cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Ilmu Teknik
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 84 Documents
STUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI widaputra, yudha; yusuf, maulana; hak, abuamat
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 5 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegunaan pipa produksi adalah untuk mengalirkan kandungan minyak dan gas bumi ke permukaan. Jika ukuran pipa produksi yang digunakan tidak tepat maka akan timbul dampak negatif. Jika ukuran pipa produksi terlalu besar maka pipa produksi  akan lebih cepat rusak akibat timbulnya masalah kepasiran dan korosi. Tetapi jika ukuran pipa produksi terlalu kecil maka akan mempercepat terjadinya kerusakan formasi  pada sumur produksi. Dalam mengevaluasi penggunaan ukuran pipa produksi yang tepat harus menggunakan analisa kurva Inflow Performance Relationship, kurva pressure traverse dan analisa sistem nodal. Hasil analisa tersebut dapat dikombinasikan sehingga mendapatkan ukuran pipa produksi yang sesuai. Hasil analisa laju produksi optimal pada sumur-sumur produksi  Y-19, W-92 dan HD-91 sebesar 1223,72 bfpd, 5494,136 bfpd, dan 1562,784 bfpd. Untuk mencapai atau mendekati hasil pada setiap sumur produksi seperti pada sumur Y-19 sebesar 1200 Bfpd, sumur W-92 sebesar 4300 Bfpd, dan HD-91 sebesar 1300 Bfpd maka harus mengganti ukuran pipa produksi yang sesuai dengan menggunakan analisa sistem nodal tersebut yakni ukuran 3 in(ID) untuk sumur Y-19 dan ukuran 4 in(ID) untuk sumur W-92 dan HD-91. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bila memungkinkan untuk Sumur produksi Y-19 harus diganti dengan ukuran 3 in(ID) dan untuk sumur produksi W-92 dan HD-91 harus diganti dengan ukuran pipa produksi 4in(ID) karena untuk sumur Y-19 akan terjadi scale dan korosi karena ukuran pipa yang digunakan terlalu besar dan untuk sumur W-92 dan HD-91 akan mempercepat terjadinya kerusakan formasi (formation damage) akibat lumpur dan pasir yang ikut terproduksi akan banyak jatuh kembali dan menutupi pori-pori lapisan produktif.
PROSPEK PROYEK PEMBUKAAN PEMBORAN SUMUR MINYAK X PADA LAPANGAN X PT PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD PRABUMULIH Sentosa, Muhammad Danial; Amin, Muhammad; Prabu, Ubaidillah Anwar
Jurnal Ilmu Teknik Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  PT Pertamina adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perminyakan dan pergasan. Pengelolaan kontraknya dengan pemerintah dengan cara kontrak bagi hasil. Investasi untuk menemukan minyak atau gas di dalam bumi sampai siap berproduksi memerlukan dana atau investasi yang sangat besar, sehingga sebelum investasi tersebut dilakukan harus dikaji dulu apakah investasi tersebut prospek atau tidak untuk dilakukan. Jika investasi tersebut prospek maka dilakukan proyek investasi (go), jika tida maka tidak dilakukan (no go). Dalam analisa ekonomi ada 4 cara penilian atau kriteria untuk menilai apakah investasi tersebut prospek atau layak, yaitu : pay out time (POT), net present value (NPV), rate of return (ROR), dan profit to investment ratio (PIR). Semakin pendek payback period, maka investasi sangat prospek atau layak dilaksanakan, apabila NPV positif menunjukan investasi prospek atau layak, apabila ROR lebih besar dari interest rate yang ada menunjukkan  investasi prospek atau layak dan apabila profit to investment ratio besar dari 1 maka ini juga menunjukkan investasi prospek atau layak. Dari analisa ekonomi yang dilakukan terhadap rencana PT Pertamina melakukan pemboran sumur X didapat angka-angka sebagai berikut : pay out time (POT) 2,54 tahun, NPV positif sebesar $ 2.952.513, ROR 20,82 %, dan profit to investment ratio 2.45, sehingga investasi ini dinilai prospek dan dapat dilaksakan. Kata Kunci : NPV, ROR, PIR, POT, Keekonomian
RENCANA SALURAN TERBUKA TAMBANG BATUBARA PADA BLOK TIMUR PT. KONSORSIUM INDOMINERATAMA WASPADAKARSA LAHATSUMATERA SELATAN fridiyandra, alfinsyah; mukiat, mukiat; suwardi, fuad rusydi
Jurnal Ilmu Teknik Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saluran terbuka adalah saluran di mana air mengalir dengan muka airbebas. Kajian tentang perilaku aliran dikenal dengan mekanika fluida (fluidmechanis). Hal ini menyangkut sifat-sifat fluida dan pengaruhnya terhadap pola aliran dan gaya yang akan timbul di antara fluida dan pembatas (dinding). Telah diketahui secara umum bahwa akibat adanya perilaku terhadap aliran untuk memenuhi kebutuhan manusia, menyebabkan terjadinya perubahan alur aliran dalam arah hozintal maupun vertikal. Penampang saluran tambang berbentuk trapesium, hal ini dimaksudkan agar dapat mengalirkan debit air yang masuk. Selain itu bentuk penampang trapesium ini mudah dalam pembuatan dan perawatannya. Perhitungan dimensi saluran dilakukan dengan metode trial and error. Selain itu dibutuhkan pembuatan saluran terbuka untuk mengurangi kerja pompa pada elevasi 70 m dpl. Hasil yang di dapatkan Dimensi saluran terbuka berbentuk trapesium yaitu : lebar dasar saluran 0,084 m, lebar atas saluran 0,46 m, dan tinggi 0,23 m.
PERBANDINGAN KUALITAS KEKUATAN BRIKET BATUBARA NONKARBONISASI DENGAN BAHANPEREKAT SINGKONG, TEPUNG GAPLEK DAN TEPUNG TAPIOKA prayudha, sandy; handayani, harminuke eko; syariffudin, syariffudin
Jurnal Ilmu Teknik Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembriketan merupakan suatu metode pengolahan batubara yang dapat dipilih untuk menaikkan nilai darii batubara.Cara pengolahan dengan pembriketan cukup sederhana yaitu dengan melakukan pencetakan batubara yang berukuranhalus dengan tekanan tertentu menggunakan bahan perekat atau tanpa bahan perekat. Penelitian dilakukan untukmembandingkan dan memilih bahan perekat yang memberikan kekuatan paling tinggi bagi briket batubaranonkarbonisasi. Bahan perekat yang digunakan adalah singkong, tepung gaplek dan tepung tapioka. Bahan perekat inidipilih karena hampir disetiap daerah di Indonesia dapat ditemukan bahan – bahan ini. Batubara akan dicampurdengan bahan perekat singkong, tepung gaplek dan tepung tapioka dengan kadar sebesar 10%; 7,5% dan 5%kemudian dilakukan pencetakan dengan kekuatan alat sebesar 1,5 ton. Setelah pencetakan briket akan dikeringkandengan waktu yang sama selama 16 hari untuk menghilangkan kandungan air pada briket batubara nonkarbonisasi.Setelah proses pengeringan dilakukan pengujian kekuatan pada briket batubara nonkarbonisasi dengan uji kuat tekanatau beban pecah. Briket batubara nonkarbonisasi menggunakan bahan perekat tepung tapioka dengan setiap kadaryang berbeda selalu memiliki kekuatan tertinggi yaitu berturut – turut sebesar 74,74 kg/cm2; 46,17 kg/cm2 dan 38,09kg/cm2.
EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE CAT 385 DAN CAT 345 TERHADAP PRODUKSI PENAMBANGAN SWAKELOLA PAKET 09-218 BANKO BARAT TAHUN 2013 PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK anggraini, vera; yusuf, maulana; hak, abuamat
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 6 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Swakelola merupakan salah satu unit kerja penambangan di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk yang kegiatan operasional penambangannya menggunakan kombinasi excavator backhoe dan dump truck dengan mitra kerja PT. Bangun Karya Pratama Lestari sebagai penyedia unit rental. Berdasarkan rencana sekuen tahun 2013, target produksi total material sebesar 18.207.506 Bcm, dengan produksi tanah (overburden) sebesar 15.350.000 bcm dan batubara sebesar 3.605.000 Ton. Pada akhir tahun 2013, realisasi produksi total material hanya tercapai 76% terhadap rencana sekuen yaitu sebesar 13.804.533 Bcm, dengan produksi tanah sebesar 11.505.159 Bcm dan batubara sebesar 2.897.212 Ton. Ketidaktercapaian produksi disebabkan karena peralatan mekanis yang dioperasikan bekerja tidak optimal dimana jam jalan yang tinggi tidak sebanding dengan produksi yang dihasilkan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kondisi peralatan mekanis yang dalam keadaan kurang baik, dimana rata - rata equipment avaibility kumulatif dari unit alat berat kurang dari 85%. Menurut perhitungan handbook, produktifitas excavator backhoe CAT 385 untuk operasional pengupasan tanah sebesar 501 bcm/jam sedangkan excavator CAT 345 untuk penggalian batubara sebesar 269 Bcm/jam. Akan tetapi, rata - rata realisasi produktifitas excavator CAT 385 hanya sebesar 379 Bcm/jam dan CAT 345 sebesar 205 Bcm/jam selama tahun 2013. Kinerja alat gali muat yang tidak optimal menyebabkan kekurangan volume produksi tanah sebesar 3.844.841 Bcm dan batubara sebesar 707.788 Ton dari target produksi yang telah direncanakan di satuan kerja penambangan swakelola..
EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD doniko, doniko; Toha, M Taufik; hak, abuamat
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 5 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan berproduksi suatu sumur merupakan tolak ukur didalam perencanaan peralatan produksi, tujuannya untuk mendapatkan laju produksi  yang optimal dan continous sesuai dengan target. Sistem peralatan produksi yang berfungsi untuk mengalirkan laju produksi kepermukaan yaitu tubing (pipa produksi). Ukuran tubing dan choke yang tidak sesuai dengan Productivity index dapat menghambat kesinambungan produksi minyak dari sumur minyak tersebut. Hal ini disebabkan sistem peralatan produksi akan cepat terkorosi akibat gesekan antara fluida produksi dengan dinding tubing,sehingga tubing cepat rusak dan diganti. Dan dapat menyebabkan kerusakan formasi (formation damage) dan terbentuknya scale. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan laju produksi yang maksimal. Untuk menentukan ukuran tubing pada sumur X-26 dapat dievaluasi melalui analisa sistem nodal, yang merupakan hubungan kurva IPR terhadap kurva tubing intake yang akan berpotongan. Titik perpotongan tersebut yang akan menunjukkan laju produksi optimal suatu sumur setiap ukuran tubing. Hasil dari evaluasi ukuran tubing diperoleh laju produksi optimal 105,4 bfpd dan dinilai tidak ekonomis untuk dilakukan penggantian tubing karena peningkatan laju produksinya sangat sedikit
EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN MENGGUNAKAN BAHAN PELEDAK ANFO DAN BULK EMULSION PADA LAPISAN INTERBURDEN PIT 4500 BLOK SELATAN PT. PAMAPERSADA – DAHANA (PERSERO) JOBSITE MELAK, KALIMANTAN TIMUR putra, indra gumanti; toha, muhammad taufik; sudarmono, djuki
Jurnal Ilmu Teknik Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT.Pamapersada-Dahana (persero) melakukan pengeboran dan peledakan dalam kegiatan pembongkaran interburden. Peledakan akan menghasilkan fragmentasi batuan. Ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan sangat penting untuk diperhatikan karena menentukan keberhasilan sebuah peledakan, metode yang digunakan untuk menghitung nilai fragmentasi batuan adalah metode perhitungan teorotis Kuz-Ram. Bahan peledak yang digunakan adalah ANFO dan bulk emulsion. Perhitungan fragmentasi batuan dengan membandingkan metode Kuz-Ram ANFO dengan Metode Kuz-Ram Bulk Emulsion. Perhitungan fragmentasi manakah yang lebih optimal dari bahan peledak tersebut. Perhitungan aktual metode Kuz-Ram bahan peledak ANFO didapat fragmentasi dengan ukuran 100cm sebesar 25,34 %. Ukuran fragmentasi dengan bahan peledak ANFO pada ukuran 100cm sebesar 18,45 %. Jadi, bahan peledak yang baik digunakan dari perhitungan teoritis metode Kuz-Ram adalah bahan peledak bulk emulsion yang menghasilkan persentase fragmentasi lebih kecil dari pada bahan peledak ANFO. Hasil fragmentasi dari bahan peledak bulk emulsion dengan ukuran 100cm belum memenuhi standar fragmentasi kurang dari 15% (koesnaryo,2001), oleh karena itu perlu adanya rekomendasi perbaikan geometri peledakan menggunakan persamaan Langefors untuk kedua bahan peledak tersebut. Persamaan Langefors untuk bahan peledak ANFO dengan nilai burden 5m, spasi 5,76m, powder charge 3,5m, subdrilling 1,5m dan kedalaman lubang ledak 7m. Ukuran fragmentasi 100cm sebesar 1,03 %. Persamaan Langefors untuk bahan peledak bulk emulsion dengan nilai burden 5,5m, spasi 6,3m, powder charge 3,6m, subdrilling 1,63m dan kedalaman lubang 7,4m. Ukuran fragmentasi 100cm sebesar 1,05 %. Persentase fragmentasi ukuran 100cm sudah memenuhi fragmentasi yang dikatakan baik.
ANALISA TEKNIS MINE DEWATERING TERHADAP RENCANA TIGA TAHUN PENAMBANGAN HINGGA TAHUN 2016 DI PIT BLOK BARAT PT MUARA ALAM SEJAHTERA KABUPATEN LAHAT sibarani, sari uly; mukiat, mukiat; abro, muhammad akib
Jurnal Ilmu Teknik Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Muara Alam Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di industri pertambangan batubara yang aktivitas penambangannya menggunakan sisitem open pit. Berdasarkan rencana penambangan tiga tahun hingga tahun 2016 perusahaan akan memperluas permukaan kerja tambang dan memperdalam elevasi pit bottom dari 20 mdpl mejadi 0 mdpl.Hal ini akan sangat potensial untuk terjadinya banjir atau genangan air dikarenakan metode penambanganya yang open pit membentuk cekungan. Untuk mencegah terjadinya banjir di permukaan kerja tambang yang dapat menurunkan rencana produksi, maka dibutuhkan penanggulangan air yang telah masuk ke tambang tanpa melakukan perubahan design dengan menggunakan metode mine dewatering dengan menganalisa air yang masuk ketambang terhadap kapasitas pompa DnD 200 -5Hx. Tujuanya agar air yang dipompakan keluar tambang dapat mengeringkan permukaan kerja tambang dan menghambat terjadinya banjir serta penurunan produksi. Total debit air maksimum yang masuk ke tambang hingga periode umur tambang berlangsung adalah 320.912,1 m3/bulan. Dengan rencana volume sump hingga tahun 2016 adalah 21.070 m3 maka durasi sump dapat penuh terisi air hujan maksimum adalah 3,38 jam. Rencana penggunaan pompa DnD 200 – 5Hx dengan debit aktual 750 m3/jam, head total 102,78 m, dan daya pompa 357,56 kW. Agar air yang keluar maksimum dapat mengeringkan sump maka dibutuhkan pemompaan selama 427,88 jam dan apabila pompa dapat bekerja maksimal 18 jam/hari maka lama pemompaan 24 hari. Rencana penambangan PT. Muara Alam Sejahtera hingga tahun 2016 tidak akan terhambat oleh air tambang jika pompa DnD 200-5Hx dapat berkerja secara optimal.
ANALISIS PENGARUH ANTARA CAMPURAN LOW SULFUR WAXY RESIDU DENGAN BATUBARA JAMBI DENGAN MENGGUNAKAN PROSES COATING sari, lianita intan; handayani, harminuke eko; syariffudin, syariffudin
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 6 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upgrading brown coal merupakan metode yang digunakan untuk menaikkan kualitas batubara peringkat rendah. Metode ini biasanya menggunakan minyak berat yang akan dicampurkan untuk menutup pori-pori yang menggalami pelebaran setelah dilakukannya upgrading brown coal. Penutupan pori-pori (coating) tersebut menggunakan residu berupa low sulfur waxy residu yang berguna melapisi pori-pori batubara sehingga setelah dilakukan proses upgrading brown coal penyerapan kembali moisture akan semakin kecil. Metode coating ini sendiri pada prinsipnya menjaga kualitas batubara seperti nilai kalori yang tinggi dan kandungan inherent moisture batubara setelah proses upgrading brown coal tetap terjaga. Hasil analisis dari proses upgrading batubara didapatkan persentase campuran residu dan waktu tinggal yang paling optimal yaitu residu 1% ( 29% batubara) dan waktu tinggal 15 menit untuk residu tersebut. Hasil analisis moisture menghasilkan persentase inherent moisture hasil upgrading antara batubara jambi dan low sulfur waxy residu yaitu 0,89% adb untuk waktu 10 menit dan 0,80% adb untuk waktu 15 menit. Selain itu juga terjadi kenaikkan nilai kalori batubara aceh yang optimal dari 4920,12kkal/kg menjadi 6709,86 kkal/kg (10 menit) dan 6674,34 kkal/kg. Persentase penyerapan kembali moisture batubara setelah proses upgrading brown coal dengan menggunakan low sulfur waxy residu mempunyai persentase penyerapan yang lebih kecil..
EVALUASI KINERJA JIG PADA KAPAL ISAP PRODUKSI TIMAH 12 DAERAH PERAIRAN LAUT TEMPILANG BANGKA BARAT DI UNIT LAUT BANGKA PT TIMAH (PERSERO) TBK, PROVINSI BANGKA BELITUNG widhaputra, yudhi; Arief, A Taufik; herlina, Weny
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 5 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kapal Isap Produksi (KIP) merupakan salah satu metode penambangan yang diterapkan PT. Timah (Persero) Tbk. Proses perolehan mineral kasiterit pada Kapal Isap Produksi (KIP) menggunakan alat jig. Faktor pendukung kesuksesan pencucian ada pada proses jigging  yaitu pengaturan variabel pada jig. Kondisi aktual dilapangan menunjukkan bahwa  masih ada variabel  jig  yang belum sesuai dengan standar operasi sehingga kadar Sn yang didapat mengalami penurunan sebesar 0,75% (Bulan Desember) terhadap bulan November. Kinerja jig pada KIP Timah 12 belum dikatakan optimal karena kadar Sn yang didapat hanya sebesar 23,27% meskipun recovery jig sebesar 98,72% sudah sesuai dengan target yang diminta. Hasil analisa lapangan, kecepatan aliran pada jig primer sebesar 1 m/s – 1,19 m/s dan jig clean up sebesar 0,95 m/s – 1,1 m/s tersebut masih terlalu cepat dibandingkan standar operasi yang ada pada pencucian yaitu pada jig primer 0,70 – 1,00 m/s dan jig clean up 0,50 – 0,70 m/s. Panjang pukulan dan jumlah pukulan pada jig pun belum mendekati standar operasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk memenuhi standar operasi yang ada di PT. Timah (Persero) Tbk agar kadar Sn dapat ditingkatkan kembali maka direncanakan membuat sisir penahan pada jig agar kecepatan aliran dapat di standarkan, panjang pukulan jig primer sebesar 48–28 mm dengan jumlah pukulan 90-110 per menit dan panjang pukulan jig clean up sebesar 36-20 mm dengan jumlah pukulan 120 dan 150 per menit. Kebutuhan underwater pada jig primer 1700,352 m3/jam dan jig clean up 159,408 m3/jam serta ketebalan bed di jig pada jig primer adalah 70mm - 80mm dan jig sekunder juga 70mm – 80 mm sudah sesuai dengan standar operasi. Kata Kunci : konsentrat, recovery, variabel jig.