cover
Contact Name
Zaffril Syam
Contact Email
zaffril.syam@uin-suska.ac.id
Phone
+6282385365000
Journal Mail Official
imam.hanafi@uin-suska.ac.id
Editorial Address
LPPM UIN SUSKA Riau Jl. H.R. Soebrantas KM. 15,5 Panam – Pekanbaru
Location
Kab. kampar,
Riau
INDONESIA
Toleransi: Media Ilmiah komunikasi Umat Beragama
ISSN : 20860315     EISSN : 24071595     DOI : https://doi.org/10.24014/trs.v12i2.13542
Core Subject : Religion,
Jurnal Toleransi mempublikasikan hasil-hasil penelitian, baik hasil kajian lapangan maupun kepustakaan. Fokus utama Jurnal Toleransi meliputi: Relasi antar dan intern umat beragama; Pluralisme; Multikulturalisme; Hubungan antar etnik.
Articles 204 Documents
KONSEP PENDIDIKAN ANTI-TERORISME Relevansinya bagi Pendidikan Islam Marianti Marianti
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 12, No 1 (2020): Januari - Juni
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v12i1.10637

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena terorisme yang sudah tumbuh subur di Indonesia. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia memeluk agama Islam, maka dari sekian deretan aksi kekerasan dan aksi terorisme di negeri ini, pelakunya tidak lain adalah kalangan muslim. Padahal secara normatif, Islam merupakan kepercayaan open minded dan inklusif yang mengajarkan kedamaian (rahmatan lil âlamîn). Secara konseptual, pendidikan anti terorisme di dasarkan pada; Pertama, Falsafah pendidikan Anti Terorismem, yaitu proses  pengenalan  dan  pemberian  informasi akan nilai-nilai anti terorisme,  dengan harapan membantu peserta didik untuk menjadi manusia yang bermoral, berwatak serta bertanggung jawab dalam rangka membangun hidup bermasyarakat dan berbangsa. Kedua, Aqidah Inklusif Sebagai Pijakan Pendidikan Anti Terorisme, yaitu menumbuhkan saling menghormati kepada semua manusia yang memiliki mazhab atau keyakian yang berbeda dalam beragama. Adapun nilai-nilai pendidikan anti terorisme adalah Toleransi, Nirkekerasan, dan Pluralisme. Sedangkan pandangan Islam terhadap Pendidikan Anti-Terorime adalah tercermin pada 4 (empat) isu pokok yang dipandang sebagai dasar pendidikan anti terorisme, yaitu : Pertama, kesatuan dalam aspek ketuhanan dan pesan-Nya (wahyu); Kedua, kesatuan kenabian; Ketiga, tidak ada paksaan dalam beragama; dan Keempat, pengakuan terhadap eksistensi agama lain.
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL BERBASIS KARAKTER KEINDONESIAAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI UPAYA INTEGRASI ILMU KE-ISLAMAN DAN KARAKTER KEBUDAYAAN INDONESIA (Studi Kasus di Sanggar Anak Alam Yogyakarta) Atik Wartini
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 7, No 1 (2015): Januari - Juni
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v7i1.1420

Abstract

This paper is based on field research studies (field research) This paper considers the characteristics of Multicultural Education keindonesiaan Character Based on Early Childhood Education. This research is very interesting because of Multicultural Education keindonesiaan assessed on the basis of character, where the Indonesian people should have the character of Indonesian-ness. Furthermore, the character keindonesiaan need to be applied early, particularly in early childhood education institutions. Furthermore, this study is a description of the type of research with a qualitative approach. Data were obtained through interviews, observation and documentation. In this paper, there are three first question, how the concept of Character Based Multicultural Education ?, keindonesiaan according SALAM second, how the basic principles of learning model development on Multicultural Education keindonesiaan Character Based on SALAM ?. Third, how the implementation of Character-based Multicultural Education keindonesiaan at SALAM?. Then produced a couple of things: first, to know the concept of Multicultural Education keindonesiaan Character Based on ECD at SALAM. Second, to determine the basic principles of learning model development on Multicultural Education keindonesiaan Character Based on early childhood in SALAM, third and to know the implementation of Multicultural Education keindonesiaan Character Based on ECD at SALAM
TINJAUAN TENTANG HUBUNGAN TENTANG KEHENDAK TUHAN DENGAN KEADILAN TUHAN Sariah Sariah
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 1, No 1 (2009): Januari - Juni
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v1i1.442

Abstract

Writing trying to see the differences of human power over the will and actions that lead to acts of the will of the absolute faham and justice of God in the flow - the flow of Islamic Theology. How do tbe will of God according to their absolute, whether absolute or God's will is not to say absolute. whether it can be said fairly, that God punishes those who do wrong rather than on his own and vice versa if God did not punish people so, whether the will of God is absolute
DARI ASIMILASI KE TOLERANSI; Potret Interaksi Sosial antara Umat Budha dan Islam di Kelurahan Sago Moh. Nashihul Amin
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 12, No 2 (2020): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v12i2.13543

Abstract

Masyarakat Kelurahan Sago merupakan masyarakat yang majemuk terutama di bidang agama. Ada enam agama resmi yang hidup berdampingan dan sampai sekarang belum pernah terjadi konflik antarpemeluk agama tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa dalam masyarakat yang majemuk sangat rentan terjadi konflik terutama konflik antar pemeluk agama karena pola interaksi yang terbangun mengarah pada proses disosiatif. Namun tidak halnya dengan masyarakat Sago, mereka hidup rukun dan harmonis. Karena pola interaksi yang terbangun pada Masyarakat Sago mengarah pada proses asosiatif. Sehingga fenomena tersebut menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam guna kepentingan akademik. Dalam penelitian ini penulis mengkaji mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial antara komunitas Muslim dan Budha di Kelurahan Sago dan faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui obsevasi, wawancara mendalam dan dokumentasi, dengan metode analisis data bersifat deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk interaksi sosial antar Muslim dan Budha di Kelurahan Sago mengarah pada proses yang asosiatif, dimana didapati adanya pola hubungan membaur antar masyarakatnya, yang ditandai adanya kerjasama, akomodasi dan asimilasi pada pola interkasi masyarakatnya. Meskipun demikian, juga didapati adanya potensi yang mengarah pada bentuk interaksi yang disosiatif seperti ketegangan dan konflik namun dapat ditutupi dengan adanya peran pemerintah Kota Pekanbaru dalam membina hubungan antar pemeluk agama yang rukun dan harmonis. Lebih lanjut, diketahui bahwa faktor terjadinya interaksi sosial antar Muslim dan budha di Kelurahan Sago yaitu adanya ikatan kekeluargaan dan saling menghormati serta menghargai antar umat beragama.
STUDI TERHADAP KOMUNITAS GEREJA HKBP KOTA PEKANBARU Khotimah Khotimah
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 7, No 2 (2015): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v7i2.1425

Abstract

Hendropuspito minimal mencatat empat bentuk konflik sosial yang bersumber pada agama, yaitu perbedaan doktrin dan sikap mental, perbedaan suku dan ras pemeluk agama, perbedaan tingkat kebudayaan, serta masalah mayoritas dan minoritas kelompok agama. Dalam konteks ini konflik sebagai fakta sosial minimal melibatkan dua kelompok agama yang berbeda, bukan hanya sebatas konstruksi khayal semata, melainkan juga sebagai sebuah fakta sejarah yang seringkali masih terjadi hingga saat ini. Konflik yang muncul lebih banyak disebabkan oleh adanya perbedaan doktrin yang kemudian diikuti oleh sikap mental yang memandang bahwa hanya agama yang dianutnyalah yang benar (claim of truth), sedangkan kelompok, paham atau agama yang lain adalah salah. Klaim kebenaran inilah yang menjadi pemicu konflik sosial yang berlatarbelakang agama. Kasus yang terkait dengan penelitian ini adalah komunitas Gereja HKBP Kota Pekanbaru sebagai salah satu aliran dalam Agama Kristen, di mana implikasi dari ajaran-ajaran Gereja tersebut tidak menjadikan sikap eksklusif terhadap kehidupan sosial masyarakat
FENOMENA GERAKAN SEMPALAN UMAT ISLAM INDONESIA (Tinjauan Sosiologi Agama) Hasbullah Hasbullah
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 1, No 1 (2009): Januari - Juni
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v1i1.447

Abstract

Splinter movement is a phenomenon that can be found throughout the ages. More recently, the phenomenon of the emergence of splinter movement or cult was widespread in the country and has caused unrest in society. The presence of splinter movement gave birth also had violence committed by a group of people calling themselves as defenders of Islam. This raises a big question, actually what has happened with the diversity of Indonesian society, so that they form a new flow that is clearly contrary to the teachings of Islam that believes in the ground water. These streams are known in this country called a cult or breakaway flow.
CORAK KEBERAGAMAAN MASYARAKAT TRANSMIGRASI Studi di Kelurahan Sialang Munggu Tuah Madani Kota Pekanbaru Satia Fahmi; Khatimah Khatimah
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 13, No 1 (2021): Januari - Juni
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v13i1.13647

Abstract

Masyarakat yang berada di daerah Trans Jasa Industri mempunyai corak keberagamaan yang tradisionalis. Ajaran-ajaran Islam yang diaplikasikan pada budaya berbentuk tradisi atau acara yang diselenggarakan. Ada juga budaya yang diwariskan oleh nenek moyang mereka tepatnya sebelum Islam masuk ke Indomesia yakni jaran kepang budaya ini dipengaruhi oleh kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Walaupun budaya atau tradisi yang mereka bawa tidak sekental seperti di kampung halaman mereka, namun tetap corak keberagamaan yang berpadu dengan budaya mereka yang berasal dari jawa. Budaya Jawa memang unik, karena mereka mempunyai sesuatu yang berbeda dengan masyarakat sumatera. Orang jawa yang mempunyai kebiasaan berbicara pelan dan lembut berbeda dengan masyarakat Sumatera yang tegas dan terkadang keras. Pada dasarnya dalam bermasyarakat, warga Trans mempunyai jiwa yang santun dan kekompakan yang bagus. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya mereka membangun Masjid atas jerih payah mereka bergotong royong.
GERAKAN SALAF Aden Rosadi
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 7, No 2 (2015): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v7i2.1430

Abstract

Memahami makna salaf dalam konteks saat ini telah melahirkan banyak perdebatan di kalangan para sarjana muslim menyangkut penggunaan kata itu sendiri. Secara keseluruhan, umat Islam mengklaim bahwa as-salaf as-salih sebagai dasar keagamaan mereka. Namun secara historis ada perbedaan yang sangat tajam antara para pemikir reformis akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, seperti antara Jamal al-Din al-Afgani (1838-1989) dan Muhammad Abduh (1849-1905) yang dikenal luas sebagai gerakan salafiyyah, dan intelektual-aktivis radikal yang lahir pada masa berikutnya seperti Sayyid Qutb yang dilabelkan dengan istilah “neo-salafi” (“islamisme” dalam istilah Oliver Roy). Tampaknya perbedaan bentuk dan pengungkapan salafi terjadi sebagai dampak dari kondisi yang berubahubah sepanjang sejarah umat Islam itu sendiri. Namun, sepanjang fase-fasenya yang berbeda tersebut, gerakan salafi tetap merupakan gerakan reformasi dan pembaharuan
TOLERANSI UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA Hertina Hertina
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 1, No 2 (2009): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v1i2.452

Abstract

Tolerance in Islam is very comprehensive cover. Therefore, tolerance would not be straight if not born from the heart. This means of tolerance not only requires the willingness to accept differences, but also requires the sacrifice of material and spiritual, physically and emotionally. It was here, the Islamic concept of tolerance (as-samahah) became the basis for Muslims to perform mu'amalah (hablum bond passage) which is supported by strong spiritual connection (hablum minallāh). However, according to Islamic religious tolerance is not to fuse together in faith. Nor to exchange beliefs among groups of different religions. Tolerance here is in terms mu'amalah (social interaction). So, there are limits with what can and can not be violated. This is the essence of tolerance in which each party to maintain control and provide a space for mutual respect of each uniqueness without feeling threatened beliefs and their rights.   
PLURALISME DALAM KONTEKS STUDI AGAMA-AGAMA Said Masykur
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 8, No 1 (2016): Januari - Juni
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v8i1.2471

Abstract

Pluralisme adalah satu sikap dalam menghargai perbedaan dan kerja sama untuk mencapai cita-cita mulia dalam bingkai keberagaman. Dalam konteks studi agama, pluralisme tidak dipahami sebagai penyamaan semua agama, sebab itu adalah mengingkari sunnatullah yang telah berlaku. Setiap agama adalah berbeda, dan perbedaan ini mesti dipandang sebagai sebagai keunikan. Dalam Islam, pluralisme agama mendapatkan tempat dalam gagasan normatifnya. Dengan sangat luar biasa, Islam mengakui eksistensi agama lain, tidak hanya dalam bingkai hubungan kemanusian, melainkan juga tempat mereka di sisi Tuhan. Bahkan yang menarik, dalam sejarah peradaban Islam, kehidupan plural itu berhasil diterjemahkan dalam konteks kehidupan yang saling mendukung

Page 6 of 21 | Total Record : 204