cover
Contact Name
Farida Ariyani
Contact Email
pbl@fkip.unila.ac.id
Phone
+6282289034670
Journal Mail Official
pbl@fkip.unila.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35141
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Published by Universitas Lampung
ISSN : -     EISSN : 29871255     DOI : https://doi.org/10.23960/tiyuhlampung
Jurnal Tiyuh Lampung merupakan jurnal pendidikan bahasa dan sastra daerah yang terbit dua kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Juni dan November. Jurnal Tiyuh Lampung mengangkat topik seputar Bahasa, Kebudayaan, dan Pembelajarannya. Ruang Lingkup penulis dari lingkungan Dosen/Guru, Mahasasiswa, maupun para akademisi.
Articles 25 Documents
NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BUDAYA LAMPUNG DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI BUDAYA SISWA DI ABAD-21 Nurzafira, Istiqomah; Pratama, Aditya; Astriawan, Deris; Aji, Jaya
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article discusses the role of Lampung's local cultural wisdom values ​​in developing students' cultural literacy in the 21st century. By integrating local wisdom into the education curriculum, students not only learn about the richness of their culture, but also develop the literacy skills necessary to face the challenges of globalization. Through a multidisciplinary approach, such as economic, artistic, language and digital literacy, Tapis Lampung is used as a tool to increase students' understanding of symbolism, design and marketing in the local cultural context. In addition, this article highlights the importance of local wisdom-based literacy movements in improving the quality of human resources in Lampung Province, which aims to create an intelligent, innovative and independent society. Thus, cultural literacy not only functions as a means of education, but also as a bridge to maintain cultural identity and foster tolerance in a diverse society. It is hoped that this article will provide insight for educators and policy makers in designing educational programs that are more relevant and responsive to the needs of the times.   Artikel ini membahas tentang peran nilai-nilai kearifan lokal budaya Lampung dalam mengembangkan literasi budaya peserta didik di abad ke-21. Dengan mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam kurikulum pendidikan, peserta didik tidak hanya belajar tentang kekayaan budayanya, tetapi juga mengembangkan keterampilan literasi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan globalisasi. Melalui pendekatan multidisiplin, seperti ekonomi, seni, bahasa, dan literasi digital, Tapis Lampung digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang simbolisme, desain, dan pemasaran dalam konteks budaya lokal. Selain itu, artikel ini menyoroti pentingnya gerakan literasi berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Provinsi Lampung, yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, inovatif, dan mandiri. Dengan demikian, literasi budaya tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendidikan, tetapi juga sebagai jembatan untuk menjaga identitas budaya dan menumbuhkan toleransi dalam masyarakat yang beragam. Diharapkan artikel ini akan memberikan wawasan bagi para pendidik dan pembuat kebijakan dalam merancang program pendidikan yang lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan zaman.
MEMPERTAHANKAN TRADISI KEBUDAYAAN SAKURA DAN NYAMBAI DI LAMPUNG BARAT DALAM ERA MODERNISASI Tashya, Nabila Anas; Mardhotillah, Sifa
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v9i1.801

Abstract

Cultural traditions are ancestral heritage that contains the values of local wisdom and community identity. In West Lampung, the Sakura and Nyambai traditions have become an important part of the social and cultural life of the community. However, its existence is increasingly threatened by modernization currents that tend to marginalize local traditions. This article examines the efforts of the people of West Lampung in maintaining the tradition of Sakura and Nyambai in the midst of the challenges of the modernization era. The research was conducted with a qualitative approach, through direct observation and interviews with traditional leaders, cultural actors, and local communities. The results of the study show that the Sakura tradition, which is a symbol of respect for nature, and Nyambai, which represents social interaction in Lampung customs, is still maintained through various adaptations. Conservation efforts involve the integration of local culture in educational activities, performing arts, and cultural festivals. In addition, the role of local governments, cultural communities, and the younger generation is very important in maintaining the existence of this tradition. This article emphasizes the importance of preserving local culture as part of the nation's identity that is able to synergize with modernization without losing traditional values.   Tradisi budaya merupakan warisan leluhur yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal dan identitas masyarakat. Di Lampung Barat, tradisi Sakura dan Nyambai menjadi bagian penting dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Namun, keberadaannya semakin terancam oleh arus modernisasi yang cenderung meminggirkan tradisi lokal. Artikel ini mengkaji upaya masyarakat Lampung Barat dalam mempertahankan tradisi Sakura dan Nyambai di tengah tantangan era modernisasi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, melalui observasi langsung dan wawancara dengan tokoh adat, pelaku budaya, serta masyarakat setempat. Hasil kajian menunjukkan bahwa tradisi Sakura, yang merupakan simbol penghormatan terhadap alam, dan Nyambai, yang merepresentasikan interaksi sosial dalam adat Lampung, masih dipertahankan melalui berbagai adaptasi. Upaya pelestarian melibatkan integrasi budaya lokal dalam kegiatan pendidikan, seni pertunjukan, dan festival budaya. Selain itu, peran pemerintah daerah, komunitas budaya, serta generasi muda sangat penting dalam menjaga eksistensi tradisi ini. Artikel ini menegaskan pentingnya pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari identitas bangsa yang mampu bersinergi dengan modernisasi tanpa kehilangan nilai-nilai tradisional.
MAKNA RINGGET GAMBI MULI PILANGAN DALAM PENDEKATAN STILISTIKA Santo, Riko; Amiliadi, Amiliadi
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v9i1.802

Abstract

This research is about the meaning of Ringget Gambi Muli Pilangan in stylistic studies. The formulation of the problem of "How is the Meaning of Ringget Gambi Muli Pilangan in Stylistic Studies?". The purpose of this research is to find insight into the meaning of Ringget Gambi Muli Pilangan in stylistic studies. This research method uses qualitative research literature study. In a stylistic study of the oral literature "Message of the Bride" in Lampung Ringget, the message conveyed through this poem shows the richness and complexity of the use of language to convey farewell and hope. The chosen language style, such as the use of words full of apologies and good wishes for the families and relatives left behind, creates a sense of tenderness and sincerity. The poem not only contains the literal meaning of the words used, but also exhibits the use of rhythm and sentence structure that portrays the emotional and spiritual feelings of the parting bride. Thus, through stylistic analysis, we can better understand how word choice, sentence structure, and the use of metaphors can enrich the meaning in these oral literary works, as well as how language is used to convey deep and universal messages about love, separation, and hope for the future. Penelitian ini tentang Makna Ringget Gambi Muli Pilangan Dalam Kajian Stilistika. Rumusan masalah tentang “Bagaimana Makna Ringget Gambi Muli Pilangan Dalam Kajian Stilistika?”. Tujuan penelitian ini untuk menemukan wawasan tentang Makna Ringget Gambi Muli Pilangan Dalam Kajian Stilistika. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif studi pustaka. Dalam kajian stilistika terhadap sastra lisan "Pesan Mempelai Wanita" dalam Ringget Lampung, pesan yang disampaikan melalui puisi ini memperlihatkan kekayaan dan kompleksitas penggunaan bahasa untuk menyampaikan perpisahan dan harapan. Gaya bahasa yang dipilih, seperti penggunaan kata-kata yang penuh dengan permintaan maaf dan harapan baik untuk keluarga dan kerabat yang ditinggalkan, menciptakan nuansa kelembutan dan keikhlasan. Puisi ini tidak hanya mengandung makna literal dari kata-kata yang digunakan, tetapi juga memperlihatkan penggunaan ritme dan struktur kalimat yang menggambarkan perasaan emosional dan spiritual dari mempelai wanita yang berpisah. Dengan demikian, melalui analisis stilistika, kita dapat lebih memahami bagaimana pemilihan kata, susunan kalimat, dan penggunaan metafora dapat memperkaya makna dalam karya sastra lisan ini, serta bagaimana bahasa digunakan untuk menyampaikan pesan yang mendalam dan universal tentang cinta, perpisahan, dan harapan untuk masa depan.
MAKNA TARI SEKURA DARI LIWA LAMPUNG BARAT Kurniawan, Rizaldi Yosep; Filmansah, Een; Prayogi, Rahmat; Riadi, Bambang
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v9i1.803

Abstract

This research was conducted to explain the meaning of the Sekura Dance which originates from Liwa, West Lampung. The purpose of conducting this research is because there is still minimal research on this theme, so it is hoped that with this research readers will be able to find out what they need to know. The research was carried out using descriptive qualitative methods with literature studies. Sekura itself is a tradition that originates from West Lampung too, this is a tradition whose existence is still well known not only by the people of West Lampung, especially Liwa, but has been recognized in the national realm. Sekura dance is a dance originating from Liwa, West Lampung, created by Edwarsyah Ma'as, a dance artist who also comes from West Lampung. Inspired by Sekura fashion.   Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan makna dari Tari Sekura yang berasal dari Liwa, Lampung Barat. Tujuan dilakukannya penelitian ini karena masih minimnya penelitian mengenai tema ini, jadi diharapkan dengan adanya penelitian ini pembaca dapat mengetahui apa yang perlu diketahui. Peneltian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dengan studi literatur. Sekura sendiri adalah sebuah tradisi yang berasal dari Lampung barat juga, ini merupakan sebuah tradisi yang hingga saat ini keberadaanya masih sangat diketahui bukan hanya oleh Masyarakat lampung barat khususnya liwa saja namun sudah diakui dalam ranah Nasional. Tari sekura merupakan sebuah tarian yang berasal dari Liwa Lampung Barat yang diciptakan oleh Edwarsyah Ma’as seorang seniman tari yang juga berasal dari Lampung Barat. Yang terinspirasi dari busana sekura.
ANALISIS MAKNA PUISI “TIRAM” DAN “TIRAMKU JAMA NIKU” PADA BUKU SAMPIAN Riskika, Septia; Ratu, Puja Bidi
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v8i2.804

Abstract

This research analyzes the meaning contained in the poems "Tiram" and "Tiramku Jama Niku" contained in the Sampian book. The research method uses the library study method. Poetry taken from the book Sampian (Lampung-Indonesian Bilingual Poetry Anthology) Print 1, ISBN 978-623-53150-5-8 Published by LABRAK library. In researching the poems "Tiram" and "Tiramku Jama Niku" in the accompanying book, there are differences and similarities between the poems "Tiram" and "Tiramku Jama Niku". The poems "Tiram" and "Tiramku Jama Niku" both have meanings aimed at the lover of the heart, reminding of the journey of life with loved ones, the difficulties and joys that are always passed together, memories in every corner in the form of fantasies flash and become remembered again by the lover heart, as well as memories of times of heartbreak that resulted in the end of the love relationship with your lover. While the differences include, the poem "Oysters" explains the longing for a lover during school days with several places that make you remember your lover again. Meanwhile, the poem "Tiramku Jama Niku" explains longing, but the longing referred to in it is not a reminder of longing for beautiful things, but rather longing because of remembering dark times and being heartbroken because of them, the many regrets and the black fog that hangs over them. So, the difference only lies in how the meaning of longing itself is conveyed differently Penelitian ini menganalisis tentang makna yang terkandung dalam puisi “Tiram” dan “Tiramku Jama Niku” yang terdapat dalam buku sampian. Metode penelitian menggunakan metode studi pustaka. Puisi yang diambil dari buku Sampian (Antologi Puisi Dwibahasa Lampung-Indonesia) Cetakan 1, ISBN 978-623-53150-5-8 Diterbitkan oleh pustaka LABRAK. Dalam penelitian puisi “Tiram” dan “Tiramku Jama Niku” pada buku sampian memiliki perbedaan dan persamaan antara puisi “Tiram” dan “Tiramku Jama Niku”. Puisi “Tiram” dan “Tiramku Jama Niku” sama-sama memiliki makna yang tertuju untuk kekasih hati, mengingatkan tentang perjalanan hidup bersama orang tersayang, Susah dan senang yang selalu dilewati bersama, kenangan disetiap sudut dalam bentuk khayalan terlintas dan menjadi teringat kembali kepada kekasih hati, Serta ingatan masa-masa patah hati yang dialami yang mengakibatkan harusnya diakhiri hubungan kasih bersama kekasih hati. Sedangkan perbedaannya yaitu yang meliputi, Pada puisi “Tiram” menjelaskan tentang kerinduan terhadap kekasih pada masa-masa sekolah dengan beberapa tempat yang membuat kembali mengingat sang kekasih hati. Sedangkan pada puisi “Tiramku Jama Niku” menjelaskan tentang kerinduan, namun kerinduan yang dimaksud didalamnya bukan mengingatkan tentang kerinduan akan hal indah, namun lebih kepada rindu karena teringat masa-masa kelam dan patah hati karenanya, banyaknya penyesalan dan kabut hitam yang memebayanginya. Jadi, perbedaannya hanya terletak pada bagaimana arti rindu itu sendiri tersampaikan secara berbeda.
PERAN WAWANCAN DALAM PELESTARIAN KEBUDAYAAN LAMPUNG PADA PEMBERIAN GELAR ADAT DI PEKON KALIANDA Dhalimah, Septia; Safitri, Reni Septi; Prayogi, Rahmat; Riadi, Bambang
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v9i1.805

Abstract

Oral literature wawancan plays an important role in preserving Lampung culture in Pekon Kalianda. This study aims to explore and document wawancan as a form of cultural heritage that is threatened by modernization and the lack of attention of the younger generation to local traditions. Through qualitative descriptive methods, researchers conducted observations, interviews, and collected documentation data to understand the meaning and function of wawancan in the context of traditional rituals, especially in wedding ceremonies. The results of the study indicate that wawancan is not only entertainment, but also a learning medium that contains moral values and community history. The existence of a cultural gap, where the younger generation is more familiar with pop culture, results in reduced participation in the wawancan tradition. This study emphasizes the importance of education and community involvement in preserving this oral tradition to avoid the loss of cultural identity. Awareness of the value of wawancan can strengthen a sense of togetherness and community pride. By preserving wawancan, not only can the Lampung language and culture be passed on to future generations, but also rich language skills can be fostered. Through this study, it is hoped that knowledge and appreciation of wawancan will continue to grow in society, as well as become a bridge of communication between generations and at the same time revive traditions that are starting to fade. Sastra lisan wawancan memainkan peran penting dalam pelestarian budaya Lampung di Pekon Kalianda. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mendokumentasikan wawancan sebagai bentuk warisan budaya yang terancam oleh modernisasi dan kurangnya perhatian generasi muda terhadap tradisi lokal. Melalui metode deskriptif kualitatif, peneliti melakukan observasi, wawancara, dan pengumpulan data dokumentasi untuk memahami makna dan fungsi wawancan dalam konteks ritual adat, khususnya dalam upacara pernikahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wawancan tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pembelajaran yang mengandung nilai moral serta sejarah masyarakat. Adanya kesenjangan budaya, di mana generasi muda lebih akrab dengan budaya pop, mengakibatkan pengurangan partisipasi dalam tradisi wawancan. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam melestarikan tradisi lisan ini untuk menghindari hilangnya identitas budaya. Kesadaran tentang nilai wawancan dapat memperkuat rasa kebersamaan dan kebanggaan komunitas. Dengan melestarikan wawancan, tidak hanya bahasa dan budaya Lampung dapat diteruskan kepada generasi mendatang, tetapi juga keterampilan berbahasa yang kaya dapat dipupuk. Melalui penelitian ini, diharapkan pengetahuan dan apresiasi terhadap wawancan semakin berkembang dalam masyarakat, serta menjadi jembatan komunikasi antar generasi dan saat yang sama menghidupkan kembali tradisi yang mulai memudar.
PERAN BUDAYA DALAM MEMBANGUN HUBUNGAN ANTARA SUKU LAMPUNG DAN JAWA DI MESUJI Sari, Arivia Tri Novita; Muharidha, Suharti; Prayogi, Rahmat; Riadi, Bambang
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v9i1.806

Abstract

This article discusses the role of culture in building relationships between the Lampung and Javanese ethnic groups in Mesuji. Through long-standing interactions, both groups demonstrate how cultural diversity can serve as a strength in creating social harmony. The Lampung people, as the indigenous inhabitants, possess rich traditions and values, while the Javanese, as migrants, bring distinct cultures and customs. The adaptation and integration processes between these two groups are evident in various aspects of daily life, including traditional ceremonies and social activities. This research aims to explore the dynamics of this intercultural relationship and its impact on community harmony in Mesuji. Artikel ini membahas peran budaya dalam membangun hubungan antara suku Lampung dan Jawa di Mesuji. Melalui interaksi yang telah berlangsung lama, kedua suku ini menunjukkan bagaimana keberagaman budaya dapat menjadi kekuatan dalam menciptakan harmoni sosial. Suku Lampung, sebagai penduduk asli, memiliki tradisi dan nilai-nilai yang kaya, sementara suku Jawa, yang merupakan pendatang, membawa serta budaya dan adat istiadat yang berbeda. Proses adaptasi dan integrasi antara kedua suku ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk dalam upacara adat dan kegiatan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika hubungan antarbudaya ini dan dampaknya terhadap keharmonisan masyarakat di Mesuji.
ANALISIS KONTRASTIF KATA SAPAAN/PANGGILAN DALAM KELUARGA PADA MASYARAKAT LAMPUNG DIALEK A/O Saputra, Dira; Firnanda, M. Evan; Prayogi, Rahmat; Riadi, Bambang
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v8i2.815

Abstract

This study aims to analyze and explain the function of various greeting words or calls in kinship relations, especially in families in the Lampung community, both in the A/O dialect. This study uses a quantitative approach method. Data analysis used contrastive analysis, namely comparing the similarities and differences of the two languages. The data were obtained from the results of filling out a questionnaire conducted by students of the Lampung Language Education study program at the University of Lampung. The results of the study show that there is a great diversity of greeting words in the midst of the people of Lampung from various regions. This variation of greeting words experiences a balance in the Lampung language, both from dialect A and dialect O.   Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan fungsi ragam kata sapaan atau panggilan dalam hubungan kekerabatan terutama dalam keluarga yang ada di masyarakat Lampung baik dialek A/O. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis kontrastif yaitu membandingkan persamaan dan perbedaan dua bahasa yang sama. Data diperoleh dari hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Lampung di Universitas Lampung. Hasil penelitian menunjukkan banyaknya keberagaman kata sapaan yang ada ditengah masyarakat Lampung dari berbagai daerah. Variasi kata sapaan ini mengalami keseimbangan dalam Bahasa Lampung baik dari dialek A maupun dialek O.
Nilai-Nilai Sosial dalam Tradisi Ngantak Bakul Pada Pernikahan Masyarakat Lampung Sai Batin Wahyuni, Lena; Marlisa, Ani; Prayogi, Rahmat; Riadi, Bambang
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 9 No 2 (2025): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v9i2.817

Abstract

The Ngantak Bakul tradition in Lampung Sai Batin communities is an important aspect of the marriage ceremony that is rich in social and cultural values. This study aims to reveal the social values contained in the Ngantak Bakul tradition and understand the impact of modernization on its preservation. This research uses a descriptive qualitative approach, data is collected through interviews and literature studies, which are then analyzed to describe the currentsituation. The results show that Ngantak Bakul contains social values such as helping and reciprocity, which reflect the value of solidarity and trust between community members. However, modernization and financial limitations have caused a shift in the younger generation, which potentially threatens the understanding and preservation of theNgantak Bakul tradition. This research emphasizes the importance ofpreserving the Ngantak Bakul tradition as a means of maintainingcultural identity, and increasing social solidarity in the community. Italso shows that traditions are not just rituals, but also serve tostrengthen universal human values. Tradisi Ngantak Bakul di masyarakat Lampung Sai Batin merupakan aspek penting dalam upacara perkawinan yang kaya akan nilai sosial dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nila-nilaisosial yang terkandung dalam tradisi Ngantak Bakul dan memahami dampak modernisasi terhadap pelestariannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara dan studi kepustakaan, yang kemudian dianalisisuntuk mendeskripsikan keadaan saat ini. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa Ngantak Bakul mengandung nilai sosial seperti tolong-menolong dan timbal balik, yang mencerminkan nilai solidaritas dan kepercayaan antaranggota masyarakat. Namun, modernisasi dan keterbatasan finansial menyebabakan pergeseran generasi muda, yang berpotensi mengancam pemahamandan pelestarian tradisi Ngantak Bakul. Penelitian ini menekankan pentingnya melestarikan tradisi Ngantak Bakul sebagai sarana untuk menjaga identitas budaya, dan meningkatkan solidaritas sosial di masyarakat. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tradisi bukan hanya sekedar ritual saja, tetapi juga berfungsi untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
SINERGI MUSIK BUTABUH DAN HADRAH: KETERKAITAN BUDAYA DAN SPIRITUALITAS DALAM TRADISI LAMPUNG DI PEKON PADANG KHINCANG Aris, Muhammad; Danema, Nur Imania
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 9 No 2 (2025): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v9i2.818

Abstract

Musik Butabuh dan Hadrah merupakan bagian integral dari tradisi masyarakatLampung, khususnya di Pekon Padang Khincang. Penelitian ini bertujuan mengungkap sinergi keduanya dalam melestarikan nilai budaya dan spiritual. Musik Butabuh, yang diwariskan secara turun-temurun,mengandung unsur adat istiadat dan kearifan lokal, sementara Hadrah, dengan lantunan salawatnya, memperkuat aspek keagamaan. Keduanya kerap dimainkan bersama dalam acara adat seperti pernikahan, khitanan, dan penyambutan tamu, menciptakan suasana sakral dan memperkuat identitaskomunitas. Penelitian ini Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskripsi argumentatif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Butabuh, seni musik tradisional khas Lampung, merefleksikan kearifan lokal dan adat istiadat masyarakat, sedangkan Hadrah lebih berfokus pada nilai-nilai keislaman melalui lantunan salawat. Keduanya sering dimainkan bersama dalam berbagai acara adat seperti pernikahan dan khitanan, menciptakan harmoni antara budaya lokal dan ajaran Islam. Tradisi ini jugamenunjukkan adaptasi masyarakat Lampung dalam melestarikan warisan budaya mereka. Penelitian ini menegaskan pentingnya melestarikan Butabuh dan Hadrah sebagai warisan budaya yang sarat makna spiritual dan sosial.

Page 1 of 3 | Total Record : 25