cover
Contact Name
Putra Afriadi
Contact Email
putraafriadi12@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_imaji@uny.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni
ISSN : 16930479     EISSN : 25800175     DOI : -
IMAJI is a journal containing the results of research/non-research studies related to arts and arts education, including fine arts and performing arts (dance, music, puppetry, and karawitan). IMAJI is published twice a year in April and October by the Faculty of Languages and Arts of Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with AP2SENI (Asosiasi Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik se-Indonesia/Association of Drama, Dance, and Music Education Study Programs in Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 364 Documents
PELESTARIAN KESENIAN MOP-MOP DI KABUPATEN ACEH UTARA Umul Aiman
Imaji Vol 15, No 1 (2017): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.659 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v15i1.14818

Abstract

AbstrakMop-Mop dalam bahasa Aceh yang berarti mengunyah, seni pertunjukan ini dikatakan Mop-Mop karena tingkah laku pemainnya yang lucu ketika berakting dengan mulut monyong kedepan seperti orang mengunyah makanan. Kesenian Mop- Mop diangkat dari keseharian masyarakat dalam berumah tangga, yang terkadang sering terdapat perselisihan antara suami istri. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang menghambat pelestarian kesenian Mop-Mop dan Upaya-upaya yang dilakukan dalam melestarikan kesenian Mop-Mop. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang pengambilan datanya melalui obrservasi langsung dan wawancara mendalam dari informan-informan kunci. Hasil Penelitian menyimpulkan bahwa adapun faktor-faktor penghambat dalam melestarikan kesenian Mop-Mop diantaranya yaitu (1) faktor ekonomi (2) faktor usia, (3) faktor jarak, (4) faktor kurangnya undangan untuk mengisi acara-acara hiburan, (5) faktor kurangnya perhatian dari pemerintah, (6) faktor kurangnya apresiasi masyarakat terhadap kesenian Mop-Mop, (7) faktor agama, (8) faktor kurangnya pengetahuan generasi muda terhadap kesenian Mop-Mop. Oleh karena itu, diperlukan beberapa upaya atau langkah nyata dari masyarakat khususnya pemerintah agar kesenian ini bisa tetap lestari di tengah-tengah arus modernisasi dan globalisasi seperti sekarang, diantaranya: (1) pemerintah memberikan perhatian lebih kepada kesenian Mop-Mop, (2) masyarakat khususnya generasi muda mempunyai kesadaran (berpartisipasi) dalam melestarikan kesenian Mop-Mop, (3) sanggar Meurak Jeumpa Aceh beserta pemerintah untuk bisa melengkapi dan memperbanyak buku-buku tentang kesenian Mop-Mop, (4) seniman Mop-Mop senantiasa mengajak anak-anak disekitar lingkungan para seniman untuk berpartisipasi dalam latihan Mop-Mop. Mop-Mop adalah bagian dari kekayaan kesenian di Aceh. Seharusnya memperoleh ruang perhatian untuk direvitalisasi, kesenian Mop-Mop sekarang sudah sangat langka dan perlu perhatian khusus agar kesenian ini tetap diakui keberadaannya. Kata kunci: Pelestarian, kesenian Mop-Mop MOP-MOP ART CONSERVATION IN THE DISTRICT NORTH ACEHAbstractMop-Mop in Aceh language which means chewing, is a funny performing arts as the players perform amusing shapes of mouth like chewing food while acting. It comes from daily marriage life which reflect common domestic argumentation. This study examines the factors that inhibit the preservation of Mop-Mop art and the efforts in preserving it. This study is categorized as field research and the data were gained through direct observation and in-depth interviews with the key informants. The result of this study concludes that the inhibiting factors in preserving Mop-Mop art are: (1) economic factor (2) age factor, (3) distance factor, (4) lack of invitation to perform the Mop-Mop art, (5) lack of attention from the government, (6) less public appreciation of Mop-Mop art, (7) religious factors, (8) factors of youth’s lack of knowledge on Mop-Mop art. Therefore, it takes some concrete efforts or steps from the public, especially the government so that this art can be sustainable in the midst of the current modernization and globalization, such as: (1) the government gives more attention to the art of Mop-Mop, (2) the community Especially the young generation have awareness (participate) in preserving Mop-Mop art, (3) Meurak Jeumpa Aceh studio and government to be able to equip and reproduce books about Mop-Mop art, (4) Mop-Mop artists always invite children Around the environment of artists to participate in Mop-Mop rehearsal. Mop-Mop is a part of the valuable art in Aceh. Since Mop-Mop performing art is very rare, it needs revitalization. Thus, it needs special attention so that this art can exist and recognized.Keywords: preservation, Mop-Mop art
KURIKULUM KESENIAN PASCA GEMPA SD/MI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Rumi Wiharsih
Imaji Vol 4, No 2 (2006): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.734 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v4i2.6708

Abstract

The curriculum applied in the earthquake areas is that which isadjusted to the present situation and condition. Physically and psychologically,the human resources will be different from the normal situation before theearthquake happened. The curriculum that is specially designed to recover thepost-earthquake condition is called post-earthquake or emergency curriculum.This curriculum will be implemented temporarily to support the main curriculumthat has been applied in the previous normal situation and condition. Thecurriculum is designed using post-earthquake psychological-social approach. Theaims are formulated to create fun teaching-learning situation in class and toeradicate the students’ trauma caused by the earthquake.Key words: curriculum, earthquake victims and psycho-social approach
KESENIAN NANDUNG DI MASYARAKAT MELAYU KOTA RENGAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU (KAJIAN SEMIOTIKA) Rofiandri Suardi
Imaji Vol 15, No 2 (2017): IMAJI OKTOBER
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6535.008 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v15i2.18297

Abstract

Nandung adalah salah satu sastra lisan yang ada di Kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Nandung dilantunkan oleh ibu-ibu yang ingin menidurkan anaknya di dalam buaian. Isi syair nandung adalah tentang pengajaran agama, kasih sayang orang tua, pengajaran dan pendidikan, akhlak mulia, dan nasehat-nasehat. Pengkajian makna dalam syair nandung ini menggunakan teori semiotika, yakni memahami tanda dari sintaksis, semantik dan pragmatik. Hasil kajian dari syair nandung ini adalah pertama tentang sintaksis, yaitu tentang teks, terdapat 4 baris kalimat pada 1 bait yang serupa dengan pantun, dengan bait yang tersusun dari sampiran dan isi, dengan berpola a b dan a b. Kedua, tentang semantik, membahas tentang arti kata/bahasa, bahwa syair nandung memiliki arti tentang petuah agama, kasih sayang orang tua, akhlak mulia, pengajaran dan pendidikan, serta nasehat. Konsep ketiga yaitu pragmatik, membahas tentang makna dari hubungan antara teks dan arti kata/bahasa, bahwa yang diharapkan dari syair nandung ini adalah agar kelak anak-anak menjadi orang yang patuh kepada agama, orang tua, serta menjalani kehidupan dengan akhlak yang mulia. Makna yang terdapat dalam syair nandung ini adalah dalam menjalani kehidupan harus berpegang teguh pada agama, selalu melakukan kebaikan, mengingat jasa-jasa orang tua yang telah mendidik dan membesarkan anaknya, dan melakukan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Kata kunci: nandung, makna, semiotika Aart Van Zoest. A SEMIOTIC STUDY ON NANDUNG ART IN MELAYU COMUNITY IN RENGAT CITY, INDRAGIRI HULU DISTRICT, RIAU PROVINCE Abstract Nandung is one of the existing oral literatures in Rengat City, Indragiri Hulu Regency of Riau Province. Nandung is sung by mothers who want to put their children sleeping in the cradle. The contents of this poem are about the teaching of religion, parental love, teaching and educating, noble character, and advice. To study the meaning of this poem is by using the semiotics theory of Aart Van Zoest, about understanding of syntactical, semantic and pragmatic signs. The first result of the analysis of this poem is about syntax, which is about the text, there are 4 lines of sentences in a stanza similar to the pantun, with stanzas composed of sampiran (introduction) and contents, patterned a b and a b. The second concept is semantics, discusses about the meaning of the word/language, that poem has a meaning about religious advice, parental affection, noble character, teaching and education, and advice. The third concept is pragmatic, discusses about the meaning contained from the relationship between text and the meaning of words / language, that is expected from this poem is children could become obedient to religion, to parents, and live a life with a morally noble. The meaning contained in this poem is living a life must stickle to religion, always do good, considering the love of parents who have educated and reared their children, and do all the commands of Allah and stay away from all his prohibitions. Keywords: nandung, meaning, semiotics, Aart Van Zoest.
MELODI DAN LIRIK LAGU CAMPURSARI CIPTAAN MANTHOUS Kusnadi -
Imaji Vol 4, No 1 (2006): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.007 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v4i1.6705

Abstract

Campursari songs are specific phenomena in music development andJavanese traditional music. Based on forms, campursari songs composed byManthous still refer to traditional music and songs, especially the conventionalones, lelagon dolanan, or mixture between them. The most dominant literarydecoration applied in his song lyrics are purwakanthi guru swara, parikan,wangsalan, wancahan, the change of vowels at the end of stanzas, traditionalexpressions, senggakan and bebasan paribasan. The most dominant themes arelove, marriage life, beauty of nature and social life. All are in accordance withthe target of audience, namely youths and adults.Keywords: melody, lyrics, campursari songs
ANGKLUNG PIANO DENGAN PENGGERAK MOTOR ELEKTRIK A. M. Susilo Pradoko; Panca Putri Rusdewanti; Fu'adi Fu'adi
Imaji Vol 16, No 2 (2018): IMAJI OKTOBER
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2520.877 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v16i2.22442

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi seperangkat alat musik angklung yang mampu merancang bangun sehingga teknik memainkan angklung tidak digoyang dengan tangan secara manual namun tinggal menyentuh seperti  tuts piano. Angklung akan digoyang dengan penggerak baling-baling motor dinamo electric. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Research and Development dengan proses disesuaikan dengan karya musik dengan urutan sebagai berikut: pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, proses penciptaan karya seni, revisi penciptaan karya seni, uji coba pemakaian, pementasan angklung baling-baling motor electric dan publikasi. Rancangan hasil penelitian ini berupa: (1)  menghasilkan satu produk angklung sistem piano dengan penggerak baling-baling motor electric.(2) mengahasilkan produk pengetahuan teknik rancang bangun penggabungan melodi dengan cukup disentuh seperti  keyboard, dapat menghasilkan bunyi melodi dan trinada/akor; (3) Pada penelitian ini ada sebanyak 20 tut model piano yang mampu menggerkkan melodi angklung sebanyak 20 melodi angklung dari nada f’ hingga nada c’’’. Wilayah suara nada-nada melodi sebanyak 20 nada melodi ini mampu menyanyikan lagu-lagu , memberikan isian filler melodi maupun mengiringi akor dengan cara memainan tiga nada sekaligus; (4). Persiapan produk penelitian  angklung sistem tuts piano dengan penggerak motor electric dapat di proses untuk mendapatkan HAKI.Kata kunci: angklung, penggerak motor electric Angklung Piano with Electric Motor Propeller Abstract This research produces a set of angklung musical instruments that is able to construct a design so that the technique of playing angklung is not manually shaken by hand but just touches it like a piano key. Angklung will be shaken using the drive of a dynamo electric motor propeller. The method used in this research was Reseach and Development study that has been adjusted to musical works in the following order: data collection, product design, design validation, artwork creation, artwork revision, artwork testing, Angklung electric motor propeller staging, and publication. The results of this research consist of: (1) producing one Angklung piano system with electrical motor propeller; (2) producing knowledge about designing technique of merging melody with touch like keyboard, can produce melodic and tune/chord sounds; (3) having 20 piano-modelled keys that can play 20 Angklung melodies  from f’ to c”. These 20 melodic sound areas are able to sing some songs, provide filler melody entries or accompany chords by playing three tones at once; (4) processing the intellectual property rights for the Angklung piano system with electric motor propeller.Keywords: Angklung piano system, electrical motor, intellectual property rights.
PENGUKURAN RESPONS ESTETIK SISWA DENGAN SEMANTIC DIFFERENTIAL Bambang Prihadi
Imaji Vol 8, No 2 (2010): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.767 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v8i2.6717

Abstract

Penelitian ini bertujuan menemukan dan mengungkap karakteristik instrumen pengukuran respons estetik, yang dapat digunakan untuk mengukur respons siswa terhadap karya seni rupa (lukisan). Sasaran penelitian pengembangan ini adalah instrumen pengukuran respons estetik untuk siswa sekolah menengah pertama dan respons siswa sebagai hasil uji coba. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis faktor, analisis reliabilitas, dan analisis varians dengan pengukuran ulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengembangan instrumen pengukuran respons estetik meliputi penyusunan kisi-kisi, pemilihan butir-butir semantic differential dan stimulus (lukisan), penyusunan instrumen, dan uji coba instrumen. Berdasarkan analisis faktor, instrumen pengukuran respons estetik yang dikembangkan tersebut memiliki validitas yang baik (varians total yang dapat dijelaskan keseluruhan = 70,65%). Instrumen pengukuran ini mampu mengukur respons estetik siswa menurut faktor evaluatif, formal (kebentukan), dan stimulatif (kesan gerak), yang berarti bahwa siswa menunjukkan kecenderungan menilai kualitas, merasakan bentuk, dan menangkap kesan gerak pada lukisan. Faktor evaluatif direpresentasikan oleh butir 'tidak indah—indah', 'jelek-bagus', 'tidak suka—suka', dan 'tidak mirip—mirip'. Faktor formal direpresentasikan oleh butir 'gelap—terang ', 'kusam—cemerlang', dan 'kabur—jelas'. Faktor stimulatif direpresentasikan oleh butir 'sederhana—rumit', 'hidup—mati', 'kacau—tenang', dan 'kaku—luwes'. Instrumen respon estetik ini memiliki reliabilitas yang baik (konsistensi internal alpha = 0,82 dan koefisien stabilitas rij = 0,71). Analisis varians dengan pengukuran ulang menunjukkan bahwa instrumen pengukuran respons estetik siswa tersebut menunjukkan sensitivitas terhadap karakteristik lukisan. Terdapat pengaruh gaya dan tema lukisan serta interaksinya terhadap respons estetik siswa. Kata kunci: respons estetik, semantic differential, instrumen
KARAWITAN PAKELIRAN LENTUR TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN T. Slamet Suparno
Imaji Vol 3, No 2 (2005): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19210.44 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v3i2.6919

Abstract

POLA CYCLICAL PADA HUBUNGAN ANTARA DESAIN INTERIOR DENGAN ILMU PENGETAHUAN Rahmawan D. Prasetya
Imaji Vol 12, No 2 (2014): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.958 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v12i2.3160

Abstract

Desain  Interior  bertugas  merancang  suatu  ruang  hunian  agar  sesuai dengan  individu  yang  menghuni  dan  menggunakannya.  Tujuan  utama perancangannya jelas, yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup pemakai ruang. Desain  interior,  sebagai  bidang  seni  terapan,  memiliki  sifat  interdisipliner.  Ia memerlukan  pengetahuan  bidang  ilmu  lain  untuk  berkembang.  Hubungan keduanya, antara desain interior dengan ilmu pengetahuan memiliki pola cyclical. Proses  perancangan  interior  memerlukan  seni  dan  ilmu  pengetahuan  untuk menghasilkan produk desain interior. Hasil produk desain memberikan peluang untuk  diteliti  dengan  metode  penelitian  ilmiah.  Temuan-temuan  dari  penelitian itulah  yang  menjadi  dasar  bagi  perancangan  interior  selanjutnya.  Pola  cyclical tersebut mendorong bidang desain interior menjadi semakin berkembang.
TEORI-TEORI REALITAS SOSIAL DALAM KAJIAN MUSIK A.M Susilo Pradoko
Imaji Vol 2, No 1 (2004): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9662.009 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v2i2.6935

Abstract

PENERAPAN PENDEKATAN INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN DESKOMVIS I SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Arsianti Latifah
Imaji Vol 11, No 2 (2013): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.758 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v11i2.3845

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran Deskomvis  I  dengan penerapan pendekatan inquiry.  Jenis penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kelas dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang mengambil mata kuliah Desain Komunikasi Visual I. Tahapan penelitian, yaitu (a) pretest sebagai alat ukur kemampuan awal mahasiswa, (b) pengamatan lapangan bagi mahasiswa dalam berkarya tipography art  I dan II, (c) eksperimen melalui berbagai media untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan kaidah-kaidah desain komunikasi visual. Hasil berupa skor tindakan pertama yaitu pada rata-rata kelas hanya diperoleh angka 69 yang apabila dikonversikan maka angka ini masih termasuk nilai B- dan pada tindakan kedua skor rata-rata kelas diperoleh sebesar 81,33 yang apabila dikonversikan maka angka  ini  termasuk nilai A-.Pembelajaran Deskomvis I melalui pendekatan  inquiry mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang dibuktikan dengan adanya peningkatan  skor nilai dan peningkatan kualitas hasil karya mahasiswa.