cover
Contact Name
Arifa Chan
Contact Email
uppublikasi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
uppublikasi@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 23561297     EISSN : 25287222     DOI : -
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar (JTIDP) published by Indonesian Center for Estate Crops Research and Development is a peer-reviewed and open access journal that publishes significant and important research from area of agricultural science on industrial and beverage crops.
Arjuna Subject : -
Articles 407 Documents
Status Hara Tanaman Lada Bangka Belitung Daras, Usman; Tjahjana, Bambang Eka; Herwan, Herwan
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ada indikasi rendahnya produktivitas lada di Bangka Belitung (Babel) disebabkan karena petani tidak mampu merawat tanaman secara baik. Dalam merawat tanaman, petani juga melakukan pemupukan meskipun dosis yang diberikan mungkin lebih rendah dari yang dibutuhkan, bahkan unsur pupuk tertentu lain belum pernah diberikan sama sekali. Indikasi ke arah itu diperlihatkan oleh sering dijumpainya tanaman lada yang memperlihatkan gejala defisiensi hara. Untuk itu dilakukan penelitian dalam bentuk survei tanaman lada petani di Kabupaten Bangka, Bangka Tengah dan Bangka Selatan. Setiap kebun lada contoh terpilih, diamati kondisi umum pertumbuhan dan perkiraan tingkat produktivitasnya dengan mewancarai sejumlah petani lada, serta diambil beberapa contoh daun lada dan tanahnya secara komposit untuk dianalisis kandungan haranya di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan kondisi kebun lada petani memperlihatkan pertumbuhan dan hasil lada yang beragam. Kandungan hara N daun sebagian besar masuk kategori sedang (1,65-2,79% N), bahkan tinggi (> 2,79% N). Hara P pada kisaran 0,10–0,18%, sehingga masuk kategori cukup, meskipun sebagian besar nilainya mendekati batas bawah (0,10% P). Sebagian besar kebun lada (68%) memiliki kandungan K daun rendah (< 1,78% K), bahkan mendekati batas bawah (kritis), 0,33% K. Kandungan Ca pada kisaran 0,33-0,54% (rendah), jauh dari kandungan optimal 1,42-3,33% Ca. Sedangkan status Mg bervariasi dari 0,10% (terendah) sampai 0,46% (tertinggi). Pada kebun-kebun lada dengan kandungan Mg daun berkisar 0,10-0,28% memperlihatkan gejala defisiensi. Nutrient status of black pepper grown in Bangka BelitungABTRACT There are greatly various growth performances of black pepper grown in Bangka Belitung. Among them may be classified into the worse ones or low in achieving of yields due to unability of farmers in maintenance of the crops adequately. To increase yields of the crop, they use fertilizers eventhough the kind and amount of nutrients added may be unappropriate manner or never at all. Nutrient disorders in plant may appear in many ways such as reduced growth, off-colored leaves, abnormally shaped leaves and stems and and a breakdown of certain parts of the plant.  If deficiency of a certain nurient becomes more severe, visual symptoms may spread over the whole plant leaves, may become more chlorotic or bleached in appearance, and death of plant parts. A field survey was carried out on black peppers grown at Bangka, particularly districts of Bangka, Central Bangka and South Bangka in 2010. Parameters observed were quality of growth, productivity, cultural practices applied, and nutrient content of sampled leaves and soils on which the crops are planted. Lacking of a nutrient supply is some extent easely to be identified from specific symptoms of growth, but some others not or hard because it might be not single factor. Leaf and soil analysis are therefore needed to confirm nutrient status to support the growth. Results show that there were strong evident that status of macro nutrients like N and P are likely not to be serious constraints in growing of the crop. On the other hands, those of K, Ca and Mg are under suboptimal conditions of black pepper. Content of K leave ranged of 0.51 to 1.99% being mostly less than those of the need for optimal growth of black pepper 1.78-2.84% K. The others like Ca and Mg in leaves are also low ranging of 0.33 to 0.54% (low), and 0.10% (deficient) to 0.46% (optimum), respectively. Of the leaves having Mg content ranging from 0.10 to 0.28% reveal chlorotic, a type of deficiency symptom characterized by yellowing localized over individual leaves or isolated between some leaf veins (interveinal chlorosis).
Potensi Trichoderma spp. dalam Menekan Perkembangan Penyakit Busuk Pucuk Vanili di Pembibitan Taufiq, Efi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit busuk pucuk vanili (BPV) yang disebabkan oleh Phytophthora capsici merupakan kendala pada pembibitan dan pertanaman vanili. Pengendalian penyakit umumnya menggunakan fungisida sintetik yang harganya mahal dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Pengendalian penyakit dengan agens hayati sudah dikembangkan dan berhasil mengatasi penyakit busuk pangkal batang pada tanaman vanili.  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat Trichoderma dari tanah, rizosfer dan jaringan tanaman vanili sebagai agens hayati terhadap P. capsici secara in vitro dan in vivo (pembibitan). Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikologi Departemen Proteksi Tanaman IPB, Laboratorium Penyakit Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat di Bogor, dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar di Sukabumi. Trichoderma spp. diisolasi dari risosfir dan jaringan tanaman vanili dari Serang, Sukabumi, dan Batu. Pengujian antagonisme in vitro dilakukan pada 17 isolat Trichoderma spp. menggunakan metode dual culture dan metode kertas cakram, sedangkan pengujian  in vivo dilakukan pada 6 isolat Trichoderma spp. menggunakan media jagung dan metode penyemprotan suspensi konidia agens hayati.  Peubah yang diamati adalah kejadian dan tingkat keparahan penyakit busuk pucuk pada vanili.  Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan.  Hasil penelitian diperoleh 114 isolat jamur; 97 dari rizosfir, 11 dari tajuk dan 6 dari akar (endofit).  Hasil pengujian patogenisitas menunjukkan bahwa 63 isolat bersifat patogenik  pada tanaman vanili (umumnya  genus Fusarium) dan 51 isolat  tidak patogenik (umumnya Trichoderma).  Daya hambat in vitro isolat Trichoderma spp. terhadap P. capsici berkisar antara 44,5-73,5%, sedangkan dengan metode cakram daya hambatnya  6,3-75%. Keefektifan 6 isolat Trichoderma spp. menekan perkembangan penyakit busuk pucuk pada bibit vanili berkisar antara 66,67-68,00%. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa ada beberapa isolat Trichoderma spp yang berpotensi sebagai agens hayati untuk menekan perkembangan penyakit busuk pucuk vanili yang disebabkan oleh P. capsici.   Potential of Trichoderma spp. To suppress development of the shoot rot disease of vanilla in nurseriesABTRACT Shoot rot disease of vanilla (BPV) is caused by Phytophthora capsici is a constraint on the seedling and planting vanilla. Disease control generally use synthetic fungicides are expensive and cause environmental pollution. Disease control with biological agents has been developed and successfully overcome the base of the stem rot disease in vanilla plants. This study aims to obtain isolates of Trichoderma from soil, rhizosphere and plant tissue vanilla as a biological agent against P. capsici in vitro and in vivo (seedling). Mycological Research conducted at the Laboratory of Plant Protection Department of IPB, Laboratory Center for Disease Spices and Medicinal Plants Research in Bogor, and Greenhouse Crops Research Institute for Industry and freshening in Sukabumi. Trichoderma spp. isolated from plant tissue,  rizosphere and vanilla from Serang, Sukabumi, and Batu. Invitro antagonism test performed on 17 isolates of Trichoderma spp. using the dual culture method and the method of the paper disc, whereas in vivo tests carried out on six isolates of Trichoderma spp. using corn media and methods of spraying conidia suspensions of biological agents. Observed variable is the incidence and severity of shoot rot disease in vanilla. Research using randomized block design with three replications. The results obtained 114 isolates of the fungus; 97 of the rizosphere, 11 of the canopy and 6 of the root (Endophytic). The results of pathogenicity tests showed that 63 isolates are pathogenic on plants vanilla (generally  Fusarium) and 51 isolates were not pathogenic (generally  Trichoderma). The inhibition of in vitro isolates of Trichoderma spp. against P. capsici ranged from 44.5 to 73.5%, while the disc method hambatnya power from 6.3 to 75%. The effectiveness of six isolates of Trichoderma spp. suppress the development of bud rot disease in vanilla seeds ranged from 66.67 to 68.00%. The results indicate that some isolates of Trichoderma spp as potential biological agents to suppress the development of shoot rot disease of vanilla caused by P. capsici.
Analisis Kinerja dan Daya Saing Perdagangan Biji Kakao dan Produk Kakao Olahan Indonesia di Pasar Internasional Hasibuan, Abdul Muis; Nurmalina, Rita; Wahyudi, Agus
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kakao merupakan komoditas yang sangat penting bagi Indonesia sebagai salah satu negara eksportir utama kakao  dalam perdagangan internasional. Pasar kakao dunia masih memiliki potensi sangat tinggi, yang ditunjukkan oleh peningkatan konsumsi sehingga Indonesia diharapkan mampu meraih peluang pasar yang ada. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja dan daya saing perdagangan biji kakao dan produk-produk kakao olahan Indonesia di pasar internasional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Untuk mengukur daya saing produk kakao Indonesia menggunakan Revealed Comparative Advantage (RCA), Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), Export Product Dynamics (EPD), dan Constant Market Share Analysis (CMSA). Hasil analisis menunjukkan bahwa Indonesia mengalami surplus dalam perdagangan kakao, yang ditunjukkan oleh tren yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia juga memiliki keunggulan komparatif sebagai eksportir biji kakao dan kakao olahan di pasar internasional. Hasil analisis EPD dan CMSA, terdapat sedikit perbedaan. Analisis EPD hampir semua produk kakao memiliki daya saing, sedangkan analisis CMSA menunjukkan produk-produk kakao yang memiliki daya saing adalah produk-produk kakao olahan. Untuk itu, dalam upaya meningkatkan daya saing produk kakao, baik dalam bentuk biji maupun produk olahan, diperlukan upaya peningkatan kualitas biji kakao dan pengembangan industri hilir. Analysis of performance and competitiveness of Indonesian cocoa and its intermediate products in the international marketABTRACT Cocoa is an important commodity for Indonesia, known as the third largest producing countries after Ivory Coast and Ghana. In the world market, the cocoa likely possesses high potency indicated by its consumption increasing steadily from year to year. It therefore enables Indonesia to play an important role and reach the chance. This study aims to analysis the performance and competitiveness of Indonesian cocoa bean and its intermediate products in the international market. Data used in this study were secondary on which competitive measures such as Revealed Comparative Advantage (RCA), Trade Specialization Index (TSI), Export Product Dynamics (EPD), and Constant Market Share Analysis (CMSA) were approached. Results showed that the country has surplus in trade performance of cocoa bean indicated by its positive trend recently.  As the main exporting country, Indonesian cocoa has comparative advantage, both in form of cocoa bean and its intermediate products. Based on EPD analysis, almost all cocoa products have competitive advantage. While that of CMS analysis, the intermediate products have a higher competitive advantage than the cocoa bean. To improve competitiveness of the products, it needs to develop downstream industry, and some efforts to improve cocoa bean quality.
Hubungan Bakteri Endofit dan Nematoda Parasit Penyebab Penyakit Kuning pada Tanaman Lada di Provinsi Bangka Belitung Munif, Abdul; kristiana, Kristiana
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit kuning yang disebabkan oleh nematoda parasit Meloidogyne incognita dan  Radopholus similis masih menjadi penyebab utama penurunan produksi lada di Provinsi Bangka Belitung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kelimpahan populasi bakteri endofit dan nematoda parasit pada perkebunan lada rakyat di Kabupaten Bangka Selatan dan Bangka Tengah. Penelitian meliputi survei tingkat kejadian penyakit kuning dan pengamatan populasi nematoda dan bakteri endofit pada pertanaman lada milik petani. Pengambilan sampel tanah dan akar lada berasal dari pertanaman lada yang sehat dan yang sakit atau terserang berat. Isolasi bakteri endofit dilakukan dengan menggunakan teknik sterilisasi permukaan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara populasi bakteri endofit dengan populasi nematoda parasit penyebab penyakit kuning pada tanaman lada. Kelimpahan populasi bakteri endofit pada kebun lada yang sehat lebih tinggi dibandingkan dengan kebun lada yang sakit. The Relationship between endophytic bacteria and yellow disease caused by parasitic-nematode on black pepper in Bangka Belitung provinceABSTRACT Yellow disease caused by parasitic nematodes (Meloidogyne incognita and Radopholus similis) is still a major constraint of black pepper production in Bangka Belitung. A study was carried out to investigate the relationship between population of endophytic bacteria and yellow disease caused by plant-parasitic nematodes on black pepper grown at districts of Bangka and Central Bangka. The study was conducted at farmers’ black pepper plantations. A number of soil and root samples was taken from healthy black pepper vines and highly infected-nematode ones. An isolation of endophytic bacteria was then done through a surface sterilization method. Results shows there was a positive correlation between the population of endophytic bacteria and yellow disease incidence rates caused by plant-parasitic nematodes on black pepper plants. The population of endophytic bacteria found in the healthy black pepper plants was higher than those of in the  infected-nematode ones.  
Peran Tanaman Karet dalam Mitigasi Perubahan Iklim Supriadi, Handi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terjadinya perubahan iklim pada saat ini telah mengkibatkan dampak buruk terhadap kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi.  Kekeringan, banjir atau rob,  gelombang udara panas,  dan badai merupakan beberapa contoh yang disebabkan oleh perubahan iklim.  Pada sektor pertanian,  kondisi tersebut akan menyebabkan produksi tanaman  mengalami penurunan yang cukup signifikan sehingga mengganggu ketahanan pangan nasional dan menurunkan pendapatan petani dan devisa negara. Penyebab utama terjadinya perubahan iklim adalah meningkatnya emisi gas rumah kaca (terutama gas CO2) di udara, yang dihasilkan oleh  aktivitas manusia (antropogenik).  Untuk mengurangi emisi gas CO2 Pemerintah Republik Indonesia  telah mencanangkan  Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) sesuai Peraturan Presiden Nomor 61 tahun 2011. Salah satu kegiatan utamanya adalah penanaman  105.200 ha tanaman karet.  Peran ekologis tanaman karet yaitu tajuknya dapat menyerap  gas CO2 dari udara dan dari hasil biji karet dapat dibuat biodiesel dengan gas buang CO2 yang lebih rendah dari bahan bakar minyak (solar), sehingga tanaman karet mempunyai peran yang penting dalam mengurangi kejadian perubahan iklim (mitigasi).  Jumlah CO2 yang diserap oleh tanaman karet bervariasi tergantung kepada umur tanaman, kondisi tanaman, kesuburan tanah, dan teknis budidaya yang diterapkan.  Rata-rata stok karbon  pada karet tradional (perkebunan rakyat) 19,8 ton C/ha, sedangkan pada karet klon unggul (perkebunan besar) 42,4 ton C/ha.  Jumlah gas CO2 yang diserap oleh perkebunan karet di Indonesia  mencapai 291,16 Mton CO2e.  Potensi produksi biodiesel dari RSO di Indonesia mencapai 424.460 ton. Campuran solar dan biodiesel dari RSO dapat menurunkan emisi gas buang CO2 sebesar 40,14%. Role of rubber plant in climate change mitigationABSTRACT Climate change happened and resulted in adverse effect of our life on the earths surface. Droughts, floods, or rob, heatwaves, and hurricanes happened recently of incident that might be caused by climate change. In the agricultural sector, these conditions will lead to reduction of yields significantly, in turn disrupt the national food security and reduce foreign exchange. Major factor that may induce climate change is the increased greenhouse gas emissions primarily CO2 in air, generated by human activity  (anthropogenic). To reduce emissions of CO2 gas,  Government of Indonesia has launched the National Action Plan for Reducing Emissions of Greenhouse Gases (RAN-GRK) through Presidential Decree No. 61 of 2011. One of the main activity is the planting of 105,200 ha of  rubber trees. Ecological role of the rubber plant  is an sequestration CO2 from the air. Moreover, rubber yielded may be converted into biodiesel fuel having CO2 content being lower than diesel oil in otherwords, rubber plant has an important role in reducing of  incidences of climate change (mitigation).  The amount  of CO2 is sequestrated by rubber plant varies depending on the age of the plant, crop conditions, soil fertility and technical cultivation applied. Average of carbon stock of those rubber plants cultivated traditionally was 19.8 ton C / ha, while those superior clone ones was 42.4 ton C/ha. The  amount of CO2 gas sequestrated by rubber in Indonesia  reached of 291.16 Mton CO2e. Potentially biodiesel production developed from the RSO in Indonesia reached   424,460 ton, blending of diesel oil and biodiesel from RSO able to reduce CO2 emissions of 40.14%.  
Pengaruh Mikoriza dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jambu Mete Muda Trisilawati, Octivia; Towaha, Juniaty; Daras, Usman
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian pengaruh fungi mikoriza asbuskula (FMA) dan pupuk NPK pada pertumbuhan dan produksi tanaman jambu mete muda dilaksanakan di KP. Cikampek, Jawa Barat dari bulan Januari sampai Desember 2011. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok, terdiri dari dua faktor, yang diulang 4 kali dengan ukuran plot 4 tanaman/perlakuan. Faktor I adalah aplikasi FMA, yaitu tanpa FMA dan aplikasi 12 kaplet FMA/tanaman.  Faktor II adalah pupuk NPK (g/tan.) yang terdiri dari: (a) dosis pupuk NPK rekomendasi (100 g N, 80 g P2O5, 100 g K2O/tan.), (b) 3/4 dosis pupuk NPK rekomendasi, dan (c) 1/2 dosis pupuk NPK rekomendasi. Parameter pengamatan meliputi penambahan jumlah daun, tinggi tanaman, diameter cabang, lilit batang utama, lebar kanopi, panjang cabang, jumlah cabang tersier, jumlah tandan bunga, jumlah buah per tandan, dan jumlah gelondong per pohon.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan dosis pemupukan NPK sampai 50% dari dosis rekomendasi yang disertai dengan pemberian mikoriza (FMA) tidak mengakibatkan penurunan pertumbuhan dan produksi jambu mete varietas BO2 hasil grafting. Sebagai implikasi, adanya respon positif pada pertumbuhan dan produksi jambu mete dapat dijadikan petunjuk bahwa penggunaan mikoriza mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk NPK. Effect of Mycorrhizal and NPK Fertilizer on Young Cashew Growth and ProductionABSTRACT A study of the application of arbuscular mycorrhiza fungi (AMF) and reduction of NPK fertilizer rates was carried out on grafted young cashew trees grown at Cikampek Research Station, West Java, from January to December 2011. Experimetal design used was a randomized block design, consisting of two factors, repeated 4 times with plot size of 4 plants. The first factor was application of AMF, consisting of without AMF and with inoculation of 12 AMF caplets/plant. The second factor was application of NPK fertilizer, consisting of: (a) Full recommended of NPK fertilizer rates (100 g N, 80 g P2O5, 100 g K2O/plant.), (b) 3/4 recommended NPK fertilizer rate, and (c) 1/2 recommended NPK fertilizer rate. Parameters observed included the increase of number of leave, plant height, diameters of branch, main girth and canopy, branch length, number of tertiary branches, number of bunches of flowers, the number of fruits per bunch, and the number of nuts per tree. Results showed that the reduction of NPK fertilizer application upto 50% of recommended fertilizer rates combined with the application of AMF on the young cashew trees (2.5 years old) did not result in any reduction of plant growth measured significantly. As an amplication, the application of micorhizal fungus is likely able to increase efficiency of fertilizer use to the crop indicated by comparable growth of the treated ones.
Konstruksi Pustaka Genom Kakao (Theobroma cacao L.) untuk Sekuensing Genom Total Menggunakan Next Generation Sequencing HiSeq2000 Tasma, I Made; Satyawan, Dani; Rijzaani, Habib; Rubiyo, Rubiyo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemuliaan kakao secara konvensional memerlukan waktu panjang (10-15 tahun). Pemanfaatan marka DNA akan memperpendek siklus pemuliaan kakao. Tujuan penelitian ini adalah mengkonstruksi pustaka genom tiga genotipe kakao yang dapat digunakan untuk sekuensing genom total kakao menggunakan NGS HiSeq2000 dan mendapatkan data resekuen genom total tiga genotipe kakao.  Bahan tanaman terdiri dari tiga klon unggul kakao (ICCR02, ICCR04, dan SUL02) diperoleh dari Balittri, Pakuwon.  DNA genomik diisolasi dari daun muda sebagai bahan konstruksi pustaka genom total. Sekuensing pustaka dilakukan pada mesin HiSeq2000 mengikuti protokol dari Illumina. Pustaka genom yang telah berhasil dikonstruksi berukuran 300 pasang basa (bp) masing-masing dengan konsentrasi 14,70 ng/µL (ICCR02), 15,20 ng/µL (ICCR04), dan 12,90 ng/µL (SUL02). Ukuran dan konsentrasi pustaka genom yang dihasilkan sangat ideal untuk sekuensing menggunakan HiSeq2000. Sekuensing ketiga genom menghasilkan data sekuen 52,9 x 109 bp.  Klaster DNA pustaka genom memiliki nilai Q scores>30 (75,0%) dengan tingkat kesalahan pembacaan basa rendah (1,47%).  Nilai densitas klaster, persen klaster PF, intensitas basa, persen phasing, dan persen prephasing menunjukkan kualitas klaster pustaka genom ketiga genotipe kakao termasuk kategori pustaka ideal. Data sekuen yang dihasilkan juga sangat ideal untuk identifikasi marka SNP genom kakao. Koleksi marka SNP digunakan untuk identifikasi gen pengendali karakter penting kakao dan pemuliaan berbasis marka DNA untuk memperpendek siklus pemuliaan kakao. Genomic Library Construction Of Cocoa (Theobroma Cacao L.) For Whole Genome Sequensing Using A Next Generation Sequencer Hiseq2000Conventional cocoa breeding is slow and takes about 10-15 years to complete a breeding cycle. Applying genomic technology using DNA markers will significantly decrease cocoa breeding cycle. The objectives of this study were to construct cocoa whole genome genomic libraries to be used for resequencing the whole genome of cocoa and obtain whole genome resequence data of three cocoa genotypes. Three Indonesian cocoa genotypes (ICCR02, ICRR04, and SUL02) were used. DNA genomic was isolated from young leaf and used to construct genomic DNA libraries and generate DNA clusters. DNA clusters were sequenced using a HiSeq2000 platform. The whole genome libraries of the cocoa genotypes were successfully constructed. The library size was 300 bp with concentrations of 14.70 ng/µL (ICCR02), 15.20 ng/µL (ICCR04), and 12.90 ng/µL (SUL02), respectively. The genomic library size and concentrations are suitable for sequencing study using the NGS HiSeq2000. Total sequencing output obtained was 52.9 x 109 bp. The genomic library clusters resulted during the sequencing process demonstrated the Q scores > 30 of 75.0% with low error sequencing rate of 1.47%. Cluster densities, percentage of cluster PF, base intensity, and percentage of phasing and prephasing indicated the cluster quality of the genomic libraries is classified as an ideal one to be used for resequencing study using NGS HiSeq2000. The resequence data were ideal for SNP marker discovery. SNP markers are used to identify economically important genes of cocoa and marker-aided cocoa breeding to decrase the cocoa breeding cycle.
Penentuan Karakter Pembeda Dua Populasi Kopi Arabika di Kebun Percobaan Pakuwon melalui Penggunaan Fungsi Diskriminan Wardiana, Edi; Pranowo, Dibyo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keragaman fenotipik dari beberapa genotipe tanaman karena pengaruh genetik dan lingkungan (GxE) dapat dianalisis melalui penggunaan fungsi diskriminan sehingga akan dapat diketahui informasi tentang karakter-karakter pembeda dari genotipe yang diuji. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan (KP) Pakuwon, Sukabumi, mulai bulan Desember 2010 sampai Mei 2012, dengan tujuan mengidentifikasi karakter-karakter yang dapat menjadi pembeda dua populasi kopi arabika (Kartika 1 dan 2) yang ditanam di KP. Pakuwon melalui pendekatan fungsi diskriminan. Contoh tanaman kopi varietas Kartika 1 dan 2 masing-masing sebanyak 20 tanaman dipilih secara sistematik, kemudian diamati pada umur 14-17 bulan setelah tanam terhadap 20 peubah morfologi tanaman. Data-data yang terkumpul dianalisis melalui penggunaan fungsi diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh 4 karakter pembeda dua varietas kopi arabika (Kartika 1 dan Kartika 2), yaitu jumlah cabang total/tanaman, jumlah ruas/cabang, jumlah tandan/cabang, dan bobot kering buah. Varietas Kartika 1 memiliki jumlah cabang total/tanaman, jumlah tandan/cabang, dan bobot kering buah lebih tinggi daripada Kartika 2, sedangkan jumlah ruas cabangnya lebih rendah. Keempat karakter tersebut secara nyata dapat membedakan kedua varietas kopi dengan tingkat validitasnya sebesar 82,5%. Hasil penelitian ini didasari oleh teori GxE dan dapat memberikan implikasi bagi kajian dan penelitian-penelitian berikutnya dalam upaya peningkatan produktivitas dan atau mutu hasil kopi, khususnya Kartika 1 dan 2 di KP. Pakuwon. .Determination of Characters to Distinguish Two Population of Coffea Arabica at Pakuwon Experimental Station by Discriminant Function Phenotypic variability of several plant genotypes is affected by genetic (G) and environment (E) factors, known as GxE. The GxE can be analyzed through discriminant functions being able to know information several characters as differentiator of genotypes. A study was conducted at Pakuwon Experimental Station (KP. Pakuwon), Sukabumi, from December 2010 to May 2012. To identify the characters being able to distinguish two populations of Coffea arabica (Kartika 1 and 2), the discriminant function was used.  Sistematic sampling of 20 sample plants of Kartika 1 and 2 each was used in this study. As many as 20 variables of plant morphology were observed for 14-17 months after planting. Data collected were analyzed by discriminant function. Results showed that there are four characters being able to distinguish two varieties of Coffea arabica ( Kartika 1 and 2) namely: total number of branch/plant, number of internode/branches, number of bunch/ branch, and dry weight of fruit. The total number of branch/plant, number of bunch/branch, and dry weight of bean of Kartika 1 were higher than those of Kartika 2, while the number of internode/branches was lower. These fourth characters were significantly able to distinguish the two varieties of coffee with 82.5% validity rates. This result was based on GxE theory and may have implications for improvement of productivity and quality of coffee, for future study.
Kesesuaian Batang Bawah dan Batang Atas pada Grafting Jambu Mete Supriadi, Handi; Heryana, Nana
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produktivitas jambu mete Indonesia sampai saat ini masih tergolong rendah, penyebabnya antara lain: penggunaan bahan tanaman asalan, perbanyakan bahan tanaman yang masih menggunakan biji, dan belum diterapkannya teknologi budidaya anjuran. Usaha untuk meningkatkan produktivitas jambu mete salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan teknik kultivasi yaitu penggunaan bahan tanaman yang dikembangkan secara grafting dengan menggunakan batang atas dari varietas unggul dan batang bawah lokal terpilih. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi tampilan pertumbuhan empat kombinasi grafting jambu mete dengan batang atas asal varietas unggul  dan batang bawah lokal terpilih di lapangan. Penelitian di lakukan di kebun percobaan (KP) Cikampek dari Januari 2009 sampai Desember 2011 dalam dua tahap. Tahap pertama (tahun 2009-2010) dilakukan di tingkat pembibitan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dan tiga ulangan. Perlakukan yang diuji yaitu: S1 (Tanjung Bunga + Meteor JK), S2 (Tanjung Bunga + B O2),  S3 (Tanjung Bunga + SM 9),  S4 (Tiwatobi + Meteor JK), S5 (Tiwatobi + B O2), S6 (Tiwatobi + SM 9), S7 (Ende + Meteor JK), S8 (Ende + B O2) dan S9 (Ende + SM 9).  Penelitian tahap kedua (tahun 2010 – 2011) dilakukan di lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dan enam ulangan. Perlakuan yang di uji adalah  empat kombinasi grafting jambu mete yaitu: G1 (Tanjung Bunga + Meteor JK), G2 (Tanjung Bunga + B 02), G3 (Tiwatobi + Meteor JK), dan G4 (Ende + B 02).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pembibitan kombinasi grafting S1 mempunyai persentase keberhasilan yang nyata lebih tinggi dibandingkan kombinasi S2, S3, S4, S5, S6, S7 dan S9, kecuali dengan kombinasi S8  tidak berbeda nyata. Pada tingkat lapang kombinasi grafting G1 sampai umur enam bulan di lapang menunjukkan pertumbuhan terbaik yang nyata lebih baik  dibandingkan kombinasi grafting  G2, G3, dan G4.  Koefisien korelasi antara komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, diameter batang, lebar tajuk, jumlah cabang dan jumlah daun) pada grafting jambu mete mempunyai nilai nyata positif. Suitability of Rootstocks and Scions in Cashew Grafting ABSTRACT Indonesian cashew productivity is still relatively low mainly due to the use of imferior planting materials developed from seeds, and improper cultural practices applied by farmers. An effort to increase the productivity of cashew is the use of grafted seedlings developed from combination of scions of high yielding varieties and locally selected cashew accessions as rootstock. The objective of this study was to evaluate growth performance of grafted cashew developed from combination of scions of two high yielding varieties and three locally elected accessions. The study was conducted at Cikampek Research Station from January 2009 to December 2011, in two sequent phases. The first phase  (years 2009 to 2010) was conducted at the nursery level by using a randomized block design with three replications. Treatments tested were: S1 (Tanjung Bunga + Meteor JK), S2 (Tanjung Bunga + B O2), S3 (Tanjung Bunga + SM 9),  S4 (Tiwatobi + Meteor JK), S5 (Tiwatobi + B O2),  S6 (Tiwatobi + SM 9),  S7 (Ende + Meteor JK),  S8 (Ende + B O2) and S9 (Ende + SM 9). The second phase was carried out in years 2010 to 2011 at the field level.  A randomized block design with six replications was used.  The treatments tested were four combination of grafted cashew, namely: G1 (Tanjung Bunga + Meteor JK), G2 (Tanjung Bunga + B 02), G3 (Tiwatobi + Meteor JK), dan  G4 (Ende + B 02). Results showed  at the nursery level, the combination of  S1 had the highest rate of success being significantly higher than those of S2, S3, S4, S5, S6, S7 and S9, but  not for S8. At the field level, the combination G1 accessions yielded the best one. It was much better than those of G2, G3, and G4. Correlation coefficient between the components of growth (plant height, stem diameter, crown width, number of branches and number of leaves) on the grafting of cashew  has a positive value significantly.
Preferensi Petani terhadap Adopsi Teknologi Lada Hibrida Tahan Penyakit Busuk Pangkal Batang ( BPB ) Listyati, Dewi; Hasibuan, Abdul Muis; Setiyono, Rudi T
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu produsen utama lada dunia dan komoditas ini telah dijadikan sebagai salah satu andalan ekspor dari subsektor perkebunan. Akhir-akhir ini  produktivitas lada terus mengalami penurunan yang salah satu penyebab utamanya adalah akibat serangan penyakit busuk pangkal batang. Oleh karena itu, inovasi teknologi lada hibrida tahan penyakit busuk pangkal batang diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis preferensi petani untuk mengadopsi lada hibrida tahan penyakit busuk pangkal batang (BPB) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Utara pada bulan Juli-Oktober 2010. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan model persamaan struktural. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden sangat tertarik untuk mengadopsi lada hibrida tahan BPB karena diharapkan lebih menguntungkan dan belum ada varietas lada yang tahan terhadap serangan penyakit busuk pangkal batang. Faktor kelembagaan yang diindikasikan oleh peran kelompok tani dalam mengadvokasi anggotanya untuk mengadopsi lada hibrida tahan BPB serta bantuan pemerintah untuk mengembangkan lada hibrida tahan BPB merupakan faktor kunci yang berpengaruh signifikan terhadap peluang adopsi lada hibrida tahan BPB oleh petani. Farmer Preference of Technology Adoption of Hybrid Pepper That Resistant to Foot Rot DiseaseABSTRACT Indonesia is one of black pepper main producing countries in the world. The commodity has become the main export commodity from estate crops subsector for the country. Recently, there is however a trend of declining in its productivity, because of pest and disease attack, especially foot-rot disease. An innovation of hybrid blcak pepper that has resistant to foot-rot disease is expected to become a solution to rising productivity of the crop. This research aimed to analyze farmers’ preference to adopt hybrid black pepper that has resistant to foot-rot disease. This research was conducted at North Lampung District, form July-October 2010. The analysis used was descriptive method and structural equation model. Analysis showed that most of farmers were interested in adoption of hybrid black pepper that has highly resistant to foot-rot disease since there is no black pepper variety that has been released having resistant to the disease. Institutional factors are indicated by farmer group activities in advocating their members to adopt hybrid blcak pepper, and governmental assistances to develop it are key factors that have a significant effect in adoption of the technology for farmers.

Page 3 of 41 | Total Record : 407


Filter by Year

2011 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 3 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 3 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 3 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 3 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 3 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 1 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 1 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 3 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri More Issue