cover
Contact Name
Dedi Mulyadi
Contact Email
d3dimulya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
riset.geotek@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan
ISSN : 01259849     EISSN : 23546638     DOI : -
Core Subject : Science,
RISET (Indonesian Journal of Geology and Mining) welcomes article submissions dealing with Geology; Applied Geophysics; Mining.
Arjuna Subject : -
Articles 238 Documents
Degradasi Kualitas Airtanah Berdasarkan Kandungan Nitrat di Cekungan Airtanah Jakarta S. Sudaryanto; Dadan Suherman
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 18, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.336 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2008.v18.17

Abstract

ABSTRACT At the present time, more than 13 millions people live in Jakarta Area and it will increase in the near future. This population pressure increases the groundwater abstraction in the area and can cause groundwater, either quality or quantity, problems. The quality decreasing is marked by the appearance of some pollutants, such as nitrate pollutant which is produced by human activity, i.e. domestic waste, garbage leaching, and fertilizer over used. The analysis result of nitrate (NO3) content in groundwater was varied from 0.00 to 79,737 mg/l. The high content of nitrate were found in dug well of unconfined aquifer, while in the groundwater of confined aquifer the nitrate content is relatively low, < 4 mg/l . It is concluded that the presentation of those pollutant is caused by poor sanitation system and the presentation of nitrate pollutant is very much connected with un-control groundwater abstraction either for domestic or industry use. Keywords : Groundwater, Nitrate, Pollutant, Jakarta Groundwater Basin ABSTRAK Pada saat ini, wilayah DKI Jakarta di huni oleh lebih dari 13 juta penduduk dan cenderung bertambah di tahun-tahun mendatang. Pertambahan penduduk tersebut telah mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi airtanah baik kuantitas maupun kualitas. Penurunan kualitas airtanah ditandai dengan terdeteksinya kehadiran beberapa polutan diantaranya polutan nitrat, yang sangat berhubungan dengan kegiatan manusia seperti pembuangan limbah domestik, pelindihan TPA, dan penggunaan pupuk yang berlebihan. Analisis kandungan nitrat (NO3-) pada airtanah memberikan hasil yang sangat beragam mulai 0,00 – 79, 737 mg/l. Nitrat yang cukup tinggi terdapat di sumur gali pada akuifer tidak tertekan, sedangkan pada akuifer tertekan kandungan nitrat masih sangat rendah, < 4 mg/l. Disimpulkan bahwa kehadiran polutan dalam airtanah disebabkan oleh sanitasi atau sistem buangan limbah yang kurang baik dan kehadiran polutan nitrat menunjukkan adanya keterkaitan dengan pemanfaatan airtanah yang tidak terkendali, baik untuk rumah tangga maupun untuk industri. Kata kunci : airtanah, nitrat, polutan, cekungan airtanah Jakarta
STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN KOTA SEMARANG BERDASARKAN DATA GAYABERAT Dadan Dani Wardhana; Hery Harjono; Sudaryanto Sudaryanto
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 24, No 1 (2014)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1653.987 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2014.v24.81

Abstract

ABSTRAK Kota Semarang merupakan kota yang berkembang dari pemukiman tua yang dibangun pada endapan alluvial yang berumur sangat muda. Beberapa fenomena alam yang muncul seiring dengan perkembangan kota Semarang, diantaranya penurunan muka tanah, terjadi banjir rob, dan di beberapa kawasan terjadi longsor. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengetahui penyebab dari fenomaena tersebut. Pada penelitian ini telah dilakukan studi gayaberat untuk mengidentifikasi kaitan antara struktur bawah permukaan dengan fenomena penurunan muka tanah. Analisis struktur bawah permukaan dilakukan melalui interpretasi kualitatif terhadap peta anomali gayaberat Bouguer dan anomali residual. Sedangkan interpretasi kuantitatif dibuat model 2-dimensi gayaberat dan model inversi 2-dimensi tahananjenis. Hasil penelitian mempelihatkan rentang anomali Bouguer antara -15 sampai 10 mGal, berada pada zona anomali rendah. Pola struktur yang tergambar didominasi oleh arah baratlaut-tenggara. Anomali di timur relatif lebih tinggi daripada yang di barat yang menunjukkan bahwa basement di bagian timur lebih dangkal dibandingkan dengan yang di sebelah barat. Tiga penampang model gayaberat dibuat dalam 7 lapisan dengan densitas berturut-turut 1.85gr/cc, 2.00gr/cc, 2.20 gr/cc, 2.30 gr/cc, 2.45 gr/cc, 2.6 gr/cc dan 2.85 gr/cc. Hasilnya menggambarkan bahwa dominasi sesar naik dan geser yang terus aktif mengontrol batuan penyusun kota Semarang.
Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Menentukan Daerah Prioritas Rehabilitasi di Cekungan Bandung Ida Narulita; Arif Rahmat; Rizka Maria
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 18, No 1 (2008)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3167.796 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2008.v18.9

Abstract

Sistem pengolahan data spasial dengan memanfaatkan sistem informasi geografi digunakan untuk menentukan daerah prioritas rehabilitasi di cekungan Bandung. Rehabilitasi lahan diperlukan untuk mengurangi degradasi fungsi hidrologi yang sedang terjadi. Peta tingkat kekritisan air dihasilkan melalui analisis spasial (tumpang susun (overlaying),tumpang tindih (intersecting) serta operasi scoring) pada topografi, peta tataguna lahan, peta tanah dan peta distribusi hujan. Daerah prioritas rehabilitasi di cekungan Bandung ditentukan dengan cara menumpang susunkan peta tematik tingkat kekritisan resapan air dengan hasil pemodelan airtanah. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan menggunakan analisis spasial dalam Sistem Informasi Geografi dapat ditentukan daerah prioritas rehabilitasi di cekungan Bandung. Daerah prioritas rehabilitasi di cekungan Bandung adalah hulu Majalaya, hulu Soreang, Lembang, Tanjungsari, Cimahi (Batujajar) dan daerah sekitar Gununghalu. Rehabilitasi yang disarankan untuk mengurangi degradation hidrologi adalah perbaikkan tutupan lahan di hulu daerah problematik.
AKURASI REKONSTRUKSI SUHU PERMUKAAN LAUT DAN 18O AIR LAUT (SALINITAS) UNTUK INTERPRETASI IKLIM MASA LAMPAU DARI KARANG MATI (FOSIL) Sri Yudawati Cahyarini
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 23, No 2 (2013)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.351 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2013.v23.72

Abstract

Abstrak Kandungan unsur geokimia dalam karang merupakan proksi yang menjanjikan untuk rekonstruksi iklim. Pasangan unsur Sr/Ca dan d18O digunakan untuk merekonstruksi kandungan d18O air laut yang selanjutnya dapat digunakan untuk merekonstruksi salinitas di masa lampau. Dalam studi ini akan dikaji mengenai akurasi rekonstruksi kedua parameter tersebut dari contoh karang modern, hasil dari studi ini akan dapat berguna nantinya untuk interpretasi iklim purba dari contoh karang mati (fosil). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rekonstruksi salinitas (d18O air laut) dapat dilakukan jika besaran variasi bulanannya lebih besar dari pada error analisis proksi geokimia karang. Dengan mengkalikan regresi slope dari d18O air laut-salinitas dengan faktor ~2, salinitas dari wilayah Tahiti dapat direkonstruksi berdasarkan pasangan kandungan proksi Sr/Ca dan d18O dari karang Tahiti.
ESTIMATION OF S WAVES ATTENUATION IN THE CENTRAL NORTH ISLAND, NEW ZEALAND USING THE NON-PARAMETRIC GENERALIZED INVERSE TECHNIQUE (GIT). Syuhada Syuhada
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 20, No 2 (2010)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.862 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2010.v20.40

Abstract

ABSTRAK Kami menggunakan seismogram dari gempa lokal (Ml = 2–3.8) dengan jarak hiposenter 5–55 km untuk memperkirakan faktor kualitas Q dari gelombang S di Central North Island, Selandia Baru. Metoda bootstrap inversi non-parametric GIT diterapkan untuk mendapatkan fungsi atenuasi pada 20 titik frekuensi yang terletak antara 2 sampai 10 Hz. Besaran Q yang dihitung dari fungsi atenuasi memberikan relasi Qs(f)=6.15±1.22f1.73±0.12. Hasil ini konsisten dengan penelitian tentang atenuasi yang dilakukan untuk daerah gunung api lainnya.
KESETIMBANGAN DAN KINETIKA ADSORPSI ION CU2+ PADA ZEOLIT-H Lenny Marilyn Estiaty
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1042.563 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2012.v22.63

Abstract

ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk menentukan model kesetimbangan dan kinetika adsorpsi logam tembaga untuk pengembangan material berbasis zeolit. Optimasi impregnasi tembaga ke dalam zeolit merupakan hal yang penting untuk pengembangan tersebut. Penelitian dilakukan dengan pencucian, pemurnian, modifikasi kemudian diikuti dengan impregnasi zeolit dengan variasi waktu impregnasi dan variasi konsentrasi awal ion tembaga. Proses impregnasi dilakukan menggunakan metoda batch. Kemudian dilakukan karakterisasi struktur menggunakan metode spektroskopi Fourier Transform Infra Red (FTIR), sedangkan terjadinya proses impregnasi ditentukan melalui pengukuran AAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi awal ion tembaga yang digunakan, semakin banyak ion yang diserap. Proses impregnasi optimum tercapai pada waktu kontak 10 jam dengan konsentrasi larutan Cu(NO3)2.3H2O 0,05 N yaitu sebesar 98,69%. Dari spektroskopi FTIR menunjukkan adanya perubahan spektra difraktogram pada zeolit yang telah dimodifikasi, artinya bahwa proses impregnasi ion logam tembaga berhasil dilakukan. Pada penelitian ini proses adsorpsi ion logam tembaga dengan menggunakan zeolit alam mengikuti model persamaan adsorpsi Freundlich dengan nilai koefesien relasi (R2) 0,996. Data kinetika menunjukkan bahwa proses adsorpsi ion tembaga terhadap zeolit mengikuti kinetika reaksi orde ketiga dengan nilai koefesien relasi (R2) 0,6261 dan konstanta laju adsorpsi (k3) - 1,5.10-9 jam-1.
PROYEKSI GEMPABUMI TASIKMALAYA 2 SEPTEMBER 2009 TERHADAP POTENSI BAHAYA KEGEMPAAN DAERAH GARUT DAN SEKITARNYA Dedi Mulyadi; Lina Handayani; Dadan D. Wardhana
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 20, No 1 (2010)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.552 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2010.v20.31

Abstract

ABSTRAK Kejadian gempabumi tektonik di Kabupaten Tasikmalaya pada tanggal 2 September 2009 berdampak pada rusaknya infrastruktur dan menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Dari hasil penelusuran terdapat lima wilayah yang mengalami kerusakan parah akibat guncangan gempabumi tektonik tersebut, yaitu meliputi Kecamatan Pemeungpeuk, Cisompet, Cikelet, Peundeuy dan Banjarwangi. Dari kejadian ini perlu kiranya dibuat peta daerah rawan bahaya sebagai acuan bagi pembangunan infrastruktur pasca gempabumi. Peta daerah bahaya disusun berdasarkan perhitungan percepatan pergerakan tanah maksimum dengan menggunakan informasi kecepatan gelombang seismik S dangkal (Vs30). Peta tersebut kemudian ditumpangtindihkan dengan peta  zona longsoran. Hasil pemetaan tersebut kemudian dibandingkan dengan lokasi  bencana akibat gempabumi pada tanggal 2 September 2009 yang lalu. Tampak bahwa daerah bencana memang terletak pada wilayah dengan bahaya kegempaan yang tinggi- sedang.
NEW GEOCHEMICAL DATA OF ISLAND-ARC ORIGIN FOR SUMATERA: THE BENGKULU CASE. Iskandar Zulkarnain
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 22, No 1 (2012)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1542.371 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2012.v22.54

Abstract

ABSTRACT Sumatera is always recognized as margin of Eurasia continental plate, where the Indian oceanic plate is considered to be subducted beneath continental materials. The subduction system has produced volcanic or magmatic rocks on Sumatera at least since Cretaceous. Chemical analytical results of volcanic rocks in Bengkulu Province on major, trace and rare earth elements reveal that the volcanic rocks are derived from two different tectonic settings where the western side showing island-arc character and the eastern side represents an active continental margin (ACM). The island-arc group is characterized by lower ratio of (Ce/P)N varying between 1.1 to 2.4 and wider range of (P/Zr)N ratio varying from 1.0 to 1.7, while the ACM group show wider variation with (Ce/P)N ratio more than 3.4 and has narrower range of (P/Zr)N ranging from 0.3 to 0.6. The REE pattern of the island-arc in spider diagram shows steady decreasing in rock/chondrite ratio from La to Lu, while the ACM type is characterized by flat trend from Eu to Lu. The results suggest that it is not the whole Sumatera showing continent character, but it is island-arc in origin from Sumatera Fault Zone to the west and becomes ACM to the east.
Kondisi Aspal Alam dalam Cekungan Buton Sapri Hadiwisastra
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 19, No 1 (2009)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1280.081 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2009.v19.22

Abstract

Aspal  adalah suatu cairan yang sangat kental berwarna coklat hingga hitam yang hampir seluruhnya terdiri dari unsur karbon dan hidrogen. Aspal alam terbentuk  dalam batuan pembawa minyak terjadi sebagai hasil perubahan minyak bumi. Pulau Buton merupakan salah satu daerah sedikit di dunia yang mempunyai kandungan aspal alam. Batuan reservoir dari larutan aspal  Buton meliputi satuan batuan Formasi Sampolakosa dan Formasi Tondo. Tiadanya batuan penutup (cap rock) memungkinkan gas dan minyak bumi menguap dan menyisakan larutan berat aspal yang terperangkap dalam batuan reservoir.Sebaran lapangan aspal alam di Buton sampai sekarang ini terutama terdapat di daerah Buton Selatan pada daerah Graben Lawele yang memanjang baratdaya – timur laut mulai dari Teluk Sampolawa hingga ke Teluk Lawele.
Hidrogeologi dan Potensi Resapan Air Tanah Sub Das Cikapundung Bagian Tengah Rizka Maria
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 18, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.817 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2008.v18.13

Abstract

ABSTRAK DAS Cikapundung adalah salah satu bagian dari sub DAS Citarum dan  merupakan sungai yang  berfungsi sebagai drainase utama di pusat kota Bandung. Hingga saat ini sub DAS Cikapundung masih sangat potensial bagi penyediaan air baku untuk kebutuhan penduduk, namun kini debit bulanannya telah menurun hingga 20-30% dari debit normal. Kondisi Hidrogeologi di daerah penelitian menunjukkan sistem air tanah di daerah penelitian merupakan sitem air tanah bebas dan sebagian kecil sistem air tanah setengah tertekan. Litologi penyusun akuifer pada daerah penelitian berupa breksi vulkanik dan batu pasir tufaan. Akuifer yang terdapat pada daerah penelitian diduga bukan merupakan aquifer yang potensial. Berdasarkan hasil penelitian maka daerah resapan alamiah ditinjau dari kondisi tanah, kemiringan lereng, litologi, dan daerah luahan memiliki luas 6 juta m2, atau 36% dari total luas daerah penelitian. Jumlah air yang menjadi cadangan air tanah berdasarkan perhitungan neraca air adalah sebesar 4,3 juta m3/tahun atau 12% dari total curah hujan yang masuk, dan sebesar 6,2 juta m3/tahun jika di asumsikan daerah penelitan berada pada kondisi alamiahnya. Hal ini menunjukkan luas daerah resapan air tanah yang ada sekarang sudah mengalami perubahan. Jumlah air yang meresap dan menjadi cadangan air tanah pada daerah penelitian hanya memberikan kontribusi sebesar 2% dari total kebutuhan  cadangan air tanah di cekungan Bandung.

Page 4 of 24 | Total Record : 238