cover
Contact Name
Putra Afriadi
Contact Email
putraafriadi12@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_imaji@uny.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni
ISSN : 16930479     EISSN : 25800175     DOI : -
IMAJI is a journal containing the results of research/non-research studies related to arts and arts education, including fine arts and performing arts (dance, music, puppetry, and karawitan). IMAJI is published twice a year in April and October by the Faculty of Languages and Arts of Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with AP2SENI (Asosiasi Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik se-Indonesia/Association of Drama, Dance, and Music Education Study Programs in Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 357 Documents
PERMASALAHAN PENYUSUNAN TUGAS AKHIR MAHASISWA BIDANG PENGKAJIAN SENI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI KERAJINAN FBS UNY - Iswahyudi
Imaji Vol 13, No 2 (2015): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.467 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v13i2.7880

Abstract

Tujuan  penelitian ini  adalah  untuk mendeskripsikan  kendala yang dialami mahasiwa dalam  penulisan proposal tugas akhir pendidikan seni kerajinan,  strategi pembimbingan yang efektif untuk peningkatan kualitas penulisan proposal tugas akhir pendidikan seni kerajinan dan mendeskripsikan penulisan laporan penelitan yang berkualitas. Metode  Penelitian ini merupakan  studi kasus untuk mengungkap kasus-kasus yang bersifat spesifik pada individu, kelompok, atau lembaga yang dilakukan secara intensif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni  Kerajinan  yang akan atau sedang menulis proposal TAS di bidang pendidikan dan pembelajaran seni  kerajinan.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara, dokumentasi, dan kuesioner.  Hasil penelitian menunjukkan  perlunya  upaya yang lebih terprogram untuk menyiapkan mahasiswa dalam menulis  tugas akhir skripsi bidang pendidikan dengan lebih cepat dan lebih baik. Kesiapan mahasiswa dalam menulis proposal masih ditemukan multi kelemahan mulai dari masalah terkait metodologi penelitian, penulisan maupun subtansi keilmuan seni kerajinan. Untuk itu diperlukan workshop penulisan proposal penelitian untuk menyiapkan mahasiswa lebih awal menyusun proposal dengan baik.Proses pembimbingan  skripsi terkendala oleh sulitnya bertemu dengan dosen pembimbing, dan  masih ditemukan masalah teknis  dalam hal  penguasaan bahasa dan penulisan iulmiah yang baik dan benar. Untuk itu perlunya penataan mata kuliah metodologi penelitian dan seminar agar lebih banyak memberikan wawasan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah dengan baik. Diupayakan setiap mata kuliah baik teori maupun praktik memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membaca dan menulis dalam bentuk paper, resume, analisis dan sebagainya untuk dipresentasikan.
NILAI FILOSOFI MOTIF PARANG RUSAK GURDO DALAM TARI BEDHAYA HARJUNA WIWAHA Endang Sutiyati
Imaji Vol 14, No 1 (2016): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.78 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v14i1.9530

Abstract

             Tari Bedhaya Harjuna Wiwaha adalah sebuah tarian putri Jawa klasik yang adiluhung, halus, luhur, dan bercerita tentang legenda, babad, ataupun sejarah. Bedhaya sendiri bila diwujudkan dalam kehidupan manusia dapat diartikan sebagai lambang arah mata angin, arah kedudukan planet-planet dalam kehidupan alam semesta dan lambang lubang hawa dalam tubuh manusia sebagai kelengkapan hidup atau dalam bahasa jawa disebut babadan hawa sanga yaitu diwakili oleh dua buah mata, dua buah lubang hidung, satu mulut, dua kuping, satu lubang kemaluan, dan satu lubang pelepasan. Ciri khas tari Bedhaya Harjuna Wiwaha adalah para penari yang berjumlah Sembilan orang. Mereka biasanya terlihat hampir sama dan terlihat sangat cantik, anggun, dan bersinar karena menggunakan rias wajah Paes Ageng seperti pada mempelai putri pengantin Jawa, komposisi make up dimulai pada dahi dengan diberi paesan berwarna hitam dan di atasnya diberi hiasan kinjengan lalu disekelilingnya diberi lapisan garis prada kemudian alisnya dibentuk manjangan ranggah, ditambah dengan rias jahitan untuk kelopak mata, serta wajikan di tengah dahi. Unsur visual dan makna simbolis pada tari Bedhaya Harjuna Wiwaha ini adalah pemakaian batik motif Parang Rusak Sawat Gurdo .Gurdo adalah motif batik dengan gambar garuda.Garuda sebagai lambang matahari, dipandang sebagai sumber kehidupan yang utama, sekaligus ia merupakan lambang kejantanan, dan diharapkan agar selalu menerangi kehidupan umat manusia di dunia. Parang mempunyai arti perang atau menyingkirkan segala yang rusak, atau melawan segala macam godaan.Motif ini mengajarkan agar sebagai manusia mempunyai watak dan perilaku yang berbudi luhur sehingga dapat mengendalikan segala godaan dan nafsu.Corak-corak tersebut hadir dan digunakan dalam seni pertunjukan tari keraton bukan sekedar hadir sebagai ragam hias. Corak-corak tersebut dalam hal ini adalah corak larangan, yang merupakan corak ungkapan visual yang lahir dari kerangka pikiran tradisional masyarakat Jawa, yang merupakan kumulasi dari filsafat kejawen dan kebatinan, konsep kekuasaan, serta orientasi terhadap arah-arah mata angin yang dilatarbelakangi pandangan peredaran matahari dalam konteks ketergantungan dan pengakuan terhadap kekuatan-kekuatan alam dan Sang Pencipta. 
KAJIAN MUSIKAL PERTUNJUKAN SOLIS BIOLA Fu’adi -
Imaji Vol 7, No 1 (2009): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.708 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v7i1.6640

Abstract

Pertunjukan solis biola yang menjadi bahan kajian ini bukanlah pertunjukan langsung dari sebuah gedung konser namun dari rekaman pertunjukan audio visual (DVD). Dengan mengkaji secara musikal diharapkan dapat menemukan beberapa hal yang berguna untuk menambah wawasan dalam upaya meningkatkan ketrampilan bermain musik. Menjadi musisi yang handal tentu saja membutuhkan ketekunan, kedisiplinan, kerja keras dan melalui proses latihan yang panjang. Penguasaan atas suatu instrumen musik, gitar atau biola misalnya, selain belajar dengan guru musik perlu juga melengkapi referensi dengan buku-buku musik yang memadai, menonton konser-konser, mengikuti workshop maupun seminar tentang musik, mendengar dan melihat kaset-kaset rekaman musik. Beberapa rekaman solis biola kelas dunia seperti Isaac Stern, Itzak Perlman, Henryk Szeryng dan lainnya dapat memberikan gambaran bagaimana seharusnya musik yang bagus itu dipertunjukkan. Berbagai teknik permainan biola, seperti bowing dan fingering yang dipergunakan para solis dalam memainkan komposisi-komposisi terkenal seperti konserto karya Mozart, Beethoven, Mendelssohn akan dibahas dalam tulisan ini walaupun tidak secara utuh dan kiranya dapat menjadi salah satu penunjang dalam proses pembelajaran biola. Kata kunci : pertunjukan musik, solis biola, kajian musikal
“JOKI KECIL”: FAKTA DAN FIKSI DALAM SUDUT PANDANG KOGNITIF Renta Vulkanita Hasan; A. Lilik Slamet Raharsono
Imaji Vol 14, No 2 (2016): IMAJI OKTOBER
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1684.849 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v14i2.12180

Abstract

“Joki  Kecil” (Yuli Andari, 2005) peneliti anggap sebagai film dokumenter yang menarik untuk dikaji dalam konteks disposisi kebenaran dokumenter.Kebenaran menjadi istilah yang peneliti pilih karena menurut peneliti, sampai saat ini masih terdapat problem yang mempermasalahkan sisi “kebenaran” pada dokumenter.Dalam tinjauan awal ini, peneliti memposisikan diri sebagai penonton, baik secara aktual (bertindak sebagai konsumen film pada umumnya, duduk dan menikmati setiap jalan cerita yang disajikan) dan secara kontekstual (bertindak sebagai seseorang yang sedang mencari kebenaran dalam sebuah dokumenter dengan bekal pertanyaan teoretis pada wilayah kajian dokumenter), melalui pengalaman faktual dan imajinasi saat menonton dokumenter itu.Persamaan dan perbedaan menjadi  dua kelompok penting dalam mengungkap kebenaran dalam dokumenter yang ditonton. Melalui persamaan dan perbedaan, penonton akan menggunakan struktur mental  untuk menjelaskan mengapa proses mental dan pemahaman  seseorangtentang duniamemiliki stabilitas dan keteraturan seperti yang orang lain lakukan dan mengapa dunia fenomenaldalam banyak kasus nampak terlihat berbeda dari "dunia nyata."
DEKONSTRUKSI DIRI SENDIRI DALAM PROSES PENCIPTAAN KARYA SENI Ign. Hening Swasono Ph
Imaji Vol 5, No 2 (2007): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.539 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v5i1.6679

Abstract

Self deconstruction is a means of breaking down the established art creation, representing individual identity and abandoning modern art or conventional art creation. It was applied in a work of art, whose forms were cracked wood constructed like paintings. In the new concept of art creation, self-deconstruction of Derrida and Nagajurna was applied. The deconstruction as a concept of creating and acting bravely to break down reality and imitating self creation was applied until the zero point. In other words, the emptiness is stability. “All possible” is the concept of creation applied by the writer. The concept was realized by using used wood as a medium of expression of artistic moments. The installation was composed of several different media such as wood, plastic and iron. The concept also abandoned single medium (the modern view of art creation). This art creation used the integration of creation and recreation as well. The creation technique applied was assemblage, collage, and knock­down system with shifting understanding, namely function replacement. The knock-down system in the installation was made based on the artist's will or on the art viewers, display areas and the surrounding. In the name of deconstruction, the writer believes that the created arts are multi-interpretable. Key words: deconstruction, installation art and interpretation
CIRI-CIRI MUSIKAL LAGU ANAK KARYA A. T. MAHMUD Heni Kusumawati; G. R. Lono Simatupang; Victor Ganap
Imaji Vol 17, No 1 (2019): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2020.862 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v17i1.24820

Abstract

Abstrak Kebertahanan lagu-lagu AT. Mahmud yang hingga saat ini masih dinyanyikan di sekolah maupun di luar sekolah memiliki daya tarik untuk dianalisis secara musikal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri musikal lagu anak karya AT Mahmud. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Analisis data menggunakan 5 lagu anak ciptaan AT. Mahmud yaitu lagu Cemara, Pemandangan, Ruri Abangku, Kereta Apiku, dan Burung Layang-layang dengan fokus ciri-ciri musikal lagu-lagu ciptaan AT Mahmud. Hasil analisis menunjukkan bahwa ciri-ciri musikal lagu-lagu AT. Mahmud adalah: 1) gerakan melodi lebih banyak menggunakan gerakan melangkah (interval M2 dan m2), 2) Teknik pengolahan motif menggunakan teknik sekuens dan harafiah, 3) Progresi akor menggunakan akor pokok I, IV dan V (mayor/minor), serta kadens, 4) tanda birama yang digunakan 2/4, 3/4, dan 4/4, dan 5) lagu-lagu AT. Mahmud masuk dalam kategori lagu bentuk 2 bagian.Kata Kunci: lagu anak, ciri-ciri musikal Abstract        Defense of AT. Mahmud songs, who until now is still sung at school and outside of school, has the attraction to be analyzed musikally. The purpose of this study was to find out the musikal characteristics of AT Mahmud's children's songs. This research uses a descriptive method. Data analysis uses 5 children's songs created by AT. Mahmud is a song called Cemara, Pemandangan, Ruri Abangku, Kereta Apiku, and Burung Layang-layang with a focus on the musikal characteristics of the song created by AT Mahmud. The results of the analysis show that the musikal characteristics of AT songs. Mahmud is: 1) more melodic movements using step movements (M2 and m2 intervals), 2) Motif processing techniques using sequence and Harafiah techniques, 3) Chord progressions using the main chords I, IV and V (major / minor), and kadens , 4) the sign of the times used 2/4, 3/4, and 4/4, and 5) AT. Mahmud songs is included in the category of two-part songs.Keywords: children's songs, musikal characteristics
FOTOGRAFI DALAM DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV) Prayanto Widyo Harsanto
Imaji Vol 15, No 2 (2017): IMAJI OKTOBER
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6534.962 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v15i2.18298

Abstract

Kebutuhan penggunaan karya fotografi untuk elemen iklan cetak saat ini masih tinggi. Iklan cetak di Indonesia 98% menggunakan ilustrasi dengan menggunakan teknik fotografi. Serta, pengetahuan dan keterampilan fotografi telah diberikan sebagai mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi yang memiliki Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV). Tujuan tulisan ini adalah untuk mengingatkan betapa pentingnya pelajaran fotografi di desain grafis atau DKV, sehingga penting untuk dikelola dengan baik. Selepas tahun 1990-an dunia fotografi mulai memasuki era teknologi digital yang merubah budaya kerja di industri. Dari ketergantungan pada kemampuan skill manual manusia, berubah menjadi serba komputerisasi (digital). Era analog sedikit demi sedikit telah ditinggalkan karena di era digital kegiatan memotret dan paradigma tentang fotografi sudah bergeser. Dunia fotografi dulu dianggap kegiatan yang sulit dan mahal, namun sekarang relatif murah dan mudah. Teknologi boleh berkembang serta paradigma dapat bergeser, tetapi fungsi dan makna pada karya fotografi tetap penting serta diperlukan dalam desain komunikasi visual. Pendidikan Tinggi DKV tentunya ingin menciptakan sumber daya insani yang kompeten pada bidangnya dan diharapkan dapat memberikan kontribusi optimal di lapangan kerja. Alangkah baiknya apabila lembaga pendidikan mempedulikan profesi yang sesuai dengan levelnya.Kata kunci: fotografi, pendidikan DKV, desain komunikasi visual PHOTOGRAPHY IN VISUAL COMMUNICATION DESIGNAbstractThe need for photography works for printed advertisement is still high. Ninety-eight percents of printed advertisements in Indonesia use illustrations from photography techniques. In addition, the knowledge and skills of photography have been given as compulsory subjects in Higher Education which have a Visual Communication Design Program. The purpose of this paper is to remind us of the importance of photography lessons in graphic design that it is important to be well managed. After the 1990s the world of photography began to enter the age of digital technology that changed the work culture in the industry, from its dependence on human or manual skills into a completely computerized (digital) one. The analogue era has been gradually abandoned because in the digital era photographing activities and the paradigm about photography have shifted. The world of photography was once considered a difficult and expensive activity, but is now relatively cheap and easy. echnology may evolve as well as paradigms may shift, but the function and significance of photography work remain important and necessary in visual communication design. The purpose of a Visual Communication-Design program in Higher Education is to create competent human resources that are able to contribute optimally in the field of work. It would be nice if the educational institutions care about the profession in accordance with the level.Keywords: photography, visual communication design, education
DWITUNGGAL DALAM DIMENSI LONTAR: DUALISME DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS I Made Bendi Yudha
Imaji Vol 4, No 1 (2006): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.427 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v4i1.6697

Abstract

Art is an expression of feeling representing the crystalization of ideasthat result from imaginative experiences through observation and exploration ofsuch social life as religion, culture, custom and tradition, and naturalenvironment. These are all encouraged by internal stimulus and intuitive urgethat stimulate emotion and imagination to be expressed in a painting art.To Balinese people, lontar is one of the human cultural achievementscontaining dual values and spiritual teaching to guide people to have a physicallyand mentally harmonious and balanced social life. The observed andcomprehended values contained in lontar have inspired the writer during thecreative process.By understanding the balance concept of contained in lontar we canwisely interpret the phenomena of life in our recent social environment which ischaracterized by intrigues of personal interests and violation of moral norms thatresult in horizontal conflicts as represented by the changes of life style andmental attitude such as damaged environment, degraded human value and status,pressure to others, and so on.The understanding of the values has inspired to visualize thephylosophical and conceptual context in the painting artwork of abstractive andrepresentative form with variative colors by impasto technique to have artisticpersonal symbols.Keywords: painting, dual dimension of life
BIMBANG GEDANG SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN KARYA TARI MIKEK Sari Romundang Wulan
Imaji Vol 17, No 2 (2019): IMAJI OKTOBER
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6157.085 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v17i2.28262

Abstract

Provinsi Bengkulu memiliki beragam seni dan kebudayaan khas adat melayu Bengkulu, salah satunya yaitu Bimbang Gedang. Bimbang gedang, merupakan kesenian adat melayu kota bengkulu dalam rangka acara pernikahan bujang gadis bengkulu ,yang mana pelaksanaan nya melalui prosesiberasan adat untuk memakai dan meminjam adat peradat bimbang yang di pegang oleh rajo penghulu. Tujuan Penciptaan, 1) Sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan tugas mata kuliah Penciptaan Seni; 2) Mengungkapkan ide yang berangkat dari tema Bimbang Gedang; 3) Proses pencarian jati diri dan menemukan bentuk dan karakter baru dalam berkarya; 4) Sebagai wujud kreativitas yang memiliki nilai dan inovasi dalam karya seni tari.Rangsang awal dari garapan ini merupakan rangsang idesional karena ide garapan ini didapat dari karya tradisi tari sapu tangan provinsi Bengkulu. Karya tari ini ditampilkan pada acara adat bimbang Bengkulu, yaitu sebuah acara prosesi pernikahan. Dimana pada saat bimbang gedang para pemuda dan pemudi saling berlomba untuk menunjukkan kebolehannya dalam berbagai hal, baik itu menari ataupun bermain musik. Pada kesempatan ini pula pemuda dan gadis saling bertemu dapat menari dan bernyanyi bersama di dalam area, namun terikat dengan norma adat. Kata kunci: Bimbang Gedang, pengembangan, karya tari, Mikek BIMBANG GEDANG AS A BASIC DEVELOPMENT OF MIKEK DANCEAbtsract Bengkulu has a variety of typical Malay-Bengkulu arts and culture, one of which is Bimbang Gedang. Bimbang gedang is a Malay traditional art in Bengkulu,held during the wedding ceremony of Bengkulu’s girls, which is carried out through a procession of customary rice to use and borrow the customs of the wavering adherents held by Rajo Pengulu.The Purpose of Creation, 1) as one of the requirements for completing an Art Creation course; 2) Expressing ideas that depart from Bimbang Gedang theme; 3) The process of searching for identity and discovering new forms and characters in the work; 4) as a form of creativity that has value and innovation in the dance art.The initial start of this work is a professional stimulus because the idea of †this work was obtained from the work of Bengkulu’s handkerchief dance tradition. This dance is performed at Bengkulu’s traditional wavering event, which is a wedding procession. During the moment of the dance, young men and women vied with each other to show their abilities in various things, whether dancing or playing music. During this event, young men and women who meet each other can dance and sing together in the area, but are bound by customary norms. Keywords: Bimbang Gedang, development, Mikek dance
REGENERASI SENI KUDA LUMPING SARI MUDA BUDAYA DUSUN SANGKALAN, DESA BAPANGSARI, KECAMATAN BAGELEN, KABUPATEN PURWOREJO, PROVINSI JAWA TENGAH Swastika Dinar Kasih
Imaji Vol 16, No 1 (2018): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.24 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v16i1.22267

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan regenerasi Seni Kuda Lumping sari Muda Budaya Dusun Sangkalan, Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Terdapat 3 objek penelitian yaitu Grup Sari Muda Budaya dan Kesenian Rakyat Kuda Lumping sebagai objek material, serta regenerasi sebagai objek formal. Sedangkan untuk subjek penelitian adalah anggota dan pengurus grup. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan: (1) observasi partisipatif, (2) wawancara, (3) dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dengan membandingkan informasi antar narasumber dan trianggulasi metode.Proses regenerasi Grup Sari Muda Budaya yang berjalan 29 tahun secara alamiah dan berencana. Adapun 4 langkah yang dilakukan grup untuk meregenarasi yaitu melalui inisiatif anggota senior, mengembangkan gerakan tari yang sudah ada, merawat dan memperbaharui perlengkapan fasilitas grup. Permasalahan yang mendukung dan menghambat proses regenarasi grup serta faktor-faktor yang mempengaruhi regenerasi seperti: motivasi dan keaktifan anggota di dalam grup, peran orang tua anggota dan masyarakat umum penikmat seni Kuda Lumping mempengaruhi regenerasi grup Sari Muda Budaya .  Selain itu juga, fasilitas grup, perhatian pemerintah, frekuensi pentas, publikasi di media sosial dan tuntutan pekerjaan. Proses regenerasi Grup Kuda Lumping Sari Muda Budaya mampu meregenerasi anggotanya dan tetap eksis hingga empat generasi ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kata Kunci: Regenerasi, Grup Sari Muda Budaya, Seni Tradisional, Kuda Lumping

Page 4 of 36 | Total Record : 357