah library research dengan mengkaji berbagai sumber referensi terkait peranan Humas dan masyarakat. Hasil kajian menunjukkan bahwa mutu lembaga pendidikan dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan peranan Humas dan partisipasi masyarakat. Humas dengan berbagai kegiatannya dapat dijalankan dengan terlebih dahulu diawali dengan komunikasi yang baik dan dengan memaksimalkan media yang tersedia. Kerjasama di berbagai bidang pendidikan perlu diupayakan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Partisipasi masyarakat turut andil dalam memajukan lembaga pendidikan dengan asas profesionalitas dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki masyarakat setempat, dan mengacu pada kearifan lokal diintegrasikan ke dalam muatan lokal.
Pemikiran Pendidikan Islam Sunan Kalijogo dan Sunan Gunung Jati Khusnah, Daiyatul
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 1 No. 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64469/an-nafah.v1i1.4

Abstract

Sunan Kalijogo dan Sunan Gunung Jati adalah dua sosok wali yang begitu berjasa dalam proses Islamisasi Nusantara, khususnya pulau Jawa. Keduanya memiliki latar belakang yang berbeda. Sunan Kalijogo adalah anggota wali songo yang asli dari Jawa sementara Sunan Gunung Jati anggota wali songo kelahiran Mesir. Menariknya tidak satupun dari mengesampingkan edukasi ajaran Islam berbasis kearifan lokal. Makalah ini disusun untuk kembali menjelaskan bagaimana biografi dari Sunan Kalijogo dan Sunan Gunung Jati dan bagaimana pemikiran pendidikan Islam Sunan Kalijogo dan Sunan Gunung Jati. Penjelasan tentang biografi dari keduanya penting untuk kembali ditulis ulang sebab permasalahan utama dari historiografi ialah minimnya data tulisan akan tetapi melimpahnya data lisan hingga menyebabkan data yang real tenggelam dengan data lisan yang penuh destruksi. Penjelasan tentang pemikiran pendidikan Islam dari Sunan Kalijogo dan Sunan Gunung Jati juga penting untuk dikemukakan mengingat banyaknya tulisan-tulisan yang menjelaskan tentang peran duanya dari sisi dakwah, sementara dari sisi pendidikan masih bisa dihitung sangat minim. Artikel ini disusun untuk memasuki ruang kosong tersebut agar terisi dengan maksud melempar gagasan supaya mendapat respon dan tanggapan, dengan tujuan lain ulasan mengenai peran Sunan Kalijogo dan Sunan Gunung Jati dalam bidang pendidikan Islam semakin banyak tertulis.
Pemikiran Pendidikan Islam Raden Patah dan Siti Jenar Sony Anggrajaya
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 1 No. 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64469/an-nafah.v1i1.5

Abstract

Di Indonesia selain wali songo juga dikenal beberapa nama tersohor yang juga menyebarkan agama Islam diantaranya adalah Syekh Siti Jenar dan Raden Patah. Nama Syekh Siti Jenar dan Raden Patah, sangat populer di kalangan kaum Muslimin Indonesia khususnya masyarakat Jawa. Keduanya merupakan tokoh penyebar agama Islam yang mampu merebut hati masyarakat jawa pada khususnya. Riwayat dan asal usul dari Syekh Siti Jenar dan Raden Patah yang membuat keduanya istimewa. Pandangan orang Jawa yang beragama Islam pun terhadap kedua tokoh ini cukup beragam, dari yang menerima sampai yang menolak. Artikel ini membedah pemikiran dan ajaran Raden Patah dan Siti Jenar. Dalam kajian ini didapatkan hasil bahwa pemikiran Raden Patah dan Siti Jenar sangat unik sehingga akan dikaji lebih jauh dalam makalah ini
Tugas dan Fungsi Kepemimpinan Pendidikan dalam Memajukan Administrasi Sekolah AR, Fathur Rohman
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 1 No. 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64469/an-nafah.v1i1.6

Abstract

Kepemimpinan pendidikan atau kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah, Oleh karenanya secara spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelolah kurikulum, mangelola administrasi peserta didik, personalia, sarana prasarana, dan administrasi keuangan. Seorang kepala sekolah mempunyai peranan dalam kepemimpinan yang sangat berpengaruh di lingkungan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas kepala sekolah selaku pemimpin ialah membantu para guru mengembangkan kesanggupan –kesanggupan mereka secara maksimal dan menciptakan suasana hidup sekolah yang sehat dan mendorong guru –guru, pegawai-pegawai tata usaha, murid-murid dan orang-orang tua murid untuk mempersatukan kehendak, pikiran, dan tindakan dalam kegiatan-kegiatan kerjasama yang efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan sekolah. benar-benar mengenal dan menginsafi, bahwa pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat dari sidang-sidang atau rapat-rapat para staf atau dari suatu bagian kelompok yang mereka adakan, adalah benar-benar keputusan yang dikehendaki oleh staf atau kelompok itu. Demikianlah seharusnya seorang kepala sekolah. Kesimpulan bahwa tugas dan fungsi kepemimpinan kependidikan atau kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan
Upaya Internalisasi Nilai Pendidikan Islam melalui Kegiatan Banjari Ranting IPNU IPPNU Gresik Nimah, Siti Mafrohatun; Siti Amaliati
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 1 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64469/an-nafah.v1i2.7

Abstract

Urgensi Pendidikan Agama Islam pada generasi muda (remaja) ialah untuk merealisasikan cita-cita yang mulia yakni masyarakat Islam yang selaras dengan perintah Allah SWT sebagai upaya menuju jalan yang telah Allah SWT disiapkan untuk umatnya. Nilai-nilai yang tertuang dalam ajaran agama Islam yang tetap berusaha menjaga dan mengembangkan fitrah insan menuju terwujudnya kepribadian yang paripurna (insan kamil) diantaranya adalah nilai aqidah, nilai Syariah, dan juga nilai akhlak (1) upaya dalam meninternalisasi nilai pendidikan Islam melalui kegiatan banjari yang diselenggarakan oleh Ranting IPNU IPPNU Tajungwidoro Bungah Gresik (2) langkah-langkah dalam menginternalisasi nilai pendidikan Islam melalui kegiatan banjari di Ranting IPNU IPPNU Tajungwidoro Bungah Gresik (3) kendala dalam meninternalisasi nilai pendidikan Islam melalui kegiatan banjari di Ranting IPNU IPPNU Tajungwidoro Bungah Gresik. Menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil ini menunjukkan bahwa : (1) upaya menginternalisasi nilai pendidikan Islam melalui kegiatan Banjari Ranting IPNU-IPPNU Tajungwidoro Bungah Gresik antara lain : Kegiatan banjari diikuti oleh kader-kader (remaja) IPNU IPPNU Tajungwidoro. Dengan tujuan menanamkan akhlak dan prilaku yang baik terhadap remaja 2). Mendeskripsikan langkah-langkah dalam menginternalisasi nilai pendidikan Islam melalui kegiatan banjari Ranting IPNU-IPPNU Tajungwidoro Bungah Gresik antara lain : Yang dilakukan organisasi IPNU IPPNU Tajungwidoro dalam kegiatan banjari ini setiap hari jum’at harus melakukan infaq. Dengan tujuan memberikan antar sesame anggota atau masyarakat umum dengan cara menolong jika ada salah satu anggota yang membutuhkan.3).Mendeskripsikan kendala-kendala dalam menginternalisasi nilai pendidikan Islam melalui kegiatan banjari Ranting IPNU-IPPNU Tajungwidoro Bungah Gresik antara lain : Dalam kegiatan banjari kendalanya belum konsistennya anggota dalam mengikuti banjari IPNU IPPNU Tajungwidoro. Upaya dalam Meninternalisasi Nilai Pendidikan Islam Melalui Kegiatan Banjari Ranting IPNU IPPNU Tajungwidoro Bungah Gresik yaitu Kegiatan banjari dilakukan rutin satu minggu sekali pada hari jum’at pukul 19.00 sampai pukul 21.00. Anggota banjari mensyairkan, syair lagu banjari. Anggota banjari mengetahui dan memahami makna yang terkandung dalam syair-syair lagu banjari. Anggota banjari menggubah nada-nadanya kedalam lagu kekinian atau yang lagi “ngehits”. Anggota banjari melakukan kegiatan ubudiyah seperti sholat berjama’ah. Anggota banjari saling mengingatkan untuk melakukan puasa sunnah dan dalam kebaikan. Diluar kegiatan banjari ketua banjari IPNU IPPNU juga mengasa kepekaan sosial para anggotanya seperti menjenguk salah satu anggotanya yang sakit dan terlibat aktif dalam kegiatan desa. Langkah-Langkah Dalam Menginternalisasikan Nilai Pendidikan Islam Melalui Kegiatan Banjari Ranting IPNU IPPNU Tajungwidoro Bungah Gresik Langkah-langkah yang terdapat dalam kegiatan banjari ini tidak formal akan tetapi langkah yang dilakukan dalam kegiatan banjari dalam meninternalisasikan nilai dalam pendidikan Islam adalah : Ketua banjari IPNU IPPNU mengingatkan kepada anggota banjari apabila ada salah satu anggota banjari yang melakukan kesalahan atau berprilaku kurang baik. Ketua banjari IPNU IPPNU menyampaikan intisari dari syait-syair lagu banjari. Ketua banjari IPNU IPPNU mengirimkan kata-kata bijak dalam grup banjari sebagai motivasi bagi anggota banjari dan kader-kader IPNU IPPNU Tajungwidoro. Ketua banjari IPNU IPPNU memberikan contoh suritauladan. Kendala Dalam Meninternalisasi Nilai Pendidikan Islam Melalui Keiatan Banjari Ranting IPNU IPPNU Tajungwidoro Bungah Gresik. Waktu kegiatan banjari bersamaan dengan kegiatan lain. Anggota banjari yang tidak aktif karena kesibukannya. Sarana prasarana (sound system yang rusak, kurangnya microphone dan juga banyak kerusakan. Tempat yang sempit).
Pemikiran Pendidikan Islam Sunan Giri dan Sunan Bonang; Analisis Deskriptif dan Teks Wacana Khumaidiyah, Laily
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 1 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64469/an-nafah.v1i2.8

Abstract

Nama Sunan Giri dan Sunan Bonang sebagai sosok pendakwah kultural agama Islam di Jawa sudah sangat termasyhur. Sebagaimana yang banyak diketahui bersama, kedua tokoh tersebut merupakan anggota dari Walisongo, yakni sebuah majelis penyebar agama Islam sangat popular diceritakan baik secara turun temurun hingga saat ini juga mulai bermunculan ulasan akademisnya. Salah satu tokoh yang sangat berjasa membawa Walisongo dalam ranah akademis ialah Sunyoto yang menulis sebuah karya fenomenal yakni Atlas Wali Songo. Sunan Giri dan Sunan Bonang akrab diceritakan sebagai pendakwah, akan tetapi masih minim karya akademis yang mengulas dua tokoh tersebut dalam ranah pendidikan. Keduanya memang seorang pendakwah, akan tetapi dalam kegiatan berdakwahnya mesti terdapat uraian-uraian konsep yang dapat dikategorikan sebagai pemikiran pendidikan. Artikel ini bertujuan untuk menguraikan konsep-konsep pemikiran pendidikan Sunan Giri dan Sunan Bonang melalui pelacakan literatur dalam jurnal-jurnal yang bisa dijangkau. Pelacakan literatur dalam jurnal-jurnal yang bisa dijangkau dipilih dan dipilah mana konsep yang relevan dengan pemikiran pendidikan kedua tokoh fenomenal tersebut kemudian disajikan dalam konstruk ulasan sebagaimana yang tertulis pada bagian pembahasan.
Teknologi Pendidikan Ruang Lingkup dan Telaah dalam Perspektif Pendidikan Islam Salekun, Salekun; Shofiyuddin, Ahmad
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 1 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64469/an-nafah.v1i2.9

Abstract

Teknologi pendidikan telah mengalami banyak dinamisasi serta mengisyaratkan bahwa teknologi pendidikan bisa bermakna pemanfaatan media pembelajaran untuk melakukan transfer ilmu pengetahuan secara efektif kepada siswa. Budiman menjelaskan bahwa secara spesifik tidak akan ditemukan pengertian teknologi pendidikan Islam sebab pada dasarnya teknologi itu adalah sebuah sarana dan bukan merupakan objek kajian dari pendidikan Islam hanya saja secara substansi teknologi pendidikan itu begitu dibutuhkan dalam proses pendidikan maupun pembelajaran agama Islam. Bila teknologi itu merupakan sebuah media atau alat maka eksistensi teknologi dalam pendidikan Islam itu begitu dibutuhkan seperti kata mutiara, al-Thariqat ahammu minal maddah (metode [alat] lebih penting daripada materi). Kata mutiara tersebut cukup menyadarkan bahwa peran alat dalam dunia pendidikan Islam bisa lebih diutamakan daripada materi yang disajikan. Pendidikan Islam mempunyai sesuatu kekuatan yang sangat signifikan dipertahankan atau dikembangkan. Hal ini mungkin dapat dilihat dari tataran filosofis atau konseptual dan pengalaman selama ini dari lembaga-lembaga pendidikan Islam yang dari waktu ke waktu telah mampu tumbuh di tengah-tengah dinamika masyarakat.
Telaah Materi PAI Shalat Lima Waktu dalam Perspektif KMA 183 Tahun 2019 Winarti, Dewi Winarti
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 1 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64469/an-nafah.v1i2.13

Abstract

Artikel ini ditulis untuk menjabarkan tiga permasalahan, pertama, bagaimana kajian materi shalat lima waktu dalam perspektif KMA 183 Tahun 2019. Kedua, bagaimana konstruksi materi shalat lima waktu di MTs. Ketiga, bagaimana kajian materi shalat lima waktu. Tiga persoalan tersebut dijawab menggunakan metode kepustakaan. Makalah ini Materi shalat lima waktu bersumber dari KMA Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Secara spesifik materi shalat lima waktu dituangkan dalam Standar Isi KMA Nomor 183 Tahun 2019 kemudian dijabarkan dalam tujuan dan ruang lingkup pelajaran PAI dan di MTs pada Mata Pelajaran Fikih. Muatan materi shalat lima waktu dalam KMA Nomor 183 Tahun 2019 sudah cukup bagus ditandai dengan indikator-indikator konstekstualisasi Kompetensi Dasar, kesesuaian antara domain kognitif dengan domain afektif. Selain itu keunggulan dari materi shalat lima waktu adalah terdapat nilai-nilai Islam wasathiyah dengan memuatkan rukun hai’ah dan rukun ab’adl dalam shalat fardlu.
Interpretasi Makna Milk Al Yamin Muhammad Syahrur: Studi Hermeneutika sebagai Teori, dan Metode Dian Indriyani; Ali Imron
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 1 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64469/an-nafah.v1i2.14

Abstract

Penelitian ini berisi kajian hermeneutika Milk al-Yamīn ditinjau dalam sudut pandang islam dan pemikirian syahrur dapat disimpulkan bahwa Milk al-Yamīn menurut islam terdiri dari dua konsepsi dasar antara lain; Pertama. Milk al-Yamīn sebagai Budak Seksual; Kedua, Milk al-Yamīn sebagai Istri. Ketiga, Sedangkan menurut syahrur penyamaan istilah “milk al-yamīn” dengan “ar-riq” oleh sejumlah mufasir di masa klasik disebabkan oleh konteks masa itu adalah masa di mana sistem perbudakan menjadi bagian dari konvensi internasional. Sementara konvensi internasional di masa sekarang telah dengan tegas melarang adanya perbudakan. Oleh karena itu, Syahrūr mengatakan term (milk al-yamīn), meskipun terulang sebanyak 15 kali dalam at-Tanzīl. Namun ia melihat syarat-syarat sahnya perkawinan misyār (zawāj al-misyār) adalah bukan seperti syarat-syarat perkawinan resmi pada umumnya, karena tujuannya bukanlah menjalin hubungan kekeluargaan, meneruskan keturunan dan membina keluarga, tetapi murni hubungan seksual, dan ia tidak termasuk kategori perkawinan resmi meskipun pada saat yang sama ia tidak haram. Bagi Syahrūr, hal itu adalah salah satu kasus milk al-yamīn kontemporer, dan ia menyebutnya dengan ‘aqd ihşān sebagai ganti dari istilah “perjanjian perkawinan misyār” atau perkawinan mut’ah (zawāj al-mut‘ah).