cover
Contact Name
Putra Afriadi
Contact Email
putraafriadi12@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_imaji@uny.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni
ISSN : 16930479     EISSN : 25800175     DOI : -
IMAJI is a journal containing the results of research/non-research studies related to arts and arts education, including fine arts and performing arts (dance, music, puppetry, and karawitan). IMAJI is published twice a year in April and October by the Faculty of Languages and Arts of Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with AP2SENI (Asosiasi Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik se-Indonesia/Association of Drama, Dance, and Music Education Study Programs in Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 364 Documents
NILAI EDUKATIF DALAM BUDAYA LOMBOK NYONGKOLAN Jamal Munawir, M. Chaerul
Imaji Vol 18, No 1 (2020): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (932.055 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v18i1.31643

Abstract

Lombok secara kultural memiliki kultur perpaduan antara jawa, bali dan bugis. Suku sasak Lombok seperti suku-suku lainnya yang ada di dunia ini juga menjunjung tinggi nilai kultural budaya mereka, salah satu yang bisa kita lihat dan sering kita temui adalah tradisi “nyongkolan” yang memiliki pengetahuan lokal budaya lombok. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menjadikan tradisi budaya nyongkolan sebagai bahan ajar di sekolah. Model pendekatan dalam peneletian ini mengarah ke etnografi deskriptif kualitatif. Realitas empiris diperoleh peneliti langsung ke lokasi penelitian, untuk mendapatkan gambaran tentang tentang budaya “nyongkolan” sesuai dengan tradisi mereka, dan gejala kehidupan sehari-hari Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah masyarakat Selebung Kecamatan Janapria. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumen.  Analisis menurut Miles dan Huberman, yaitu (1). Reduksi data, (2) Penyajian data, (3) penarikan simpulan.  Hasil penelitian Tradisi Merariq atau kawin lari Masyarakat Sasak memiliki banyak ritual atau tahapan-tahapan lain.Kata kunci: nilai edukatif, Nyongkolan, bahan ajar, siswa
WAYANG BEBER REMENG MANGUNJAYA DI GELARAN, GUNUNGKIDUL DALAM KAJIAN HERMENEUTIKA Yusuf Ahmadi
Imaji Vol 18, No 1 (2020): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2417.431 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v18i1.31644

Abstract

Wayang Beber merupakan salah satu wayang tertua di Indonesia yang berasal dari pulau Jawa, dimana dalam penceritaan kisahnya dengan cara digelar atau di beberkan. Fungsi pertunjukan wayang beber meliputi fungsi ritual, fungsi sosial dan fungsi budaya. Wayang beber yang dipercaya keasliannya salah satunya berada di daerah Gunungkidul, yaitu di dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo. Saat ini disimpan oleh Rubiyem selaku ahli waris dari benda cagar budaya tersebut. Wayang beber Gunungkidul menceritakan lakon Remeng Mangunjaya yang mengisahkan perjalanan cinta Raden Panji Asmarabangun dengan Dewi Galuh Candra Kirana.  Lakon Remeng Mangunjaya berisi tentang ajaran tentang nilai-nilai kehidupan seperti ketulusan hati, keikhlasan, pengorbanan, ketekunan dan mengalahkan nafsu untuk menegakkan kebenaran. Makalah yang berjudul Kajian Hermeneutika Wayang Beber Remeng Mangunjaya Di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul ini bertujuan untuk mengenalkan kembali kebudayaan bangsa Indonesia kepada generasi saat ini agar dapat terus dilestarikan untuk generasi mendatang, serta untuk menjaga identitas bangsa agar tetap terjaga eksistensinya.Kata kunci:  wayang beber, Remeng Mangunjaya, hermenuitika
DEFINING THE CONCEPT OF ARTS AND CULTURE IN HIGHER EDUCATION SYSTEMS IN INDONESIA Pham Tran Minh Thi
Imaji Vol 18, No 1 (2020): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.162 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v18i1.31636

Abstract

An understanding of art and culture has often been known by many Indonesian students and also the community. These two words are always a pair of words in the vocabulary of the Language and Arts department in particular. there is art where the culture is, and vice versa culture is never released by the art. However, the definitions of "culture" and "art" require attention to be redefined towards supporting the new mental revolution held by the Indonesian government, and also to follow the world's advanced higher education system. In our opinion, it is better for the field of "culture" and the field of "art" to be understood as both becoming two scientific fields themselves. Then, understanding the arts in its position in relation to the cultural field from its elements related to awakening the cultural field occurs the need to develop a good arts education curriculum. Finally, Vietnamese character education is explained via the concept of mind relating to its culture and the characteristics of their nation. these problems will be discussed in this paper. Keywords: art, culture, mental revolution, art education
ESTETIKA GERAK TARI DADI RONGGENG BANYUMASAN Mutiara Putri Titisantoso; Indriyanto Indriyanto; Usrek Tani Utina
Imaji Vol 18, No 1 (2020): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1598.333 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v18i1.31649

Abstract

Tari Dadi Ronggeng merupakan sebuah karya tari yang berpijak pada unsur gerak banyumasan. Keindahan Tari Dadi Ronggeng dapat dilihat melalui geraknya. Keindahan gerak tersebut dapat dilihat melalui aspek dasarnya yaitu ruang, waktu, dan tenaga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui estetika gerak tari yang terdapat pada Karya Tari Dadi Ronggeng Banyumasan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskritif kualitatif, pendekatan etik dan emik dan pendekatan estetis koreografis, dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan Teori Adshead, dkk. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, gerak sebagai media pokok Tari Dadi Ronggeng dapat mencerminkan nilai keindahan. Keindahan gerak terbentuk melalui jalinan pola penggunaan ruang, waktu, dan tenaga yang menghasilkan keindahan yang khas. Penggunaan volume gerak yang cenderung lebar dengan tempo yang bervariasi namun tetap menggunakan intensitas tenaga yang besar memberikan kesan energik, seksi, dan ceria.Kata Kunci: dadi ronggeng, estetika, gerak tari. Dadi Ronggeng is a dance creation that come from the people’s elements by using the basis of the movement of Banyumasan. The beauty of a Tari Dadi Ronggeng can be seen through its movement. The beauty of the movement can be seen through its basic aspects, namely space, time, and energy. The purpose of this study is to determine the aesthetics of dance movements found in the Tari Dadi Ronggeng Banyumasan Dance creation. The research method used is a qualitative research method with a qualititative descriptive approach, ethical and emic approaches, and an aesthetic choreograpic approach using data collection techniques for interviews, observation, and documentation. The Adshead Theory et al is as  data analysis technique. Based on the results of research that has been carried out movement as the main medium of Dadi Ronggeng Dance, it can reflect the value of the beauty of the dance. The beauty of the movement in the Dadi Ronggeng Dance is formed by relating the use space, time, and energy in the dance. The combination of twisting movements, the use of movement volumes that tend to be wide with varying tempo but still using a large intensity of energy gives an energetic, sexy and cheerful.Keywords: dadi ronggeng, aesthetic and dance movement.
MAKNA GERAK DAN FUNGSI TARI TAJUN TANDANG DALAM UPACARA BATATUNGKAL DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMATAN SELATAN Aprina Sentia Dewi
Imaji Vol 18, No 1 (2020): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2121.903 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v18i1.29045

Abstract

Penyajian tari Tajun Tandang diawal upacara dimaksudkan sebagai tanda penyambutan nenek moyang. Selain itu juga sebagai simbol ungkapan suka ria masyarakat biaju terhadap nenek moyang yang berkenan hadir ditengah-tengah pelaksanaan upacara Fungsi tari dikelompokkan sebagai berikur fungsi tari sebagai keindahan, hiburan dan sebagai sarana upacara. Dilihat dari sejarahnya tari tajung ini memiliki fungsi sebagai hiburan dan sarana upacara pengobatan orang sakit yang disebut batatungkal.Ragam gerak dalam Tari Tajun Tandang ini memiliki 9 ragam Gerakan tersebut bersifat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan menirukan kegiatan dan emosi manusia.Tujuan dari penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan secara luas dan mendalam untuk mendapatkan data dengan menggunakan kualalitatif deskripsi dan informasi.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan observasi analisis data berupa wawancara dan dokumentasi.Kata Kunci:makna,fungsi, tari tajun tandangTHE MEANING OF MOVEMENT AND THE FUNCTION OF DANJUN TANDANG IN BATATUNGKAL CEREMONY IN TANAH LAUT DISTRICT, KALIMATAN SELATANAbstract The presentation of the Tajun Tandang dance as part of the batatungkal ceremony has and is related to the calculation of the ceremony which is related to the calculation of the day and time to determine the implementation of the ceremony. The presentation of the Tajun Tandang dance at the beginning of the ceremony was intended as a sign of welcoming the ancestors. In addition, it is also a symbol of the joyful expression of the biaju community for the ancestors who were willing to be present in the middle of the ceremony. The function of dance is grouped as a berikur dance function as beauty, entertainment and as a means of ceremony. Judging from its history this tajung dance has a function as entertainment and a means of treating the sick called batatungkal. The various movements in the Tajun Tandang Dance have 9 types of movements that are simple in daily life by imitating human activities and emotions. The purpose of this study used to describe broadly and deeply to obtain data using qualitative descriptions and information. Data collection techniques in this study with observation of data analysis in the form of interviews and documentation.Keywords: meaning, function, dance
SMARTPHONE MEDIA BERKARYA SENI MASA KINI Rony Siswo Setiaji
Imaji Vol 18, No 1 (2020): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1741.247 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v18i1.27826

Abstract

Dunia telah memasuki Era Revolusi Industri 4.0. Era dimana terjadi percepatan teknologi dan digitalisasi dalam berbagai bidang. Informasi, komunikasi, interaksi, transaksi dan edukasi dapat dilakukan hanya dalam genggaman layar smartphone. Begitu pula dalam menciptakan sebuah karya seni dan desain dapat memanfaatkan teknologi smartphone. Berdasarkan studi pendahulan yang dilakukan peneliti yaitu sekitar 80% mahasiswa seni rupa dan desain tidak menggunakan teknologi smartphone untuk berkarya seni. 60 % dari mereka tidak mengenal aplikasi smartphone yang dapat dimanfaatkan untuk berkarya seni. Tulisan ini bertujuan membahas peran penggunaan teknologi khususnya smartphone dalam kegiatan berkarya seni dan desain. Berikutnya, juga membahas berbagai aplikasi untuk berkarya seni kreatif seperti filpaclip, medibangpaint, procreate, sketchbook, artflow, infinite design serta adobe ilustrator. Terakhir, tulisan ini membahas tentang bisnis karya seni dan desain online melalui berbagai alamat website yang dapat diakses menggunakan layar smartphone. Diharapkan mahasiswa seni rupa dan desain dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tidak hanya untuk kepentingan pribadi semata, namun juga kegiatan berkarya seni kreatif serta dapat menghasilkan income.Kata Kunci: Seni, Desain, Teknologi, Smartphone, Digital SMARTPHPONE, A MEDIA FOR CREATING VISUAL ART AND DESIGN NOWADAYS Abstract The world has entered the Industrial Revolution Era 4.0. The era where technology accelerated and digitalized in various aspects. Information, communication, interaction, transactions and education are done via a smartphone. In creating a work of art and design can be done with smartphone technology. However, based on the preliminary study conducted by researcher, around 80% of art and design students do not use smartphone technology to create art. 60% of them are not familiar with smartphone applications that can be used to create art. The objective of this paper is to discuss the role of the use of technology, especially smartphones in the work of art and design. Next, discuss various applications to create creative arts such as filpaclip, medibang paint, procreate, sketchbook, artflow, infinite design and adobe illustrator. Finally, this paper discusses the online art and design business through various website addresses that can be accessed using a smartphone screen. So it is expected that fine arts and design students can take advantage of technological developments not only for personal gain, but also for creative arts activities and can generate income. Keywords: Arts, Design, Technology, Smartphone, Digital
PEMBELAJARAN SENI TARI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Tresna Maya Sofa
Imaji Vol 18, No 1 (2020): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.95 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v18i1.30304

Abstract

Abstrak: Kemajuan dunia teknologi yang ditandai dengan revolusi industri 4.0 memudahkan setiap individu memperoleh dan membagikan informasi dari dan ke berbagai sumber. Keadaan ini secara langsung memberikan dampak bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Salah satu dampak positif dari revolusi industri 4.0 yakni munculnya pembelajaran berbasis sistem elektronik atau e-learning yang memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk melakukan pembelajaran tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini tentu memberikan kemudahan dan keuntungan bagi para pendidik dan peserta didik dalam menyesuaikan kegiatan pembelajaran dan kebutuhan belajar setiap peserta didik. Namun, dalam proses pembelajaran seni tari, nampaknya perlu banyak menyesuaikan diri dengan keberadaan e-leraning ini, baik dari segi sarana dan prasarana, maupun konten pembelajaran. Hal ini mengingat seni tari merupakan pembelajaran yang melibatkan kemampuan dan kreativitas berolah gerak. Oleh karena itu maka, dibutuhkan pemikiran dan persiapan yang matang dalam menyediakan konten, meliputi sumber belajar dan aktivitas pembelajaran yang akan ditawarkan dalam e-learning. Berdasarkan hal tersebut maka, artikel ini akan dibahas mengenai karakteristik pembelajaran 4.0, konsep dan komponen pembelajaran berbasis e-learning dan argumen mengenai kesiapan dan langkah-langkah pembelajaran seni tari dalam menghadapi dunia pembelajaran baru yakni e-learning.Kata kunci: Revolusi Industri 4.0, e-Learning, pembelajaran seni tariLEARNING OF ARTS IN FACING INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0Abstract: The progress of the world of technology which is marked by the industrial revolution 4.0 makes it easy for individuals to obtain and share information from and to various sources. This situation directly impacts the development of education in Indonesia. One positive impact of the industrial revolution 4.0 is the emergence of electronic-based learning systems or e-learning that makes it easy for anyone to do learning without being limited by space and time. This certainly provides convenience and benefits for educators and students in adjusting the learning activities and learning needs of each student. However, in the process of learning dance, it seems that it is necessary to adapt to the existence of this e-leraning, both in terms of facilities and infrastructure, as well as learning content. This is because dance is a learning process that involves the ability and creativity to exercise. Therefore, careful thought and preparation are needed in providing content, including learning resources and learning activities that will be offered in e-learning. Based on this, this article will discuss the characteristics of learning 4.0, the concepts and components of e-learning based learning and arguments about the readiness and steps of learning dance in facing the new learning world, e-learning.Keywords: Industrial Revolution 4.0, e-Learning, Dance Learning
KARAKTERISTIK POLA IRINGAN GRUP MUSIK REBANA AL-ISTIQOMAH KABUPATEN KEBUMEN Afiin Fitri Millatin
Imaji Vol 18, No 1 (2020): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2890.487 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v18i1.31651

Abstract

Perkembangan musik rebana di Indonesia khususnya di tanah Jawa mulai menjadi tradisi lokal yang dilestarikan. Setiap daerah atau kabupaten memiliki ciri khas masing-masing dalam segi permainan alat musik rebana. Grup rebana Al-Istiqomah merupakan sebuah kelompok musik yang menyajikan pertunjukan musik islami khususnya kesenian rebana. Seiring berkembangnya zaman supaya lebih diminati masyarakat, pelatih grup rebana Al-Istiqomah mengaransemen lagu-lagu yang dimainkan serta membuat beberapa variasi pada pola iringan rebana supaya lebih diingat masyarakat dan menjadi ciri khas grup rebana Al-Istiqomah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data berasal dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian karakteristik pola iringan rebana terdapat beberapa variasi pola iringan pada instrumen genjring A,B,C serta variasi pola iringan alat musik rebana pada intro, tema lagu, interlude, dan coda.Kata Kunci: Karakteristik, Pola Iringan, Rebana AbstractThe development of rebana music in Indonesia especially in Java began to become a preserved local tradition. Each region or district has its own characteristics in terms of playing a rebana musical instrument. Al-Istiqomah rebana group is a music group that presents Islamic musical performances, especially rebana art. As the times evolved to be more attractive to the public, the coach of the Al-Istiqomah rebana group arranged the songs that were played and made several variations on the rebana accompaniment pattern to make them more memorable to the public and became a hallmark of the Al-Istiqomah rebana group. This research uses a descriptive qualitative approach. Data sources come from observations, interviews, and documentation. The results of the research on the characteristics of rebana accompaniment patterns there are several variations of accompaniment patterns on the genjring instruments A, B, C as well as variations of rebana accompaniment patterns on the intro, theme song, interlude, and coda.Keywords : Characteristic, Accompaniement pattern, Rebana
PEMBELAJARAN PADUAN SUARA SECARA ACAPELLA MENGGUNAKAN MODEL DIRECT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 50 PALEMBANG Sri Rahayu Murni; Liza Murniviyanti; A. Heryanto
Imaji Vol 19, No 1 (2021): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v19i1.38018

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pembelajaran Paduan Suara Secara Acapella Menggunakan Model Direct Instruction Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 50 Palembang”?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pembelajaran secara Acapella pada kelas VIII di SMP Negeri 50 Palembang, yang secara spesifik untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran seni secara acapella menggunakan model Direct Instruction kelas VIII di SMP Negeri 50 Palembang. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran paduan suara secara acapella dalam menyanyikan lagu Cup Mak Ilang kepada siswa kelas VIII di SMP Negeri 50 Palembang sudah berjalan dengan baik dan komunikasi  antara  guru dan siswa terjalan dengan baik yang menyebabkan siswa dapat menyerap materi pembelajaran paduan suara secara acapella dalam menyanyikan Cup Mak Ilang.
PELESTARIAN TARI MANORA DI SEKOLAH WATTONGLONGMITTRAP 198 THAILAND SELATAN Zulfa Dwi Febriani; Malarsih Malarsih
Imaji Vol 18, No 2 (2020): IMAJI OKTOBER
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v18i2.39252

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk penyajian danpelestarian Tari Manora di Sekolah Wattonglongmittrapp 198. Metode yang digunakan adalahmetode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh melaluiobservasi, wawancara, dan dokumentasi serta dianalasis dengan tahap-tahap yaitu pengumpulandata, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang disahkan dengan triangulasidata. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sekolah Wattonglongmittrap 198 berperan dalam usahamelestarikan Tari Manora sebagai pembelajaran dan pengenalan budaya kepada generasi mudayaitu siswa. Bentuk penyajian Tari Manora di Sekolah Wattonglongmittrap 198 meliputi gerak,pelaku, iringan, rias busana, dan tempat pentas. Gerak dalam Tari Manora di sekolah terdapatgerak maknawi yaitu sebagai penggambaran binatang dan gerak murni, gerak yang dibawakan disekolah lebih disederhanakan dan divariasikan. Pelaku yaitu warga sekolah diantaranya siswa TK(Anuban) sampai dengan siswa SD (Pratom), guru-guru, serta Direktur Sekolah selaku penari.Musik eksternal berupa sebuah lagu berjudul (jangan lupakan Manora). Riasdan busana Tari Manora di Sekolah yaitu tidak menggunakan riasan wajah dan busana yaituseragam sekolah. Tempat pentas Tari Manora yaitu lapangan sekolah. Pelestarian Tari Manora diSekolah dilakukan melalui tiga aspek yaitu perlindungan Tari Manora dilakukan melalui kegiatanmenari Tari Manora di Sekolah bersama-sama dan proses latihan untuk siswa sebagai peraga,pengembangan dilakukan melalui pengembangan gerak serta musik, dan pemanfaatan dilakukansebagai sarana pendidikan serta tontonan.Kata Kunci: Tari Manora, pelestarian tari, rias dan busana