cover
Contact Name
Rokhani Hasbullah
Contact Email
rokhani.h@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltep@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian
ISSN : 24070475     EISSN : 23388439     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Keteknikan Pertanian dengan No. ISSN 2338-8439, pada awalnya bernama Buletin Keteknikan Pertanian, merupakan publikasi resmi Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) IPB yang terbit pertama kali pada tahun 1984, berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya, lingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerpan ilmu dan teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya.
Arjuna Subject : -
Articles 623 Documents
Karakteristik Emisi Akustik untuk Mendeteksi Rayap Tanah pada Kayu Muhammad Achirul Nanda; Kudang Boro Seminar; Dodi Nandika
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1356.309 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.3.227-234

Abstract

AbstractVarious methods for detecting termites in the wood have been developed, one of those was based on acoustic emission. Eventhough, that method was difficult to distinguish the signal generated by termites or interference noise from the environment. It could be solved through a combination of acoustic emission and behavior of termites. Therefore, the purposes of this study were to analyze the acoustic signal and the moisture content to classify infested and uninfested wood by termites. The wood used in this study were made from Pinus logs, in air dried condition, which measure of 20(l) x 9.5(w) x 2.5(h) cm. Five wood were infested by 220 of C. curvignathus (‘infested wood’), the others were in sound condition (‘uninfested wood’). The acoustic signal was analyzed by FFT (Fast Fourier Transform) to transform from the time domain into the frequency domain. The results showed that moisture content of infested wood (11.94±0.792%) was higher than uninfested board (10.82±0.525%). Whereas the results of the acoustic signal indicated that the value of zero moment power of infested wood as well as uninfested wood, i.e., 13.405±3.019 and 9.573±2.188 respectively. Finally, the parameters which able to classify infested and uninfested wood by termites significantly were moisture content and the zero moment power.AbstrakBerbagai metode untuk mendeteksi rayap di dalam kayu telah dikembangkan, salah satunya adalah berbasis emisi akustik. Namun, metode tersebut kesulitan untuk membedakan sinyal yang diakibatkan oleh rayap atau pengaruh gangguan dari lingkungan. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengkombinasikan emisi akustik dengan perilaku rayap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sinyal emisi akustik dan kadar air untuk mengklasifikasikan kayu yang terserang oleh rayap dan tidak terserang oleh rayap. Kayu yang digunakan pada penelitian ini dibuat dari kayu pinus, pada kondisi kering dengan ukuran 20 (p) x 9.5 (l) x 2.5 (t) cm. Lima kayu terserang sebanyak 220 rayap C. Curvignathus (‘kayu terserang’), kayu lain dalam keadaan baik (‘kayu normal’). Hasil menunjukkan bahwa kadar air dari kayu terserang oleh rayap (11.94±0.792%) lebih tinggi dibandingkan kayu normal (10.82±0.525%). Sedangkan hasil dari sinyal akustik menunjukkan bahwa nilai zero moment power pada kayu terserang oleh rayap dan kayu normal secara berurutan adalah 13.405±3.019 dan 9.573±2.188. Selanjutnya, parameter yang mampu untuk mengklasifikasikan kayu yang terserang oleh rayap dan kayu normal secara signifikan adalah parameter kadar air dan zero moment power
Peningkatan Performansi Ekstraktor Madu Melalui Otomatisasi Alat Dan Desain yang Ergonomis untuk Petani Lebah Madu di Batang Akhmad Syakhroni; Nuzulia Khoiriyah
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1840.598 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.3.267-274

Abstract

AbstractHoney extractor is a tool used by farmers group “Bunga Alam Lestari”, Batang Regency to squeeze honey from the honeycomb which has been harvested. The tool owned by the farmers is categorized simple. It is operated manually, therefore the extortion process of honeycomb takes a long time. The tool design is not ergonomic yet since the farmers have to pour the honey manually into the collecting bucket. The farmers also have to move the honey extractor from one farm to another farm during the production period. Researchers improved the existing tools referring to ergonomics concept which is collaborating between manual frame and electric motor (hybrid), increasing the number of frames from 2 to 10, creating mechanism of frame rotating termination (braking), adding of transferal tools,and improving the mechanism of the flow of honey without reversing the tool to pour the honey. The test results of the new tool show improvement of the tools performance, specifically it takes only 180 second for one extortion which producing 16.75 kg of honey. The equipment owned by the farmers needs 360 seconds for one extortion time resulting of 3.35 kg honey.Abstrak Ekstraktor madu merupakan alat yang digunakan untuk memeras sarang madu yang telah dihasilkan oleh lebah yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Pengembangan desain dan pembuatan ekstraktor madu ini merupakan perbaikan dari alat yang dimiliki oleh Kelompok Petani Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang. Alat yang dimiliki petani memiliki kekurangan antara lain : masih manual, tidak ergonomis, waktu pemerasan sarang madu lama dengan hasil madu yang sedikit, susah dalam pemindahan alat tersebut. Peneliti melakukan perbaikan alat yang ada dengan merujuk pada konsep ergonomi, mengkolaborasikan pemutar frame antara manual dan motor listrik (hybrid), menambah jumlah frame dari 2 menjadi 10, membuat mekanisme penghentian putaran frame (pengereman), penambahan pemindah alat, memperbaiki mekanisme aliran madu hasil pemerasan. Hasil pengujian terhadap alat yang peneliti buat satu kali proses pemerasan dibutuhkan waktu 180 detik dengan menghasilkan 16.75 kg madu sedangkan alat yang dimiliki petani waktu pemerasan 360 detik dengan madu yang dihasilkan 3.35 kg. Jadi dapat dikatakan waktu yang dibutuhkan untuk satu kali pemerasan 50% lebih cepat dengan volume berat madu 5 kali lebih besar dibandingkan dengan alat yang dimiliki petani.
Pengaruh Jarak dan Posisi Nozzle Terhadap Daya Turbin Pelton Yani Kurniawan; Erlanda Augupta Pane; Ismail Ismail
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1508.332 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.3.275-282

Abstract

AbstractPelton Turbine is a turbine which use nozzle as officers the direction of a stream water in order to move around of blade turbine. The rotating of turbine blade efected by some parameters such as the distance of the nozzle, position of nozzle, diameter of nozzle, number of nozzle, and the geometry shape of the blade turbine. An experimental study to analyze the affect of distance and position nozzle to Pelton Turbine of performance. The research method used experiment parameter was position of nozzle with three variations, first position is the right side horizontal of bottom shaft turbine, second position is vertical to down direction, and third position is the left side horizontal of upper shaft turbine. The parameter of nozzle distance used five variations was 24 cm, 23 cm, 22 cm, 21 cm, dan 20 cm, which measured from the end of position nozzle to blade turbine. The result shows that the right side horizontal of bottom shaft turbine with distance of nozzle 23 cm had the maximum performance to produce a power 125 Watt with the rotation of shaft turbine 263 rpm. Abstrak Turbin Pelton adalah sebuah turbin yang menggunakan nozzle sebagai pengatur arah aliran air ke sudu turbin yang berputar. Putaran sudu turbin dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain jarak nozzle, posisi nozzle, diameter nozzle, jumlah nozzle, dan bentuk geometri sudu turbin. Studi eksperimen yang dilakukan pada turbin pelton dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh posisi dan jarak nozzle terhadap pergerakkan sudu yang menentukan performa turbin pelton guna mendapatkan daya listrik yang optimum. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan parameter pengujian yaitu posisi nozzle dengan tiga variasi yaitu pada posisi pertama adalah horizontal sebelah kanan sisi bawah poros turbin, posisi kedua adalah vertikal ke bawah, dan posisi ketiga pada horizontal sebelah kiri sisi atas poros turbin. Parameter jarak nozzle menggunakan lima variasi yaitu 24 cm, 23 cm, 22 cm, 21 cm, dan 20 cm, yang diukur dari posisi ujung nozzle terhadap sudu turbin pelton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi horizontal sebelah kanan sisi bawah dari poros turbin dengan jarak nozzle sebesar 23 cm merupakan hasil yang maksimum untuk menghasilkan putaran poros turbin sebesar 263 rpm dan mampu menghasilkan daya sebesar 125 Watt.
Analisis Alternatif Solusi Penyediaan Sumber Energi Listrik Studi Kasus: Kabupaten Kupang Rusman Sinaga; Armansyah Halomoan Tambunan; Prastowo Prastowo; Bintang Charles Hamonangan Simangunsong
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1814.392 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.3.283-290

Abstract

AbstractKupang is one of the districts in Indonesia which has low electrification ratio that is about 60%. There are still 32 out of 177 villages having no access to Electrical Energy Sources (EES) supply. It means that there are 30,910 out of 78,011 households without access to electricity supply. The barriers for supplying the electricity were the difficulties to reach the location due to its geographical conditions. This research was aimed to analyze and select the appropriate electrical power system for using the available primary energy resources in the rural area of Kupang district, bounded with three criteria, namely environmentally friendly, efficient, and effective. The results of Analytical Hierarchy Process of the alternative solutions to the provision of EER in Kupang district found that the first option is the solar photovoltaic power system/PLTS (41%), the second option is wind power system/PLTB (27.5%), the third option is microgrid power system/ MG (20.8%) and the fourth is hybrids power system/PLTH (10.8%). AbstrakKupang merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang memiliki rasio elektrifikasi yang rendah yaitu sekitar 60%. Di Kabupaten Kupang masih terdapat 32 dari 177 desa yang belum mendapatkan pasokan Sumber Energi Listrik (SEL). Hal ini berarti bahwa 30,910 dari 78,011 rumah tangga belum mendapatkan pasokan listrik. Kendala utama pemasokan SEL adalah kondisi georafis yang sulit dijangkau. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memilih sistem tenaga listrik untuk penyediaan SEL sesuai dengan sumberdaya energi primer yang dimiliki perdesaan dengan tiga kriteria antara lain ramah lingkungan, efisien dan efektif. Hasil Proses Hirarki Analitik solusi alternatif untuk penyediaan SEL di Kabupaten Kupang ditemukan bahwa pilihan pertama adalah sistem tenaga surya fotovoltaik/PLTS (41%), pilihan kedua adalah sistem tenaga angin/PLTB (27.5%), opsi ketiga adalah sistem microgrid/MG (20.8%) dan yang keempat adalah sistem tenaga hibrida/PLTH (10.8%).
Simulasi Distribusi Suhu pada Lubang Tanam Hidroponik Rakit Apung untuk Produksi Bawang Merah di Dataran Rendah Tropika Agus Ghautsun Niam; Herry Suhardiyanto; Kudang Boro Seminar; Akhiruddin Maddu
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2049.616 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.3.235-244

Abstract

Abstract This paper discusses the cooling effect of the root zone (the root zone cooling) at a floating hydroponic for the shallot production in tropical lowland by cooling the nutrient bath. The study was conducted at three different temperatures, i.e. low temperatures (8-10OC), medium temperature (13-15OC), and control (23-26OC) with variable responses that include wet weight, dry weight, number of bulbs and weight per bulb. Plant growth responses were analyzed using statistical methods Fisher's least significant difference (LSD), while the temperature distribution on a floating hydroponic was analyzed by computational fluid dynamics (CFD) simulation approach. CFD simulation approach was able to describe the temperature distribution on a floating hydroponic well, where the coefficients of determination (R2) for each treatment of low temperature, medium and controls are 0.983, 0.980 and 0.862 respectively. The results showed that the number of bulbs was the most responsive variable, where the induction of bulb formation at low temperature is more than 200% of the control temperature and more than 60% of the medium temperature.Abstrak Makalah ini membahas tentang efek pendinginan daerah perakaran (root zone cooling) pada hidroponik rakit apung untuk produksi bawang merah di dataran rendah tropika dengan pendinginan pada bak nutrient.Penelitian dilakukan dengan 3 suhu berbeda, yaitu pada suhu rendah (8-10OC), suhu sedang (13-15OC), dan kontrol (23-26OC) dengan variabel respon pertumbuhan tanaman bawang merah meliputi bobot basah, bobot kering, jumlah umbi dan bobot per umbi. Respon pertumbuhan tanaman dianalisis menggunakan metoda statistik Fisher's least significant difference (LSD), sedangkan distribusi suhu pada hidroponik rakit apung dianalisis melalui pendekatan simulasi computational fluid dynamics (CFD). Pendekatan simulasi CFD mampu menggambarkan sebaran suhu pada hidroponik rakit apung dengan baik dimana koefisien determinasi (R2) untuk masing-masing perlakuan dari suhu rendah, sedang dan kontrol berturut-turut sebesar 0.983, 0.980 dan 0.862. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah umbi merupakan variable yang paling responsif, dimana pada suhu rendah induksi pembentukan umbi bawang merah mencapai 200% lebih banyak dari pada suhu kontrol dan 60% lebih banyak dari suhu sedang.
Prediksi Tanin dan Total Padatan Tidak Terlarut Buah Kesemek (Diospyros kaki L.) Menggunakan Spektroskopi NIR Indah Kurniasari; Yohanes Aris Purwanto; I Wayan Budiastra; Sobir Ridwani
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1770.466 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.3.245-252

Abstract

AbstractDetermination of tannin and non-soluble solid content of persimmon are usually carried out by a chemical method, these methods are destructive, time-consuming and can not be applied to the development of online grading. The objective of this study was to develop rapid prediction method of tannin and non-soluble solid content of persimmon non-destructively using NIR Spectroscopy. NIR spectra were measured by NIRFlex N-500 fiber optic solid with the wavelength of 1000-2500 nm. For the reference method, tannin and non-soluble solid content were measured using conventional method. Some pre-processing methods were applied, and the results were calibrated to chemical data using principal component regression (PCR) and partial least square (PLS). The best model for prediction of non-soluble solid content was multiplicative scatter correction (MSC) pre-processing and PLS with a correlation coefficient (r), standard error prediction (SEP) and the ratio of standard deviation to SEP (RPD) of 0.83, 1.48% and 1.59 respectively. The best model for predicting tannin was first derivative Savitzky-Golay (dg1) and PLS with r, SEP and RPD of 0.72, 0.14% and 1.06 respectively. PLS method was better than PCR in predicting non-soluble solid content and tannin of persimmon. AbstrakPenentuan tanin dan total padatan tidak terlarut buah kesemek biasa dilakukan dengan metode kimia, metode ini bersifat destruktif, memakan waktu dan tidak dapat diterapkan untuk pengembangan grading secara on-line. Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi secara cepat tanin dan padatan tidak terlarut buah kesemek secara non destruktif menggunakan Spektroskopi NIR. Spektrum NIR diukur dengan NIRFlex N-500 fiber optic solid pada panjang gelombang 1000-2500 nm, Untuk metode referensi, kandungan tannin dan total padatan tidak terlarut diukur dengan menggunakan metode konvensional. Beberapa metode pra-pengolahan data NIR diterapkan, dan hasilnya dikalibrasi dengan data kimia menggunakan metode principal component regression (PCR) dan partial least square (PLS). Model terbaik untuk memprediksi non-soluble solid content adalah menggunakan pra-pengolahan multiplicative scatter correction (MSC) dan PLS dengan r, SEP dan RPD masing - masing 0.83, 1.48%, dan 1.59. Model terbaik untuk memprediksi tanin diperoleh dengan menggunakan turunan pertama Savitzky-Golay (dg1) dan metode PLS dengan r, SEP dan RPD masing - masing 0.72, 0.14% dan 1.06. Metode PLS menghasilkan model kalibrasi lebih baik daripada PCR dalam memprediksi tanin dan non-soluble solid content buah kesemek.
Analisis Pindah Panas pada Pipa Pendingin untuk Root Zone Cooling System Nurbaiti Araswati; Herry Suhardiyanto; Mohamad Solahudin
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2422.443 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.3.253-260

Abstract

AbstractRoot zone cooling system is needed to alleviate high-temperature injury for high-yield greenhouse vegetables production. Analysis of heat transfer along the cooling pipe is very important in designing the root zone cooling system. The objectives of this research were (1) to analyze heat transfer in cooling pipe for zone cooling in a hydroponic system, (2) to validate the heat transfer dynamics model to predict the water temperature at the outlet of the cooling pipe, and (3) to perform model simulations for various types of pipe materials and lengths in several thermal conditions in the greenhouse. Root zone cooling system was performed by flowing water (10oC) through a steel pipe along 25 m to the root zone. The analysis showed a decrease up to 2.8oC in the planting medium temperature 28.6oC from control 31.4oC. The validation of heat transfer model was conducted by comparing the predicted water temperature to that of measured on linear regression plot. The result showed a straight line Y=1.0026X and the coefficient of determination (R2) 0.9867. Based on data analysis, the temperature of water reaches 1oC in steel and copper cooling pipes along 40 m and significantly different from the PVC that is 0.8oC. AbstrakRoot zone cooling system diperlukan dalam mengurangi kerusakan akibat tingginya suhu agar hasil produksi sayuran rumah tanaman meningkat. Analisis pindah panas di sepanjang pipa pendingin sangat penting dalam perancangan root zone cooling system. Tujuan penelitian ini adalah (1) melakukan analisis pindah panas pada pipa pendingin untuk zone cooling dalam sistem hidroponik, (2) melakukan validasi model dinamik pindah panas untuk memprediksi suhu air pada bagian outlet pipa pendingin, dan (3) melakukan simulasi model untuk berbagai bahan dan panjang pipa pada beberapa kondisi termal rumah tanaman. Root zone cooling system dilakukan dengan mengalirkan air (10oC) melalui pipa steel sepanjang 25 m ke perakaran tanaman. Hasil analisis menunjukkan adanya penurunan suhu media tanam hingga 2.8oC yaitu 28.6oC dari suhu kontrol 31.4oC. Validasi model pindah panas dilakukan dengan membandingkan angka suhu air hasil prediksi dengan hasil pengukuran dalam grafik regresi linear. Hasil validasi model pindah panas didapatkan garis lurus Y=1.0026X dan koefisien determinasi (R2) 0.9867. Berdasarkan analisis data, kenaikan suhu air mencapai 1oC pada pipa pendingin steel maupun tembaga sepanjang 40 m dan berbeda nyata dengan PVC yaitu 0.8oC
Implementasi Teknologi Irigasi Tetes pada Budidaya Tanaman Buah Naga Indah Widiastuti; Danar Susilo Wijayanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1101.081 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.1.1-8

Abstract

AbstractDevelopment of an efficient irrigation supplying precise amount of water can have benefits not only by reducing the operating costs but also by enhancing the dry land productivity. In the area with limited water resource, drip irrigation method provides advantage by minimizing water loss due to percolation, evaporation and surface flow. This article presents installation of a drip irrigation system for dragon fruit farmland in Nguntoronadi, Wonogiri, Indonesia. The water requirement of dragon fruit has been determined using the Cropwat software based in the local climate and field conditions. This data is required to determine the irrigation operation time each day. In evaluating economic feasibility of this irrigation system, a cost analysis was performed based on the site technical requirements. It is expected that the drip irrigation implemented will increase the total production of a rain fed farmland.AbstrakSalah satu upaya peningkatan produktivitas lahan kering adalah dengan pengembangan irigasi suplementer hemat air pada musim kemarau. Pada lahan dengan sumber air terbatas, sistem irigasi tetes dapat menghemat pemakaian air karena dapat meminimumkan kehilanganan air yang mungkin terjadi seperti perkolasi, evaporasi dan aliran permukaan. Artikel ini ditujukan untuk melakukan analisis implementasi sistem irigasi tetes pada lahan budidaya tanaman buah naga di wilayah Kecamatan Nguntoronadi Wonogiri yang memiliki topografi perbukitan dengan karakter tanah kering. Kebutuhan air tanaman dan laju aliran penetes digunakan sebagai dasar untuk menetapkan waktu operasional sistem irigasi. Analisis kelayakan teknis menunjukkan bahwa sistem irigasi tetes layak diterapkan di untuk budidaya tanaman buah naga di lahan kering. Analisis biaya dilakukan untuk menguji kelayakan ekonomis implementasi teknologi tersebut. Dibandingkan sistem irigasi manual, sistem irigasi tetes berdampak pada penghematan biaya yang akan berpengaruh pada keseluruhan biaya operasional budidaya tanaman buah naga.
Kinerja Mesin Olah Tanah, Tanam dan Siang (Motasi) pada Budidaya Tanaman Kedelai di Lahan Alfisol Gatot Suharto Abdul Fatah; Yoga Angangga Yogi; Wijiyono Wijiyono
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (962.598 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.1.9-14

Abstract

AbstractShortage of labor in soybean cultivation in upland area is becoming a serious problemin terms of supporting the government program of soybean self-sufficiency. Therefore, application of appropriate mechanical technology is essential, particularly those that are applicable for farmers and farmer groups. One of them is the combined machine for plowing, harrowing, planting and weeding engineered by Indonesian Legumes and Tuber Crops Research Institute (ILETRI), namely MOTASI that can be applied for soybean cultivation in the soil with dry light texture, MOTASI consists of three main components, viz: engine motor (5.5 HP), transmission(4 HP), and the plower, harrower, planter and weeder. The total weight of the machine equipped was about 75 up to 90 kg, depending on the component used. The objective of this study was to test the performances of MOTASI which was conducted at the Muneng Experimental Station, Probolinggo. The results showed that the machine operated fairly well with a capacity of plowing, harrowing, planting and weeding was 23.7 hours/ha, 7.9 hours/ha, 12.3 hours/ha and 11.1 hours/ha, respectively. Superior to previous machine because it is lighter and easier to maintain. This study suggests that MOTASI is technically and economically promising to be applied for soybean cultivation in the light dry soil (Alfisol).AbstrakSemakin langkanya tenaga kerja pada budidaya kedelai di lahan kering menjadi salah satu kendala dalam menunjang program pemerintah untuk mencapai swasembada kedelai. Untuk itu diperlukan introduksiteknologi mekanis tepat guna dan multiguna yang dapat diterapkan ditingkat petani maupun kelompok tani. Salah satunya adalah mesin untuk pengolahan tanah, penanaman dan penyiangan (MOTASI) hasilrakitan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) untuk budidaya kedelai di lahan kering bertektur ringan (Alfisol). MOTASI terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : mesin penggerak (5,5HP), transmisi (4,0 HP) dan komponen alat (olah, tanam dan siang). Berat total mesin berkisar 75 – 90kg, tergantung komponen alat yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji kinerja mesintersebut di Kebun Percobaan Muneng, Probolinggo pada MK II 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin tersebut dapat dioperasikan dengan baik dengan kapasitas masing masing 23.7 jam/ha untuk pengolahan tanah, penggaruan 7.9 jam/ha, penanaman 12.3 jam/ha, dan penyiangan 11.1 jam/ ha. MOTASI lebih unggul bila dibandingkan dengan mesin sebelumnya, karena lebih ringan dan mudah merawatnya. Kesimpulannya MOTASI mempunyai peluang secara teknis untuk diterapkan pada budidaya kedelai di lahan kering bertekstur ringan (Alfisol).
Efek Tegangan Searah pada Aliran Ionik dan Geometri Pelepah dan Daun Kelapa Sawit Toto Saktioto; Defrianto Defrianto; Suhardi Suhardi; Dewi Indriyani Roslim; Awitdrus Awitdrus
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1709.306 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.1.39-44

Abstract

AbstractProductivity of palm tree grown are generally measured in months periods, but in a shorter time scale is particularly less measured by the plant maintenance of palm tree. Consideration of the general productivity in time is how to produce good fruit fertilizer (chemical aspect), healthy plants, fast growing and evolving (agricultural aspect) and genetic type of palm that grows (biological aspect). However, the growth and production on the physical aspect is still less attention. Through physical treatment, the growth of palm tree can be optimized, as it has been proven in advanced countries on the plant Aloe Vera, Avocado and Pine trees. This paper proposes a treatment of direct current voltage to palm tree that can accelerate the flow of ions to grow and develop nutrients with the increment of geometry and sturcture of leaf and midrib. The palm tree samples are aged 1 to 5 years corresponding to the provision of various current voltage. Identification of samples before and after treatment by electricity determined is based on the geometry of leaves and midrib and ions effect. This identification can support the productivity of palm trees.AbstrakProduktivitas kelapa sawit pada umumnya diukur dalam periode bulanan, tetapi dalam skala waktu yang lebih singkat masih kurang terukur dengan pemeliharaan tanaman sawit. Pertimbangan umum produktivitas tersebut adalah bagaimana pupuk menghasilkan buah yang baik (aspek kimia), tanaman sehat, cepat tumbuh dan berkembang (aspek pertanian), dan jenis genetik sawit yang tumbuh (aspek biologi). Namun, pertumbuhan dan produksi pada aspek fisik masih kurang diperhatikan. Melalui perlakuan fisis, pertumbuhan kelapa sawit dapat dioptimalkan, seperti yang telah teruji di negara-negara maju pada tanaman Aloe Vera, Avocado dan Pohon Pinus. Perlakuan pemberian tegangan listrik searah terhadapkelapa sawit dapat memepercepat aliran ion-ion untuk tumbuh dan berkembang dengan penambahan unsur hara dan struktur geometri pada daun dan pelepah. Sampel yang digunakan adalah pohon sawitberusia 1 hingga 5 tahun dengan pemberian tegangan bervariasi. Identifikasi sampel sebelum dan setelah diberi perlakuan listrik ditentukan berdasarkan geometri daun dan pelepah dan efek ion-ion. Identifikasi ini dapat mendukung produktivitas tanaman sawit.

Filter by Year

1992 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 3 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 3 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 3 (2022): Desember 2022 Vol. 10 No. 2 (2022): Agustus 2022 Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022 Vol. 9 No. 3 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 3 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 3 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2015): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 27 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 2 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 2 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 1 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 2 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 1 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 2 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 1 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 2 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 1 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 4 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 3 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 2 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 3 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 2 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 1 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 3 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 1 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 2 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 1 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 16 No. 1 (2002): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 2 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 1 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 3 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 2 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 1 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (1997): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (1992): Buletin Ketenikan Pertanian More Issue