cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
EL-HIKMAH
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 90 Documents
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-BAQARAH AYAT 30-39 Susianti, Marliatun
EL-HIKMAH Vol 8, No 1 (2014): Juni
Publisher : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan seharusnya bertujuan menimbulkan pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui latihan spiritual, intelek, rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh manusia. Karena itu pendidikan seharusnya menyediakan jalan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya—spiritual, intelektual, imajinatif, fisikal, ilmiah, linguistik—baik secara individual maupun secara kolektif dan memotivasi semua aspek untuk mencapai tujuan dan kesempurnaan. Sehingga tujuan akhir pendidikan muslim adalah perwujudan penyerahan mutlak kepada Allah, pada tingkat individual, masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya. Di dalam al-Qur‘an, khususnya surat al-Baqarah ayat 30-39 memiliki kandungan nilai-nilai pendidikan Islam yang dapat memberikan landasan kepada dunia pendidikan umumnya dan pendidikan Islam pada khususnya untuk dapat diterapkan dalam pelaksanaan pendidikan guna terwujudnya manusia yang berilmu dan berahlak mulia.
Penerapan Metode Inquiry pada Mata Pelajaran Fiqih dan Dampaknya terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII/A MTs Putri NW Narmada Kasih, Widia Nita
EL-HIKMAH Vol 9, No 2 (2015): Desember
Publisher : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembelajaran Fiqih di madrasah masih terpaku pada model pembelajaran konvensional, sehingga kegiatan pembelajaran hanya didominasi oleh aktivitas guru, siswa tidak leluasa bereksplorasi sehingga berpengaruh pada motivasi belajar yang berkurang. Artikel ini membahas penerapan metode inquiry pada mata pelajaran fiqih di madrasah dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa. Penelitian dirancang dengan menggunakan Penelitain Tindakan Kelas (PTK). Tindakan dilaksanakan dalam dua siklus. Peningkatan motivasi belajar siswa diperoleh pada siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 24.2286. Metode Inquiry dapat meningkatkan motivasi belajar siswa apabila dalam penerapan kegiatan belajar mengajarnya guru: (1) membimbing siswa untuk memecahkan masalah, bukan menjelaskan materi; (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan; (3) memaksimalkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
PRAKTIK DAN RISET GLOBAL TENTANG DIMENSI RELIGIUS, MORAL, DAN SPIRITUAL DALAM PENDIDIKAN LINTAS AGAMA DAN BENUA Fattah, Abdul
EL-HIKMAH Vol 6, No 2 (2012): Desember
Publisher : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Para penulisnya menampilkan riset-riset dan praktik-praktik professional para ilmuwan yang terlibat setiap hari dalam mempertimbangkan aspek pendidikan dan pengajaran. Hasilnya adalah berupa terwujudnya sekumpulan essei yang memiliki cakupan yang luas, analitis, dan ilmiah yang merefleksikan pemikiran-pemikiran kontemporer seputar dimensi-dimensi tersebut dalam pendidikan dalam cakupan yang luas yang bersifat internasional sebagaiamana apa adanya pada masa kini. Begitu juga, ia menawarkan refleksi-refleksi dan pemahaman-pemahaman baru yang memiliki jangkauan futuris (masa depan) yang akan mempermaklumkan dan memperkenalkan dimensi-dimensi pendidikan tersebut dengan menerapkan strategi-strategi inovatif, menarik, sekaligus menantang.
Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Tahun Pelajaran 2012/2013 Supardi, Supardi; Ilfiana, Ilfiana
EL-HIKMAH Vol 7, No 1 (2013): Juni
Publisher : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menghafal Al-Qur’an bukanlah sesuatu yang mudah tetapi bukan pula suatu hal yang tidak mungkin, sebab pada zaman Nabi telah banyak orang yang menghafal Al-Qur’an. Di sekolah-sekolah formal, mengenalkan al-Qur’an pada anak didik, mengajarinya membaca, dan menghafal menjadi tanggung jawab guru. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi tugasnya sebagai seorang guru dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menghafal, maka guru tentunya harus melakukan berbagai upaya atau usaha sebab keberhasilan seorang peserta didik dalam menghafal tergantung dari usaha-usaha yang dilakukan guru. SMP Islam Terpadu Abu Hurairah mempunyai program tahfiz yang dijadikan sebagai program unggulan yang mencetak para hafidz dan hafidzah yang dibimbing langsung oleh guru-guru tahfiz yang memiliki kompetensi dalam menghafal Al-Qur’an tentunya dengan berbagai metode dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hafalan tersebut. Tulisan ini mengupas tiga hal, yaitu: a) bagaimanakah upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siswa menghafal Al-Qur’an? b) apa saja problematika yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan siswa menghafal Al-Qur’an? dan c) apa saja solusi yang dilakukan guru untuk mengatasi problematika siswa dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an?
PENDIDIKAN KARAKTER & PENDIDIKAN AKHLAK: SEBUAH TINJAUAN HISTORIS, NORMATIF-FILOSOFIS Gani, Abdul
EL-HIKMAH Vol 6, No 1 (2012): Juni
Publisher : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak. Tujuannya adalah untuk membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, yaitu warga negara dan masyarakat yang baik. Istilah pendidikan karakter dalam sejarah bangsa Indonesia, bukan merupakan sesuatu yang baru. Pada masa penjajahan muncul sosok penggiat pendidikan karakter semisal R.A. Kartini, Ki hajar Dewantara, Soekarno, Hatta, Tan Malaka, dan Moh. Natsir. Sebenarnya dalam tradisi pendidikan di Indonesia, terdapat beberapa mata pelajaran dalam silabus yang diterapkan di sekolah khususnya Madrasah yang mengarah kepada pembentukan karakter bangsa, yakni Pendidikan Akidah Akhlak untuk membentuk insan yang berakhlak karimah dan civic education/kewarganegaraan untuk menumbuhkan semangat kebangsaan. Hanya saja dalam implementasi di wilayah mikro (lembaga pendidikan), mata pelajaran tersebut ternyata belum optimal untuk menjadikan output pendidikan formal menjadi pribadi yang berakhlakul karimah atau pribadi yang mengetahui, memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai kebaikan. Tulisan berikut ini akan memaparkan tinjauan historis-filosofis-normatif dari pendidikan karakter di Indonesia.
ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kajian Buku Paket Pendidikan Agama Islam SMA Terkait Gerakan Islam Radikal di Indonesia Lestari, Lestari
EL-HIKMAH Vol 11, No 1 (2017): Juni
Publisher : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan agama Islam merupakan media pembentukan generasi muslim yang baik, namun materi pendidikan agama Islam yang diajarkan pada sekolah menengah atas terlihat masih belum memperlihatkan tujuan tersebut. Hal ini bisa dilihat dari beberapa mata pelajaran, seperti pelajaran sejarah kebudayaan Islam yang sangat banyak membahas tentang peperangan, mata pelajaran Fiqih yang banyak membahas hukum Islam yang tidak diterapkan di Indonesia, seperti fikih jinayat dan jihad. Kedua mata pelajaran ini jika tidak diajarkan dengan baik akan melahikan sikap ekstrim atau bisa melahirkan gerakan Islam radikal dari kalangan muda.
Peran Guru dalam Membina Kerukunan Umat Beragama (Studi Pengembangan Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Pemenang Lombok Utara) Azkar, Muh.
EL-HIKMAH Vol 9, No 2 (2015): Desember
Publisher : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Guru adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial. Di tengah masyarakat yang plural baik dari segi agama ras, dan suku, maka guru sebagai tokoh harus terlibat dalam membina hubungan antarkelompok tersebut sebagaimana yang dilakukannya di sekolah pada peserta didik. Nilai-nilai pluralisme dan sikap toleransi yang diajarkan pada peserta didik di sekolah harus mampu ditransformasikan ke lingkungan masyarakat. Artikel ini menguraikan tentang pengembangan kompetensi sosial guru PAI SMAN 1 Pemenang Lombok Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI mampu berinteraksi dan menjalin kerjasama yang baik dengan masyarakat. Ini dibuktikan melaui kedudukan dan peran yang diberikan oleh masyarakat baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang sosial kemasyarakatan. Sebagai tokoh agama, ia membimbing dan mendidik umat sesuai dengan tuntutan ajaran agama. Sedangkan sebagai tokoh masyarakat, ia adalah pengayom dan pelindung masyarakat.
KECERDASAN EMOSIONAL MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR Asyari, Akhmad
EL-HIKMAH Vol 10, No 2 (2016): Desember
Publisher : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu interaksi yang melibatkan sikap dan daya kreatifitas antara guru dengan siswa dan suatu komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam suasana eduakatif untuk pencapaian tujuan belajar. Faktor yang paling signifikan yang menyebabkan ketidakpuasan di sekolah adalah kegagalan, dan putusnya jalinan komunikasi dua arah yang melibatkan aspek kecerdasan sosial emosional. Guru dalam proses membelajarkan dituntut untuk professional dalam bersikap dan kreatif dalam membentuk pola intraksi yang dapat mendorong siswa untuk belajar, sedangkan pembentukan sikap dan daya kreatifitas membutuhkan kecerdasan emosi yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, respon, dan memanipulasi informasi dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa.
REVITALISASI PENDIDIKAN NILAI: DARI KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENUJU KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER Marlina, Dina
EL-HIKMAH Vol 10, No 1 (2016): Juni
Publisher : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sisi lain dari pencangan pendidikan karakter adalah adanya kesan kegagalan dari pencanangan Pendidikan Agama, PKN/KWN/Civic, dan pendidikan akhlak yang telah berjalan berpuluh-puluh tahun dalam sistem pembelajaran di sekolah. Padahal, pendidikan akhlak merupakan konsep ideal untuk membangun pribadi dan masyarakat ke arah perbaikan moral. Namun, ternyata pemerintah menyuguhkan sesuatu yang baru untuk diterapkan dalam sistem pendidikan sekarang. Artikel ini membahas pendidikan nilai yang sempat mencuat kepermukaan dengan mengkaji ulang sisi ontologi, epistemologi, dan aksiologinya. Temuan artikel ini menunjukkan bahwa nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter/akhlak pada tataran institusional sangat dipengaruhi oleh corak filsafat yang dianut oleh suatu masyarakat atau lembaga pendidikan. Sehingga mengetahui terlebih dahulu aliran yang dianut patut dan sangat perlu untuk dilakukan.
PSIKOLOGI ISLAMI: Cara Baru Memahami Eksistensi Manusia dalam Pendidikan Islam Basyuni, Helmi
EL-HIKMAH Vol 6, No 1 (2012): Juni
Publisher : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmu pengetahuan dan agama secara klasik sering diamati sebagai dua pandangan yang terpisah secara eksklusif. Tidak ada bagian ilmu yang dapat dijelaskan agama dan sebaliknya, tidak ada perintah agama melalui wahyu yang dapat dijelaskan secara obyektif oleh logika ilmu pengetahuan. Pertemuan antara ilmu dan agama merupakan suatu khayalan yang mustahil dapat dihadirkan secara nyata, sehingga sia-sia bila ada yang berupaya untuk mempertemukannya baik dalam taraf substansi kajian, cara mencari kebenarannya, maupun fungsi terapannya. Setelah tahun 1950, keyakinan tentang eksklusivitas agama dan ilmu pengetahuan mulai meluntur. Artinya agama dan pengetahuan manusuia dapat dikawin-mawinkan untuk merumuskan jalan bagi pemaknaan manusia dan paradigma positivistik-sekular mulai diragukan eksistensinya dalam menjawab eksistensi diri manusia. Dan kekosongan inilah yang hendak dijawab oleh Islam dengan paradigm Psikologi Islaminya. Pemahaman-pemahaman tingkah laku dengan rujukan Islam merupakan sebuah paradigma yang khas, bila tidak dikatakan baru. Terdapat sebuah definisi umum yang menggambarkan kekhasan psikologi Islami, yaitu ilmu yang berbicara tentang manusia, terutama masalah kepribadian manusia, yang berisi filsafat, teori, metodologi dan pendekatan problem dengan didasari sumber-sumber formal Islam, akal, indra, dan intuisi. Dan tulisan berikut ini akan mewacanakan postur dari Psikologi Islami dan konsekuensinya bagi gagasan kependidikan Islam.