cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Geografi Indonesia
ISSN : 02151790     EISSN : 2540945X     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 411 Documents
Rekayasa Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan pada Kawasan Industri Piyungan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Triyono Triyono; Djoko Marsono; Tukidal Yunianto
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 1 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3015.926 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13105

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini adalah rekayasa sistem drainase berwawasan lingkungan pada Kawasan Industri Piyungan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Obyek penelitian adalah rekayasa sistem drainase, dan tujuan penelitian yaitu melakukan kajian terhadap efektifitas penggunaan sistem drainase berwawasan lingkungan berupa sumur resapan, saluran resapan dan kolam resapan untuk meresapkan air hujan kedalam tanah sebagai fungsi konservasi air tanah. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan adalah pengambilan sampel secara proporsional yang telah ditentukan dan mewakili keadaan obyek yang diteliti (purposive sampling). Analisis data dengan pendekatan empiris terhadap perencanaan sumur resapan, saluran resapan dan kolam resapan. Hasil rekayasa sistem drainase berwawasan lingkungan diperoleh nilai efektifitas penggunaan  sumur resapan diameter 80 cm dan kedalaman 4 meter pada kawasan terbangun (C: 0,90) sebesar 29,96 %, lahan campuran  (C: 0,50) sebesar 26,97 %, ruas jalan (C:0,80) sebesar 0 % dan lahan terbuka (C: 0,30) sebesar 17,98 %. Penggunaan saluran resapan berdasarkan ketentuan tipe jalan, diameter sumur resapan 40 cm, kedalaman sumur 2 meter dan jarak antar sumur 10 meter, diperoleh efektifitas saluran resapan sebesar 2,54 %. Kolam resapan mempunyai kontribusi peresapan sebesar 25 %  (38.429,77 m3/tahun)  dari kapasitas total debit penampungan 152.719,07 m3/tahun. Sistem drainase berwawasan lingkungan dengan koefisien permeabilitas tanah 4,66 cm/jam (1,3 x 10-3 cm/detik) diperoleh nilai peresapan untuk sumur resapan: 18,73 %, saluran resapan: 2,54 % dan kolam resapan sebesar 25 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan sumur resapan dipadukan dengan kolam resapan lebih efektif dari saluran resapan. ABSTRACT This study is ecodrainage system engineering in Piyungan Industrial Estate Bantul District of Yogyakarta Special Region. Object of research is engineered drainage systems, and research aims is a review of the effectiveness of the use of ecodrainage system in the form of infiltration wells, channel infiltration and infiltration ponds to absorb rain water infiltration into the soil as a function of soil water conservation. This study used a qualitative descriptive analysis method with collecting technique is proportional sampling predetermined and represent the state of the object under study. Data analysis with empirical approach to planning infiltration wells, infiltration channels and infiltration ponds. Engineered drainage system environmental values obtained effective use absorption wells diameter of 80 cm and a depth of 4 meters on the area awakened (C: 0.90) of 29.96%, mixed land (C: 0.50) by 26.97%, roads (C: 0.80) at 0% and the open land (C: 0.30) of 17.98%. The use of infiltration channels under the terms of the type of road, diameter 40 cm absorption wells, well depth of 2 meters and the distance between wells 10 meters, obtained effectiveness of absorption line at 2.54%. Swimming infiltration infiltration contributes 25% (38429.77 m3 / year) of the total discharge capacity of reservoirs 152,719.07 m3 / year. Ecodrainage system with soil permeability coefficient of 4.66 cm / h (1.3 x 10-3 cm / sec) absorption values obtained for infiltration wells: 18.73%, channel infiltration: 2.54% and infiltration ponds of 25 %, so it can be concluded that the use of infiltration wells combined with infiltration ponds more effective infiltration of the channel infiltration.
Kajian Potensi Air Rawa dan Kearifan Lokal sebagai Dasar Pengelolaan Air Rawa Yomoth sebagai Sumber Air Bersih di Distrik Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua Yoseph Kamun; Su Ritohardoyo; Langgeng Wahyu Santosa
Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 2 (2010): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.094 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13354

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji kebutuhan air bersih penduduk dan sumber- sumber air bersih di daerah penelitian, (2) mengkaji karasteristik potensi air rawa Yomoth sebagai sumber air bersih dan (3) menyusun kerangka dasar pengelolaan air rawa Yomoth sebagai sumber air bersih yang berbasis kearifan lokal. Metode penelian adalah survey, dengan data diperoleh dan wawancara terhadap koresponden yang di tentukan secara purposive sampling. Data di analisis secara deskriptip kuantitatif untuk mendapatkan gambaran tentang jumlah angka dan pembahasan objek kesimpulan secara keruangan (spasial).Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kebutuhan air bersih di Kota Agats Kabupaten Asmat berdasarkan sampel 30 KK yang diperoleh adalah sebesar rata-rata 60 ltr3/hari maka total kebutuhan air 92.46 ltr3/hari dengan jumlah penduduk Kota Agats 1541 orang. Maka kebutuhan air bersih pada 5 tahun mendatang adalah 14736 ltr dengan tingkat penduduk 1615 orang, pada 10 tahun mendatang adalah 31171 ltr dengan tingkat penduduk 1708 orang, pada 15 tahun mendatang adalah 49411 ltrdengan tingkat penduduk 1805 orang, pada 20 tahun mendatang adalah 69058 ltr dengan tinkat penduduk 1892 orang dan pada 25 tahun medatang adalah 88147 ltr dengan tingkat penduduk 1932 orang. (2) Air rawa Yomoth sebagai sumber air bersih mempunyai kapasitas daya dukung 2.302.140 m dengan kualitas baik untuk dikelola sebagai sumber cadangan air bersih, walaupun terdapat pembatas berupa sifat fisik air rawa, kandungan unsur kimia dan biologisnya.(3) Upaya pengelolaan air rawa Yomoth dilakukan dengan cara perlindungan, penyelamatan dan pelestarian terhadap hutan dan sumberdaya air rawa, dengan melakukan tindakan perlindungan kearifan lokal dan peraturan daerah sebagai suatu dasar hukum dalam pengambilan kebijakan dan keputusan. Mengingat secara arif telah melalui perlindungan dan pengelolaan air rawa Yomoth dengan cara selalu di hindari dari pencemaran dan pengerusakan sehingga dapat di manfaatka secara bersama-sama. Pemilik dusun dan hak ulayat orang suku Asmat kampung Yepem dan pemerintah kampung Yepem dan masyarakat adat tidak mengijinkan orang dari luar kampong masuk ke dalam dusun, hutan dan rawa mereka untuk mengambil hasil dan mengeksplorasi sumberdaya alam yang ada di tempat mereka.ABSTRACT The goals of this research were to (1) investigate need of population clean water and clean water sources in research area; (2) investigate characteristics of swamp water potential of Yomoth as clean water sources; and (3) arrange basic framework of swamp water management of Yomoth as clean water sources based on local wisdom. Method of research was survey, where data were collected and interview with respondents was conducted by purposive sampling. The data were analyzed descriptively- quantitatively to gain illustration on amount of numbers and conclusion objects were discussed spatially. Results of research indicated that (1) need of clean water in City of Agats, Regency of Asmat based on obtainable samples of 30 households were average 60 lt/day, total need of water of 92.46 lt/day with total population of Agats City of 1541 persons. So, need of clean water in future 5 years would be 14736 lt3 with population rate of 1615 persons; in future 10 years, it would be 31171 lt3 with population rate of 1708 persons; in future 15 years, it would be 49411 lt3 with population rate of 1805 persons; in future 20 years, it would be 69058 lt3 with population rate of 1892 persons; and in future 25 years, it would be 88147 lt3 with population rate of 1932 persons. (2) swamp water of Yomoth as clean water source had supportive force capacity of 2,302,140 m3 with good capacity to manage as clean water reserve source, although there were limits, physical characteristic of swamp water, chemical and biological element contents. (3) Effort of Yomoth swamp water management was made by protection, saving, and preservation of forest and swamp water resources, taking action of local wisdom protection and local law as legal basis in policy and decision making. It was considered that the swamp water of Yomoth was managed and protected wisely by continuously avoiding pollution and damage as to be used together. Village owner and community rights of Asmat ethnic persons of Yepem village and the government of Yepem village and traditional society did not allow persons outside village to enter the village, their forest and swamp to take products and explore natural resources existing in their location. Tujuanpenelitianiniadalah (1) mengkajikebutuhanairbersihpenduduk dansumber- sumber air bersih di daerah penelitian, (2) mengkaji  karasteristik  potensi  air  rawa Yomoth sebagaisumberairbersihdan(3)menyusun  kerangkadasarpengelolaan airrawaYomoth sebagaisumberair bersihyangberbasiskearifanlokal. Metode penelian adalah survey, dengan data diperoleh dan wawancara terhadap koresponden  yangditentukan  secarapurposive  sampling.  Datadianalisis  secara  deskriptip kuantitatif untuk mendapatkan gambaran tentang jumlah angka dan   pembahasan  objek kesimpulansecarakeruangan(spasial).Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa:(1)KebutuhanairbersihdiKotaAgatsKabupaten Asmatberdasarkansampel30KKyangdiperolehadalahsebesarrata-rata60ltr/harimakatotal kebutuhanair92.46ltr3/haridenganjumlah pendudukKotaAgats1541orang.Makakebutuhan airbersihpada5tahunmendatangadalah14736ltr3dengantingkatpenduduk1615orang,pada 10tahunmendatang  adalah31171ltr3  dengantingkatpenduduk1708orang,pada15tahun mendatangadalah49411ltr3  dengantingkatpenduduk1805orang,pada20tahunmendatang adalah69058ltr3dengantinkatpenduduk1892orangdanpada25tahunmedatangadalah88147 ltr3   dengan  tingkat  penduduk  1932  orang.  (2)  Air  rawa  Yomoth  sebagai  sumber  air  bersih mempunyaikapasitasdayadukung2.302.140m3 dengankualitasbaikuntukdikelolasebagai sumbercadanganairbersih,walaupunterdapatpembatasberupasifatfisikairrawa,kandungan unsurkimiadanbiologisnya.(3)UpayapengelolaanairrawaYomothdilakukandengancara perlindungan,penyelamatandanpelestarianterhadaphutandansumberdayaairrawa,dengan melakukan  tindakan  perlindungan  kearifan  lokal  dan  peraturan  daerah  sebagai  suatu  dasar hukum dalam pengambilan kebijakan dan keputusan.Mengingat secara ariftelah  melalui
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Analisis Pengaruh Ruang Terbuka Hijau Terhadap Iklim Mikro di Kawasan Perkotaan Klaten Eni Susanti; Iswari Nur Hidayati
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2725.879 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13113

Abstract

ABSTRAK Keberadaan RTH Hijau mulai tergusur oleh adanya pembangunan bangunan-bangunan baru di kawasan perkotaan. Salah satu fungsi dari RTH adalah sebagai pengatur dan penyeimbang iklim mikro. Citra ALOS Pan-Sharpened digunakan untuk interpretasi RTH dan penggunaan lahan. Hasil akhir penelitian ini adalah peta distribusi suhu udara, kelembaban relatif, dan kecepatan angin di kawasan perkotaan Klaten, tingkat hubungan antara kerapatan RTH terhadap iklim mikro, pola RTH terhadap iklim mikro, dan penggunaan lahan terhadap iklim mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra ALOS Pan-Sharpened memberikan ketelitian interpretasi kerapatan RTH sebesar 81,05%, untuk interpretasi pola RTH sebesar 93,68%, dan interpretasi penggunaan lahan sebesar 94,97%. Kerapatan RTH berpengaruh terhadap suhu udara 60,6%, kelembaban udara 80%, kecepatan angin 5,2%. Pola vegetasi RTH kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap iklim mikro. Pengaruh penggunaan lahan terhadap iklim mikro adalah rendah, dimana lebih dipengaruhi oleh ketersediaan RTH , tingkat kepadatan bangunan, geometri bangunan, dan emisi gas kendaraan bermotor. ABSTRACT The presence of Open Green Space is threatened by conversion to new buildings in urban areas. One of the function of Open Green Space is as a regulator and  balancing of micro climate. ALOS Pan-Sharpened images was used to Open Green Space and land use interpretation. The final result of this research is a distribution map of air temperature, relative humidity, and wind speed in Klaten’s urban areas, relations level between Open Green Space density to the micro climate, Open Green Space pattern to the micro climate, and land use to the micro climate. The result of this research showed that interpretation accuracy of Open Green Space density provided by ALOS Pan-Sharpened was 81,05%, interpretation of Open Green Space pattern was 93,68%, and interpretation of land use was 94,97%. On the other hand, Open Green Space density affect to the air temperature was 60,6%,  to the air humidity was 80%, and to the wind speed was 5,2%. Vegetation patterns of Open Green Space gave less significant influence to the micro climate which marked by very weak correlation between many vegetation patterns of Open Green Space with air temperature, air humidity, and wind speed. Land use impact to the micro climate were low,  where air temperature, air humidity, and wind speed were more influenced by buildings density level, building geometry, gas emissions from vehicles, and Open Green Space availability.
Evaluasi Potensi Airtanah Bebas untuk Penyediaan Air di Kalasan dan Prambanan Dina Asrifah
Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 1 (2013): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4074.662 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13448

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah 1) mengkaji ketersediaan, kualitas dan pola pemanfaatan airtanah bebas untuk kebutuhan air bersih, serta 2) mengevaluasi kondisi dan tingkat kekrilisan airtanah bebas untuk penyediaan air bersih di Kecamatan Kalasan dan Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian deskriptif dengan cara penelitian survei (lapangan), pengambilan data dan sampel, serta analisis laboratorium. Pengumpulan data primer dengan observasi, quesioner, analisis laboratorium. Penelitian lapangan dengan teknik sampling yaitu 1)purposive sampling untuk sumur gali dan sampel kualitas airtanah dan 2) randomsampling untuk wawancara. Analisis data secara matematis, kualitatif, skoring, dan spasial. Daerah penelitian terdiri atas 3 jenis sistem Akuifer, yaitu : a. Sistem Akuifer Merapi dengan potensi airtanah bebas sangat tinggi dan tinggi, dan kualilas tercemar ringan - baik; b. Sistem Akuifer Dataran Bokoharjo dengan potensi airtanah bebas tinggi - sedang, dan kualilas tercemar ringan - baik; c. Sistem Akuifer Perbukitan Bokoharjo dengan potensi airtanah bebas sangat rendah, dan kualitas tercemar ringan. Jenis sistem akuifer di daerah penelitian berpengaruh terhadap ketesediaan dan pola penggunaan, akan tetapi tidak berpengaruh pada kualitas airtanah bebas. Kualilas airtanah bebas dipengaruhi oleh kondisi sanitasi lingkungan dan aktivitas manusia. Pada tahun 2020, Kecamatan Prambanan sudah mengalami kekritisan air bersih.ABSTRACT This research aims at assessing the avialability, quality and usage of unconfined groundwater, evaluating the conditions and the critical level of unconfined groundwater for water availability in those areas. n", study was conducted by descriptive approach by means of survey research (in field), dahl and sample collection, and laboratory analysis. The primary data were collected through observation, quesioner, laboratory analysis, field research by sampling techniques are 1) purposive-sampling Jor dug wells and groundwater quality samples and 2) random-sampling (for the interview method), and data analysis with: mathematical, qualitative scoring, and spatial. Kalasan Subdistrict and Prambanan Subdistrict as our research areas, consists oj 3 types of aquifer systems namely: (a) Merapi Aquifer System which has unconcined groundwater's potential category very high and high categories and its quality status from the light polluted - well, (b) Bokoharjo Plain Aquifer System which has a high unconcined groundwater's potential category and its quality status from the light polluted - well, (c) Bokoharjo Hills Aquifer System which has a very low unconcined groundwater's potential, and its quality is light polluted. Those types of aquifer systems affects on avialability and usagepatterns, but had no effect on groundwater's quality itself. In 2020, Prambanan Subdistrict will be experienced the critical clean water condition.
ANALISIS PERUBAHAN KAWASAN TERBANGUN KOTA SURABAYA BERDASARKAN METODE MULTI TEMPORAL CITRA LANDSAT THEMATIC MAPPER Nurdin Nurdin Nurdin; Bangun Muljo Sukojo
Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.964 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13256

Abstract

ABSTRAK Perkembangan kawasan terbangun yang objektif dalam wilayah perkotaan dengan pengukuran secara langsung di lapangan akan mendapatkan banyak kesulitan, membutuhkan waktu panjang dan memerlukan biaya yang besar. Untuk itu diperlukan suatu cara yang lebih praktis, lebih murah, sehingga tingkat perkembangan kawasan terbangun dapat terdeteksi. Teknik penginderaan jauh berdasarkan data citra Landsat TM multi temporal adalah salah satu cam yang dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi terjadinya perubahan kawasan terbangun pada periode tertentu, di antaranya perubahan kawasan terbangun kota Surabaya dari tahun 1993 sampai dengan tahun 1999. Cakupan wilayah penelitian pada citra Landsat TM, berpedoman dari hasil digitasi pets rupabumi Kota Surabaya tahun 1999. Untuk mendapatkan citra yang mempunyai sistem koordinat, dilakukan koreksi geometrik dengan bantuan titik kontrol di darat. Dari pembuatan contoh latihan citra Landast TM tahun 1993 dan tahun 1999 diklasifikasi dengan jenis klasifikasi terbimbing. Untuk meyakinkan kebenaran hasil klasifikasi itu, dilakukan pengecekan langsung di lapangan. Perubahan yang terjadi pada kawasan terbangun, didapat dari proses tumpang susun antara citra Landsat TM hasil klasifikasi tahun 1993 dan tahun 1999. Perubahan Kawasan terbangun dari tahun 1993 dan 1999 di Kota Surabaya,adalah seluas 2.822,487 hektar (6,844 %) dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,141 % pertahun.
Membangun Metode Identifikasi Longsor Berbasis Foto Udara Format Kecil di DAS Bompon, Magelang, Jawa Tengah Heni Masruroh; Junun Sartohadi; Anggri Setiawan
Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4541.735 KB) | DOI: 10.22146/mgi.15640

Abstract

FUNGSI DAYA DUKUNG SUMBERDAYA ALAM TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN SLEMAN Andri Kurniawan
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.531 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13292

Abstract

ABSTRAK Setiap wilayah mempunyai kapasitas yang berbeda dalam perkembangannya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan potensi sumberdaya yang dimiliki oleh masingmasing wilayah. Salah satu potensi sumberdaya wilayah yang dimaksud adalah menyangkut sumberdaya alam. Potensi sumberdaya alam di suatu wilayah yang dimanfaatkan melalui berbagai macam kegiatan sektoral dapat memberikan kontribusi yang nyata pada perekonomian wilayah. Sumbangan pendapatan sektor kegiatan yang berbasis pada sumberdaya alam pada berbagai daerah mampu meningkatkan pendapatan daerah dan sekaligus mampu memicu perkembangan ekonomi wilayah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) tingkat daya dukung sumberdaya alam, (2) potensi berbagai jenis sumberdaya alam melalui identifikasi sektor-sektor unggulan, (3) variasi tingkat perkembangan ekonomi wilayah antar kecamatan, serta (4) hubungan antara daya dukung sumberdaya alam dengan tingkat perkembangan ekonomi wilayah. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan analisis dari data sekunder yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber, dengan unit analisis wilayah kecamatan. Kajian terhadap daya dukung sumberdaya alam menggunakan pendekatan produksi. Analisa tingkat perkembangan ekonomi wilayah dilakukan dengan teknik analisa factor, untuk mengelompokan kategori tingkat perkembangan ekonomi wilayah digunakan teknik K-Means Cluster. Selanjutnya, untuk mengetahui hubungan antara daya dukung sumberdaya alam dengan tingkat perkembangan ekonomi wilayah menggunakan crosstabs dan teknik korelasi Rank Sperman.Dari hasil perhitungan dan klasifikasi daya dukung sumberdaya alam menunjukkan bahwa Kabupaten Sleman memiliki daya dukung sumberdaya alam tergolong tinggi, yang mengindikasikan bahwa tingkat produksi maupun produktivitas berbagai komoditi mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat. Dilihat dari variasi klas daya dukung sumberdaya alam, 41 persen kecamatan mempunyai daya dukung termasuk tinggi, sedangkan beberapa kecamatan lain mempunyai daya dukung tergolong rendah. Variasi daya dukung sumberdaya alam menurut kecamatan, disebabkan oleh adanya keragaman sektor unggulan. Tingkat perkembangan ekonomi wilayah juga menunjukkan adany variasi , dengan kategori sedang dan tinggi didominasi oleh wilayah kecamatan yang letaknya berdekatan dengan kota Yogyakarta. Kemajuan ekonomi yang rendah terdapat di beberapa kecamatan yang letaknya jauh dari kota Yogyakarta. Dilihat hubungan antara daya dukung sumberdaya alam dengan tingkat perkembangan ekonomi wilayah ternyata tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Ketersediaan sumberdaya alam belum membawa pengaruh positif terhadap perkembangan ekonomi wilayah. Perkembangan ekonomi wilayah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lokasi.
Cover Maret 2018 Cover Maret 2018
Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 1 (2018): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2389.522 KB) | DOI: 10.22146/mgi.35331

Abstract

Kajian Tingkat Pelapukan Batuan Menurut Toposekuen Di Daerah Aliran Sungai Tangsi Kabupaten Magelang Jamulya .; Eko Haryono
Majalah Geografi Indonesia Vol 14, No 1 (2000): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.474 KB) | DOI: 10.22146/mgi.6752

Abstract

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah a). mengetahui tingkat pelapukan batuan pada fiap bagian lereng pada toposekuen, dan b). mempelajari pengaruh toposekuen dalam mengontrol proses pelapukan di DAS Tangsi. Penelitian ini mengambil cuplikan batuan dan bahan lapukan (regolith) pada setiap bagian lereng mengikuli toposekuen. Cuplikan tersebut dianalisis di laboratorium yang meliputi; a). analisis granulometri, b). analisis volumetri, c). analisis mineral optik dan analisis difralcsi sinar X. Terdapat tujuh lokasi cuplikan yang dianalisis, yaitu puncak lereng atas; lereng- tengah, lereng bawah, dan dataran kaki- perbukitan dinudasional lereng Gunungapi Sumbing; serta lereng atas dan lereng bawah: perbukitan struktural Menoreh. Hasil penelitian menunjukkan bahrva batuan di daerah penelittan, baik di toposekuen perbukitan denudasional lereng Gunungapi Sumbing don lereng perbulatan struktural menoreh. didonsinasl deb breksi andesitig curah Julian rerata tahunan 3.416 mm, dan rerata temperature 22° C– 24,8° C. Tingkat pelapukan-batuan pada tiap bagian lereng pada toposekuen perbukitan denudasional gunungapi Sumbing;dan- perIndltan struktural Menoreh, tidak.menunjukkan kecenderungan berbedaan, bahkan cenderung sama. Tingkat pelapukan batuan belum lanjut, rlitandai dengan terbentuknya4entpung jenis haloisit atau kaolinit yang belum mengkristal sempurna. Berat volume bahan lapukan berkisar antara 0,795 hingga 1,287, tekstur lapukan gelith berdebu hingga geluh berlempung, persentase lempung 10,93% hingga 46,97%. Tingkat pelapukan batuan di flap bagian lereng di daerah penelitian tidak menunjukkan kecenderungan semakin lapuk.
Sistem Perdagangan Risiko Bencana dalam Pengelolaan Banjir Antar-Wilayah Sakinah Fathrunnadi Shalihati; Mohammad Pramono Hadi; Margaretha Widiyastuti
Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 1 (2010): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.798 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13339

Abstract

ABSTRAK Tujuan diteliti ini adalah: 1) Untuk mengidentifikasi dan menganalisis perbedaan mutlak antara daerah menurut kabupaten / kota di Bengawan Solo DAS tahun 2007, (2) Untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko banjir pada tahun 2007 di wilayah dalam administratif di Bengawan Solo Daerah Aliran Sungai , 3) Untuk mengidentifikasi dan menganalisis keseimbangan risiko perdagangan bencana spasial dalam pengelolaan banjir antar-wilayah di Bengawan Solo DAS. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Aspek perbedaan mutlak antar-daerah dan ketinggian wilayah diambil sebagai data. Data berdasarkan perbedaan mutlak aspek antar-daerah (nilai positif) adalah pertumbuhan ekonomi dan produk domestik regional bruto per kapita. Data yang didasarkan pada daerah ketinggian (nilai negatif) yang Images SRTM, frekuensi banjir dan hasil dari kerugian banjir. Untuk menganalisis neraca perdagangan dari risiko banjir dengan menganalisis hasil nilai-nilai positif dan negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan mutlak di antar-wilayah administratif dalam Bengawan Solo Daerah Aliran Sungai tahun 2007 menjadi yang parameter dilakukan dengan menganalisis hasil penilaian kemampuan daerah berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan produk daerah gros domestik nilai kapita per dalam manajemen sumber daya, sedangkan analisis risiko banjir Tahun 2007 menjadi adalah parameter dilakukan dengan menganalisis hasil dari kemampuan daerah yang memiliki potensi banjir berisiko tinggi atau tidak memiliki potensi banjir berisiko tinggi. Perbedaan mutlak di daerah antar analisis risiko banjir administrasi dan wilayah menghasilkan risiko wilayah banjir shceme dari perdagangan memisahkan menjadi dua shemes; subsidi penerima dan pemasok hulu / hilir, di mana hulu dan hilir dapat complet tanpa batas topografi pertimbangkan. ABTRACT The objectives of this researched are: 1) To identify and to analyze absolute difference between areas according to regency/municipality at Bengawan Solo Watershed year 2007, (2) To identify and to analyze flood risk in 2007 on region within  administratively at  Bengawan  Solo  Watershed,  3)  To  identify  and  to analyze  balance  of  risk  of  disaster  trading  spatial  within  inter-region  flood management at Bengawan Solo Watershed. This research employs descriptive analyses methods. Data was analyzed in qualitative and quantitive. Aspects of absolute differences inter-regions and region altitude  were  taken as  data.  Data  based  on absolute  differences  inter-regions aspects (positive value) were economic growth and regional product domestic gross per capita. Data that is based on regions altitude (negative value) were SRTM Images,flood frequencies and result of flood losses. To analyze balance of trade of flood risk with analyze result of positive and negative values.,The results show that absolute difference in inter-regions administratively within Bengawan Solo Watershed year 2007 become is parameter conducted by analyzing the result of region capability assessment based on economic growth and regional product domestic gross percapita value within resource management,  whereas  flood  risk  analysis  of year  2007  become  is  parameter conducted by analyzing the result of region capability that have high risk flood potential or doesn’t have high risk flood potential. Absolute difference in inter- regions administrative and region flood risk analysis produce shceme region flood risk  of  trading  it  separates  into  two  shemes;  subsidy  receiver  and  supplier upperstream/downstream,  where  upperstream  and  downstream  can  complet without topographical boundary consider.

Page 11 of 42 | Total Record : 411


Filter by Year

1988 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 39, No 1 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 2 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 1 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 37, No 2 (2023): Majalah Geografi Indoenesia Vol 37, No 1 (2023): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 2 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 1 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 2 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 1 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 1 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 2 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 1 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 1 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 1 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 2 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 1 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 2 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 1 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 2 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 1 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 2 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 1 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 2 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 2 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 1 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 2 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 2 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 2 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 2 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 1 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 2 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 14, No 1 (2000) Vol 14, No 1 (2000): Majalah Geografi Indonesia Vol 10, No 17 (1996): Majalah Geografi Indonesia Vol 6, No 9 (1992): Majalah Geografi Indonesia Vol 6, No 9 (1992) Vol 2, No 3 (1989) Vol 2, No 3 (1989): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988) Vol 1, No 1 (1988) Vol 1, No 1 (1988): Majalah Geografi Indonesia More Issue